BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisis Data
4.2.1 Tahap Interpretasi dan Pengkategorian
Pada tahap interpretasi, peneliti memaknai dan menafsirkan ekspresi-
ekspresi ungkapan metafora dengan cara mencari kriteria lambang kias
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Ungkapan. Selanjutnya
diikuti tahap pengkategorian, peneliti mengklasifikasi data dengan
mempertimbangkan berdasarkan kesesuaian kriteria lambang kias yang digunakan
untuk menciptakan metaforanya ke dalam sembilan kategori ruang persepsi
manusia model Haley. Sembilan kategori tersebut, antara lain (1) Being, (2)
Cosmos, (3) Energy, (4) Substance, (5) Terrestrial, (6) Object, (7) Living, (8)
Animate, dan (9) Human.
Dalam penyajian data, tidak semua data yang dianalisis disajikan karena
mengingat banyaknya data yang ada. Berikut disajikan beberapa data
penelitianyang mewakili kategori ruang persepsi manusia model Haley dalam lirik
lagu Iwan Fals pada album tahun 1981-1983. Analisis data selengkapnya dapat
a. Kategori being
Kategori being mencakup konsep atau pengalaman manusia yang abstrak.
Ciri khas kategori ini ialah predikasi ada, walaupun tak dapat dihayati langsung
oleh indra manusia. Kategori ini ditemukan 22 uangkapan metafora dalam lirik
lagu Iwan Fals pada tahun 1981-1983.
Berikut beberapa contoh analisis data mewakili dari 22 kategori being yang
digunakan untuk menciptakan ungkapan metafora dalam lirik lagu Iwan Fals.
1) Aku berteman iblis yang baik hati (11-JL.7-ASM.81-Fra)
Kata iblis pada data (11-JL.7-ASM.81-Fra) merupakan suatu konsep hal
yang abstrak dantidak dapat dihayati oleh semua indra manusia secara langsung,
melainkan hanya dapat dihayati keberadaanya dengan keyakinan serta
kepercayaan saja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 415), iblis
merupakan makhluk halus yang selalu berupaya menyesatkan manusia dari
petunjuk Tuhan. Oleh karena itu, lambang iblis dapat disebut sebagaikonsep
pengalaman manusia yang abstrak dan benar adanya serta keberadaanya itu hanya
bisa dihayati dengan keyakinan. Dalam ungkapan metaforis data (11-JL.7-
ASM.81-Fra), iblis dikiaskan Iwan Fals seperti manusia yang memiliki inteligensi
sehingga mampu melakukan hal yang diinginkanya baik itu hal buruk atau
sebaliknya. Perhatikan penggalan lirik lagu di bawah ini.
(3) Dua dua Januari Tidak sendiri Aku berteman iblis Yang baik hati
Penggalan lirik lagu (3) menggambarkan pengalaman kisah pertemanan
penyair dengan sesorang yang nakal, tetapi memiliki sisi lain yang baik hati.
Sosok seseorang yang dimaksud penyair itu digambarkan dengan signifier atau
lambang kias iblis, sedangkan signified atau makna yang dimaksudkan adalah
pengalaman kisah pertemanan penyair dengan sesorang yang nakal, tetapi
memiliki sisi lain yang baik hati.
Dilihat dari kriteria lambang kias iblis pada data (11-JL.7-ASM.81-Fra)
memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori being. Hal tersebut,menunjukkan
adanya wujud interaksi manusia dengan being yang mencakup pengalaman suatu
hal yang abstrak dan benar adanya. Dengan demikian, penciptaan ungkapan
metaforis penyair dengan lambang kiasnya iblis dapat digolongkan pada kategori
being dalam hierarki ruang persepsi model Haley.
2) Apa yang tersembunyi
dibalik manis senyummu (41-JL.3-AS.82-Fra)
Lambang manis pada data (41-JL.3-AS.82-Fra) yang diikuti kata
senyumanmu menimbulkan makna yang kias. Manis adalah suatu konsep abstrak
dari pengalaman manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 712),
manis merupakan konsep rasa seperti gula. Oleh karena itu, lambang manis dapat
disebut sebagaikonsep pengalaman rasa manusia yang abstrak dan benar
adanya.Dalam ungkapan metaforis data (41-JL.3-AS.82-Fra), manis dihasilkan
dari indra pengecap manusia dikiaskan Iwan Fals sebagai konsep indah yang
dihasilkan dari indra penglihatan manusia. Perhatikan penggalan lirik lagu
(4) Labil tawamu tak pasti tangismu
Jelas membuat aku sangat ingin mencari Apa yang tersembunyi
Di balik manis senyummu...
