• Tidak ada hasil yang ditemukan

57Tabel II menunjukkan bahwa 14 butir

Dalam dokumen DATA JURNAL MEI 2012 EKONOMI (Halaman 62-86)

pernyataan yang digunakan untuk mengu- kur instrumen disiplin kerja (X2) memiliki r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan (฀) 0,05 dan jumlah responden (n) 37 . Hal ini berarti masing-masing butir

pernyataan tersebut adalah valid sehingga butir-butir pernyataan tersebut dapat me- wakili atau membentuk variabel disiplin kerja (X2).

Hasil pengujian validitas butir pernyataan instrumen kepuasan kerja (Y) dapat dilihat pada tabel III berikut ini.

68

α) α α) Butir pernyataan r hitung r tabel (α =0,05, db =35) Kriteria Keterangan

1 0,505 0,275 r hitung > r tabel Valid

2 0,784 0,275 r hitung > r tabel Valid

3 0,817 0,275 r hitung > r tabel Valid

4 0,367 0,275 r hitung > r tabel Valid

5 0,756 0,275 r hitung > r tabel Valid

6 0,570 0,275 r hitung > r tabel Valid

Butir

pernyataan r hitung

r tabel

(α =0,05, db =35) Kriteria Keterangan

7 0,490 0,275 r hitung > r tabel Valid

8 0,445 0,275 r hitung > r tabel Valid

9 0,305 0,275 r hitung > r tabel Valid

10 0,748 0,275 r hitung > r tabel Valid

11 0,643 0,275 r hitung > r tabel Valid

12 0,682 0,275 r hitung > r tabel Valid

13 0,750 0,275 r hitung > r tabel Valid

14 0,716 0,275 r hitung > r tabel Valid

15 0,708 0,275 r hitung > r tabel Valid

16 0,829 0,275 r hitung > r tabel Valid

17 0,719 0,275 r hitung > r tabel Valid

Sumber : data diolah

α)

ir gan

el el el Tabel di atas menunjukkan bahwa 17

butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur instrumen kepuasan kerja (Y) memiliki r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan (฀) 0,05 dan jumlah responden (n) 37. Hal ini berarti masing- masing butir pernyataan tersebut adalah valid sehingga butir-butir pernyataan terse- but dapat mewakili atau membentuk varia- bel kepuasan kerja (Y).

Hasil dari pengujian validitas ini membuk-

tikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid. Oleh karena itu, seluruh butir pernyataan dalam instrumen penelitian ini dapat digunakan dalam pengumpulan data.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel IV di bawah ini.

Tabel 3.

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepuasan Kerja

Jurnal Ekonomi Mei 2012 Vol. XXII No. 1

α

α)

Instrumen Jumlah Butir

pernyataan

Koefisien Cronbach’s Alpha

Keterangan

Motivasi (X1) 14 0,906 Reliabel

Disiplin kerja (X2) 14 0,895 Reliabel

Kepuasan kerja (Y) 17 0,926 Reliabel

Sumber : data diolah

α) Tabel di atas menunjukkan bahwa

koefisien Cronbach’s Alpha instrumen mo- tivasi (X1) sebesar 0,906, koefisien Cron- bach’s Alpha instrumen disiplin kerja (X2) sebesar 0,895, dan koefisien Cronbach’s Al- pha instrumen kepuasan kerja (Y) sebesar 0,926. Ketiga koefisien Cronbach’s Alpha bernilai positif dan lebih besar dari r tabel (0,275) pada taraf signifikan (฀) 0,05 dan jumlah responden (n) 37. Hal ini berarti jawaban responden terhadap pernyataan- pernyataan yang digunakan untuk men- gukur masing-masing instrumen tersebut adalah konsisten dan dapat dipercaya (re- liabel).

Analisis Korelasi Rank Spearman Hasil jawaban responden selanjutnya dianalisa dengan analisis Korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan an- tara variabel motivasi (X1) dengan variabel kepuasan kerja (Y) serta hubungan antara variabel disiplin kerja (X2) dengan variabel kepuasan kerja (Y).

1. Korelasi Rank Spearman antara moti-

vasi dengan kepuasan kerja.

