• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surveilans Epidemiologi (Seksi Adokasi KLB) Investigasi dan Penanggulangan KLB

Dalam dokumen 2015 LAPORAN TAHUNAN (Halaman 26-39)

BAB IV HASIL KERJA

A. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

1. Surveilans Epidemiologi (Seksi Adokasi KLB) Investigasi dan Penanggulangan KLB

a. Penyelidikan Epidemiologi KLB Keracunan Pangan Pada Pekerja PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi V Kalimantan di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Penyelidikan Epidemiologi KLB Keracunan Pangan pada pekerja PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi V Kalimantan di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan pada tanggal 03 September 2015. Jumlah kasus sebanyak 33 kasus dari 45 responden yang diwawancarai. Gejala yang paling banyak dirasakan yaitu diare (100%) dan sakit perut (81%) dengan masa inkubasi terpendek 2 jam dan inkubasi terpanjang 11 jam (Periode KLB=9 jam, CFR=0).

Hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan dasar tindak lanjut bagi pengelola katering, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Pemerintah setempat baik secara lintas program maupun lintas sektor, sehingga penanggulangan KLB keracunan pangan tidak berhenti pada investigasi semata tetapi berkesinambungan dalam penanganannya serta pencegahan terjadi kembali KLB tersebut. Selain itu masyarakat perlu diberikan penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi pengolahan makanan dan minuman.

17

Keuntungan yang didapat pekerja dan pengelola katering dari pelaksanaan penyelidikan ini antara lain mendapat informasi tentang kejadian keracunan pangan sehingga dapat memberikan pertolongan pertama terhadap penderita keracunan dan segera melaporkan kejadian tersebut ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat. Selain itu juga mendapatkan informasi tentang pentingnya pengolahan dan penyimpanan makanan secara bersih, sehingga dapat dihindarinya faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian keracunan pangan. Selain itu juga mendapatkan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Peningkatan pengetahuan pekerja dan pengelola katering tentang pengendalian kejadian keracunan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta hygiene dan sanitasi pengolahan dan penyimpanan makanan minuman sehingga mereka mampu melindungi diri dan dapat meminimalisasi risiko kejadian keracunan pangan.

b. Penyelidikan Epidemiologi KLB Diare di Pondok Pesantren Putri An-Najah Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Penyelidikan Epidemiologi KLB diare dilaksanakan di Pondok Pesantren Putri An-Najah Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 16 Oktober 2015. Jumlah kasus sebanyak 52 kasus dengan jumlah total santri 380 orang. Adapun hasil pemeriksaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

18

Tabel 4.2

Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Sampel Makanan di Pondok Pesantren Putri An-Najah Desa Cindai Alus

Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar

No Jenis Sampel Parameter

Salmonella Staphylococcus V. cholera E.coli

1 Nasi makan siang Negatif Positif Negatif Negatif

2 Nasi makan malam Negatif Negatif Negatif Negatif

3 Sambal masak Negatif Positif Negatif Positif

4 Ayam masak

habang Negatif Negatif Negatif Positif

5 Ikan patin goreng Negatif Positif Negatif Negatif

6 Daging mentah

bagian luar Negatif Positif Negatif Positif

7 Daging mentah

bagian dalam Negatif Negatif Negatif Positif

8 Terong goreng Negatif Negatif Negatif Negatif

Sumber : Laporan Hasil Uji BBTKLPP Banjarbaru, 2015

Tabel 4.3

Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Sampel Air di Pondok Pesantren Putri An-Najah Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar

No Jenis Sampel Parameter

Enterobactericeae Salmonella MPN Coli Colitinja

1 Air minum ruang

makan Positif Negatif 40 40

2 Air minum kamar

tidur khadijah Positif Negatif > 1600 > 1600

Sumber : Laporan Hasil Uji BBTKLPP Banjarbaru, 2015

Hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan dasar tindak lanjut bagi pengelola pondok pesantren, dinas kesehatan kabupaten dan pemerintah setempat baik secara lintas program maupun lintas sektor, sehingga penanggulangan KLB diare tidak berhenti pada investigasi semata tetapi berkesinambungan dalam penanganannya.

