• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA JURNAL MEI 2012 EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DATA JURNAL MEI 2012 EKONOMI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Vol. XXII No. 1

Mei 2012

ISSN: 0215-8442

Hal : 1 - 122

JURNAL EKONOMI

Analisis Ilmiah Ekonomi, Manajemen, Keuangan dan Akuntansi

(4)
(5)

Editorial

Pembaca Jurnal Ekonomi yang budiman,

Tulisan di Jurnal Fakultas Ekonomi UKI pada nomor penerbitan ini di isi oleh

tulisan-tulisan yang menarik dan perlu dibaca. Tulisan dengan judul; Information

Security Management System Using) yang ditulis oleh Andre M.R. Wajong,

merupakan tulisan yang pertama untuk edisi Jurnal Fakultas Ekonomi UKI,

tulisan kedua di tulis oleh Etty Budiarti & Trimorita dengan judul; Analisis

Sikap Konsumen terhadap Produk Detergen Rinso dan Detergen So Klin (Studi

Kasus Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur), tulisan

ke tiga ditulis oleh Jacinta Winarto yang berjudul Dampak Pengumuman

Pembagian Deviden terhadap Harga Saham, Return Saham dan Volume

Perdagangan Saham pada Industri Telekomunikasi, tulisan keempat yang

ditulis Jean Paiaman Manurung dengan judul Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dan Audit terhadap Akun Penjualan (Studi Kasus pada PT. Aurora

World Indonesia), tulisan kelima yang ditulis Josephine Tobing & Stepanie

Sutrisno Putri dengan judul Hubungan Motivasi dengan Kepuasan Kerja PT.

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, tulisan keenam yang ditulis oleh Ronaldi

Situmorang & Nenny Anggraini dengan judul Hubungan Motivasi dan Disiplin

Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Restoran Cepat Saji "X" di

Jakarta Selatan, tulisan ketujuh oleh Nyak Ilham dengan judul Profil Ketahanan

Pangan Keluarga Tani dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, selanjtnya

tulisan kedelapan dengan judul Respon Kinerja Makroekonomi Indonesia Atas

Fluktuasi Ekspor Pertanian ditulis oleh Saimul., M. Tambunan., R. Oktaviani.,

dan M. Firdaus, tulisan kesembilan ditulis oleh Saut Pane & Ktut Silvanita

dengan judul Survey Animo Masyarakat terhadap Program Subsidi Koperasi

Pekerja, Edisi Jurnal Fakultas Ekonomi UKI ini di akhiri oleh tulisan Sugiyono.,

Rina Oktaviani., Dedi Budiman Hakim., dan Bustanul Arifin berjudul; Dampak

Peningkatan Harga Pangan dan Harga Subsitusi Bahan Bakar Nabati Tingkat

Internasional, serta Subsidi Harga Output Bahan Bakar Nabati terhadap

Perekonomian Indonesia.

Akhirnya, redaksi berharap bahwa seluruh sajian edisi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca sekalian dan kami membuka diri terhadap kritik dan saran demi

untuk meningkatkan kualitas Jurnal edisi yang akan datang.

Selamat membaca.

ISSN: 0215-8442 Mei 2012 Vol. XXII No. 1

Hal : 1-122

JURNAL EKONOMI

Salam,

(6)

Information Security Management System Using ISO 27000

PENDAHULUAN

Informasi adalah salah satu aset pent-ing bagi kelangsungan hidup suatu or-ganisasi. Informasi dapat disajikan dalam berbagai format, seperti teks, gambar, dan audio. Informasi dapat tersimpan dalam berbagai media penyimpanan, baik tertulis dalam media kertas, atau dalam bentuk me-dia lain. Kinerja pada suatu organisasi juga ditentukan pada informasi yang dimiliki.

Keamanan informasi secara tidak lang-sung dapat memastikan kontinuitas organ-isasi, mengurangi resiko, mengoptimalkan return on investment dan mencari peluang. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola, dan disebar, maka akan semakin besar pula resiko yang ha-rus dihadapi, meliputi keha-rusakan, kehilan-gan atau terekspos ke pihak yang tidak di-inginkan. Sehingga informasi harus dijaga ketersediaan, keakuratan dan keutuhannya, serta perlu dilindungi dari berbagai pihak yang tidak memiliki otoritas.

Bersikap terlalu melindungi informasi dapat membuat organisasi lelah karena ha-rus selalu waspada mengawasi informasi secara terus-menerus dan merasa tidak tenang apabila meninggalkan informasi. Para stakeholder, termasuk karyawan,

mi-INFORMATION SECURITY MANAGEMENT SYSTEM USING ISO 27000

Andre M. R. Wajong

Teknik Industri Universitas Bina Nusantara

Security of an information system is very important for company. Company’s information system contains lots of valuable data. Insecure system will increase the possibility of company’s data theft. There are a lot of risks threaten the security of an information system, so there’s a need to manage the risks in an information system. With risk management it is expected that the risk which is threaten the company will be able to identified, so the company will be able to do preventive action or planning the mitigation if the risk unavoidable. One of the issues in managing risk is managing the security. An example of a security management system is ISO 27001.

Keywords: security, information, ISO 27001 ABSTRACT

tra organisasi, dan pelanggan menjadi tidak nyaman karena merasa tidak dipercaya. Membuka akses terhadap informasi secara meluas juga bukan merupakan sikap yang tepat karena dapat menghancurkan organ-isasi. Dengan demikian, pemilik informasi kebingungan dalam menentukan sikap yang tepat.

Ketika perusahaan menempatkan informasi sebagai aspek penting, maka manajemen keamanan atas informasi men-jadi prioritas utama demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Kehilangan informasi, pencurian data ra-hasia, dan kerusakan dokumen kritis dapat berdampak negatif bagi organisasi bahkan dapat menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, organisasi perlu menerapkan sistem manajemen keamanan informasi dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan untuk menjaga dan melind-ungi informasi. Sehingga seluruh informasi dalam organisasi dapat tersimpan dengan baik, dikelola dengan tepat, dan tidak dik-etahui oleh berbagai pihak yang tidak ber-hak sehingga organisasi dapat lebih fokus mencapai visi dan misi.

(7)

penilaian resiko yang dapat diterima oleh semua stakeholder. Standar harus dimiliki organisasi agar setiap orang dalam organ-isasi dapat mengikutinya untuk mendukung kebijakan yang telah dibuat.

ISO dan IEC merupakan suatu badan yang membentuk sistem khusus untuk stan-dardisasi universal, salah satunya dalam bidang teknologi dan membentuk ISO/IEC 27000 Series (juga dikenal sebagai “ISMS Family of Standars” atau yang singkat “ISO27K”) berisi standar-standar keaman-an informasi.

Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk membahas serta mengetahui lebih dalam mengenai peran ISO 27000 yang diperlukan dalam menjaga dan melindungi informasi organisasi sehingga informasi dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi organisasi.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Informasi

Menurut Burch dan Strater (1974, p23), informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan penge-tahuan atau keterangan. [1]

Gordon B. Davis (1974, p32) ber-pendapat bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempu-nyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang seka-rang atau keputusan-keputusan yang akan datang. [2]

Informasi menurut Sutedjo adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi ben-tuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuh-kan oleh orang untuk menambah pemaha-mannya terhadap fakta-fakta yang ada. [3] Informasi adalah data yang sudah diolah melalui proses dengan tujuan tertentu se-hingga menjadi suatu suatu arti dalma ben-tuk yang mudah dipahami, berupa penge-tahuan atau keterangan yang berguna bagi penerima dalam pengambilan keputusan.

2. Keamanan Informasi

Keamanan informasi dimaksudkan un-tuk mencapai kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas di dalam sumber daya infor-masi perusahaan. [4] Keamanan inforinfor-masi dimaksudkan untuk mencapai tiga sasaran utama, yaitu:

– Kerahasiaan merupakan aspek yang melindungi data dan informasi organisa-si dari penyingkapan pihak-pihak yang tidak berhak.

– Ketersediaan merupakan aspek yang meyakinkan bahwa data dan informasi hanya dapat digunakan oleh pihak yang memiliki otoritas dan tersedia pada wak-tu yang tepat.

– Integritas merupakan aspek dimana sistem informasi perlu menyediakan representasi yang akurat dari sistem fisik yang direpresentasikan yang dapat men-jaga keakuratan dan keutuhan informa-si.

Aspek lain dalam keamanan informasi adalah sebagai berikut : [5]

– Privacy

Informasi yang dikumpulkan, digu-nakan, dan disimpan oleh organisasi digunakan hanya untuk tujuan tertentu, khusus bagi pemilik data saat informasi ini dikumpulkan. Privacy menjamin ke-amanan data bagi pemilik.