Tabel V di bawah menunjukkan bahwa koefisien Korelasi Rank Spearman an- tara motivasi dengan kepuasan kerja sebesar 0,701, karena nilai tersebut be- rada pada kisaran 0,601 – 0,800, berarti terdapat hubungan yang kuat antara motivasi dengan kepuasan kerja. Dari tabel V diperoleh nilai probabilitas (Sig. (2-tailed)) variabel motivasi dengan kepuasan kerja sebesar 0,000. Ternyata nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti motivasi mempunyai hubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja.

2. Korelasi Rank Spearman antara disiplin kerja dengan kepuasan kerja.

Tabel V di bawah menunjukkan bahwa koefisien Korelasi Rank Spearman anta- ra disiplin kerja dengan kepuasan kerja sebesar 0,635, karena nilai tersebut be- rada pada kisaran 0,601 – 0,800, berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel disiplin kerja dengan kepuasan kerja. Correlations Motivasi Disiplin Kerja Kepuasan Kerja

Spearman's rho Motivasi Correlation

Coefficient

1.000 .669** .701**

Sig. (2-tailed) . .000 .000

N 37 37 37

Disiplin Kerja Correlation Coefficient .669** 1.000 .635** Sig. (2-tailed) .000 . .000 N 37 37 37 Kepuasan Kerja Correlation Coefficient .701** .635** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 . N 37 37 37

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Diolah dengan menggunakan SPSS versi 17 Sumber : data diolah dari penulis

Tabel 4.

Koefisien Cronbach’s Alpha

Tabel 5.

Hubungan Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Restoran cepat saji “X” di Jakarta Selatan

Dari table V diperoleh nilai probabilitas (Sig. (2-tailed)) variabel disiplin kerja dengan kepuasan kerja sebesar 0,000. Ternyata ni- lai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf

signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti disiplin kerja mem- punyai hubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja.

Tabel 6.

Hasil Ringkasan Anova untuk uji Signifikansi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2309.529 2 1154.764 23.444 .000a

Residual 1674.742 34 49.257

Total 3984.270 36

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Analisis Korelasi Ganda

Pada tahap analisis ini peneliti akan mencari hubungan dua variabel bebas (X) secara bersama-sama (simultan) dengan variabel terikat (Y).

Dari tabel VI diketahui bahwa nilai proba- bilitas (Sig.) sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf sig- nifikan (0,05), maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya moti- vasi dan disiplin kerja berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap kepua- san kerja pramusaji pada sebuah restoran makanan cepat saji.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan di atas maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan an- tara motivasi dengan kepuasan kerja karyawan di restoran makanan cepat saji. Hal ini ditunjukkan koefisien kore- lasi sebesar 0,701 yang menunjukkam korelasi bersifat kuat, serta diperoleh nilai probabilitas (Sig.) 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan an- tara kedua variabel.

2. Terdapat hubungan yang signifikan an- tara disiplin kerja dengan kepuasan ker- ja karyawan di restoran makanan cepat saji. Hal ini ditunjukkan koefisien kore- lasi sebesar 0,635 yang menunjukkam korelasi bersifat kuat, serta diperoleh nilai probabilitas (Sig.) 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan an- tara kedua variabel.

3. Terdapat hubungan yang signifikan an- tara motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan di restoran makanan cepat saji.

Hal ini ditunjukkan koefisien korelasi ganda sebesar 0,761 yang menunjuk- kam korelasi ganda bersifat kuat, serta diperoleh nilai probabilitas (Sig.) 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga variabel.

Saran

1. Manajemen restoran makanan cepat saji perlu memelihara kepuasan kerja kary- awan dengan meningkatkan motivasi dan disiplin kerja karyawan.

2. Sebaiknya pimpinan restoran makanan cepat saji tetap lebih memotivasi kary-

awannya, agar para karyawan termoti- vasi dalam mengerjakan pekerjaanya, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Selain itu adanya penghargaan atas prestasi kerja yang dicapai oleh karyawan misalnya, adanya jenjang karier yang membuat karyawan terpa- cu untuk meningkatkan kariernya, se- hingga karyawan akan selalu berusaha

memberikan kinerja terbaiknya.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lan- jut dengan menggunakan faktor selain motivasi dan disiplin kerja yang diduga berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan seperti kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasi dan seb- againya.

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid I, Edisi kesepuluh, PT. Indeks, Jakarta, 2006.

Boles, R.C. Theory of Motivation, Edition Revisi, Harper & Row, New York, 2001. Furqon, Statistik Terapan Untuk Penelitian, Alpabeta, Bandung, 1997.