Keuntungan yang didapat santri dan pengelola dari pelaksanaan penyelidikan ini antara lain mendapat informasi tentang penyakit diare dan cara penularannya sehingga dapat dihindarinya faktor risiko yang dapat menyebabkan penularan diare di wilayah tersebut. Selain itu juga mendapatkan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

19

Peningkatan pengetahuan santri dan pengelola pesantren tentang pengendalian penyakit diare dan penyakit lainnya dengan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mereka mampu melindungi diri dan dapat meminimalisasi risiko kejadian penyakit diare dan penyakit lainnya.

c. Pengukuran Kualitas Udara dalam Rangka Sistem Kewaspadaan Dini terkait Kabut Asap

Pengukuran kualitas udara dalam rangka KLB pencemaran udara akibat kabut asap. Pengukuran dilaksanakan di 4 Kabupaten / Kota pada saat terjadinya kabut asap, di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan serta Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Pengukuran kualitas udara Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah bertempat di Halaman Stadion 29 November Sampit pada tanggal 19 – 23 Agustus 2015. Pengukuran kualitas udara Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan bertempat di halaman kantor Unit Kewaspadaan dan Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tanggal 8 – 11 September 2015 dan 14 – 15 September 2015. Pengukuran kualitas udara Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan bertempat di Puskesmas Pelambuan pada tanggal 16 – 18 September 2015 dan 21 – 23 September 2015. Pengukuran kualitas udara Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 14 – 16 Oktober 2015, 19 – 22 Oktober 2015, dan 26 – 29 Oktober 2015. Parameter pengukuran kualitas udara berdasarkan parameter fisika meliputi suhu udara, kelembaban, kecepatan dan arah angin, parameter PM10 dan PM2,5, parameter kimia berdasarkan Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Karbon Monoksida (CO2) dan Ozon (O3) Adapun hasil yang diperoleh dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

20

Tabel 4.4

Pengukuran Kualitas Udara

di Halaman Stadion Olahraga 29 November Sampit

Kabupaten Kotawaringi Timur Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

No Tanggal PARAMETER Katagori ISPU PM10 SO2 NO2 O3 CO 1 19 – 20 Agust 2015 < 50 < 50 < 50 < 50 < 50 Baik 20 – 21 Agust 2015 77 < 50 < 50 < 50 < 50 Sedang 2 21 – 22 Agust 2015 99 < 50 < 50 < 50 < 50 Sedang 21 – 22 Agust 2015 115 < 50 < 50 < 50 < 50 Tidak Sehat Tabel 4.5

Pengukuran Kualitas Udara di Puskesmas Pelambuan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015

No Tanggal PARAMETER Katagori

ISPU PM10 SO2 NO2 O3 CO 1 16 – 17 Sept 2015 51 67 < 50 < 50 < 50 Sedang 17 – 18 Sept 2015 < 50 68 < 50 < 50 < 50 Sedang 2 21 – 22 Sept 2015 < 50 63 < 50 < 50 < 50 Sedang 21 – 22 Sept 2015 78 57 < 50 < 50 < 50 Sedang Tabel 4.6

Pengukuran Kualitas Udara di Halaman Kantor Unit

Kewaspadaan dan Penanggulangan Krisis Kesehatan Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015

No Tanggal PARAMETER Katagori

ISPU PM10 SO2 NO2 O3 CO 1 8 – 9 Sept 2015 231 53 < 50 < 50 < 50 Sangat Tidak Sehat 9 – 10 Sept 2015 266 122 < 50 < 50 106 Sangat Tidak Sehat 10 – 11 Sept 2015 115 73 < 50 < 50 < 50 Tidak Sehat 2 14 – 15 Sept 2015 194 53 < 50 < 50 82 Tidak Sehat

21

Tabel 4.7

Pengukuran Kualitas Udara di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

No Tanggal PARAMETER Katagori

ISPU PM10 SO2 NO2 O3 CO 1 14 – 15 Oktober 2015 340 < 50 < 50 < 50 52 Berbahaya 15 – 16 Oktober 2015 757 < 50 < 50 < 50 141 Berbahaya 2 19 – 20 Oktober 2015 1839 76 < 50 < 50 105 Berbahaya 20 – 21 Oktober 2015 3476 < 50 < 50 < 50 109 Berbahaya 21 – 22 Oktober 2015 2052 < 50 < 50 < 50 68 Berbahaya 3 26 – 27 Oktober 2015 610 < 50 < 50 < 50 < 50 Berbahaya 27 – 28 Oktober 2015 271 < 50 < 50 < 50 < 50 Sangat Tidak Sehat 28 – 29 Oktober 2015 185 < 50 < 50 < 50 < 50 Tidak Sehat

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil pengukuran kualitas udara menunjukan kategori ISPU dari baik sampai berbahaya. Kategori berbahaya pada titik pantau di di Palangkaraya tanggal 14 – 22 Oktober 2015.