– Identification

Sistem informasi memiliki karakteristik identifikasi jika bisa mengenali individu pengguna. Identifikasi adalah langkah pertama dalam memperoleh hak akses

(8)

Information Security Management System Using ISO 27000

ke informasi yang diamankan. Identi-fikasi secara umum dilakukan dalam penggunaan user name atau user ID. – Authentication

Autentikasi terjadi pada saat sistem dapat membuktikan bahwa pengguna memang benar-benar orang yang me-miliki identitas yang mereka klaim. – Authorization

Setelah identitas pengguna diautenti-kasi, sebuah proses yang disebut otori-sasi memberikan jaminan bahwa peng-guna (manusia ataupun komputer) telah mendapatkan otorisasi secara spesifik dan jelas untuk mengakses, mengubah, atau menghapus isi dari aset informasi. – Accountability

Karakteristik ini dipenuhi jika sebuah sistem dapat menyajikan data semua ak-tifitas terhadap aset informasi yang telah dilakukan, dan siapa yang melakukan aktifitas itu.

2. Information Security Management Sys-tem (ISMS)

Information Security Management Sys-tem (ISMS) adalah pendekatan sisSys-tematis untuk mengelola informasi perusahaan yang sensitif sehingga tetap aman. Ini me-liputi manusia, proses dan sistem teknologi informasi [6].

ISMS merupakan sebuah kesatuan sistem yang disusun berdasarkan pendeka-tan resiko bisnis, untuk pengembangan, implementasi, pengoperasian, pengawasan, pemeliharaan serta peningkatan keamaan informasi perusahaan. Sebagai sebuah sistem, keamanan informasi harus didu-kung oleh keberadaan hal-hal berikut: [7] – Struktur organisasi berupa keberadaan

fungsi-fungsi atau jabatan organisasi yang terkait dengan keamanan infor-masi, misalnya Kepala Keamanan. – Kebijakan keamanan, yaitu

mengenda-likan secara ketat akses terhadap sum-ber daya pada jaringan untuk mencegah akses dari yang tidak berhak. Akses ter-hadap sistem komputasi dan informasi serta periferalnya harus dibatasi dan

koneksi ke jaringan, termasuk logon pengguna harus dikelola secara benar untuk menjamin bahwa hanya orang atau peralatan yang diotorisasi yang dapat terkoneksi ke jaringan.

Contohnya, ketika terjadi pelanggaran keamanan dan setiap kelemahan sistem informasi harus segera dilaporkan dan administrator harus segera mengambil langkah-langkah keamanan yang diang-gap perlu.

– Prosedur dan proses, yaitu semua prosedur serta proses-proses yang ter-kait pada usaha-usaha mengimplemen-tasi keamanan informasi di perusahaan. Misalnya, prosedur permohonan ijin ak-ses aplikasi, prosedur permohonan akun domain untuk karyawan baru.

– Tanggung jawab adalah tercerminnya konsep dan aspek-aspek keamanan in-formasi perusahaan di dalam deskripsi pekerjaan untuk setiap posisi dalam pe-rusahaan. Begitu pula dengan mener-apkan program-program pelatihan serta pembinaan tanggung jawab keamaan informasi perusahaan untuk karyawan. – Sumber daya manusia adalah pelaksana

serta obyek pengembangan keamanan informasi di perusahaan. Manusia dapat memperbaiki serta merusak semua usaha-usaha tersebut.

ISO 27000

ISO merupakan singkatan dari the In-ternational Organization for Standarization dan IEC yang merupakan singkatan dari the International Electrotechnical Commis-sion membentuk sistem khusus untuk stan-dardisasi universal. Badan-badan nasional anggota ISO dan IEC berpartisipasi dalam pengembangan standardisasi internasional melalui panitia teknis yang disepakati oleh organisasi-organisasi yang terpercaya ke-ahliannya dalam aktivitas-aktivitas teknis. Organisasi-organisasi internasional lainnya, baik pemerintah maupun non-pemerintah, bekerja sama dengan ISO dan IEC ikut ber-partisipasi.

(9)

IEC telah menetapkan rancangan standar internasional yang telah diadopsi beberapa organisasi, salah satunya adalah standar in-ternasional ISO/IEC 27000 .

Implementasi ISO/IEC 27000 bertu-juan untuk memberikan gambaran imple-mentasi sistem manajemen keamanan in-formasi berstandar internasional kepada perusahaan, organisasi nirlaba, instansi atau publik agar dapat mempelajari dan mencoba mengimplementasikannya diling-kungan sendiri [9].

Implementasi ISO/IEC 27000 pada kegiatannya juga mencoba melakukan ke-giatan audit terhadap semua aspek terkait, seperti: kondisi jaringan komputer lokal, ke-bijakan, manajemen sumber daya manusia, keamanan informasi organisasi, dan lain-lain.

Tujuan audit dan manfaat penetapan ISO/IEC 27000 [9] :

 Audit ISMS memberi pemahaman yang lebih baik mengenai aset informasi dan proses manajemen keamanan informasi yang diperlukan

 Membantu memberikan pemahaman pentingnya keamanan informasi kepada para stakeholder

 Membantu mengarahkan implementasi sistem manajemen keamanan informasi berdasarkan pertimbangan manajemen risiko

 Memberi panduan proses dan men-dukung organisasi dalam melakukan implementasi ISMS, dan melakukan manajemen, serta pengendalian ter-hadap keamanan informasi agar dapat menjamin bahwa aspek-aspek keaman-an tercapai.

 Membantu organisasi untuk men-jaminkan risiko keamanan dapat dik-endalikan dengan biaya terkontrol dan dengan feedback yang menguntungkan,  Meningkatkan keyakinan terhadap

or-ganisasi karena telah mematuhi undang-undang, peraturan-peraturan negara, dengan menjamin kualitas informasi

dan pelayanan.

 Mempersilakan auditor internal maupun external untuk memastikan bahwa or-ganisasi telah mematuhi aturan-aturan, memiliki arah pengembangan Manaje-men dan standard-standard yang dilak-sanakan.

 Simbol untuk kualitas dan keamanan. Penetapan ISO/IEC 27001:2005 akan menunjukkan kepada pelanggan-pelanggan, partner anda dan pihak pemerintah bahwa kualitas pelayanan dan keamanan yang baik dalam proses bisnis anda telah dikendalikan dengan benar, hal ini dapat menjadi publikasi yang sangat positif bagi organisasi untuk meraih kepercayaan stake holder.

ANALISIS SISTEM INFORMASI BER-JALAN

1. Desain ISMS

Untuk dapat membangun dan mener-apkan sistem keamanan informasi yang baik, sebaiknya organisasi melakukan de-sain ISMS terlebih dahulu dengan melaku-kan pemilihan kerangka kerja yang tergan-tung pada jenis industri dimana memiliki beberapa aspek, yaitu :

• Harus konsisten, singkat, dan jelas dalam menggunakan terminologi dalam infrastruktur ISMS secara keseluruhan sehingga tidak membingungkan.

• Mengidentifikasi semua stakeholder dan otorisasi di berbagai tingkat yang telah disepakati dan kemudian didokumenta-sikan.

• Memahami lingkungan perusahaan un-tuk mengetahui ketentuan perusahaan yang harus dipenuhi oleh ISMS.

2. Membangun ISMS

Setelah mendesain ISMS, maka akan membangun ISMS yang memerlukan be-berapa langkah, antara lain sebagai berikut :

(10)

Information Security Management System Using ISO 27000

5

Sebuah organisasi harus melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi

Selanjutnya dalam analisa potensi kegaga-lan, organisasi perlu dilakukan Plan – Do – Control – Action – Check (PDCA) sesuai ISO/IEC 27001 : 2005.

 Plan (Perencanaan)

Rencanakan apa yang akan anda laku-kan untuk mencapai target kita. Menen-tukan target nya tidak usah terlalu tinggi, bisa dimulai dari yang kecil dulu nanti hal-hal lain kita jadikan target selanjut-nya, sehingga kita mudah untuk men-capainya. Buat perencanaan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut.

 Do = Kerjakan

Kerjakan poin-poin yang sudah kita buat pada tahap perencanaan tadi secara konsekuen. Jika belum ada yang diker-jakan, pastikan untuk segera menyele-saikan nya.

 Check = Periksa

Cek atau review hasil dari pekerjaan yang sudah kita lakukan, mana saja yang hasilnya baik dan mana yang ti-dak.