GR. Terry, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Liberty, Yogyakarta, 1993.

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta, 1987.

Hasibuan, Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara, Ja- karta 2003.

Keith, Davis, Jhon W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 1995.

Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Rosda, Bandung, 2000

Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997.

Mondy, R. Wayne, Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 2 Edisi 10, Erlangga, Jakarta, 2008.

Nawawi, H. Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gadjah Mada University Press, Yog- yakarta, 2001.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Cetakan keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A., Perilaku Organisasi Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Robins, Stephen P., Mary Coulter, Manajemen, Jakarta, 2009.

Samsudin, H. Sadili,. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung, 2005. Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Ja-

karta, 2001

Sugiyono, statistika Non Parametrik Untuk Penelitian, Alfabeta. Jakarta. 2008. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Jakarta. 2009.

Profil Ketahanan Pangan Keluarga Tani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

PENDAHULUAN

Latar belakang Penelitian

Sebagian besar rumah tangga rawan pangan berada di pedesaan. Mereka um- umnya petani. Suatu ironi jika petani yang memproduksi hasil pertanian untuk bahan pangan, justeru mereka menghadapi ma- salah ketahanan pangan. Ini berarti ada masalah dengan statusnya sebagai petani dan sumberdaya yang dimilikinya untuk berproduksi menghasilkan bahan pangan. Seperti diketahui sebagian besar petani In- donesia merupakan petani gurem dengan pemilikan lahan sempit (> 0,25 ha). Se- hinga sebagai petani, mereka sebenarnya netconsumer terhadap bahan pangan yang diproduksinya.

Untuk memecahkan masalah kerawan- an pangan yang dihadapi petani tentu harus diketahui faktor-faktor apa saja yang mem- pengaruhi ketahanan pangan rumah tangga mereka. Selama ini, cakupan studi ketah-

PROFIL KETAHANAN PANGAN KELUARGA TANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Nyak Ilham

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

To solve the problem of household food insecurity of farmers we must first find out what factors are affecting the food security of their households. The purpose of this research is to analyze the profile and the factors that affect household food security of farmers. The data used are primary data collected from 195 farm households in the province of South Sumatra, West Java and Central Java on agro-ecosystem of irrigated land, non-irrigated land and dry land where farmers grow rice, corn, red onion and rubber. The results of the analysis concluded that: (1) household food expenditure is dominated by a group of rice and tubers, while non-food expenditure group is dominated by the energy and investment of human resources; (2) household income of farm- ers affected by land tenure and livestock ownership base on a very real impact on household food security of farmers, and (3) besides income, household food security of farmers affected by agro-ecosystem and social-cultural en- vironment of farmers. Efforts to improve the food security of households of farmers can be achieved by: improving tenure, the diversification of activities and the improvement of transport infrastructure. A farm household food se- curity policy does not consider only economic factors, but also agroekosistem and specific-socio-cultural factors.

Key words: farmer household, food security, profile ABSTRACT

anan pangan, cenderung agregat. Dengan demikian faktor-faktor yang menentukan ketahanan pangan rumah tangga masih bersifat umum, seperti: tingkat produksi, permintaan, persediaan dan perdagangan pangan (Sawit dan Ariani, 1997); tersedian- ya pangan, lapangan kerja dan pendapatan (Sumawan dan Sukandar, 1998); kebijakan harga pangan, produk domestik bruto dan inflasi (Ilham, et al., 2006).

Susanto (1997) mengingatkan bahwa dalam mengukur ketahanan pangan hen- daknya tidak hanya menggunakan indika- tor yang bersifat ekonomi, tetapi juga indi- kator pengetahuan yang dikaitkan dengan aspek perilaku konsumsi, kebiasaan makan dan sistem sosio-budaya. Apalagi kaitan- nya dengan ketahanan pangan rumah tang- ga petani, tentunya lebih spesifik lagi terkait dengan apa yang ada pada diri dan yang ada di sekitar petani. Saliem dan Ariani (2002), mengatakan bahwa dalam upaya

