• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suratmin Achmadi (F&B coordinator Food Louver)

ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

3. Suratmin Achmadi (F&B coordinator Food Louver)

Hasil penilaian yang diberikan oleh Bapak Suratmin Achmadi kurang lebih hampir sama dengan kedua responden sebelumnya. sedikit perbedaannya terletak pada penambahan variabel dari faktor ekstemal lingkungan makro yang ditambahkan. Faktor tersebut adalah politik/hukum, dimana beliau menambahkan variabel otonomi daerah. Menurut beliau, adanya otonomi daerah sekarang ini sangat penting untuk kegiatan bisnis di suatu daerah baik yang berhubungan dengan kuliner maupun yang lainnya, seperti kegiatan investasi, kepengurusan ijin usaha, hak paten, pajak dan lainnya. Selain itu, Perkembangan teknologi saat ini merupakan peluang besar bagi pengembangan usaha restoran. Saat ini, restoran tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, namun juga sebagai tempat berkumpul atau “nongkrong”. Karena itu banyak restoran yang menawarkan berbagai macam fasilitas, termasuk teknologi, untuk membuat pengunjung nyaman. Perkembangan teknologi yang umumnya dipakai dalam restoran antara lain internet hotspot, music player, delivery order melalui website yang disediakan serta teknologi dalam administrasi dan manajemen. Selain itu teknologi alat-alat memasak juga merupakan suatu peluang bagi usaha restoran. 4. Zainal Arifin (Spv. Woku)

Penilaian Bapak Zainal Arifin terhadap beberapa variabel-variabel dari faktor-faktor ekstemal yang mempengaruhi perkembangan usaha restoran di DKI Jakarta tidak berbeda jauh dengan yang penilaian dari ketiga narasumber lainnya. Semua yariabel-variabel dalam kuesioner mempengaruhi perkembangan usaha restoran di DKI Jakarta. Narnun, ada beberapa variabel dari faktor lingkungan makro yang berbeda cara pandangnya dengan pihak yang lainnya. Menurut beliau, laju inflasi merupakan suatu ancaman karena tingginya tingkat inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. Tingkat inflasi yang berfluktuasi dalam perekonomian Indonesia mempengaruhi usaha pengembangan restoran. Fluktuasi ini menimbulkan kondisi ketidakpastian ekonomi. Seringkali pelaku usaha maupun pihak manajemen yang ingin mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam memprediksi tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Tren Merayakan Even Tertentu seperti open house, kampanye, pernikahan, ulang tahun, gathering dll merupakan suatu peluang bagi usaha restoran terutama bagi restoran yang menyediakan jasa

katering sehingga penjualan pada saat even-even tersebut diharapkan akan meningkat juga.

Hasil Teknik Delphi

Pendapat para pakar (expert) digunakan sebagai dasar dalam menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Restoran Padang Sari Ratu, setelah peneliti melakukan konfirmasi kepada pihak internal Restoran, artinya beberapa variabel-variabel faktor ekstemal dari lingkungan makro dan industri telah mendapat persetujuan dari pihak internal perusahaan.

Hasil dan teknik delphi merupakan hasil dari diskusi dengan para pakar (expert) menunjukkan bahwa pada faktor lingkungan makro, variabel-variabel dugaan dari faktor politik dan hukum disepakati adanya penambahan variabel kebijakan otonomi daerah dan ada beberapa variabel yang dianggap tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perkembangan usaha restoran di Jakarta. Pada faktor ekonomi ada beberapa variabel seperti fluktuasi harga bahan baku, kenaikan harga sewa serta kenaikan harga listrik dan air dianggap tidak ikut mempengaruhi perkembangan restoran di DKI Jakarta. hal tersebut merupakan resiko yang harus dihadapi setiap pelaku usaha restoran, dan bukan merupakan suatu ancaman yang cukup berat karena hal-hal tersebut sudah dipertimbangkan oleh pihak pengelola dalam menjalankan usahanya. selanjutnya adalah teknologi, dimana narasumber sepakat menghilangkan variabel perkembangan teknologi metode. Hasil penilaian pada lingkungan industri menunjukkan bahwa dari beberapa variabel yang diduga tidak terjadi perubahan atau penambahan oleh para pakar (expert). Narasumber sepakat bahwa keberadaan variabel-variabel dari lingkungan industri memang berpengaruh nyata terhadap perkembangan usaha restoran di DKI Jakarta. Hasil secara detail mengenai teknik delphi disajikan pada Tabel 14 dan 15, sedangkan bukti dokumentasi data responden (para pakar) disajikan pada Larnpiran 2.