 Action = Tindakan

Lakukan tindakan dari hasil cek diatas untuk poin-poin yang belum memuas-aset, anacaman, kerentanan, dan ken-dali untuk mengurangi resiko.

(11)

kan hasilnya. Bisa saja, hal yang tidak memuaskan tersebut kita jadikan

seb-•

agai target baru, dan kita buat PDCA selanjutnya untuk memperbaikinya.

• Pendekatan Top-Down

Keamanan adalah masalah manajemen (bukan hanya masalah teknologi infor-masi) sehingga manajemen tingkat atas memiliki peran penting dalam mener-apkan prinsip-prinsip keamanan untuk memabngun ISMS pada perusahaan. • Peran-peran Fungsional

Identifikasi peran fungsional yang ter-gantung pada jenis dan ukuran perusa-haan yang dapat bervariasi dalam jenis dan jumlah.

• Menulis Kebijakan dan Standar

Kebijakan keamanan adalah dokumen yang menyatakan strategi informasi ke-amanan organisasi pada tingkat tinggi yang berasal dari penilaian resiko yang dapat diterima oleh semua stakeholder. Standar harus dimiliki organisasi agar setiap orang dalam organisasi dapat mengikutinya untuk mendukun kebi-jakan yang telah dibuat.

Ada banyak sekali model manajemen keamanan informasi dan

penerapan-nya, karena banyaknya konsultan ke-amanan informasi yang menawarkan-nya, masing-masing memfokuskan diri pada area yang berbeda dalam praktek manajemen keamanan informasi.  BS 7799:1 dikenal sebagai ISO/IEC

17799. Setelah diadopsi oleh ISO dise-but sebagai Information Technology Code of Practice for Information Secu-rity Management.

 BS 7799:2 disebut sebagai Information Security Management : Specification with Guidance for Use.

 General Accepted System Security Prin-ciples atau “GASSP”, yang merupakan bagian dari kumpulan penerapan sistem keamanan informasi.

 Guidelines for the Management of IT Security, atau GMITS / ISO-13335, yang menyediakan sebuah konsep kerangka kerja (framework) untuk manajemen ke-amanan IT.

 ISO/IEC 27000 Series (juga dikenal se-bagai “ISMS Family of Standars” atau

(12)

Information Security Management System Using ISO 27000

yang singkat “ISO27K”) yang diterbit-kan bersama oleh ISO dan IEC pada tahun 2005. Standar ini berisi standar-standar internasional mengenai teknolo-gi informasi, teknik keamanan, sistem manajemen keamanan informasi, gam-baran umum dan kosakata-kosakata yang berisi defenisi-defenisi keamanan informasi.

Beberapa series dari standar ini antara lain :  ISO 27001 merupakan kebutuhan-ke-butuhan yang berisi aspek-aspek pendu-kung untuk merealisasikan dan mener-apkan sistem manajemen keamanan informasi perusahaan. Standar ini menggantikan BS-7799-2 (British Stan-dard).

1. Merupakan standar internasional yang paling banyak digunakan untuk information security management 2. Sampai dengan akhir 2009, lebih

dari 12.000 organisasi di seluruh dunia telah memiliki sertifikasi ISO 27001.

3. Gunanya adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersedi-aan dari information.

4. ISO 27001 bukan merupakan stan-dar teknikal yang akan menjelaskan ISMS ke dalam detail teknikal. 5. ISO 27001 tidak hanya fokus pada

teknologi informasi, tetapi juga pada aset penting lainnya dalam organisa-si.

6. ISO 27001 fokus pada seluruh pros-es bisnis dan aset bisnis.

7. ISO 27001 fokus pada pengurangan risiko terhadap informasi yang berni-lai bagi organisasi.

8. Informasi tersebut dapat terkait atau tidak terkait dengan teknologi infor-masi, dapat berbentuk digital atau-pun tidak.

Standar ISO 27001 memberikan kerang-ka kerja untuk menerapkerang-kan ISMS, men-jaga aset informasi, serta membuat proses untuk mengelola, mengukur, dan meningkatkan penggunaan informasi menjadi lebih mudah.

 ISO 27002 merupakan pengganti dari ISO 17799 yang juga berdasarkan pada BS 7799-1. ISO 27002 berhubungan erat dengan ISO 27001 (kelihatannya merupakan penjelasan point-point pada ISO 27001), ISO 27002 lebih mengarah pada pembangunan sebuah standard keamanan sistem.

 ISO 27003 merupakan panduan imple-mentasi sistem manajemen keaman-an informasi perusahakeaman-an. ISO/IEC 27003:2010 fokus pada aspek kritikal yang dibutuhkan untuk kesuksesan de-sain dan implementasi ISMS sesuai den-gan ISO/IEC 27001:2005. ISO 27003 mendeskripsikan proses spesifikasi dan desain ISMS dari awal sampai rencana implementasi, antara lain :

1. Pengantar 2. Ruang Lingkup

3. Ketentuan-ketentuan & Definisi-defi-nisi

4. Struktur Standar

5. Memperoleh persetujuan manaje-men untuk memulai proyek imple-mentasi ISMS

6. Mendefinisikan ruang lingkup ISMS dan kebijakan ISMS

7. Melakukan analisis organisasi 8. Melakukan penilaian resiko dan

ren-cana perlakuan terhadap resiko 9. Mendesain ISMS

 ISO 27004 merupakan dokumen pen-gukuran yang berisi matriks dan metode pengukuran keberhasilan implementasi sistem manajemen keamanan informasi. Tujuan dari ISO 27004 adalah untuk membantu organisasi mengukur, mem-beri laporan sehingga dapat meningkat-kan efektivitas. Standar ISO ini meliputi : • Gambaran umum pengukuran

ke-amanan informasi

• Tanggung jawab manajemen

• Ukuran-ukuran and pengembangan pengukuran

• Operasi pengukuran

(13)

pen-gukuran

• Evaluasi dan peningkatan program pengukuran keamanan informasi  ISO 27005 merupakan dokumen

manajemen resiko keamanan informasi.  ISO 27006 merupakan dokumen pan-duan untuk sertifikasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan.  ISO 27007 merupakan dokumen

pan-duan audit sistem manajemen keaman-an informasi perusahakeaman-an, berfokus pada sistem manajemen.

 ISO 27008 merupakan panduan bagi Auditor dalam mengendalikan ISMS, berfokus pada pengendalian kemanan informasi saat persiapan.

 ISO 27010 merupakan dokumen manajemen keamanan informasi untuk komunikasi antar sektor dan antar or-ganisasi saat persiapan.

 ISO 27011 merupakan dokumen pan-duan untuk telekomunikasi organisasi saat persiapan berdasarkan ISO 27002.  ISO 27013 merupakan dokumen

pan-duan dalam mengintegrasikan imple-mentasi ISO 20000-1 and ISO 27001.  ISO 27014 merupakan kerangka kerja

keamanan informasi pemerintah saat persiapan.

 ISO 27015 merupakan dokumen pan-duan manajemen keamanan informasi bagi sektor keuangan dan asuransi saat persiapan.

 ISO 27031 merupakan dokumen pan-duan untuk kesiapan teknologi informa-si dan komunikainforma-si bagi kelanjutan bisnis.  ISO 27032 merupakan dokumen

pan-duan untuk keamanan cyber.

 ISO 27033-1 merupakan dokumen gambaran umum keamanan jaringan, serta konsep-konsepnya.

 ISO 27034 merupakan dokumen ke-amanan aplikasi.

 ISO 27035 merupakan dokumen manajemen insiden keamanan informa-si.

Secara umum ada 11 aspek pengen-dalian yang harus ada dalam setiap organisasi dalam usaha mengimple-mentasikan konsep ISMS. Pengendalain tersebut bisa berupa proses, prosedur, kebijakan, maupun tools sebagai alat mencegah terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki terhadap informasi infor-masi, seperti didefinisikan pada gambar berikut.

 

 

(14)

Information Security Management System Using ISO 27000

Manajemen resiko yang tepat, seperti yang telah dilakukan di awal dalam membangun ISMS merupakan faktor terpenting dalam ISO/IEC 27000 karena memperbolehkan organisasi memperke-nalkan cara pengawasan dan memilih cara-cara penyelenggaraan keamanan yang paling sesuai.

Dengan demikian dapat memberikan pendekatan terhadap manajemen risiko yang akan ditetapkan dalam bentuk aturan-aturan, terkait dengan penilaian risiko oleh tim auditor untuk memasti-kan peringkat keamanan yang diper-lukan sesuai dengan kondisi anggaran keuangan organisasi.