Pada pengukuran kualitas udara dalam rangka KLB pencemaran udara akibat kabut asap didapatkannya data kualitas udara ambien (Indeks Standar Pencemaran Udara / ISPU) dan angka kesakitan penyakit saluran pernafasan yang berhubungan dengan dampak pencemaran udara pada saat terjadinya kabut asap akibat kebakaran hutan.

Pengukuran kualitas udara dalam rangka KLB pencemaran udara akibat kabut asap merupakan respon cepat dan segera dilaksanakan penanggulangan pencemaran udara akibat kabut asap serta langkah pencegahan penyakit saluran pernafasan sebagai dampak dari penurunan kualitas udara.

Dengan pelaksanaan kegiatan ini, masyarakat dapat lebih berhati-hati pada saat melakukan aktifitas diluar rumah apabila kualitas udara sudah tidak sehat/berbahaya, dan instansi terkait dapat mengambil langkah-langkah preventif bahaya pencemaran

22

lingkungan oleh kabut asap akibat kebakaran hutan bagi kesehatan masyarakat.

d. Survei Hipertensi dan Alkohol pada Sopir Angkutan Umum Saat Mudik Lebaran

Kegiatan survei hipertensi dan alkohol pada sopir angkutan umum saat mudik lebaran dilakukan untuk mengetahui risiko hipertensi dan risiko penyakit tidak menular lainnya pada sopir angkutan umum pada saat mudik lebaran. Kegiatan ini dilaksanakan di Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan hasil survei pada 50 sopir angkutan umum di Terminal Pal 6 dan Pelabuhan Trisakti Kota Banjarmasin maka dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :

1. Hipertensi

sebagian besar tekanan darahnya berada pada kategori pre hipertensi sebesar 52% (26 orang),

2. Gula darah

kadar gula darah pada sopir angkutan umum saat sebagian besar normal yaitu sebesar 86% (43 orang), untuk kategori pre DM sebesar 4% (2 orang) dan DM sebesar 10% (5 orang).

3. Kandungan alkohol dalam pernafasan

Hasil pemeriksaan kandungan alkohol dalam pernafasan pada sopir angkutan umum di Kota Banjarmasin pada tabel 3.3 sebesar 100% (50 orang) yang kandungan alkoholnya negatif.

4. Kandungan amphetamin dalam urine

Kandungan amphetamin dalam urine pada sopir angkutan umum, semuanya negatif sebesar 100% (50 orang).

5. Rekomendasi layak mengemudi

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap sopir angkutan umum di Kota Banjarmasin terdapat sopir dengan kriteria layak mengemudi 14%, layak dengan catatan 68% dan tidak layak mengemudi sebesar 18%.

23

Berdasarkan hasil survei pada 53 sopir angkutan umum di Kota Palangkaraya maka dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :

1. Hipertensi

Sebagian besar tekanan darah berada pada kategori pre hipertensi sebesar 43,4 % (23 orang), hipertensi tingkat I sebesar 28,3% (15 orang) dan hipertensi tingkat II sebesar 17% (9 orang). Untuk tekanan darah kategori normal pada pada sopir angkutan umum sebesar 11,3% (6 orang).

2. Gula darah

Hampir semua sopir angkutan umum kadar gula darahnya normal yaitu sebesar 94% (50 orang), kadar gula darahnya kategori pre diabetes melitus (DM) sebesar 4% (2 orang) dan diabetes melitus (DM) sebesar 2% (1 orang).

3. Kandungan alkohol dalam pernafasan

Tidak ada sopir yang positif mempunyai kadar alkohol dalam saluran pernafasannya.

4. Kandungan amphetamin dalam urine

Pemeriksaan kandungan amphetamin dalam urine tidak ditemukan sopir yang positif.

5. Rekomendasi layak mengemudi

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap sopir angkutan umum di Kota Palangkaraya terdapat sopir yang dengan kriteria layak mengemudi 55%, layak dengan catatan 28% dan tidak layak mengemudi sebesar 17%.

