A. Keadaan Umum
2. Tahap Masukan
Tahap masukan adalah tahapan pertama dalam perumusan strategi. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan matriks EFE.
a. Analisis Matriks IFE
Faktor yang dianalisis dalam matriks ini adalah faktor-faktor strategis internal perusahaan. Faktor-faktor strategis ini merupakan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan unit usaha. Hasil identifikasi kekutan dan kelemahan dimasukkan sebagai faktor-faktor
strategis internal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi.(Tabel 11).
Tabel 11. Faktor Strategik Internal Usaha Ikan Balita UD. Suhada
No. Faktor Internal Bobot
(a) Rating (b) Nilai (axb) Kekuatan :
1 Mutu benih ikan lebih baik 0,069 3,333 0,231
2 Penanganan pasca panen yang cepat 0,072 3,667 0,265 3 Kebutuhan tenaga kerja yang
mudah 0,058 3,667 0,214
4 Promosi 0,051 4,000 0,206
5 Memiliki jaringan pemasok bahan
baku 0,074 3,667 0,270
6 Komunikasi dalam pekerjaan 0,068 3,333 0,227
7 Lokasi usaha strategik 0,071 3,333 0,236
8 Saluran distribusi pemasaran 0,067 3,333 0,222 Kelemahan :
1 Manajemen kontrol mutu 0,060 1,667 0,100
2 Variasi produk 0,053 1,667 0,089
3 Pencatatan data keuangan 0,060 1,333 0,081
4 Kekurangan modal 0,063 1,667 0,104
5 Keadaan SDM 0,058 1,333 0,078
6 Lahan produksi 0,058 2,000 0,115
7 Hasil produksi belum optimal 0,055 2,000 0,110
8 Penggunaan teknologi 0,063 1,667 0,104
Jumlah 1,000 2,651
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa faktor memiliki jaringan pemasok bahan baku diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi (skor 0,270). Faktor tersebut berkaitan dengan faktor penanganan pasca panen yang cepat (skor 0,265) dalam pelaksanaan produksi, sehingga bahan baku yang diterima dari pemasok dapat dikelola dengan baik. Lokasi usaha yang strategik (skor 0,236) yang dimiliki UD. Suhada merupakan faktor yang berpengaruh dalam keberlangsungan usaha ikan balita, lokasi usaha yang dekat dengan faktor produksi (bahan baku). Untuk memperoleh produk yang berkualitas maka faktor mutu benih ikan yang lebih baik (skor 0,231) sangat berpengaruh dalam pengembangan usaha. Dalam menjalankan usaha ikan balita ini juga memperhatikan faktor komunikasi dalam
pekerjaan (skor 0,227) yang menjadi kekuatan dalam penyampaian tugas pokok dan fungsi dalam bekerja. Usaha ikan balita di UD.Suhada telah menjalin hubunganyang baik ke para distributor, sehingga saluran distibusi untuk memasarkan hasil usaha ikan balita tidak mengalami hambatan, bahkan menjadi kekuatan bagi perusahaan (skor 0,222).
Faktor kelemahan utama dalam pengembangan usaha adalah lahan produksi (skor 0,115) yang masih kurang memadai sehingga masih memerlukan perluasan lahan dalam hal tempat penampungan benih ikan balita serta tempat pengolahan benih ikan balita. Dengan lahan yang masih kurang memadai sehingga berpengaruh terhadap hasil produksi yang belum optimal (skor 0,110). Faktor yang menjadi kelemahan dalam pengembangan ikan balita di UD.Suhada adalah faktor kekurangan modal (skor 0,104), sehingga UD.Suhada belum mampu mengoptimalkan potensi yang tersedia. Penggunaan teknologi (skor 0,104) yang masih sederhana juga merupakan faktor kelemahan dalam menentukan kualitas dan kuantitas produk ikan balita di UD. Suhada. Dibutuhkannya bagian management quality control (skor 0,100) dalam usaha ikan balita di UD.Suhada, karena hal ini merupakan salah satu faktor paling penting dalam pengembangan usaha. UD.Suhada juga memiliki variasi produk (skor 0,089) yang masih belum cukup beragam, sehingga faktor ini menjadi salah satu kelemahan dalam memberikan penawaran produk kepada konsumen. Dalam keberlangsungan usaha ikan balita di UD.Suhada, pencatatan data keuangan yang belum optimal (skor 0,081) , karena kurangnya SDM yang dimiliki (skor 0,078), sehingga menjadi salah satu faktor kelemahan perusahaan.