(Iwan Fals. Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu dalam Album Opini. 1982)
Penggalan lirik lagu (4) mengambarkan konsep manis digunakan untuk
menggungkapan rasa kagum penyair pada senyuman seseorang. Rasa kagum
penyair timbul ketika melihat indah senyumannya. Keadaan itu digambarkan Iwan
Fals dengan lambang kias (signifier) manis pada ungkapan metaforanya,
sedangkan makna yang dimaksudkan (signified) penyair adalah tentang
kekaguman senyuman seseorang.
Dilihat dari kriteria lambang kias manis dalam ungkapan metafora data (41-
JL.3-AS.82-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori being. Hal tersebut,
menunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan being yang mencakup
pengalaman suatu hal abstrak dan benar adanya. Dengan demikian, penciptaan
ungkapan metaforis penyair dengan lambang kiasnya tersebut dapat digolongkan
pada kategori being dalam hierarki ruang persepsi manusia model Haley.
3) Tak bermata
pandang dunia dengan jiwa(53-JL.7-AP.82-Fra)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 475), jiwa merupakan roh
manusia yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup; bernyawa.
Oleh karena itu, lambang jiwa dapat disebut sebagai konsep suatu hal abstrak
yang tidak dapat dihayati wujudnya oleh indra manusia, tetapi keberadaanya
jiwa dihayati Iwan Fals sebagai mata atau indra penglihatan manusia. Perhatikan
penggalan lirik lagu dibawah ini.
(5) Tak bermata
Pandang dunia dengan jiwa Tak bertelinga
Jangan cepat kecewa
(Iwan Fals. Ambisi dalam Album Opini. 1982)
Dari penggalan lirik lagu (5) mengambarkan konsep jiwa dihayati sebagai
indra penglihatan atau mata. Penyair memandang seseorang yang memiliki
keterbatasan seperti tunanetra yang tidak dapat melihat memiliki suatu kelebihan
tertentu dari keterbatasanya tersebut. Kelebihan itu digambarkan Iwan Fals
dengan lambang kias (signifier)jiwa yang seolah-olah dapat digunakan untuk
melihat. Hal tersebut mencerminkan makna yang dimaksudkan (signified) dari
ungkapan metaforis penyair, yaitu tentang suatu nasihat jangan pernah menyerah.
Dilihat dari kriteria lambang kias jiwa dalam ungkapan metafora data (53-
JL.7-AP.82-Fra)memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori being. Hal tersebut,
menunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan being yang mencakup
pengalaman suatu hal abstrak dan benar adanya. Dengan demikian, penciptaan
ungkapan metaforis penyair dengan lambang kiasnya jiwa dapat digolongkan
pada kategori being dalam hierarki ruang persepsi model Haley.
4) Setan-setan politik (62-JL.1-AS.83-Fra)
Kata setan-setan pada data (62-JL.1-AS.83-Fra)terbentuk dari adanya
reduplikasi kata dasar setan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1055),
itu, lambang setan dapat disebut sebagai konsep suatu hal yang abstrak dan tidak
dapat dihayati wujudnya oleh indra manusia, tetapi keberadaanya benar-benar ada.
Dalam data ungkapan metaforis (62-JL.1-AS.83-Fra), setan-setan dihayati
Iwan Fals sebagai manusia yang berkecimpung di dunia politik. Perhatikan
penggalan lirik lagu di bawah ini.
(6) Setan setan politik Kan datang mencekik Walau dimasa paceklik Tetap mencekik
(Iwab Fals. Sumbang dalam Album Sumbang. 1981)
Penggalan lirik lagu (6) mengambarkan pengalaman penyair tantang
kebijakkan-kebijakan politik yang tidak berpihak pada rakyat. Hal itu ditunjukkan
penyair dengan lambang kias (signifier) setan-setan pada ungkapan metaforanya,
yaitu “Setan-setan politik” kan datang mencekik walau dimasa paceklik.Hal tersebut mencerminkan makna yang dimaksudkan (signified) dari ungkapan
metafora penyair, yaitu tentang pengalamanya atas kebijakan politik yang tidak
berpihak pada rakyat.