70

Tabel 14 Hasil Teknik Delphi Faktor Lingkungan Jauh Faktor Lingkungan Jauh Variabel R1 R2 R3 R4 P A P A P A P A Politik, pemerintahan, dan hukum

1. Kebijakan mall/plaza dalam sistem penjualan 2. Kenaikan harga BBM dan LPG

3. Kebijakan otonomi daerah* 4. Kebijakan pajak restoran *

Ekonomi

1. Laju Inflasi

2. Pertumbuhan ekonomi 3. Tingkat konsumsi masyarakat 4. Fluktuasi harga bahan baku 5. Kenaikan sewa tempat 6. Kenaikan listrik dan air Sosial, budaya,

demografis, dan lingkungan

1. Pertumbuhan penduduk

2. Gaya hidup konsumtif masyarakat DKI Jakarta 3. Tingkat pengetahuan konsumen

4. Tingkat pendidikan konsumen 5. Informasi Kuliner

Teknologi 1. Perkembangan teknologi pemasaran

2. Perkembangan teknologi peralatan memasak

Tabel 15 Hasil Teknik Delphi Faktor Lingkungan Industri Faktor Lingkungan Industri Variabel R1 R2 R3 R4 P A P A P A P A Ancaman masuk pendatang baru

1. Pendatang baru yang ada di PI Kekuatan tawar

menawar pembeli

4. Posisi daya tawar pembeli

5. Tuntutan konsumen terhadap mutu produk 6. Pelayanan yang diberikan

Kekuatan tawar menawar pemasok

1. Posisi tawar pemasok 2. Hubungan dengan pemasok 3. Jumlah pemasok

Ancaman produk subtitusi

1. Tingkat switching cost produk subtitusi 2. Produk pengganti

3. Pengaruh terhadap penjualan Persaingan

dalam industri

1. Adanya pesaing di dalam Plaza 2. Ukuran competitor

3. Persaingan makanan sejenis di luar mall/plaza Keterangan :

* : Variabel tambahan dari para Pakar R1 : Responden 1 (GM. Lada Merah) R2 : Responden 2 (Spv. Kafe Betawi)

R3 : Responden 3 (F&B coordinator – Food Louver) R4 : Responden 4 (Spv. Woku)

Proses selanjutnya adalah membawa hasil delphi tersebut kepada pihak internal perusahaan yang bertujuan untuk meminta persetujuan dan menentukan hasil akhir faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan Restoran

Padang Sari Ratu Plaza Indonesia. Hasil konfirmasi pihak internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil konfirmasi oleh pihak internal perusahaan

Faktor Eksternal Deskriptor

Politik, pemerintahan dan hukum

Kebijakan pajak restoran Kenaikan harga BBM dan LPG

Dukungan pemerintah terkait infrastruktur

Ekonomi

Laju inflasi

Pertumbuhan ekonomi Tingkat konsumsi masyarakat

Sosial, budaya, lingkungan dan demografis

Pertumbuhan penduduk

Gaya hidup konsumtif masyarakat DKI Jakarta Tingkat pengetahuan konsumen

Teknologi Perkembangan teknologi pemasaran & informasi kuliner Perkembangan teknologi memasak