Cara pengendalian dapat dilihat pada lampiran ISO/IEC 27000 agar dapat

mencapai hasil yang diharapkan dalam manajemen risiko. Jika sistem keaman-an telah diwujudkkeaman-an sampai titk opti-mal, maka pengendalian yang diuraikan dalam lampiran dapat diabaikan. Pen-gendalian dan evaluasi yang ketat dapat diterapkan setelah organisasi melakukan implementasi manajemen risiko yang sistematis dimana sistem telah sesuai un-tuk keperluan standar dalam organisasi. • Menulis Panduan dan Prosedur

Panduan dalam melakukan imple-mentasi ISMS dan menjalankan ISMS. Dan prosedur adalah setiap langkah yang dilakukan untuk memenuhi standar atau pedoman seingga dapat mendukung kebi-jakan yang telah dibuat.

(15)

Meskipun ISO/IEC 27001 memberikan gambaran lengkap mengenai ISMS, tetapi bila manajemen tingkat atas tidak mendu-kung akan sulit dalam menerapkan ISMS, yang meliputi pemilihan metode pendeka-tan untuk identifikasi resiko, memperki-rakan resiko, penilaian resiko, dan memilih pendalian yang tepat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dengan adanya ISMS, organisasi dapat menjaga dan melindungi informasi yang dimilikinya. Sehingga tidak akan ter-ekspos ke pihak-pihak yang tidak memiliki otoritas atau tidak berkepentingan. Dengan demikian, pihak-pihak tersebut tidak dapat menghancurkan organisasi karena tidak mendapatkan informasi rahasia perusa-haan.

ISMS perlu diterapkan dalam peru-sahaan yang sebaiknya diawali dengan melakukan desain ISMS, kemudian melaku-kan implementasi ISMS, dan melakumelaku-kan pengendalian atas ISMS yang telah diterap-kan.

Standar ISO/IEC 27000 Series dapat membuat suatu organisasi lebih mudah

dalam menerapkan ISMS dengan menggu-nakan standar internasional yang tersedia dalam keamanan informasi. Dalam mener-apkan ISO/IEC 27000 Series, perlu di-lakukan manajemen resiko sehingga dapat diketahui resiko-resiko yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian, organisasi dapat mengambil tindakan antisipasi terhadap resiko-resiko tersebut.

Standar ISO/IEC 27000 Series juga menyajikan beberapa pengendalian yang dapat dilakukan dalam membantu peru-sahaan meminimalisir resiko-resiko yang mungkin terjadi pada informasi perusa-haan dalam mengembangkan dan menin-gkatakan kualitas perusahaan.

Saran

Standar ISO/IEC 27000 Series dapat diterapkan di perusahan-perusahaan di In-donesia sehingga dapat menjamin penera-pan ISMS yang lebih baik sesuai dengan standar internasional yang meminimalisir resiko terhadap informasi organisasi. Den-gan demikian, orDen-ganisasi dapat fokus dalam mengembangkan atau memperbaiki sum-ber daya manusia dalam organisasi dan proses-proses dalam organisasi yang selaras dengan teknologi dan standar yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bruch and Strater. (1974). “Information System: Theory and Practice”. California : Hamilton Publishing Company.

Davis, Gordon B. (1974). “Management Information System: Conceptual Foundation, Struc-ture, and Development”. McGraw-Hill International.

Sutedjo B. (2002). “Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi. McLeod, Raymond Jr. and Schell, George P. (2004). “Management Information Systems, 9th

edition”. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Whitman, Michael E. and Mattord, Herbert J. Aitel. (2004). “Management Of Information Se-curity”. Auerbach Publications.

“Information Security ISO/IEC 27001”, [http://www.bsi-emea.com/InformationSecurity/index. xalter] [date last update: November 30, 2011], [data last access: December 02, 2011] “Keamanan Informasi”, [http://www.scribd.com/doc/27139236/Keamanan-informasi] [date

last update: December 01, 2011], [data last access: December 03, 2011]

(16)

Information Security Management System Using ISO 27000

“Information Security Management System (ISMS) Menggunakan Standar ISO/IEC 27001:2005”, [http://www.duniaotomotif.net/information-security-management-system-isms-menggunakan-standar-iso.html] [date last update: December 29, 2011], [data last ac-cess: January 02, 2011]

“Teknologi informasi dan Komunikasi”,

(17)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pada kondisi saat ini persaingan peru-sahaan untuk barang dan jasa sangat ketat untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. Strategi pemasran yang dijalankan harus te-pat untuk membidik segmen pasar mereka. Perumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator bahwa ada perubahan stan-dard hidup, dan membawa dampak terha-dap permintaan barang dan Jasa. Ini akan merupakan peluang bagi pemasar untuk memenuhi peningkatan pembelian terha-dap produk dan Jasa tersebut.

Keputusan pembelian terhadap suatu produk sangat dipengaruhi sikap konsumen .

Sikap menurut Kotler ( 2007) “ sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecender-ungan, yang konsistent atas suka atau tidak sukanya seseorag terhadap obyek atau ide “. Ini berarti sikap konsumen perlu dipela-jari oleh produsen

Salah satu industri yang menghasilkan convenience good , adalah industry

deter-ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP

PRODUK DETERGEN RINSO DAN DETERGEN SO KLIN

( STUDI KASUS KELURAHAN KEBON PALA KECAMATAN MAKASSAR JAKARTA TIMUR)

Etty Budiarti & Trimorita

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia

Purpose of this study to analyze consumer attitudes toward Rinso detergent and So Klin detergent. This study uses a model multiatribut Fishbein, sam-pling respondents Slovin formula, and obtained a sample of 88 respondents in this study. Research shows that consumers prefer relative Rinso detergent compared with detergent So Klin, where the value of multi-attribute attitude towards consumer Rinso detergent at 164.2 while the consumer to detergents multiatribut Fishbein So Klin at 164.2 .

Possessed all the attributes detrejen Rinso a higher value than the attributes of So Klin detergent, unless the attribute value of So Klin relative price is higher than the value attribute Rinso detergent . This means that consumers choose So Klin because it’s cheap.

Keyword: consumer attitudes, Fishbein multi attribute. ABSTRACT

gent yang melihat peluang untuk menin-gkatkan penjualannya karena kesadaran masyrakat akan kebersihan telah menin-gkat, seiring dengan adanya peningkatan standard hidup mereka, menurut Sanusi ( 2010) bahwa di prediksi pertumbuhan in-dustry Deterjen tahun 2011 adalah sebesar 6 %. Ini menunjukkan bahwa peluang me-ningkatkan pangsa pasar bagi industry de-tergen cukup besar.

Detergent produk memiliki atribut atribut yang disesuaikan dengan kepent-ingan konsumen seperti : atribut harum, atribut harga dsb. Oleh sebab itu produsen perlu mengetahui atribut yang disukai dan atribut yang disukai dari detergent., agar konsumen menyukai produk detergent tersebut. Jika konsumen menyukai suatu produk maka konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian..

(18)

Jurnal Ekonomi Mei 2012 Vol. XXII No. 1

Perumusan Masalah

Perusahaan Unilever Tbk (Rinso dan Surf) dan perusahaan Wings Group ( So Klin dan Daya), merupakan perusahaan de-terjen yang saling bersaing dengan strategi promosi yang dilakukan untuk menunjuk-kan bahwa produk mereka berbeda. Pe-rusahaan diatas menyadari bahwa mereka harus melakukan strategi pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

Strategi pemasarn dapat dijalankan jika mereka sudah mengetahui siapa seg-mennya, dan sikap konsumen terhadap produk mereka.

Berdasarkan uraian diatas , maka ma-salah dalam penelitian ini adalah : bagaima-na sikap konsumen terhadap produk deter-gent Rinso dan deterdeter-gent So Klin.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Kebon Pala Rw 007, Kecamatam Makassar Jakarta Timur dengan sampel 88 respon-den.

Tujuan Penelitian

Menganalisis sikap konsumen terha-dap produk detergent Rinso dan detergent So klin.

Manfaat Penelitian

Memberikan masukan tentang atribut yang paling penting dan disukai bagi kon-sumen pada saat akan melakukan perilaku pembelian..

URAIAN TEORITIS.

1. Pengertian Segmentasi Pasar Suatu organisasi yang beroperasi dalam suatu pasar seharusnya menyadari bahwa pada hakikatnya ia tidak dapat me-layani dan memuaskan seluruh konsumen yang demikian majemuk dalam pasar. Hal ini disebabkan karena Pelanggan ter-lalu banyak, tersebar dan beraneka ragam dalam keinginan, sumber daya, lokasi, si-kap pembelian, dan praktek pembelian. Oleh sebab itu sebaliknya perusahaan

me-nentukan suatu pasar tertentu untuk Kotler dan Amstrong (2007) “ber-pendapat bahwa segmentasi pasar adalah suatu tindakan untuk membagi pasar men-jadi kelompok-kelompok pembeli yang ter-bedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pema-saran terpisah.”