mencapai ketahanan pangan diperlukan pemberdayaan kelembagaan lokal seperti lumbung desa dan peningkatan peran ser- ta masyarakat dalam penyediaan pangan. Untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan pangan peran petani sangat penting. Peran petani bagi dirinya sendiri maupun untuk masyarakat memer- lukan penguatan sumberdaya yang dimil- ikinya.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan per- masalahan yang dihadapi maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis profil dan faktor-faktor yang mempengaruhi ket- ahanan pangan pada rumah tangga petani. Dari hasil analisis dapat direkomendasikan upaya untuk meningkatkan ketahan pan- gan masyarakat petani.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Ketahanan pangan dapat ditinjau dari aspek makro hingga ke mikro. Karena itu ada hirarki ketahanan pangan sejak dari tingkat global, nasional, regional, komuni- tas lokal, rumah tangga dan individu (Si- matupang, 1999). Namun perlu diingat bahwa jika secara nasional atau regional sudah terjadi ketahanan pangan belum tentu suatu rumah tangga ataupun individu di wilayah tersebut sudah terjamin ketah- anan pangannya. Dengan demikian, selain aspek produksi atau supplai sebagai syarat harus ketahanan pangan, diperlukan juga pendapatan rumah tangga sehingga mam- pu mengakses pangan yang tersedia terse- but sebagai syarat cukup untuk mencapai ketahanan pangan (Rachman dan Ariani, 2002).

Sebagian besar penduduk miskin berada di pedesaan. Usaha utama ma- syarakat pedesaan umumnya adalah pada sektor pertanian. Jika menggunakan be- saran pangsa pengeluaran pangan seb- agai indikator kesejahteraan maka secara umum rumah tangga pertanian lebih tidak

sejahtera dibandingkan rumah tangga non pertanian (Ilham et al., 2007). Artinya seba- gian besar masyarakat pedesaan yang men- gandalkan pendapatannya dari usahatani masih banyak yang miskin. Dengan status miskin, ketahanan pangannya juga makin memburuk. Untuk memperbaiki ketahanan pangan petani, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan petani. Salah satu indikator yang dapat di- gunakan sebagai proksi ketahanan pangan adalah pangsa pengeluaran pangan terha- dap pengeluaran total rumah tangga (Ilham dan Sinaga, 2007) .

Ketahanan pangan suatu rumah tangga terkait dengan tingkat kemiskinan. Rumah tangga miskin diindikasikan oleh kepemilikan sumberdaya baik yang bersifat fisik (aset) maupun nonfisik (kualitas sum- berdaya manusia) terbatas. Keterbatasan tersebut menyebabkan kemampuan untuk memperoleh pendapatan yang bersumber dari usahatani dan atau sebagai pemasok tenaga kerja menjadi terbatas. Dengan demikian kesempatan untuk mengakses pangan menjadi rendah.

Pada tingkat rumah tangga petani, sumberdaya fisik mencakup pemilikan aset lahan dan ternak dan sumberdaya non fisik mencakup jumlah anggota rumah tangga dan tingkat pendidikan kepala keluarga. Menurut Timer (2004) asset produktif yang sangat penting adalah lahan, dan kepemi- likian merupakan kunci penting yang me- nentukan kesejahteraan rumah tangga pet- ani. Alur pikir hubungan ketersediaan aset, pendapatan, konsumsi dan kesejahteraan rumah tangga petani digambarkan pada Gambar 1.

Lokasi dan Cakupan Penelitian

Lokasi pengumpulan data dilakukan pada provinsi yang ditentukan secara pur- posive. Kriteria utama lokasi sampling ber- dasarkan agroekosistem dan komoditas uta- ma yang diusahakan pada masing-masing agroekosistem. Tiga provinsi yang dipilih yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Suma- tera Selatan yang mewakili daerah sentra

Profil Ketahanan Pangan Keluarga Tani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

produksi. Pada tiap provinsi dipilih lokasi kabupaten yang dapat mewakili agroeko- sistem dataran rendah dan dataran tinggi. Kemudian tiap wilayah dataran tinggi dan dataran rendah dikelompokkan lagi men- jadi agroekosistem irigasi dan non irigasi. Unit analisis yang digunakan dalam stu- di ini adalah rumah tangga petani di tingkat desa yang mengusahakan komoditas tana- man utama, yaitu tanaman padi, jagung, bawang merah, dan karet. Dengan alasan

keterbatasan data, maka analisis kuantitatif dengan pendekatan ekonometrika menggu- nakan data agregasi dari berbagai respon- den yang mengusahakan berbagai komo- ditas pada berbagai agroekosistem. Cara demikian diharapkan dapat menggam- barkan kondisi petani secara agregat yang mewakili petani pangan, hortikultura, dan perkebunan. Lokasi penelitian berdasarkan agroekosistem dan wilayah administrasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Lahan Pendapatan Rumah Tangga Petani Aset Fisik Kesejahteraan Rumahh Tangga Tabungan Rumah Tangga Petani Aset SDM Konsumsi Pangan Manajemen Usahatani Ternak Lainnya