Ancaman masuk pendatang baru Ancaman pendatang baru

Kekuatan tawar menawar pembeli

Posisi tawar pembeli Pelayanan yang diberikan

Tuntutan konsumen terhadap mutu produk

Kekuatan tawar menawar pemasok

Posisi tawar pemasok

Hubungan baik dengan pemasok Jumlah pemasok

Produk subtitusi Adanya produk subtitusi/pengganti Tingkat switching cost

Persaingan dalam industri Adanya pesaing di di dalam plaza Persaingan makanan sejenis di luar plaza

Berdasarkan Tabel 16 yang menunjukkan bahwa, untuk faktor politik, pemerintahan dan hukum dari hasil teknik delphi, terdapat variabel tambahan yaitu dukungan pemerintah terkait infrastruktur dan ada variabel yang dihilangkan yaitu, kebijakan mall/plaza dalam sistem penjualan karena variabel tersebut bukan faktor kunci yang mempengaruhi perkembangan Restoran Sari Ratu Plaza Indonesia dan untuk variabel kenaikan harga sewa dan utilities (listrik, air) merupakan risiko yang sudah diperhitungkan oleh manajemen restoran, harga sewa untuk gerai di Plaza Indonesia sendiri dibayar langsung untuk kontrak 5 tahun kedepan sehingga tidak ada kenaikan harga perbulannya. Pada faktor ekonomi terdapat 3 variabel yang dihilangkan, yaitu fluktuasi harga bahan baku, kenaikan listrik dan air serta kenaikan sewa tempat. Menurut pihak internal, ketiga variabel tersebut sudah termasuk kedalam laju inflasi sehingga cukup diwakili oleh laju inflasi. Pada faktor sosial budaya variabel informasi kuliner digabungkan dengan teknologi pemasaran sehingga menjadi perkembangan teknologi pemasaran & informasi kuliner karena dua hal tersebut saling berkaitan. Untuk faktor teknologi hanya satu variabel saja yang disetujui oleh pihak internal.

72

Berdasarkan hasil Delphi untuk faktor eksternal lingkungan industri tidak banyak mengalami perubahan dimana variabel yang dihilangkan hanyalah ukuran competitor menurut pihak internal ukuran kompetitor bukan suatu masalah bagi mereka, karena Sari Ratu sendiri merupakan Restoran Padang yang cukup besar dan terkenal sehingga ukuran bukanlah suatu ancaman.

Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. 1. Faktor Politik, Pemerintahan dan Hukum

a. Kenaikan harga BBM

BBM merupakan salah satu faktor yang mendukung keberlangsungan usaha restoran baik dalam kegiatan produksi sampai dengan kegiatan distribusi produknya, tidak hanya usaha restoran di DKI Jakarta saja tetapi untuk keseluruhan usaha restoran yang ada di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam menaikkan BBM akan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu usaha restoran, yang kemudian akan berpengaruh terhadap penerimaan restoran tersebut. Tidak hanya itu, kenaikan harga bbm akan berdampak pada daya beli masyarakat terhadap suatu barang dan jasa karena mempengaruhi tingkat pendapatan riil konsumen. Berikut Tabel adalah perkembangan harga BBM terhitung mulai dari 1 januari 2006 sampai dengan April 2013.

Tabel 17 Perkembangan Harga BBM Tahun 2006 - 2013

No Terhitung mulai tanggal Harga Bensin

1 1 Jan 2006 – 23 Mei 2008 4 500 2 24 mei – 30 Nov 2008 6 000 3 1 Des – 14 Des 2008 5 500 4 15 Des 2008 – 14 Jan 2009 5 000 5 15 Jan 2009 – April 2013 4 500 6 22 Juni 2013 6 500