Dilihat dari kriteria lambang kias setan dalam ungkapan metafora (62-JL.1-
AS-83-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori being. Hal tersebut,
menunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan being yang mencakup
pengalaman suatu hal yang abstrak dan benar adanya. Dengan demikian,
penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan lambang kias setan dapat
digolongkan pada kategori being dalam hierarki ruang persepsi manusia model
5) Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya (90-JL.7-AS.83-Fra)
Cinta adalah konsep pengalaman manusia yang abstrak berkaiatan tentang
suatu perasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 214), cinta
merupakan rasa suka sekali, sayang benar. Dengan demikian, lambang cinta dapat
disebut sebagai konsep suatu hal abstrak yang tidak dapat dihayati wujudnya oleh
indra manusia, tetapi keberadaanya benar-benar ada.
Dalam data ungkapan metaforis (90-JL.7-AS.83-Fra), konsep cinta dihayati
Iwan Fals sebagai sesuatu zat yang dapat diukur kandunganya. Perhatikan
penggalan lirik lagu di bawah ini.
(7) Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki Lantang suara anak anak disana
Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya Walau tak terucap namun bisa kurasa Bergemalah
(Iwab Fals. Siang Pelataran SD Sebuah Kampung dalam Album Sumbang. 1981)
Penggalan lirik lagu (7) menggambarkan pengalaman penyair tentang
kekagumannya pada anak-anak SD disebuah kampung yang terlihat semangat.
Kekaguman itu diungkapan penyair dengan lambang kias (signifier)cinta yang
seolah-olah seperti suatu zat yang dapat diukur. Dengan demikian makna yang
dimaksudkan (signified) dari penyair, yaitu tentang rasa sayang yang dimiliki
anak-anak SD terhadap tanah airnya.
Dilihat dari kriteria lambang kias cinta dalam ungkapan metafora (90-JL.7-
AS-83.Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori being. Hal tersebut,
menunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan being yang mencakup
penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan lambang kias cinta dapat
digolongkan pada kategori being dalam hierarki ruang persepsi model Haley.
b. Kategori cosmos
Kategori cosmos predikasinyatidak hanya ada, melainkan menempati ruang
di jagad raya. Jadi, benda-benda yang termasuk kategori cosmos antara lain:
matahari, bulan, bintang, bumi dan sejenisnya. Jenis kategori ini ditemukan 2 data
dalam lirik lagu Iwan Fals pada tahun 1981-1983.
Berikut dua contoh analisis data ungkapan metafora dari kategori cosmos
dalam lirik lagu Iwan Fals.
1) Cepatlah besar matahariku (34-JL.1-AP.82-Fra)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 722), matahari merupakan
benda angkasa sebagai titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang
mendatangkan terang panas pada bumi kala siang hari. Dengan demikian, konsep
matahari dapat disebut sebagai konsep benda yang berada di ruang angkasa dan
menggunakan ruang. Dalam data ungkapan metafora (34-JL.1-AP.82-Fra), Iwan
Fals menghayati matahari sebagai anak kandungnya yang dapat tumbuh semakin
besar atau dewasa. Perhatikan penggalan kutipan lirik lagu di bawah ini.
(8) Galang rambu anarki anakku Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
(Iwan Fals. Galang Rambu Anarki Dalam Album Opini. 1982)
Penggalan kutipan lirik lagu (8) menggambarkan pengalaman penyair saat
mendoakan anak kandungnya. Anak tersebut bernama Galang Rambu Anarki
yang didoakan semoga lekas besar atau tumbuh dewasa. Dalam ungkapan
(signifier) matahari dan makna yang dimaksudkan penyair (signified) adalah
Galang Rambu Anarki.
Dilihat dari kriteria lambang kias matahari pada ungkapan metafora (34-
JL.1-AP.82-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori cosmos. Hal
tersebut, menunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan cosmos yang
mencakup contoh kongkrit matahari, bumi, bulan dan lain-lain serta tidak hanya
ada melainkan menempati ruang di jagad raya. Dengan demikian, penciptaan
ungkapan metaforis penyair dengan lambang kias matahari dapat digolongkan
pada kategori cosmos dalam hierarki ruang persepsi model Haley.