Jadi dapat disimpulkan, manfaat dari segmetasi pasar adalah perusahaan dapat mempertimbangkan dan menentukan ba-gian pasar mana yang baik bagi dirinya un-tuk dilayani dengan efektif. Dengan menen-tukan segmen pasarnya, suatu perusahaan yang tepat dan manajemen dapat melak-sanakan tugas-tugas pemasaran dengan baik.

2. Pengertian Sikap Konsumen Sikap (attitude) seseorang adalah pre-disposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memu-lai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap merupakan hasil dari fak-tor genetis dan proses belajar, dan selalu berhubungan dengan suatu objek atau produk. Sikap biasanya membelikan pe-nilaian (menerima atau menolak) terhadap objek atau produk yang dihadapinya. Jadi secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tang-gapan terhadap suatu objek, yang diorga-nisir melalui pengalaman serta mempenga-ruhi secara langsung atau secara dinamis pada perilaku.

Sikap menurut Kotler ( 2007) “ sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecender-ungan, yang konsistent atas suka atau tidak sukanya seseorag terhadap obyek atau ide “.

(19)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur)

Dengan mempelajari sikap konsumn diharapkan dapat menentukan perilaku konsumen pada saat melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Teori yang baru menganggap bahwa setiap sikap memiliki sifat multi dimensi, bukan uni di-mensi seperti yang tercermin dari berbagai macam definisi di atas. Pendekatannya juga bersifat multi-atribut yang berarti, sikap se-seorang terhadap suatu merek dipengaruhi oleh penilaian atas orang tersebut terha-dap atribut-atribut yang dimiliki oleh merek tersebut.

Melalui pendekatan ini pula dapat di-pelajari atribut sikap konsumen apa yang dapat dibentuk atau diubah. Selain itu menurut pengalaman sikap ini lebih mam-pu memprediksi perilaku. Namun perlu di-ingat bahwa pendekatan ini memerlukan riset yang lebih kompleks.

3. Hubungan Antara Kepercayaan, Sikap dan Perilaku

Perhatian utama para pemasar adalah bagaimana kepercayaan mempengaruhi si-kap terhadap merek dan bagaimana sisi-kap terhadap merek mempengaruhi perilaku. Hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku merupakan hal penting bagi pema-sar, karena akan menentukan keputusan dalam pemilihan produk tersebut.

Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara keper-cayaan dan sikap adalah teori multiatribut dari Fishbein (Fishbein Multiatribute Theo-ry).

Dalam teori ini Fishbein menjelas-kan pembentumenjelas-kan sikap sebagai tangga-pan atas atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Model Fishbein memung-kinkan para pemasar mendiagnosa kekua-tan dan kelemahan merek produk secara relatif dibandingkan dengan merek produk pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk pada atribut-atribut penting.

Model Fishbein memperlihatkan bah-wa sikap terhadap suatu objek (AB) bergan-tung pada probabilitas bahwa suatu objek

mempunyai atribut-atribut tertentu (bi) dan pada tingkat diinginkannya atribut itu (ei).

Sikap terhadap

Kepercayaan

Evaluasi

Sementara itu untuk menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku, maka Fishbein memodifikasi teori multiatribut tersebut menjadi teori behavioral intentons atau disebut juga teori reasoned action.

Model ini digunakan untuk mem-peroleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model ini memiliki dua komponen, yaitu komponen:

1. Komponen sikap

Komponen ini bersifat internal individ-ual, berkaitan langsung dengan objek penelitian dan atribut-atribut langsung-nya yang memiliki peranan penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, tanpa dipengaruhi fak-tor eksternal.

2. Komponen norma subyektif

Komponen yang bersifat eksternal ini mem-punyai pengaruh terhadap perilaku in-dividual. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan nilai keper-cayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi untuk meny-etujui atributnya. Kepercayaan norma-tif mengandung kuatnya keyakinan ter-hadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap objek. Sedangkan motivasi menyetujui menyangkut sikapnya terhadap atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya. Un-tuk lebih jelasnya, hubungan antara si-kap dan perilaku tersebut dapat dilihat pada gambar II-2 hubungan antara si-kap dan perilaku konsumen.

(20)

Jurnal Ekonomi Mei 2012 Vol. XXII No. 1

Keyakinan atribut yang

menonjol

Evaluasi

Keyakinan normatif

Motivasi

Norma

Sikap

Maksud

Perilaku

Faktor lain

METHODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian:

Metode riset yang digunakan adalah method Deskriptif menganalisis sikap kon-sumen terhadap produk detergent Rinso dan detergent So Klin.

2. Variabel Operasional

Variable operasional merupakan penjelasan terhadap suatu variable se-hingga dapat di amati dan diukur. Variable dalam penelitian ini adalah atribut-atribut yang dimilikiproduk detergent seperti beri-kut:

a. Harga produk

Harga adalah jumlah nilai yang dikor-bankan oleh konsumen untuk mem-peroleh manfaat suatu produk. Dalam hal ini adalah harga produk detergen yang dibeli oleh konsumen.

b. Ampuh membersihkan pakaian

Kualitas detergen dalam hal keampu-hannya membersihkan cucian/pakaian. Dimana keampuhan dalam membersi-hkan cucian/pakaian merupakan fungsi utama dari suatu produk detergen.

c. Dampak terhadap kesehatan tangan Kondisi yang dirasakan oleh konsumen pada saat pemakaian produk, misalkan dilihat dari : kelembutan pada kulit, ti-dak menimbulkan efek panas pada kulit, tidak menyebabkan iritasi pada kulit. d. Variasi produk

Yang dimaksud dengan variasi produk disini adalah produk diproduksi dalam berbagai ukuran kemasan dan jenis produk.

e. Aroma produk

Produk mampu memberikan aroma yang wangi pada cucian/pakaian, se-hingga memberikan nilai tambah tersendiri bagi konsumen.

f. Kuantitas penggunaan produk

Dalam hal ini memperlihatkan kinerja produk dari segi kuantitas pemakaian-nya. Dimana tidak diperlukan kuantitas yang banyak untuk penggunaan produk. g. Kemasan produk

Kepraktisan dari kemasan detergen yang mampu memberikan perlindungan ter-hadap produk serta tidak mudah rusak dan dapat memberikan informasi

(21)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur)

genai cara penggunaan produk. h. Produk mudah diperoleh

Dalam hal ini saluran-saluran pemasa-ran hendaknya mudah diperoleh oleh konsumen, produk tersedia baik di wa-rung-warung kecil sampai di supermar-ket.

i. Iklan produk

Iklan yang menarik dengan intensitas yang sering dapat membantu konsumen mengingat dan mengetahui keunggulan produk sehingga membuat konsumen tertarik untuk mencoba produk detergen tersebut.

3. Jenis data

Data penelitian yang digunakan adalah data Primer dan data sekunder.

a. Data primer: Data yang diperoleh me-lalui kuesioner, dengan menyebarkan koesioner kepada 88 responden ke-luarga di Kelurahan Kebon Pala RW.07 Kecamatan Makassar Jakarta Timur. b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literature dan buku pema-saran yang berhubungan dengan pene-litian ini.

4. Prosedure Pengumpulan Data Dalam memperoleh data tentang infor-masi yang diperlukan, dilakukan dua prose-dure yaitu:

a. Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur-literatur berhubungan dengan masalah yang dibahas, untuk mendapatkan kerangka teori gka sikap konsumen. b. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian lapangan dengan mengun-jungi konsumen yang tinggal di wilayah Kelurahan Kebon Pala RW 07 secara langsung dan menyebarkan kuesioner serta melakukan wawancara singkat kepada responden mengenai prosedur pengisian kuesioner.

5. Model Analisis Data Model Multi Atribut Fishbein

Untuk mengukur sikap dari hasil kue-sioner, penulis menggunakan model Multi Atribut Fishbein. Berikut ini dikemukakan model multi atribut Fishbein:

Ao =

=

n

1 i

(bi)(ei)

Di mana: Di mana:

Ao = Sikap terhadap suatu objek

bi = Kekuatan keyakinan konsumen bah-wa objek memiliki atribut.

ei = Evaluasi kepercayaan individu terha-dap atribut 1.

Pengukuran data menggunakan skala Lik-ert.

