• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKSIRAN TAGIHAN RESTITUSI PAJAK

Dalam dokumen PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK (Halaman 49-55)

1.270.486.978 1.224.627.514 Entitas anak

14. TAKSIRAN TAGIHAN RESTITUSI PAJAK

Taksiran tagihan restitusi pajak terdiri dari:

30 Juni 2016 31 Desember 2015 Pajak Penghasilan

Perusahaan

Tahun 2016 6.040.140.463 --

Tahun 2015 8.316.394.296 8.316.394.296

Tahun 2013 25.589.992.592 25.589.992.592

Tahun 2012 11.591.684.872 11.591.684.872

Tahun 2010 6.048.036.518 6.048.036.518

Entitas Anak

Tahun 2016 4.577.335 --

Tahun 2015 1.688.838.688 1.688.838.688

Tahun 2014 405.643.301 405.643.301

Tahun 2013 196.580.931 196.580.931

Tahun 2010 189.085.044 189.085.044

Tahun 2009 2.993.062.866 2.993.062.866

Tahun 2008 -- 1.177.133.752

Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan

Tahun 2011 61.703.511 61.703.511

Entitas Anak

Tahun 2008 -- 369.986.514

Jumlah 63.125.740.417 58.628.142.885

Status dari tagihan pajak Grup adalah sebagai berikut:

Status dari tagihan pajak entitas induk adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan Badan tahun 2013

Pada tanggal 9 Oktober 2015, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No.

00022/206/13/054/15 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB) untuk jenis pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar Rp 51.219.891.148.

Pada tanggal 5 Januari 2016, Perusahaan telah mengajukan Surat Keberatan No. 01/TAX/SP/I/16 ke Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diselesaikan, permohonan keberatan pajak masih dalam proses.

Pajak Penghasilan Badan tahun 2010

Pada tanggal 25 Juli 2012, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No. 00005/

206/10/054/12 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB) untuk jenis pajak penghasilan badan tahun2010 sebesar Rp 37.947.789.626.

Pada tanggal 2 Oktober 2012, Perusahaan mengajukan Surat Keberatan No.15/T/SP/X/12. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No. KEP-1997/WPJ.07/2013 tanggal 30 September 2013 permohonan keberatan Perusahan ditolak.

Pada tanggal 27 Desember 2013 dengan surat No. 47/Tax/SP/XII/13, Perusahaan mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dan sampai dengan tanggal Laporan Keuangan ini diselesaikan, Surat Banding masih dalam proses di Pengadilan Pajak.

Status dari tagihan pajak entitas anak adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan Badan tahun 2013

Pada tanggal 11 September 2015, PT Belfoods Indonesia (BI) menerima SKPLB No. 00081/406/13/062/15 dari KPP Madya Jakarta Selatan, untuk jenis Pajak Penghasilan badan tahun 2013 sebesar Rp 403.443.870.

Pada tanggal 6 Oktober 2015, BI telah menerima pengembalian pajak tersebut sebesar Rp 282.618.152 (jumlah setelah dikurangi utang pajak Rp 120.825.718). Pada tanggal 9 Oktober 2015, BI mengajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi sebesar Rp 120.825.718 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diselesaikan permohonan ini masih dalam proses di KPP Madya Jakarta Selatan.

30 Juni 2016 31 Desember 2015 Pajak Penghasilan

Belum/sedang diperiksa 28.047.278.955 22.002.561.157

Keberatan dan banding 35.016.757.951 36.193.891.703

Pajak Pertambahan Nilai

Keberatan dan banding 61.703.511 431.690.025

Jumlah 63.125.740.417 58.628.142.885

Status dari tagihan pajak entitas anak adalah sebagai berikut: (Lanjutan) Pajak Penghasilan Badan tahun 2010 (Lanjutan)

Pada tanggal 24 Desember 2013, BI menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No.00006/206/10/062/13 dari KPP Madya Jakarta Selatan, untuk jenis Pajak Penghasilan badan tahun 2010 sebesar Rp 900.055.050.

BI telah mengajukan Surat Keberatan kepada KPP Madya Jakarta Selatan No.03/TAX/BFI/III/14 pada tanggal 20 Maret 2014.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No.KEP-157/WPJ.04/2015 tanggal 20 Januari 2015 permohonan keberatan ditolak.

Pada tanggal 13 April 2015 dengan surat No. 04/Tax/BFI/IV/15, BI mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dan sampai dengan tanggal laporan ini diselesaikan, surat banding masih dalam proses di Pengadilan Pajak.