Usaha Nontani Bekerja

Non Pangan Jlh Anggota Rumah Tangga

Gambar 1. Alur Pikir Hubungan antara Ketersediaan Aset, Pendapatan, Konsumsi dan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam peneli- tian ini adalah data primer yang diperoleh melalui survey dengan teknik wawancara langsung ke petani contoh dengan menggu- nakan kuesioner terstruktur. Selain meng- gunakan teknik wawancara, digunakan juga teknik FGD untuk memahami berbagai as- pek, termasuk pola konsumsi yang terjadi di lingkup masyarakat petani dalam lingkup desa. Unsur-unsur yang dilibatkaan dalam kegiatan FGD: minimal terdiri dari unsur: pamong desa, ketua kelompok tani, tokoh masyarakat, petani berlahan sempit, dan

No Provinsi/ Kabupaten

Kecamatan Desa Agroekosistem Komoditas

1 Jawa Barat 1. Cianjur 1. Tanggeung 2. Pagelaran 1. Karang Tengah 2. Bunijaya

Sawah non irigasi (700m) Sawah irigasi (700m) Padi Padi 2. Indramayu 3. Gantar 4. Lelea 3. Gantar 4. Tugu

Sawah non irigasi (35m) Sawah irigasi (12m) Padi Padi 2 Jawa Tengah 3. Brebes 5. Wanasari 6. Banjarharjo 5. Tanjung Sari 6. Cipajang Sawah irigasi (5m)

Sawah non irigasi (32m) Bawang merah Bawang merah 4. Grobogan 7. Wirosari 8. Godong 7. Gedangan 8. Sumber Agung

Sawah non irigasi (45m) Sawah irigasi (15m) Jagung Padi 5. Blora 9. Jiken 10. Tunjungan 9. Bangowan 10. Tawang Rejo Lahan kering (37m)

Sawah non irigasi (95 m) Jagung Padi 3 Sumsel 6. Banyuasin 7.Muara Enim 11. Talang Kelapa 12. Banyuasin III 13. Gunung Megang 11. Banyu Urip 12. Mulia Agung 13. Perdjito Sawah Pasang Surut Lahan Kering Lahan Kering Padi Karet Karet

petani berlahan luas. Untuk melengkapi dan mengkonfirmasi hasil FGD dilakukan wawancara dengan key informan.

Dari tiga provinsi lokasi penelitian, dipilih 7 desa padi, 2 desa jagung, 2 desa bawang merah, dan 2 desa karet sebagai desa con- toh dalam penelitian ini. Pada masing-ma- sing desa contoh dipilih 15 rumah tangga contoh yang mewakili pemilikan lahan sem- pit, sedang, dan luas pada masing-masing lokasi contoh. Rincian responden rumah tangga petani menurut lokasi, agroeko- sistem dan komoditas yang diusahakan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Lokasi Penelitian Berdasarkan Daerah Administratif Agroekosistem dan Komoditas yang Diteliti

Profil Ketahanan Pangan Keluarga Tani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

65

Komo-ditas Provinsi Jum- lah Sumsel Jawa Barat Jawa Tengah

irg nirg irg nirg irg nirg irg nirg irg nirg irg nirg Padi - - - 15 15 15 15 15 - - 15 15 105 Jagung - - - 30 30 Bawang merah - - - 15 15 30

Karet - - - 30 30

Jumlah - - - 45 15 15 15 15 - - 30 60 195 Keterangan : irg =irigasi; nirg=non irigasi

Metode Analisis

Selain menggunakan pendekatan deskriptif, penelitiaan ini juga menggu- nakan pendekatan kuantitatif model eko- nometrika sistem persamaan tunggal. Pen- dugaan parameter dilakukan dengan teknik OLS. Berdasarkan kerangka pemikiran yang diutarakan sebelumnya bahwa ketah- anan pangan rumah tangga petani ditentu- kan oleh kepemilikan sumberdaya fisik dan non fisik, maka model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini diformulasi- kan sebagai berikut:

ln PFi = a0 + a1 ln LNi + a2 ln ATi + a3 ln ICi + a4 ln RTi + a5 ln PDi + ei

Hipotesis: a1, a2, a3, a5 < 0 ; a4 > 0i

dimana:

