Surah Aḍ-ḍuhā merupakan surah ke 104 yang terdiri atas 9 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkan dijalan Allah dan kelak mereka
akan masuk neraka sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan (Ashshiddiqi, 1422 H: 1100).
Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi 1 ayat dan koreksio 1 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa antisipasi, yang terdapat pada ayat 1
/wailun likulli humazatin lumazah/ `Kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela`,
Ayat ini menjelaskan mengenai ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan mencela (Muhammad, 2006: )
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi yang terda pada kalimat
م ةةص ٌمم ونى َيو
/wailul-likulli humazatil-lumazatin/ `Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela`. Dalam ayat ini Allah menunjukkan terlebih dahulu akibat yang akan didapat bagi orang-orang yang suka mengumpat lagi mencela yaitu sebuah celaka. Dari ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.2. Gaya bahasa Koreksio, yang terdapat pada ayat 4
/kallā layumbażanna fī al-hutamah/`sekali-kali tidak, pasti dia akan dilemparkan
ke dalam (neraka) hutamah`.
Ayat ini menjelaskan mengenai sanggahan terhadap anggapan manusia bahwa harta benda dapat menjadikannya hidup kekal di dunia, padahal tidak
demikian, dan pada hari kiamat nanti mereka akan diceburkan ke dalam neraka huthamah (Muhammad, 2006: 538)
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang terdapat pada kata
ل م
/kalla/ `sekali-kali tidak` untuk menegaskan, memperbaikibahwasanya hartanya itu tidak dapat mengekalkanya. Dari ciri tersebut maka ayat diatas termasuk gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio.
3.28.. Surah Al-Fīl (105)
Surah Al-Fil merupakan surah ke 105 yang terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai cerita tentang pasukan bergajah yang diadzab Allah dengan mengirimkan sejenis burung yang menyerang mereka sampai binasa (Ashshiddiqi, 1422 H: 1103).
Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan yaitu Alegori 5 ayat dan Perumpamaan 1 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa Alegori, yang terdapat pada ayat 1-5
/`alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣḥābil-fīl, `alam yaj’al kaidahum fī taḍlīl, wa
`arsala ‘alaihim ṭairān `abābīl, tarmihim biḥizāratin min sijjīl, faja’alahum
ka’aṣfin ma`kūl/ `Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah, Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)`.
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai cerita tentang pasukan bergajah yang hendak menghancurkan ka‟bah lalu mereka diadzab Allah dengan mengirimkan sejenis burung yang menyerang mereka dengan batu sampai mereka binasa (Assiddiqi, 1990: 1103)
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang menceritakan dan menggambarkan kehancuran pasukan bergajah dengan
menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Dari ciri-ciri diatas
maka ayat ini termasuk alegori jenis parabel.
2. Gaya bahasa perumpamaan, yang terdapat pada Ayat 5
/faja’alahum ka’aṣfim-ma`kūl/ „Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Ayat ini menjelaskan mengenai gambaran kehancuran dan kebinasaan pasukan bergajah yang Allah berikan lewat burung-burung yang membawa batu dan melempari mereka hingga mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan ulat (Muhammad, 2006: 547)
Pada ayat ini mengandung gaya bahasa perbandingan yaitu
perumpamaan yang terdapat pada kata
ؾ
/kaf/ `seperti` sebagai pembanding dan berfungsi mengumpamakan atau menyamakanم ٌ
/hum/ `mereka` dengan/’aṣfim/ `daun-daun`.
Surah Al-Qurays merupakan surah ke 106 yang terdiri atas 4 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai peringatan Allah kepada orang Qurays tentang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka karena itu mereka diperintahkan untuk menyembah Allah (Ashshiddiqi, 1422 H: 1105)
Pada surah ini peneliti menemukan 1 macam gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi 1 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa Antisipasi, yang terdapat pada ayat 1
/li`ilāfi qurays `ilāfihim riḥlata asy-syitā`i wa aṣ-ṣaif / `Karena kebiasaan orang-
orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas`
Ayat ini menjelaskan dan menceritakan mengenai Orang-orang Quraisy yang biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. ini adalah suatu nikmat yang Amat besar dari Tuhan mereka. oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi yang terda pada kalimat
م ةةص ٌمم ونى َيو
/li`ilāfi qurays/ `Karena kebiasaan orang-orangQuraisy`. Dalam ayat ini Allah menunjukkan terlebih dahulu tabiat orang qurays bepergian ketika musim dingin dan musim panas yang telah menjadi suatu
kebiasaan. Dari ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.
3.30..Surah Al-Maun (107)
Surah Al-Maun merupakan surah ke 107 yang terdiri atas 7 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama dan ancaman terhadap orang-orang yang melakukan shalat dengan lalai dan riya (Ashshiddiqi, 1422 H: 117).
Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan yaitu alegori 7 ayat dan antisipasi 1 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa alegori, yang terdapat pada ayat1-7
/`ara`aitallażī yukażżibu biddīn, fażālikal lażī yadu’ul yatīm, walāyaḥuḍḍu ‘alā
ṭa’āmi al-miskīn, fawailun lilmuṣṣalīn, `allażīhum ‘an ṣalātihim sāhūn,
`allażīnahum yurā`ūn, wayamna’ūna al-mā’ūn/ `Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.Maka kecelakaanlah bagi orang- orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna`
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai mendustakan agama dan juga ancaman terhadap orang-orang yang melakukan shalat dengan lalai dan riya (Zakariya, 2012: 803)
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang menceritakan dan menggambarkan orang-orang yang mendustakan agama dan
kecelakaan bagi orang-orang yang shalat dengan menghardik anak yatim, tidak
memberi makan orang miskin, lalai dari shalatnya, berbuat riya, dan enggan
(menolong dengan) barang berguna. Dari ciri-ciri diatas maka ayat ini termasuk
alegori jenis parabel.
2. Gaya bahasa antisipasi, yang terdapat pada ayat 4
/Fawailul-lilmuṣallīn ‘allaẓīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn/`Maka celakalah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya`.
Ayat ini menjelaskan mengenai larangan untuk meninggalkan shalat dan juga agar selalu menjaga waktu shalatnya di awal waktu serta harus khusuk dalam melaksanankannya untuk mencari ridha Allah bukan karna untuk mencari perhatian orang-orang semata-mata (Zakaria, 2012: 803)
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi yang terdapat pada kalimat
هيم يى يو ُ ؼ
/fawailul-lilmuṣallīn/ `Maka celakalah bagiorang-orang yang shalat`. Dalam ayat ini Allah menunjukkan terlebih dahulu akibat yang akan didapat bagi orang-orang yang shalat akan tetapi ia lalai dalam shalatnya yaitu sebuah celaka. Dari ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.