2) Mari kita hentikan Dansa mereka
Dengan memberi sinarmatahari(85-JL.6-AS.83-Fra)
Matahariadalah benda angkasa sebagai titik pusat tata surya berupa bola
berisi gas yang mendatangkan terang panas pada bumi kala siang hari (KBBI,
2007: 722). Dengan demikian, konsep matahari dapat disebut sebagai konsep
benda yang berada di ruang angkasa dan menggunkan ruang. Dalam data
ungkapan metaforis (85-JL.6-AS.83-Fra), lambang kias matahari dikiasakan
penyair sebagai konsep suatu nasehat. Perhatikan penggalan lirik lagu di bawah
ini.
(9) Seolah kita tidak mau mengerti Seolah kita tidak mau perduli Pura buta dan pura tuli Mari kita hentikan Dansa mereka
Dengan memberi pijar matahari
Berdasarkan penggalan lirik (9) berjudul Beri Pijar Matahari
menggambarkan pengalaman Iwan Fals tentang konsep suatu tanda adanya
matahari yang membuat terang di saat gelap. Hal itu dihayati Iwan Fals sebagai
suatu nasihat. Dengan demikian data ungkapan metafora (85-JL.6-AS-83) konsep
matahari bertindak sebagai lambang kias (signifier), sedangkan konsep suatu
nasihat atau hal kebaikan tersebut berperan sebagai makna yang dimaksudkan
penyair (signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias matahari dalam ungkapan metafora (85-
JL.6-AS.83-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori cosmos. Hal
tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan cosmos yang
mencakup contoh kongkrit matahari, bumi, bulan dan lain-lain serta tidak hanya
ada, melainkan menempati ruang di jagad raya. Dengan demikian, penciptaan
ungkapan metaforis penyair dengan lambang kias matahari dapat digolongkan
pada kategori cosmos dalam hierarki ruang persepsi manusia model Haley.
c. Kategori energy
Kategori energy predikasinya tidak hanya ada dan menempati ruang,
melainkan juga adanya perilaku gerak. Contoh nomina dari kategori ini yaitu
cahaya, angin, dan api. Kategori ini ditemukan 6 data dalam lirik lagu Iwan Fals
pada tahun 1981-1983.
Berikut beberapa contoh analisis data ungkapan metafora yang mewakili
kategori energy dalam lirik lagu Iwan Fals.
Ungkapan metaforis hujan air mata pada data (05-JL.3-ASM.81-Fra) terdiri
dari lambang kias hujan dan diikuti ungkapan klise air mata yang berarti
kesedihan. Hujan adalahtitik-titik air yang banyak berjatuhan dari udara karena
proses pendinginan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 409). Dengan
demikian, konsep hujan dapat disebut sebagai konsep suatu gerakan titik-titik air
yang banyak dari udara ke bumi.Dalam data ungkapan metaforis (05-JL.3-
ASM.81-Fra), lambang hujan dihayati Iwan Fals sebagai konsep jumlah
banyaknya manusia yang bersedih dari pelosok negeri. Hal tersebut
mengambarkan konsep hujan bertindak sebagai lambang kias (signifier),
sedangkan konsep jumlah banyaknya manusia bersedih dari pelosok negeri
sebagai maknayang dimaksudkan penyair (signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias hujan yang telah dijelaskan di atas,
ungkapan metafora penyair ini memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori
energy. Hal tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan energy
yang mencakup contoh kongkrit cahaya, angin, api dan sejenisnya serta
predikasinya tidak hanya ada dan menempati ruang, melainkan juga adanya
perilaku gerak. Dengan demikian, penciptaan ungkapan metaforis penyair pada
data (05-JL.3-ASM.81-Fra) dengan lambang kias hujan dapat digolongkan pada
kategori energy dalam hierarki ruang persepsi manusia model Haley.
2) Sinar matamu tajam namun ragu (22-JL.10-ASM.81-Fra)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1068), sinar merupakan
pancaran terang cahaya, seperti bulan, matahari dan sebagainya. Dengan
dihasilkan dari benda-benda cosmos seperti bulan, matahari dan sebagainya.
Dalam ungkapan metafora pada data(22-JL.10-ASM.81-Kla), sinar dihayati Iwan
Fals seperti pandangan seseorang. Hal tersebut menimbulkan makna kias, karena
hakikat sinar merupakan wujud energi yang berupa pancaran cahaya dan
dihasilkan dari benda-benda cosmos. Perhatikan penggalan lirik lagu di bawah ini.