Sumber : Kementerian ESDM

Tabel diatas menunjukan adanya fluktuasi harga pada bensin. Dari data terakhir yang berhasil dirangkum terdapat kenaikan harga bensin yang cukup besar, harga pada 15 januari sampai dengan april tahun 2013 sebesar Rp4 500 dan pada harga pada 22 juni 2013 sebesar Rp6 500. Dari keterangan tersebut terdapat selisih kenaikan harga bensin sebesar Rp2 000, hal ini merupakan suatu ancaman bagi Restoran Padang Sari Ratu. Harga bensin dirasa sangat penting bagi variabel biaya yang dikeluarkan oleh Restoran Padang Sari Ratu Plaza Indonesia, dikarenakan kenaikan harga bensin merupakan efek domino yang akan mempengaruhi tingkat harga barang lainnya. Bensin dibutuhkan untuk keperluan transportasi dan distribusi terkait dengan penggunaan kendaraan bermotor pada kegiatan yang akan berdampak pada biaya operasional suatu usaha. Kecenderungan yang timbul pada realita dimasyarakat adalah ketika harga bensin naik semua harga bahan-bahan pokok pun akan ikut naik, baik itu golongan barang sandang, pangan, dan papan akan ikut terkena imbasnya.

Bagi Restoran Padang Sari Ratu Plaza Indonesia kenaikan harga bensin akan mendorong untuk dilakukannya peninjauan mendalam kembali oleh seluruh staf manajemen mengenai tingkat harga yang akan diberikan kepada konsumen. Sebesar apakah pengaruh dari kenaikan harga bensin yang akan merubah harga bahan baku (kelompok daging, ikan, ayam, buah, sayur, bumbu, gas LPG, arang, spirtus, bahan minuman, beras, minyak, telur, barang gudang dan ATK), keputusan perubahan harga untuk konsumen tentu harus mampu menutupi jumlah kenaikan tersebut.

b. Kebijakan Pajak Restoran

Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para pengusaha. Kebijakan politik yang mendukung dan memberi manfaat bagi para pengusaha akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi dirasa kurang baik, maka akan sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha. Seiring dengan peningkatan jumlah usaha pendukung industri pariwisata di DKI Jakarta, pemerintah menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 7 PERDA DKI Jakarta No. 11 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan Pasal 2 Ayat (2) dan (5) Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah , dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan.

Dengan adanya peraturan dan undang-undang seperti yang telah dituliskan diatas, merupakan suatu peluang bagi Restoran Padang Sari Ratu karena mampu memberikan rasa aman dan nyaman dalam menjalankan suatu usaha. Pajak sebesar 10 persen dari total pembelian akan dibebankan kepada konsumen, jadi para pengusaha tidak perlu khawatir bahwa dengan adanya pajak akan memotong keuntungan bersih yang diperoleh dari usaha tersebut.

c. Dukungan Pemerintah Terkait Infrastruktur dan Pendukung Lainnya

Para pelaku usaha tentu memiliki harapan adanya dukungan dari pemerintah kota Jakarta dalam hal kemajuan infrastruktur dan kemudahan akses terhadap usaha pendukung lainnya. Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari publikasi pemerintah kota Jakarta (www.jakarta.go.id), terdapat beberapa kebijakan yang mendukung industri kuliner antara lain: (1) Dukungan infrastruktur yang lebih baik didaerah Jakarta pusat dengan dikembangkannya kawasan ekonomi prospektif skala internasional di sekitar Thamrin- Sudirman. (2)Adanya perbaikan akses distribusi dan jalan utama di kota Jakarta serta manajemen usaha & sistem pemasaran yang semakin baik di pasar induk kramat jati, sehingga menjadikan pasar tersebut sebagai pusat transaksi jual beli untuk pemenuhan kebutuhan hidup terutama untuk komoditi buah dan sayur- mayur di Jakarta.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah tersebut, merupakan suatu peluang bagi Restoran Padang Sari Ratu karena pada awal berdirinya usaha tersebut infrastruktur yang ada belum memadai. Saat ini perkembangan kawasan di sekitar Thamrin-Sudirman mengalami perkembangan yang ditandai dengan pembangunan jalan dan tata kota yang baik, pemusatan daerah usaha menuju ekonomi prospektif internasional yang akan berdampak kepada aktivitas jual-beli masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan yang semakin besar berada didaerah

74

tersebut. Selain itu perkembangan pada pasar induk kramat jati juga turut menjadi peluang bagi usaha Restoran Padang Sari Ratu, dengan semakin baiknya akses distribusi, manajemen usaha dan sistem pemasaran akan memudahkan pihak tersebut untuk memenuhi kebutuhan bahan baku buah dan sayur.