Pajak Penghasilan Badan tahun 2009

Pada tanggal 26 Oktober 2011, BI menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No.00007/206/09/016/11 dari KPP Pratama Cilandak, Jakarta Selatan, untuk jenis Pajak Penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 3.053.442.020.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, BI telah melunasi sebesar jumlah yang ditetapkan pada SKPKB tahun 2009 dan telah mengajukan Surat Keberatan kepada KPP Pratama Cilandak.

Pada tanggal 16 Januari 2013, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pajak No.KEP 62/WPJ.04/2013, Direktur Jendral Pajak menolak Keberatan yang diajukan oleh BI. Dan pada tanggal 8 Maret 2013 dengan surat No.05/TAX/BFI/III/13 BI mengajukan Banding kepada Pengadilan Pajak sehubungan dengan SKPKB tahun 2009 ini dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini Surat Banding masih dalam proses di Pengadilan Pajak

Pajak Penghasilan Badan tahun 2008

Pada tanggal 22 September 2011, BI menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No.00011/206/08/016/11 dari KPP Pratama Cilandak, Jakarta Selatan, untuk jenis Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 sebesar Rp 965.419.712.

BI telah melunasi sebesar jumlah yang ditetapkan pada SKPKB tahun 2008 dan telah mengajukan Surat Keberatan kepada KPP Pratama Cilandak.

Pada tanggal 11 Desember 2012, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP 1793/WPJ.04/2012, Direktur Jenderal Pajak menolak Keberatan yang diajukan oleh BI. Pada tanggal 8 Maret 2013 dengan surat No.04/TAX/BFI/III/13 BI mengajukan Banding kepada Pengadilan Pajak sehubungan dengan SKPKB tahun 2008 ini.

Pada tanggal 16 Juni 2016, berdasarkan Surat Putusan Pengadilan Pajak No.PUT.71184/PP/M.XIIA/15/2016 Direktorat Jenderal Pajak menolak Banding yang diajukan oleh BI.

Status dari tagihan pajak entitas anak adalah sebagai berikut: (Lanjutan) Pajak Pertambahan Nilai tahun 2008

Pada tanggal 22 September 2011, BI menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No.00023/207/08/016/11 dari KPP Pratama Cilandak, Jakarta Selatan, untuk jenis Pajak Pertambahan Nila i masa Desember 2008 sebesar Rp 369.986.514.

BI telah melunasi sebesar jumlah yang ditetapkan pada SKPKB masa Desember 2008 dan telah mengajukan Surat Keberatan kepada KPP Pratama Cilandak.

Pada tanggal 10 Desember 2012, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP 1791/WPJ.04/2012, Direktur Jenderal Pajak menolak Keberatan yang diajukan oleh BI. Dan pada tanggal 8 Maret 2013 dengan surat No.03/TAX/BFI/III/13 BI mengajukan Banding kepada Pengadilan Pajak sehubungan dengan SKPKB PPN masa Desember 2008 ini dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini Surat Banding masih dalam proses di Pengadilan Pajak.

Pada tanggal 16 Juni 2016, berdasarkan Surat Putusan Pengadilan Pajak No.PUT.71185/PP/M.XIIA/16/2016 Direktorat Jenderal Pajak menolak Banding yang diajukan oleh BI.

15. GOODWILL

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009, yang telah dituangkan dalam akta berita acara nomor 188, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (BI) sebanyak 596.806 saham dengan harga saham Rp 100.000 per saham dengan cara konversi utang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Kepemilikan saham tersebut berasal dari utang BI sebanyak Rp 59.680.578.837 kepada Grup dan memperoleh goodwill dari akusisi tersebut sebesar Rp 10.890.455.260.

Sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup, Grup manajemen melakukan pengujian penurunan nilai atas goodwill secara tahunan. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas).

Nilai terpulihkan dari unit penghasil kas ditentukan berdasarkan nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Arus kas yang melampaui periode lima tahun diekstrapolasi dengan menggunakan tingkat pertumbuhan yang dinyatakan di tabel berikut. Tingkat pertumbuhan tidak melebihi rata-rata tingkat pertumbuhan usaha jangka panjang dimana unit penghasil kas berada.

Grup menggunakan pendekatan pendapatan untuk menilai penurunan nilai goodwill. Pendekatan pendapatan diprediksi melalui nilai arus kas masa depan yang akan dihasilkan oleh suatu bisnis. Metode arus kas diskontoan (“DCF”) meliputi proyeksi arus kas dan mendiskontokannya menjadi nilai kini. Proses pendiskontoan menggunakan tingkat pengembalian yang sesuai dengan risiko terkait dengan bisnis atau aset dan nilai waktu uang.