(10)Sinar matamu tajam namun ragu Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan Kuat jarimu kala mencengkeram
(Iwan Fals. Bangunlah Putra Putri Pertiwi dalam Album Sarjana Muda. 1981)
Penggalan lirik lagu (10) mengambarkan pengalaman penyair tentang
pandangan mata seseorang yang tajam, namun terlihat ragu. Dengan demikian,
konsep sinar pada data ungkapan metafora (22-JL.10-ASM.81-Kla) bertindak
sebagai lambang kias (signifier), sedangkan konsep pandangan yang terlihat ragu-
ragu berperan sebagai makna yang dimaksudkan penyair (signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias sinar pada ungkapan metafora penyair
pada data (22-JL.10-ASM.81-Kla) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori
energy. Hal tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan energy
yang mencakup mencakup contoh kongkrit cahaya, angin, api dan sejenisnya serta
predikasinya tidak hanya ada dan menempati ruang, melainkan juga adanya
prilaku gerak. Dengan demikian, penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan
lambang kias sinar dapat digolongkan pada kategori energy dalam hierarki ruang
3) Dengan sorot mata yang keduanya buta (13-JL.7-ASM.81-Fra)
Sorot adalah sinar cahaya atau lampu senter (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007:1085). Dengan demikian, konsep sorot dapat disebut sebagai
predikasi gerakan cahaya yang menyorot dari hasil sumber cahaya. Dalam data
ungkapan metafora (13-JL.7-ASM.81-Fra), konsep sorot dihayati Iwan Fals
sebagai konsep pandangan mata. Hal tersebut mengambarkan konsep sorot
bertindak sebagai lambang kias (signifier), sedangkan konseppandangan mata
berperan sebagai makna yang dimaksudkan penyair (signified) dalam ungkapan
metafora di atas.
Dilihat dari kriteria lambang kias sorot dalam ungkapan metafora penyair
pada data (13-JL.7-ASM.81-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori
energy. Hal tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan energy
yang mencakup contoh kongkrit cahaya, angin, api dan sejenisnya serta
predikasinya tidak hanya ada dan menempati ruang, melainkan juga adanya
prilaku gerak. Dengan demikian, penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan
lambang kias sorot dapat digolongkan pada kategori energy dalam hierarki ruang
persepsi manusia model Haley.
4) Sentuhan anginwaktu siang
kibarkan satu kain bendera usang (89-JL.7-AS.83-Fra)
Angin adalahgerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 49). Dengan demikian,
lambang angin dapat disebut sebagai konsep energi gerakan udara. Dalam
ungkapan metaforis pada data (89-JL.7-AS.83-Fra), angin dikiaskan Iwan Fals
mengambarkan tentang konsep konsep angin bertindak sebagai lambang kias
(signifier), sedangkan konsep manusia sebagai makna yang dimaksudkan penyair
(signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias angin dalam ungkapan metafora penyair
pada data (89-JL.7-AS.83-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori
energy. Hal tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan energy
yang mencakup contoh kongkrit cahaya, angin, api dan sejenisnya serta
predikasinya tidak hanya ada dan menempati ruang, melainkan juga adanya
prilaku gerak. Dengan demikian, penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan
lambang kias angin dapat digolongkan pada kategori energy dalam hierarki ruang
persepsi model Haley.
d. Kategori substance
Kelembaman merupakan predikasi dari kategori substance, di samping ada,
memerlukan ruang dan dapat bergerak. Kategori ini ditemukan 2 data dalam lirik
lagu Iwan Fals pada tahun 1981-1983.
Berikut contoh analisis data ungkapan metafora yang mewakili jenis
kategori substance dalam lirik lagu Iwan Fals.