2. Faktor Ekonomi a. Laju inflasi

Inflasi dapat membahayakan perekonomian karena menurunkan nilai mata uang yang beredar di masyarakat sehingga menurunkan daya beli. Pendapatan rill yang berkurang dapat berdampak pada turunnya pengeluaran untuk konsumsi makanan-makanan jenis tertentu sehingga akan membawa ancaman bagi industri yang bergerak di bidang jasa penyediaan makanan.

Tabel 18 Perkembangan laju inflasi per-triwulan di DKI Jakarta Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa Tahun 2012-2013

No Kelompok 2012 2013 Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 1 Bahan makanan 5,33 7,43 8,55 7,80 12,49 11,57 2 Makanan jadi 5,38 6,03 1,28 3,11 7,36 9,74 3 Perumahan 2,37 3,66 1,68 2,85 3,92 5,70 4 Sandang 4,02 6,74 -2,42 -5,86 1,83 1,05 5 Kesehatan 1,59 1,83 1,80 2,41 3,12 3,65 6 Pendidikan 0,88 0,89 0,02 0,04 1,21 1,39 7 Transport 1,51 2,58 -0,16 2,96 13,10 14,86 Umum 3,25 4,52 5,70 5,67 8,33 8,00

Sumber : BPS DKI Jakarta, 2014

Berdasarkan tabel diatas perkembangan laju inflasi DKI Jakarta dari triwulan III tahun 2012 sampai triwulan II 2013 cenderung masih dapat dikendalikan oleh pemerintah akan tetapi pada triwulan II menuju triwulan III pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari 5.67 persen menjadi 8.33 persen hal tersebut disebabkan oleh dampak dari kenaikan bbm yang mencapai puncaknya pada bulan juli 2013 dan masih tingginya beberapa komoditas hartikultura. Selain itu dari sisi komponen bergejolak (volatile foods), tekanan inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga beberapa komoditas bumbu-bumbuan dan daging-dagingan. Inflasi bulanan bawang merah pada juli 2013 bahkan mencapai di atas 50 persen. Peningkatan harga bawang merah didorong oleh terbatasnya pasokan. Hal tersebut disebabkan oleh anomali cuaca, gangguan distribusi jalur pantura yang menyebabkan keterlambatan pasokan ke Pasar Induk Kramatjati, kenaikan permintaan saat ramadhan, dan kenaikan biaya transportasi (pasca kenaikan BBM)

Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan kelompok bahan makanan mudah dipengaruhi oleh perubahan politik dan ekonomi nasional, oleh karena itu hal ini merupakan ancaman bagi Restoran Padang Sari Ratu Plaza Indonesia yang bergerak dibidang pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap saji. Usaha pengolahan bahan makanan banyak menggunakan beberapa komoditi yang termasuk dalam komponen bergejolak (volatile foods), hal ini berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi usaha yang dapat mempengaruhi kenaikan

harga rata-rata produk tersebut dan akan turut mempengaruhi tingkat keuntungan yang dapat diperoleh.

b. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang mempengaruhi perkembangan suatu industri. Pertumbuhan ekonomi akan dicerminkan oleh besarnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan (Tabel 19). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai PDRB DKI Jakarta baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan.