6. Populasi dan Sampel Responden Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah 741 keluarga yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Kebon Pala RW 07 Ke-camatan Makassar Jakarta Timur. Jjum-lah responden sebagai sampel data untuk diteliti berdasarkan metode penghitungan dengan Rumus slovin

Rumus Slovin dinyatakan sebagai berikut:

Rumus Slovin dinyatakan seb

𝐧𝐧𝐧𝐧= 𝐍𝐍𝐍𝐍

𝐍𝐍𝐍𝐍.𝐝𝐝𝐝𝐝² +𝟏𝟏𝟏𝟏

Dimana:

n = Jumlah sample

N = Jumlah populasi

d = Presisi yang ditetapkan

Sumber: Ridwan (2008:249)

𝐧𝐧𝐧𝐧= 𝐍𝐍𝐍𝐍

𝐍𝐍𝐍𝐍.𝐝𝐝𝐝𝐝²+𝟏𝟏𝟏𝟏 = 𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟏𝟏𝟏𝟏

𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟏𝟏𝟏𝟏𝐱𝐱𝐱𝐱𝟎𝟎𝟎𝟎,𝟏𝟏𝟏𝟏²+𝟏𝟏𝟏𝟏 = 𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟏𝟏𝟏𝟏

𝟖𝟖𝟖𝟖,𝟕𝟕𝟕𝟕𝟏𝟏𝟏𝟏

= 88,10 responden

(22)

Jurnal Ekonomi Mei 2012 Vol. XXII No. 1

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai sikap konsumen tersebut adalah “Model Multia-tribut dari Fishbein.” Dan aMultia-tribut detergent dinyatakan seperti dibawah ini:

1. Harga produk

2. Ampuh membersihkan pakaian 3. Dampak terhadap kesehatan tangan 4. Variasi produk

5. Aroma produk

6. Kuantitas penggunaan produk 7. Kemasan produk

8. Produk mudah diperoleh 9. Iklan produk

Pengolahan Data dari Interpretasi produk Detergent

1. Analisis variable Evaluasi (ei) dari de-tergent

Hasil analisi terhadap variable evaluasi detergent dapat dilihat pada table 1V-3 di bawah ini :

Atribut/bobot 2 1 0 -1 -2 Rata-rata

tertimbang

Kepentingan SP P Abs TP STP ei

Harga produk 67 21 0 0 0 1.76

Ampuh membersihkan cucian/pakaian 65 23 0 0 0

1.74

Dampak terhadap kesehatan 35 53 0 0 0 1.34

Variasi produk 30 49 4 4 1 1.17

Aroma produk 41 42 3 2 0 1.39

Kuantitas penggunaan produk 46 32 0 10 0 1.30

Kemasan produk

34 42 4 6 2 1.14

Produk mudah diperoleh 59 29 0 0 0 1.67

Iklan produk

38 42 5 3 0 1.31

RATA-RATA

1.42

Berdasarkan tabel di atas hasil evalu-asi terhadap produk detergen menunjukkan bahwa atribut harga produk memperoleh skor tertinggi (1,76) ini berarti bahwa kon-sumen sangat mementingkan harga produk tersebut dalam keputusan pembelian suatu produk detergen. Kemudian diikuti oleh atribut ampuh membersihkan cucian/pak-aian (1,74) dapat disimpulkan bahwa kon-sumen menyukai produk detergen yang am-puh dalam membersikan cucian/pakaian,

dimana atribut ini juga merupakan fungsi utama dari suatu produk detergen. Atribut selanjutnya adalah atribut produk mudah diperoleh (1,67), konsumen menginginkan agar produk detergen mudah diperoleh atau tersedia di semua tempat, baik di wa-rung-warung kecil sampai ke supermarket. Atribut aroma produk (1,39) juga merupak-an salah satu variable ymerupak-ang dimerupak-anggap pent-ing oleh konsumen karena bagi konsumen selain ampuh dalam membersihkan cucian/

Tabel 1.

(23)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur)

pakaian, detergen juga harus mampu mem-berikan aroma yang wangi pada pakaian. Kelima atribut lainnya, seperti atribut dam-pak terhadap kesehatan (1,34), atribut iklan produk (1,31), atribut kuantitas penggu-naan produk (1,30), atribut variasi produk

(1,17), serta atribut kemasan produk (1,14) juga memiliki nilai/skor positif yang menun-jukkan bahwa atribut-atribut ini juga di-anggap penting oleh konsumen sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam membeli suatu produk detergen, karena nilainya diatas satu (1).

Atribut Kepercayaan

(bi)

Kepentingan (ei)

Total (bi.ei)

Harga produk 1.50 1.76 2.640 Ampuh membersihkan cucian/pakaian 1.35 1.74 2.349 Dampak terhadap kesehatan 0.91 1.34 1.219 Variasi produk 1.13

1.17 1.322 Aroma produk 1.17 1.39 1.626 Kuantitas penggunaan produk 1.23 1.30 1.560 Kemasan produk 0.65 1.14 0.741 Produk mudah diperoleh 1.30 1.67 2.171 Iklan produk 1.23 1.31 1.611

TOTAL 15.239

Sumber: Diolah penulis, berdasarkan data lapangan

Atribut Belief (

bi)

Evaluasi

(ei) ei. x bi

Harga produk 1.42 1.76 2.499

Ampuh membersihkan cucian/pakaian 1.44 1.74 2.506

Dampak terhadap kesehatan 1.11 1.34 1.487

Variasi produk 1.16 1.17 1.357

Aroma produk 1.25 1.39 1.738

Kuantitas penggunaan produk 1.30 1.30 1.690

Kemasan produk 1.06 1.14 1,208

Produk mudah diperoleh 1.34 1.67 2.238

Iklan produk 1.24 1.31 1.628

Total 16.347

an an al

n

15.239 Dari perhitungan tabel di atas diperoleh

hasil sikap konsumen secara keseluruhan (bi.ei) yaitu sebesar 15,239., dan dapat dijelaskan bahwa konsumen suka terhadap detregen Rinso karena ampuh

membersi-2. Analisis Sikap Multiatribut Fisbein dari Produk Detergent Rinso dapat dilihat pada tabel di bawah

hkan cucian , ditunjukkan oleh nilai mul-tiatributnya relatif paling tinggi yaitu 2.506 dibandingkan dengan atribut lain yang dimiliki detergen Rinso.

3. Analisis Sikap Multiatribut Fisbein dari Produk Detergent So Klin dapat dili-hat pada tabel IV -5 di bawah ini .

Tabel 2.

Nilai Sikap Multiatribut Fishbein Produk Detergen Rinso

Sumber : Diolah Penulis, berdasarkan data lapangan

Sumber : Diolah Penulis, berdasarkan data lapangan Tabel 3. Nilai Sikap Fishbein

(24)

Jurnal Ekonomi Mei 2012 Vol. XXII No. 1

Dari perhitungan tabel di atas di-peroleh hasil sikap konsumen secara kes-eluruhan (bi.ei) yaitu sebesar 15,239. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa atribut harga produk memperoleh nilai sikap

ter-tinggi (2,640), dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih suka membeli detergen So Klin karena harganya yang terjangkau.

Hasil analisis sikap multi atribut Fish-bein untuk produk detergen bubuk merek Rinso dan So Klin.

No Atribut Rinso

(bi.ei)

So Klin (bi.ei)

1. Harga produk 2.499 2.640

2. Ampuh membersihkan cucian/pakaian 2.506 2.349

3. Dampak terhadap kesehatan 1.487 1.219

4. Variasi produk 1.357 1.322

5. Aroma produk 1.738 1.626

6. Kuantitas penggunaan produk 1.690 1.560

7. Kemasan produk 1.208 0.741

8. Produk mudah diperoleh 2.238 2.171

9. Iklan produk 1.624 1.611

Total 16.347 15.239

Berdasarkan hasil analisis sikap multi atribut Fishbein pada tabel IV-6 di atas, ni-lai/skor total detergen bubuk Rinso (16,347) lebih besar dari detergen bubuk So Klin (15,239) ini artinya bahwa responden di Kelurahan Kebon Pala RW. 07 lebih me-nyukai produk detergen bubuk Rinso kare-na konsumen menilai atribut Rinso relative lebih baik dibandingkan detergen So Klin. Kecuali atribut harga So Klin yang relatif lebih tinggi (2,640) dari atribut detregen Rinso (2,506). .