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor nilai sebesar 2,651 (Tabel 10). Nilai ini berada di atas nilai rata-rata sebesar 2,500 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal ( David, 2004).
b. Analisis Matriks EFE
Faktor yang dianalisis dengan matriks EFE adalah faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Faktor-faktor stretegis ini merupakan faktor-faktor yang menjadi ancaman dan peluang unit usaha. Hasil identifikasi peluang dan ancaman dimasukkan sebagai faktor-faktor strategis eksternal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi. Seperti dimuat pada Tabel 12.
Tabel 12. Faktor Strategis Eksternal Usaha Ikan Balita UD. Suhada
No. Faktor Eksternal Bobot
(a) Rating (b) Nilai (axb) Peluang : 1 Sumberdaya alam 0,094 3,333 0,313
2 Kemajuan teknologi informasi 0,080 3,667 0,294
3 Kebijakan pemerintah 0,092 3,667 0,339
4 Potensi variasi produk 0,077 4,000 0,309
5 Peningkatan permintaan ikan balita 0,108 3,333 0,359
6 Kondisi pasar terbuka 0,094 3,333 0,313
Ancaman :
1 Kenaikan harga BBM 0,073 2,000 0,145
2 Fluktuasi harga benih ikan 0,114 2,000 0,227 3 Produksi sejenis dari wilayah lain 0,092 1,667 0,154
4 Isu penyakit ikan 0,077 1,333 0,103
5 Perubahan kultur masyarakat 0,098 1,333 0,131
Jumlah 1,000 2,688
Berdasarkan Tabel 12 maka peluang utamayang diakui dalam pengembangan usaha adalah peningkatan permintaan ikan balita (skor 0,359), permintaan akan produk ikan balita semakin meningkat setiap tahunnya yang memberikan dampak yang baik bagi usaha ikan balita di UD.Suhada. Hal tersebut sesuai dengan adanya kebijakan pemerintah (skor 0,339) tentang program Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), himbauan tersebut menjadikan peluang bagi usaha ikan balita. Faktor yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan usaha ikan balita adalah tersedianya sumberdaya alam (skor 0,313) yang berada disekitar tempat usaha, di wilayah kabupaten Cianjur yang memiliki potensi minapadi cukup besar, sebagai bahan
baku ikan balita. Dengan memiliki sumberdaya yang melimpah, maka peluang untuk memperluas pasar yang masih terbuka (skor 0,313) di wilayah lainnya, dimana produk ikan balita belum dikomersialisasikan, menjadikan peluang bagi usaha ikan balita di UD. Suhada. Segementasi pasar juga memberikan peluang untuk menjadikan produk ikan balita ini untuk membuat variasi produk yang beragam (skor 0,309). Salah satu strategi pemasaran adalah promosi, agar produk dapat diketahui oleh konsumen. Dengan bertambah pesatnya peningkatan penggunaan tekhnologi informasi (skor 0,294), hal tersebut dapat dilihat pada jejaring sosial yang ada di media internet.
Ancaman utama dalam pengembangan usaha ikan balita di UD.Suhada adalah fluktuasi harga benih ikan (skor 0,227), hal ini sangat sulit diantispasi karena yang menentukan harga adalah pasar. Ancaman tersebut dapat mempengaruhi harga jual produk ikan balita di UD.Suhada. Faktor produk sejenis di wilayah lain (skor 0,154) juga dapat menjadi ancaman bagi produk ikan balita di UD.Suhada,karena akan menjadi alternatif konsumen jika harga produk ikan balita di UD.Suhada cukup tinggi. Pengaruh meningkatnya harga bahan bakar (skor 0,145) sebagai faktor penunjang distribusi produk dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Ancaman berikutnya adalah isu penyakit ikan (skor 0,103) yang merupakan ancaman terendah dari hasil analisis, hal ini disebabkan karena ancaman tersebut masih berada di lingkungan pembudidaya ikan sebagai bahan baku ikan balita.