1) O Tuhan beri setetes rejeki (09-JL.4-ASM.81-Fra)
Setetes terbentuk dari kata dasar tetes yang berarti benda cair (air, dsb) dan
jatuh menitik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 1188). Dengan demikian
konsep setetes dapat disebut sebagai konsep benda cair, seperti air dan zat cair
lainya yang bersifat lembam. Dalam ungkapan metaforis pada data (09-JL.4-
bisa menetesdikiaskan sebagai konsep jumlah suatu rejeki. Hal tersebut,
mengambarkan tentang konsep dasar penciptaan metafora penyair yang berusaha
membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata-kata pembanding. Kedua hal
yang dibandingkan tersebut, konsep setetes dihayati sebagai konsep jumlah suatu
rejeki yang diminta pada Tuhan. Dengan demikian konsep setetes bertindak
sebagai lamabang kias (signifier), sedangkan konsep jumlah suatu rejeki yang
diminta pada Tuhan sebagai makna yang dimaksudkan penyair (signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias setetes dalam ungkapan metafora penyair
pada data (09-JL.4-ASM.81-Fra) memiliki kesesuaian dengan kriteria kategori
substance. Hal tersebutmenunjukkan adanya wujud interaksi manusia dengan
subtance yang memiliki kriteria kelembaman sebagai predikasi dari kategori ini,
di samping ada, juga memerlukan ruang dan dapat bergerak. Dengan demikian,
penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan lambang kias setetes dapat
digolongkan pada kategori subtance dalam hierarki ruang persepsi manusia model
Haley.
2) Pernahkah tuan renungkan
harga keringatnya (48-JL.5-AP.82-Fra)
Keringat adalah air yang keluar melalui pori-pori tubuh karena panas dan
sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 553). Dengan demikian,
konsep keringat dapat disebut sebagai konsep suatu zat cair yang keluar dari pori-
pori akibat panas. Dalam ungkapan metaforis data (48-JL.5-AP.82-Fra),konsep
keringat dihayati Iwan Fals sebagai konsep suatu benda yang memiliki nilai jual
atau harga. Perhatikan penggalan lirik lagu di bawah ini.
Jasa mereka
Pernahkah tuan renungkan Harga keringatnya
(Iwan Fals. Sapuku Sapumu dalam Album Opini. 1982)
Penggalan lirik lagu (11) dengan judul Sapuku Sapumu menggambarkan
nasip para perkerja tukang sapu yang bertugas membersihkan jalanan di Jakarta.
Dalam penggalan lirik ini, Iwan Fals mencoba mencerminkan nasib upah kerja
atau gaji para pekerja tukang sapu dikiaskan dengan lambang kias (signifier)
keringat, sedangkan konsep upah kerja atau gaji tersebut bertindak sebagai
makna yang dimaksudkan penyair (signified).
Dilihat dari kriteria lambang kias keringat yang telah dijelaskan di atas,
ungkapan metafora penyair pada data (48-JL.5-AP.82-Fra) memiliki kesesuaian
dengan kriteria kategori substance. Hal tersebut, menunjukkan adanya wujud
interaksi manusia dengan substance yang memiliki kriteria kelembaman sebagai
predikasi dari kategori ini, di samping ada, juga memerlukan ruang dan dapat
bergerak. Dengan demikian, penciptaan ungkapan metaforis penyair dengan
lambang kias keringat dapat digolongkan pada kategori substance dalam hierarki
ruang persepsi model Haley.
e. Kategori terrestrial
Kategori terrestrial predikasinya yaitu terhampar yang terikat oleh bumi dan
contoh nominaya seperti sungai, laut, samudra,gunung, dan padang pasir termasuk
di dalamnya. Kategori ini ditemukan 1 data dalam lirik lagu Iwan Fals pada tahun
1981-1983.
Berikut contoh analisis data ungkapan metafora yang termasuk kategori
1) Pulau-pulau yang berpencar bersatu dalam kibarmu (27-JL.10-ASM.81-Kla)
Hakikat kata pulau-pulau terbentuk adanya reduplikasi kata pulau. Kata
Pulaumemiliki arti daratan yang dikelilingi air (di laut, di sungai, di danau)
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 906). Dengan demikian, kata pulau dapat
dikatakan sebagai suatu daratan yang terhampar dikelilingi air, sungai dan
sebagainya. Dalam ungkapan metaforis pada data (27-JL.10-ASM.81-Kla),
lambang kias pulau-pulau dikiaskan penyair sebagai konsep manusia atau
masyarakat Indonesia. Hal tersebut mengambarkan konsep pulau-pulau bertindak
sebagai lambang kias (signifier), sedangkan konsepmanusia atau masyarakat
Indonesia yang dapat menyandang predikasi bersatu berperan sebagai makna yang
dimaksudkan penyair (signified) dalam ungkapan metafora di atas.
Dilihat dari kriteria lambang kias pulau-pulau dalam ungkapan metafora