Tabel 19 Nilai produk domestik regional (PDRB) DKI Jakarta Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 2010 - 2013 (Juta rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 849,6 918,8 968,36 1.044,23 Pertambangan dan Penggalian 3.704,3 5.139,9 5.182,09 5.466,95 Industri Pengolahan 135.643,2 153.486,4 172.334,75 191.337,11

Listrik Gas dan

Air Bersih 9.012,3 9.667,6 10.234,11 11.023,86 Konstruksi 98.425,0 112.719,1 126.274,09 140.171,54 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 178.357,4 204.413,0 228.042,6 265.127,74 Pengangkutan dan Komunikasi 87.688,4 101.189,9 113.848,9 131.763,26 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 239.156,0 270.951,6 303.883,4 348.546,44 Jasa-jasa 109.243,6 124.053,6 140.603,7 161.444,66 PDRB 862.089,7 982.540,0 1.102.203,1 1.255.925,78 PDRB Tanpa Migas 858.385,5 977.400,1 1.096.809,9 1.250.458,83

Sumber : BPS DKI Jakarta, 2014

Berdasarkan tabel diatas, nilai PDRB didominasi oleh sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan, kemudian disusul oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dimana sektor tersebut menyumbang PDRB rata-rata 20.82 persen tiap tahunnya. Sektor perdagangan ini meliputi perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran. Nilai sektor perdagangan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan rata-rata 12.98 persen tiap tahunnya. Untuk nilai PDRB DKI Jakarta berdasarkan harga konstan 2000 hasilnya tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan nilai PDRB berdasarkan harga berlaku, hanya saja nilainya lebih rendah. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta berdasarkan harga konstan 2000 tahun 2010 sampai dengan 2013 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 20.

76

Tabel 20 Nilai produk domestik regional (PDRB) DKI Jakarta Berdasarkan Harga berlaku Tahun 2010 - 2013 (Juta rupiah)

Lapangan Usaha Tahun 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 304,3 306,7 309,14 314,21 Pertambangan dan Penggalian 950,0 1.032,1 982,25 973,98 Industri Pengolahan 60.567,5 62.044,6 63.591,05 65.134,28 Listrik Gas

dan Air Bersih 2.589,0 2.691,4 2.794,49 2.874,12

Konstruksi 41.143,3 44.375,4 47.126,75 49.830,41 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 85.980,6 92.324,5 99.005,74 105.365,08 Pengangkutan dan Komunikasi 46.776,6 53.271,8 59.509,41 65.960,94 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 111.280,0 116.889,9 123.460,99 129.848,40 Jasa-jasa 46.042,4 49.226,2 53.025,61 56.983,85 PDRB 395.633,6 422.162,6 449.805,42 477.285,25 PDRB Tanpa Migas 394.683,6 421.130,5 448.823,17 476.311,27

Sumber : BPS DKI Jakarta, 2014

Berdasarkan Tabel diatas, nilai PDRB DKI Jakarta berdasarkan harga konstan 2000, setiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 5,998 persen sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran rata-rata setiap tahunnya naik sekitar 7,01 persen. Jadi dapat dikatakan bahwa, kontribusi sektor perdagangan bagi pembentukan PDRB DKI Jakarta cukup besar, sehingga sektor ini cukup mempengaruhi sektor-sektor yang lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran bagi pembentukan PDRB dari tahun 2010 hingga tahun 2013 di DKI Jakarta cukup besar. Tingkat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dapat menjadi peluang bagi Restoran Padang Sari Ratu Plaza Indonesia untuk terus menjalankan usaha dan mencapai tujuan perusahaan, karena dari data tersebut mampu menggambarkan tingkat ekonomi yang terus meningkat pada tiap tahunnya sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat didaerah tersebut juga ikut meningkat dan akan berpengaruh pada perubahan perilaku yang cenderung semakin selektif dan konsumtif.