Hasil analisa dapat menjelaskan bah-wa keputusan konsumen pada saat memu-tuskan membeli detergen So Klin karena harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga detregen Rinso.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil penelitian sikap konsumen terha-dap produk detrejen Rinso dan SoKlin me-nimpulkan bahwa:

1. Sikap responden yang diteliti pada sudi kasus ini menunjukkan lebih menyukai produk detergen Rinso daripada de-tergen So Klin , yang ditunjukkan ber-dasarkan nilai sikap multiatribut Fisbein detregen Rinso sebesar : 16,347, semn-tara nilai nilai sikap multiatribut Fisbein detregen So Klin relatif lebih kecil yaitu : 15,239

2. Responden yang memilih untuk mem-beli detergen So klin karena atribut harg-anya relative lebih murah dibandingkan dengan harga detergen Rinso, ini dapat dilihat dari nilai multi atribut harga de-tergen Rinso yang lebih kecil yaitu : 2,506 , sementara nilai multi atribut harga detergen So Klin sebesar: 2,640 Saran

Sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki setiap produk dapat menggambar-kan, mengapa konsumen memilih produk tersebut.

Tabel 4.

Hasil Analisis Sikap Multi Atribut untuk Produk Detergen Bubuk Rinso dan So Klin (n=88)

(25)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur)

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disarankan bahwa produsen deter-gen harus memperhatikan atribut yang dianggap sangat penting, bagi konsumen pada saat akan melakukan perilaku pembe-lian terhadap produk detrejen. Jika dilihat dari kedua produk detergen diatas, maka

pertimbangan yang utama bagi konsumen membeli detergen karena ampuh member-sihkan pakain (2.506) dan karena harga produk yang relatif lebih murah (2.640). Masukan ini sangat berarti agar produknya disukai, dan jelas target konsumen yang di-tuju.

DAFTAR PUSTAKA

Husein,Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2000.

Kotler , Phillips, Dasar Dasar Pemasaran, Jilid Satu , Edisi Kesembilan, Cetakan kedua, PT.INDEKS, Jakarta,2007.

Sanusi, ”Pasar Detergen Diprediksi Tumbuh 6%.” ,www.indonesiafinace to day.com

Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT Remaja, Rosdakarya, Bandung, 2000.

(26)

Dampak Pengumuman Pembagian Dividen terhadap Harga Saham, Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Industri Telekomunikasi

PENDAHULUAN

Aktivitas yang terjadi di pasar modal pada keadaan sekarang sudah merupakan aktivitas yang sangat mempengaruhi ke-adaan ekonomi suatu negara. Pasar modal menunjukkan tempat transaksi produk-produk surat berharga atau transaksi yang berhubungan dengan surat-surat berharga di bawah pembinaan dan pengawasan pemerintah. Aktivitas yang terjadi pada pasar modal dapat mencerminkan kema-juan perekonomian suatu negara. Salah satu faktor penting yang dapat mempenga-ruhi investor untuk berinvestasi dalam pasar modal adalah pengumuman pembagian dividen. Investor pada dasarnya

mempu-DAMPAK PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM, RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI

Jacinta Winarto

Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung

This study aims to know whether the stock price, return, and stock trading volume after the devidend announcement is higher than before the announce-ment. The objects of this research are companies in the telecomunication in-dustry which announce giving cash dividen on 2007 and 2008. With purpo-sive sampling method, there are three companies samples.

With event study method, in this case is the announcement of dividen shar-ing, we research the stock price, return and trading volume from the sampling companies before and after ex devidend date. Then, we do statistic test to find the average each variables with paired samples t test. The statistic test, namely paired samples t test with 95% significancy or alpha = 0,05 with right one tail test.

On the observed periods, which devidend sharing raise of 45%, the stock price, trading volume and stock return of ISAT tend to increase after ex-devi-dend date. This shows that ISAT investor give a positive reaction because they see that the announcement give a positive signal. With the devidend sharing raise of 20% and the TLKM stock price, stock return tend to decrease but trad-ing volume is higher after ex devidend date show that TLKM investors don’t see that the announcement as a positive signal. With the increase dividen of 115%, EXCL stock price, trading volume and stock return decrease after the ex-deviden date show that the EXCL stock investors don’t see that the dividen announcement as a positive signal.

Keywords: stock price, return, stock trading volume, devidend shar-ing announcement, ex devidend date, event study.

ABSTRACT

nyai tujuan untuk mendapatkan imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvesta-sikan.

(27)

telah berupaya untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham maka mereka memberikan informasi tentang kinerja pe-rusahaan dalam bentuk laporan dan pen-gumuman. Pengumuman ini dapat berupa besarnya pembagian dividen dan besarnya laba perusahaan selama periode yang lalu.

Investor yang menginvestasikan dan-anya pada suatu saham perusahaan akan memperoleh pendapatan yang berupa dividen atau capital gain. Dividen berasal dari laba yang dihasilkan perusahaan dan merupakan pembagian laba yang diberikan perusahaan. Setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maka dividen dapat dibagikan. Jika seorang pemodal in-gin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana pemodal diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai atau dividen sa-ham. Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai untuk setiap saham. Dividen saham yang berarti kepada setiap peme-gang saham diberikan dividen sejumlah sa-ham sehingga jumlah sasa-ham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Dalam melakukan penilaian terha-dap perusahaan, investor membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan den-gan perusahaan tersebut. Pengumuman perubahan pembayaran dividen ini men-gandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memperkirakan ke-adaan perusahaan pada waktu yang akan datang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal dari prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai wajiban untuk melaporkan kinerjanya

ke-pada investor dalam bentuk laporan keuan-gan dan mengumumkan besarnya dividen yang dibagikan. Keputusan untuk mem-bagikan dividen memerlukan banyak sekali pertimbangan. Jika dividen yang dibagikan relatif kecil sehingga laba ditahannya men-jadi relatif besar, hal ini dapat memperkuat kondisi keuangan perusahaan. Jika dividen tidak dibagikan, hal ini akan mengece-wakan investor yang mengharapkan akan memperoleh dividen sehingga berinvestasi dalam saham dapat menjadi hal yang tidak menarik lagi bagi mereka. Di lain pihak, jika dividen dibagikan dengan jumlah relatif be-sar sehingga laba ditahannya menjadi rela-tif kecil menyebabkan sumber dana internal perusahaan menjadi sedikit. I n d u s t r i yang akan menjadi obyek penelitian di sini adalah industri telekomunikasi. Industri telekomunikasi masih dalam pertumbuhan, di mana industri ini akan semakin berkem-bang di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan semakin majunya teknologi sehingga membuat bidang telekomunikasi semakin penting dan masih luasnya pangsa pasar yang dituju.

Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham, volume perdagan-gan dan return saham di sekitar ex devi-dend date secara empiris masih kurang dan kurangnya bukti yang mampu menjelaskan tentang efek dividen terhadap perubahan harga saham, volume perdagangan dan re-turn saham di sekitar ex devided date, me-nyebabkan adanya keinginan untuk menel-iti hal tersebut di pasar modal Indonesia. KERANGKA TEORETIS

Pembelian saham merupakan pembeli-an prospek perusahapembeli-an dpembeli-an salah satu uku-ran nilai perusahaan adalah harga saham di Bursa Efek. Kegiatan menanamkan modal dengan membeli saham adalah merupakan salah satu bentuk investasi. Setiap investor yang melakukan investasi akan mengharap-kan tingkat pengembalian yang layak dari investasinya.

(28)

Dampak Pengumuman Pembagian Dividen terhadap Harga Saham, Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Industri Telekomunikasi

yang diinginkan oleh perusahaan tetapi juga merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan suatu kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan un-tuk menetapkan berapa besar pendapatan yang dibagikan sebagai dividen. Dengan adanya kebijakan dividen tersebut maka laba yang dapat ditahan akan semakin se-dikit, akibatnya adalah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, jika perusahaan ingin mena-han sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen sema-kin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor bisa dan ti-dak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.

Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan in-vestasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likui-ditas. Dengan demikian, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai kinerja perusahaan, sehingga masing-masing pe-rusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda. Oleh karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai peru-sahaan maka dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, peru-sahaan mungkin tidak dapat mempertah-ankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Jika yang dilakukan adalah sebaliknya, maka saham perusahaan akan menjadi tidak me-narik bagi investor.

Pembagian dividen merupakan isyarat tentang kemampuan perusahaan memberi-kan pembagian laba bersih perusahaan kepada pemegang saham sesuai besarnya kepemilikan. Pembagian dividen dapat mempengaruhi harga saham, volume perdagangan dan return saham. Jika benar dapat mempengaruhi perubahan terhadap harga saham, volume perdagangan dan return saham maka kebijakan deviden dapat digunakan oleh perusahaan untuk menjaga dan mengatur fluktuasi terhadap harga saham, volume perdagangan dan

return saham. Jika pembagian dividen ti-dak mempengaruhi perubahan terhadap harga saham, volume perdagangan, dan return saham maka perusahaan lebih baik memberikan dividen setelah diperhitung-kan dana yang ada, di mana dana tersebut digunakan untuk kemungkinan adanya in-vestasi.