Pada tanggal 30 September 2015, nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual untuk seluruh unit penghasil kas melebihi nilai tercatatnya dan tidak terdapat penurunan nilai.

Asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan jumlah yang dapat dipulihkan pada 30 September 2015 adalah sebagai berikut:

Manajemen menentukan asumsi utama berdasarkan kombinasi pengalaman masa lalu dan sumber eksternal.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perubahan signifikan atas jumlah yang dapat dipulihkan kembali maupun nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual seluruh unit penghasil kas sejak 30 September 2015, sehingga pada tanggal 30 Juni 2016 tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill.

Makanan olahan

Tingkat pertumbuhan setelah lima tahun 15%

Tingkat diskonto setelah pajak (untuk) perhitungan nilai wajar setelah dikurangi

biaya untuk menjual 15%

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Biaya perolehan

Merek 23.737.048.623 -- -- 23.737.048.623

Hubungan dengan Konsumen 11.135.625.335 -- -- 11.135.625.335

Hak paten 485.950.000 -- -- 485.950.000

Proyek inovasi kandang broiler 19.096.337.913 -- -- 19.096.337.913

Jumlah biaya perolehan 54.454.961.871 -- -- 54.454.961.871

Akumulasi amortisasi

Merek 5.011.154.709 1.582.469.908 -- 6.593.624.617

Hubungan dengan Konsumen 7.052.562.712 2.227.125.067 -- 9.279.687.779

Hak paten 291.570.000 97.190.000 -- 388.760.000

Proyek inovasi kandang broiler -- -- -- --

Jumlah akumulasi amortisasi 12.355.287.421 3.906.784.975 -- 16.262.072.396

Nilai tercatat 42.099.674.450 38.192.889.475

Penyisihan penurunan nilai -- 19.096.337.913

Bersih 42.099.674.450 19.096.551.562

31 Desember 2015

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Biaya perolehan

Merek 23.737.048.623 -- -- 23.737.048.623

Hubungan dengan Konsumen 11.135.625.335 -- -- 11.135.625.335

Hak paten 485.950.000 -- -- 485.950.000

Jumlah biaya perolehan 35.358.623.958 -- -- 35.358.623.958

Akumulasi amortisasi

Merek 6.593.624.617 791.234.954 -- 7.384.859.571

Hubungan dengan Konsumen 9.279.687.779 1.113.562.534 -- 10.393.250.313

Hak paten 388.760.000 48.595.012 -- 437.355.012

Jumlah akumulasi amortisasi 16.262.072.396 1.953.392.500 -- 18.215.464.896

Nilai tercatat 19.096.551.562 17.143.159.062

30 Juni 2016

Pada tahun 2014, Perusahaan mengembangkan proyek inovasi kandang broiler untuk menemukan model terbaik dalam konstruksi kandang dan metode penanganan kesehatan ayam pada kandang yang berpopulasi besar serta sistem logistik pengiriman pakan dan panen skala besar yang efisien. Proyek inovasi tersebut diyakini oleh manajemen dapat memberikan manfaat ekonomis bagi Perusahaan di masa yang akan datang sehingga merupakan aset tidak berwujud yang sedang dikembangkan secara internal.

Pada tanggal 31 Desember 2014, proyek pengembangan tersebut masih dalam proses dan tidak diamortisasi.

Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang telah diakui sebagai beban dalam tahun 2014 dan tidak diatribusikan sebagai biaya perolehan aset tidak berwujud adalah sebesar Rp 13.452.683.102.

Pada tahun 2015, Perusahaan melakukan penelaahan kembali atas proyek inovasi tersebut dan berkesimpulan bahwa Perusahaan tidak dapat memenuhi keseluruhan kriteria berikut ini:

a. Kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud tersebut sehingga aset tak berwujud tersebut dapat digunakan atau dijual

b. Intensi untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya c. Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut

d. Bagaimana aset tak berwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomik masa depan e. Tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lain untuk menyelesaikan

pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut

f. Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang dapat diatribusikan terhadap aset tak berwujud selama pengembangannya

Perusahaan memutuskan untuk melakukan penurunan nilai seluruhnya atas aset tak berwujud tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2016, sisa periode amortisasi dari merek, hubungan dengan konsumen dan hak paten masing-masing adalah 10 tahun, 4 bulan, dan 6 bulan.

Dalam dokumen PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK (Halaman 49-55)

Dokumen terkait