c. Tingkat konsumsi masyarakat

Pola konsumsi masyarakat Jakarta kini telah mengalami perubahan, dahulu masyarakat cenderung membeli sesuatu yang merupakan kebutuhan dasar mereka yang sederhana, ketika kebutuhan tersebut telah terpenuhi mereka akan

merasa cukup. Akan tetapi pada saat ini selain mereka merasa perlu untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, terdapat perubahan tren maupun budaya yang mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi dalam keseharian mereka. Alternatif yang menjadi pilihan dalam pemenuhan kebutuhan tidak hanya didorong oleh fungsi barang semata, akan tetapi juga didasari oleh keinginan mencari sesuatu yang sifatnya lebih berharga (prestige) untuk menjaga gengsi. Dalam kehidupan modern ini, masyarakat di kota-kota besar khususnya di Jakarta dituntut untuk bergaya hidup konsumsi yang serba cepat dan instan. Hal itu dikarenakan padatnya aktivitas dan kegiatan di luar rumah yang dilakukan oleh keluarga khususnya pasangan suami dan istri yang mengakibatkan berkurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga apalagi makan bersama anak-anaknya.

Setiap keluarga pasti memiliki sejumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli atau memenuhi kebutuhan dasar dalam hidup mereka. Berikut ini merupakan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) DKI Jakarta (Tabel 21) yang akan menjelaskan tentang kontribusi yang dikeluarkan oleh rumah tangga terhadap PDRB DKI Jakarta.

Tabel 21 Kontribusi pengeluaran konsumsi RT terhadap PDRB DKI Jakarta Tahun 2010 - 2013

Tahun PDRB

(Juta Rupiah)

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Kontribusi Pengeluaran Konsumsi RT Terhadap PDRB (%)

2010 862.089,7 488.283,5 56,60

2011 982.540,0 560.065,2 57,00

2012 1.103.692,66 627.777,28 56,88

2013 1.255.925,78 722.944,64 57,56

Sumber : SUSENAS DKI Jakarta, 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat pola konsumsi rumah tangga masyarakat DKI Jakarta sangat besar, nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada tiap tahun nya (2010-2013) cenderung meningkat. Kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga rata-rata yang diberikan terhadap PDRB adalah sebesar 57.01 persen.

Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman dan teknologi daerah DKI Jakarta yang membuat semakin derasnya arus informasi dan dapat diserap oleh berbagai kalangan intelek didalamnya. Sehingga masyarakat bisa mencari perbandingan antara gaya hidup didalam dan luar negeri melalui penggunaan teknologi informasi berupa internet, dari situlah beberapa peluang dan berita mengenai suatu tren berhasil didapat untuk menerapkan sebuah konsep usaha maupun gaya hidup baru di DKI Jakarta. Perubahan pola dari gaya hidup masyarakat perkotaan yang dapat digambarkan saat ini, yakni seberapa besar status atau kedudukan orang tersebut di dalam kehidupan bermasyarakat di sekitarnya. Perkembangan zaman dan teknologi sangat berkaitan erat dengan gaya hidup, karena semakin berkembangnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang pula penerapan gaya hidup baru di dalam kehidupan masyarakat perkotaan sehari-harinya. Kebiasaan dan gaya hidup masyarakat DKI Jakarta sekarang telah berubah menuju ke pola hidup mewah dan berlebihan yang berujung pada pola hidup konsumtif. Dalam hal pemenuhan kebutuhan akan makanan saja saat ini telah berubah menjadi makan di luar

78

rumah, hal tersebut merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat perkotaan yang sibuk dengan aktifitasnya sehingga tidak sempat memasak dan hampir tidak memiliki waktu untuk makan dan berkumpul bersama dengan keluarganya. Dengan segala kemudahan serta fasilitas yang ada, kini pusat perbelanjaan atau mall hadir dengan kemunculan tempat-tempat makan, seperti restauran, foodcourt yang dapat mengisi kebutuhan konsumen khususnya mengenai kebutuhan akan makanan yang enak, praktis dan cepat saji. Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat konsumsi masyarakat merupakan peluang bagi Restoran Padang Sari Ratu Plaza Indonesia