Pengumuman dividen sering dianggap memiliki kandungan informasi, jika pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Pas-ar akan bereaksi positif jika terjadi kenaikan dividen dan pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen.

Ada tiga pandangan mengenai preferensi return yang diharapkan investasi antara dividen dan capital gain dalam berinvestasi di pasar modal yaitu:

1. Kebijakan dividen tidak relevan artinya dividen itu tidak mengandung penga-ruh yang berarti terhadap harga saham (Miller, Black & Scholes, 1974).

2. Investor lebih menyukai dividen karena memiliki sifat yang lebih pasti daripada capital gain (Teori “bird in hand” oleh Gordon & Lintner, 1959).

3. Investor lebih menyukai capital gain, se-mentara dividen itu sebenarnya merugi-kan investor terutama setelah dikaitmerugi-kan dengan adanya faktor pajak terhadap pendapatan dividen dan capital gain. Dari aspek perpajakan, investor pasti lebih menyukai capital gain daripada pembayaran tunai. Pendapatannya me-mang tertahan di perusahaan, tetapi harga saham meningkat dan kenaikan itu bebas pajak sampai saham benar-benar terjual (Brennan, 1970).

(29)

mau-pun capital gain. Dengan demikian maka akan ditetapkan tiga variabel yang akan diteliti yaitu harga saham, actual return dan volume perdagangan saham industri teleko-munikasi dengan menggunakan metode penelitian event study dalam periode se-belum dan sesudah pengumuman dividen (event day).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pengumuman dividen yaitu tanggal ex-dividend sebagai dasar untuk mengeta-hui apakah ada perubahan harga saham, actual return dan volume perdagangan sa-ham industri telekomunikasi sesudah adan-ya pengumuman dividen. Hasil penelitian ini nantinya dapat menunjukkan apakah pada saat perusahaan mengumumkan dividen, pasar merespon atau tidak karena ada hal-hal lain yang lebih berpengaruh ter-hadap investor

Jogiyanto (2003:436) berpendapat lamanya windows tergantung dari jenis peristiwanya. Jika peristiwanya merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat di-tentukan dengan mudah oleh investor (mis-alnya pengumuman laba dan pengumu-man dividen maka periode windows dapat pendek, disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi dengan cepat. Untuk pen-gumuman pembayaran dividen, umumnya periode windows yang digunakan adalah 21 hari, yaitu 10 hari sebelum ex-devidend date (t-10), 1 hari ex-devidend date (t=0) dan 10 hari sesudah ex-devidend date (t+10).

Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas hubungan langsung antara dividen dan harga saham telah banyak dilakukan, tetapi hasilnya ma-sih bervariasi. Pettit (1972) dalam Pramas-tuti (2007) melakukan uji pengaruh pengu-muman dividen terhadap harga saham di sekitar tanggal pengumuman dividen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa harga saham menyesuaikan secara cepat terhadap pengumuman dividen. Secara keseluruhan hasil penelitian menyimpulkan bahwa pen-gumuman dividen merupakan informasi yang penting bagi investor. Penelitian yang

dilakukan Amsari (1993), Soetjipto (1995) dalam Pramastuti (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen. Penelitian yang dilakukan di luar negeripun sama, seperti hasil kesimpulan dari peneli-tian yang dilakukan Amihud dan Li (2002) dalam Murhadi (2008) menyatakan adanya kecenderungan di Amerika Serikat di mana terjadi penurunan reaksi dari harga sa-ham terhadap pengumuman pembayaran dividen sejak pertengahan tahun 1978. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dividen semakin berkurang kandungan in-formasinya sehingga disebut sebagai disap-pearing devidend.

Aharoni dan Swary (1980) melakukan pengujian mengenai pengaruh pengumu-man dividen dan earning yang dikaitkan dengan perilaku saham. Penelitian ini menunjukkan pengumuman dividen mem-berikan informasi yang lebih bermanfaat daripada pengumuman earning. Hal ini dapat dilihat dari reaksi pasar yang positif terhadap kenaikan dividen dan reaksi pasar yang negatif terhadap penurunan dividen.

Sementara itu, Litzenberger dan Ra-maswamy (1979) dalam Murhadi (2008) memasukkan unsur pajak dalam penelitian-nya dan menemukan bahwa dividen memi-liki pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. Hal ini disebabkan karena pajak atas dividen lebih tinggi dari pajak yang dikenakan atas capital gain dan pajak atas capital gain hanya direalisasikan ketika terjadi transaksi.

Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui apakah harga ham, volume perdagangan dan return sa-ham setelah pengumuman dividen lebih tinggi dibandingkan sebelum pengumuman dividen, maka hipotesis statistiknya adalah: Ho : xi2 ≤ xi1

(30)

Dampak Pengumuman Pembagian Dividen terhadap Harga Saham, Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Industri Telekomunikasi

H1 : xi2 > xi1

Harga saham, return saham dan volume perdagangan setelah pengumuman dividen lebih tinggi dibandingkan sebe-lum pengumuman dividen.

Statistik Uji

Pengujian statistik uji beda rata-rata harga, return dan volume perdagangan sa-ham sebelum dan setelah event day dilaku-kan dengan tingkat signifidilaku-kansi 95% ( alpha = 0,05 ) dengan uji satu sisi (sisi kanan). Data-data tersebut diolah dengan Microsoft Excel dan SPSS 13.0 for Windows

Kriteria uji t yaitu:

* Cari harga t tabel pada tabel distribusi dengan tingkat signifikansi alpha = 95% dan degree of freedom n-1

* Bandingkan t hitung dengan t tabel dan tarik kesimpulan

t hitung < t tabel, maka Ho diterima t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang

be-rada pada industri telekomunikasi. Sam-pel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu perusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2007 dan 2008. Untuk industri telekomunikasi, dari 6 perusahaan yang bergerak dalam bi-dang telekomunikasi ternyata hanya 3 pe-rusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2007 dan 2008 yaitu Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL), Indosat Tbk (ISAT), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan analisis verikatif dengan melakukan uji hipotesis melalui pengolahan data dengan statistik. Selain itu, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran secara sistimatis mengenai fakta-fakta yang diselidiki. Analisis ini tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data me-lainkan meliputi analisis dan interpretasi mengenai pengertian data tersebut.

Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat sebagai berikut:

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Data

Harga Saham Harga per lembar saham yang diperjual-belikan

Harga penutupan saham perusahaan pada periode yang diamati

Rasio

Actual Return Tingkat keuntungan saham yang

sebenarnya

Harga saham (Pt), harga saham sehari sebelumnya (Pt-1), (Pt-Pt-1)/ (Pt-1)

Rasio

Volume Perdagangan

Jumlah lembar saham yang diperjual-belikan

Volume perdagangan saham pada periode yang diamati dari perusahaan yang menjadi sampel

Rasio

Metode Pengumpulan Data dan Sum-ber Data

Data-data yang digunakan untuk pen-gujian hipotesis ini adalah:

• Harga penutupan (closing price) dari transaksi saham harian pada periode waktu yang diteliti ( dari 10 hari sebelum sampai dengan 10 hari setelah tanggal ex devidend date).

Tabel 1.

Gambar

Gambar 2. Proses Manajemen Resiko
Gambar 3. PDCA Model yang diaplikasikan dalam ISMS
Gambar 4. Segitiga Informasi
Gambar 5. Penerapan ISMS menggunakan ISO/IEC 2700
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan pada Bab IV yaitu analisa dan tahap-tahap pembentukan model peramalan, maka dapat disimpulkan model yang sesuai berdasarkan pola ACF dan

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 10 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan

Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara menerima dana transfer dari pemerintah pusat yaitu Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi

[r]

Pemeliharaan berkala jaringan reklamasi rawa pasang surut adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan reklamasi rawa pasang surut agar selalu dapat berfungsi dengan baik

Masalah Semiterstruktur dan tidak terstruktur Mendukung manajer disemua level Mendukung individu dan kelompok Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial Mendukung

Perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan Islam berada pada pundak Ulama, Ada dua cara yang dilakukan oleh para Ulama dalam mengemabangkan Ajaran Islam, yang pertama adalah

Buah pisang dapat diolah menjadi produk baru yang lebih.. komersil dan memiliki nilai tambah besar,