Berdasarkan hasil survei pada 49 sopir angkutan umum di Kota Balikpapan, dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :

1. Hipertensi

Pada pemeriksaan tekanan darah pada sopir angkutan umum saat mudik lebaran di Kota Balikpapan, untuk tekanan darahnya normal sebesar 27% (13 orang) sedangkan sopir angkutan yang berada pada kategori pre hipertensi cukup banyak yaitu sebesar 51 % (25

24

orang), dan hipertensi tingkat I sebesar 20 % (10 orang). Untuk kategori hipertensi tingkat II sebesar 2 % ( 1 orang).

2. Gula darah

Hasil pemeriksaan kadar gula darah pada sopir angkutan umum saat mudik lebaran, dimana hampir semua sopir angkutan umum kadar gula darahnya normal yaitu sebesar 93 % (44 orang), sedangkan sopir angkutan umum yang kadar gula darahnya kategori pre diabetes mellitus (DM) sebesar 4% (2 orang), dan 2% (1 orang) penderita diabetes melitus. Sedangkan 3 orang menolak tidak mau diperiksa kadar gula darahnya.

3. Kandungan alkohol dalam pernafasan

Tidak ada sopir yang positif mempunyai kadar alkohol dalam pernafasannya.

4. Kandungan amphetamin dalam urine

Pada pemeriksaan kandungan amphetamin dalam urine terhadap 50 orang sopir, telah terdeteksi kandungan amphetamin pada 1 orang sopir ( 2 %) angkutan umum di Kota Balikpapan.

5. Rekomendasi layak mengemudi

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap sopir angkutan umum di Kota Balikpapan sopir dengan kriteria layak mengemudi 78%, layak dengan catatan 18% dan tidak layak mengemudi sebesar 4%.

Berdasarkan hasil survei pada 47 sopir angkutan umum di Kota Samarinda, dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :

1. Hipertensi

Sebagian besar sopir angkutan umum mempunyai tekanan darah yang pre hipertensi yaitu sebesar 51% (24 orang) dan tekanan darah normal sebesar 30% (14 orang).

2. Gula Darah

Kondisi gula darah sewaktu sebagian besar berada pada kondisi normal sebesar 98% (46 orang). Sedangkan sopir dengan kondisi gula darah sewaktu masuk kategori DM sebanyak 2% (1 orang).

25

3. Kandungan alkohol dalam pernafasan

Sopir yang positif mempunyai kadar alkohol dalam pernafasan ditemukan 1 orang sopir 2% (1 orang) dan 98% (46 orang) negatif kadar alkohol.

4. Kandungan amphetamin dalam urine.

Sopir yang positif mempunyai kadar Amphetamin dalam urin ditemukan 1 orang sopir 2% (1 orang) dan 98% (46 orang) negatif kadar amphetamine.

5. Rekomendasi layak mengemudi

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap sopir angkutan umum di Kota Samarinda terdapat sopir dengan kriteria layak mengemudi 79%, layak dengan catatan 9% dan tidak layak mengemudi sebesar 12%.

Data ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan sebagai bahan evaluasi untuk ditindak lanjuti terhadap Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular di wilayah Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

Masyarakat mendapat bahan masukan khususnya kepada pengemudi, tentang bahaya dan penanganan penyakit tidak menular sehingga diharapkan mampu mengurangi faktor risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Hasil kegiatan ini dapat menjadi bahan early warning system sebelum terjadi kecelakaan lalu lintas, selain itu kegiatan ini memberikan informasi kepada masyarakat, terutama pengemudi saat mudik lebaran tentang keadaan kesehatan mereka.

26

e. Pemantauan Wilayah Setempat dalam Rangka Pengendalian Faktor Risiko Kondisi Matra

Kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor risiko kondisi matra untuk mengeliminasi kontaminasi makanan diperlukan upaya untuk mengidentifikasi faktor risiko makanan dan minuman yang memungkinkan akan timbulnya kejadian luar biasa (KLB), sebagai respon cepat BBTKLPP Banjarbaru bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten setempat melaksanakan kegiatan peningkatan sistem kewaspadaan dini melalui pengawasan kualitas makanan dan minuman pada beberapa event.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh BBTKLPP Banjarbaru di wilayah layanan yaitu :

1. Upacara Adat Mappanretasi di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan

2. Upacara Peringatan Haul Guru Sekumpul di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

3. Upacara Adat Erau Kutai dan International Folk Art Festival di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Pada kegiatan Upacara Adat Mappanretasi di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 07 – 10 April 2015 didapatkan hasil pemeriksaan terhadap sampel air dan sampel makanan yaitu:

1) Dari total 34 sampel air yang diambil dan diperiksa dengan menggunakan metode H2S didapat hasil 32,4% sampel yang positif, terdiri dari :

a. Terdapat 3 sampel (27,3%) air yang positif dalam kurun waktu < 24 jam .

b. Terdapat 8 sampel (72,7%) air yang positif dalam kurun waktu > 24 jam.