PF = Pangsa Pengeluaran Pangan (%) LN = luas lahan milik atau digarap (Ha) AT = nilai aset ternak yang dimiliki (Rp

000)

IC = pendapatan rumah tangga petani (Rp/tahun)

RT = jumlah anggota rumah tangga (orang) PD = pendidikan KK (tahun)

e = peubah galat i = petani ke i

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Ketahan Pangan Rumah Tangga Petani

Pangsa Pengeluaran Pangan

Rumah tangga petani memiliki pendapatan yang bervariasi menurut agroekosistem dan komoditas yang diusa- hakan. Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang tegas antara pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani dengan komoditas yang diusahakan dan agroekosistem. Pada pendapatan rumah tangga yang relatif tinggi, pangsa penge- luaran pangan masih relatif tinggi, seperti kasus pada rumah tangga petani padi di agroekosistem sawah irigasi Cianjur. Seba- liknya pada rumah tangga berpendapatan relatif rendah, pangsa pengeluaran pangan sudah relatif rendah seperti kasus pada rumah tangga petani padi di agroekosistem sawah non irigasi Blora

Komditas Agroekosistem Pangan Non pangan Total

% % % Rp000/kap/th

Padi Sawah irigasi: 4917,1

Grobogan Cianjur 63,8 77,8 36,2 22,2 100,0 100,0 3081,8 5418,9 Indramayu 39,4 60,6 100,0 6250,6 g

Tabel 2. Jenis Responden berdasarkan lokasi, agroekosistem dan komoditas yang diteliti

Tabel 3. Rataan Struktur Pengeluaran Rumah Tangga Petani menurut Agroekosistem dan Komoditas yang Diusahakan 2007

Indramayu 39,4 60,6 100,0 6250,6

Sawah non irigasi: 4135,4

Cianjur 73,4 26,6 100,0 2586,6

Blora 52,1 47,9 100,0 2680,9

Indramayu 58,5 41,5 100,0 5544,6

Banyuasin 47,3 52,7 100,0 5729,3

Rataan usahatani padi 4470,4

Bawang

merah Sawah irigasi

Brebes 41,5 58,5 100,0 6026,7

Sawah non irigasi

Brebes 62,0 38,1 100,0 4368,6

Rataan usahatani bawang merah 5197,7

Jagung Lahan kering:

Blora 58,1 41,9 100,0 2562,4

Sawah non irigasi

Grobogan 58,1 41,9 100,0 2251,8

Rataan usahatani jagung 2407,1

Karet Lahan kering:

Muara Enim 59,5 40,5 100,0 3691,5

Banyuasin 63,3 36,7 100,0 4437,9

Rataan usahatani karet 4064,7

Sumber: data primer

Ketidaktegasan tersebut juga terlihat dari hubungan antara pendapatan dengan pangsa pengeluaran pangan (Gambar 2). Namun demikian, kecenderungan hubun- gan pendapatan dan pangsa pengeluaran

pangan terlihat masih sesuai dengan Kai- dah Engel yaitu pangsa pengeluaran pan- gan berbanding terbalik dengan peningka- tan pendapatan (Deaton dan Muellbauer, 1980). 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 39.4 41.5 47.3 52.1 58.1 58.1 58.5 59.5 62.0 63.3 63.8 73.4 77.8 A xi s Ti tl e

Pangsa Pengeluaran Pangan (%)

Gambar 2. Hubungan Pangsa Pengeluaran Pangan dan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan 2007

Profil Ketahanan Pangan Keluarga Tani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Jika analisis dilakukan berdasarkan pendapatan nominal, data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga petani dari tertinggi hingga terendah adalah: petani bawang merah Rp 5,2 juta/ kapita/tahun, petani padi Rp 4,5 juta/kapita/ tahun, petani karet Rp 4,1 juta/kapita/tahun dan petani jagung Rp 2,4 juta/kapita/tahun. Jika diurut menurut katagori agroekosistem maka pendapatan rata-rata rumah tangga petani di agroekosistem sawah irigasi Rp 5.2 juta/kapita/tahun, di agroekosistem sawah non irigasi Rp 3,9 juta/kapita/tahun,

Dalam dokumen DATA JURNAL MEI 2012 EKONOMI (Halaman 62-86)

Dokumen terkait