27

2) Dari total 32 sampel makanan yang diambil didapat hasil : a. Terdapat 1sampel (3,1%) makanan positif formaldehyde

b. Terdapat 4 sampel (80%) makanan yang terkontaminasi bakteri E.coli.

Pada kegiatan Peringatan Haul Guru Sekumpul di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 24 – 26 April 2015 didapatkan hasil pemeriksaan terhadap sampel air dan sampel makanan yaitu:

1) Dari total 9 sampel air yang diambil dan diperiksa dengan menggunakan metode H2S didapat hasil 6 sampel (66,7%) positif pathogen.

2) Dari total 9 sampel makan yang diambil dan diperiksa secara mikrobiologi didapat hasil 3 (33%) sampel makanan yang positif tercemar bakteri E.coli.

3) Dari total 46 sampel makanan yang diambil dan diperiksa secara kimia didapat hasil terdapat 19 sampel (41,3%) makanan positif ammonia.

Pada kegiatan Upacara Adat Erau dan International Folk Art Festival di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 07 – 11 Juni 2015 didapatkan hasil pemeriksaan terhadap sampel air dan sampel makanan yaitu:

1) Dari total 12 sampel air yang diambil dan diperiksa dengan menggunakan metode H2S didapat hasil 58,3% sampel yang positif; terdiri dari :

a. Terdapat 5 sampel (41,7%) air yang positif dalam kurun waktu < 24 jam.

b. Terdapat 2 sampel (16,6%) air yang positif dalam kurun waktu > 24 jam.

2) Dari total 14 sampel makanan yang diambil didapat hasil : a. Terdapat 4 sampel (14,3%) makanan positif formaldehyde. b. Terdapat 4 sampel (14,3%) makanan positif ammonia.

c. Terdapat 4 sampel (14,3%) makanan positif terkontaminasi bakteri E.coli.

28

Pada kegiatan Peringatan Haul Guru Sekumpul di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 22 – 24 Juli 2015 didapatkan hasil pemeriksaan terhadap sampel air dan sampel makanan yaitu:

1) Dari total 16 sampel makanan yang diambil dan diperiksa secara kimia didapat hasil semua negatif.

2) Dari total 16 sampel makanan yang diambil diperiksa secara mikrobiologi didapat hasil:

a. Terdapat 4 sampel (25%) makanan positif terkontaminasi bakteri E.coli.

b. Terdapat 1 sampel (6,25%) makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella.

c. Terdapat 1 sampel (6,25%) makanan yang terkontaminasi bakteri Staphylococcus.

Kegiatan ini menghasilkan data kualitas bakteriologis makanan dan minuman ditempat perayaan hari jadi maupun hari besar lainnya.

Data ini berguna bagi Dinas Kesehatan sebagai evidence base pengelolaan makanan dalam rangka memfokuskan sasaran program pengawasan hygiene dan sanitasi makanan untuk meminimalisir KLB keracunan pangan khususnya pada saat perayaan hari jadi maupun hari besar lainnya.

Masyarakat mendapat bahan masukan khususnya kepada penjamah makanan, dalam rangka menumbuhkembangkan pengetahuan dan keterampilan tentang hygiene sanitasi makanan sehingga diharapkan mampu mengurangi faktor risiko KLB keracunan pangan.

Hasil SKD ini dapat menjadi bahan early warning system sebelum terjadi KLB, selain itu kegiatan ini memberikan informasi kepada masyarakat, terutama penjamah makanan agar dapat menjaga kualitas makanannya, mulai dari menyiapkan bahan makanan, memasak, penyimpanan sampai menghidangkannya.

Dalam dokumen 2015 LAPORAN TAHUNAN (Halaman 26-39)

Dokumen terkait