• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

30 JUNI 2016 DAN 2015 (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (AUDITAN) DAN

(2)
(3)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

1 A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2e,f,g,4 396.776.102.674 54.384.366.148

Deposito berjangka yang dibatasi 2g,5 45.000.000.000 45.000.000.000

penggunaannya Piutang usaha

Pihak berelasi 2w,32 54.460.290 418.601.435

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 87.170.701.177

(2015: Rp 88.651.536.460) 2g,6 317.957.560.654 251.433.610.755

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 3.940.213.782

(2015: Rp 3.547.033.857) 2i,7 455.406.707.868 373.941.409.810

Hewan ternak produksi - berumur pendek 2j,8 87.307.306.426 85.306.837.552

Beban dibayar di muka 2h 25.276.961.753 13.655.445.491

Pajak dibayar di muka 2s,9 396.023.221 154.168.908

Aset lancar lain-lain 2e,10 346.861.417.512 334.855.900.873

Jumlah Aset Lancar 1.675.036.540.398 1.159.150.340.972

ASET TIDAK LANCAR

Investasi jangka panjang lainnya - setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai sebesar Rp 49.155.940.000 2g,11 -- --

Aset pajak tangguhan 2s,12b 112.120.621.988 107.424.522.357

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 932.915.094.483

(2015: Rp 900.588.088.046) 2k,13 859.696.755.064 866.102.467.013

Taksiran tagihan restitusi pajak 2s,14 63.125.740.417 58.628.142.885

Goodwill 2d,15 10.890.455.260 10.890.455.260

Aset tidak berwujud lainnya - setelah dikurangi akumulasi

amortisasi sebesar Rp 18.215.464.896

(2015 : Rp 16.262.072.396) 2l,16 17.143.159.062 19.096.551.562

Aset tidak lancar lain-lain 2e 14.519.093.969 25.477.686.850

Jumlah Aset Tidak Lancar 1.077.495.825.760 1.087.619.825.927

JUMLAH ASET 2.752.532.366.158 2.246.770.166.899

(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 2n,19 632.624.304.487 608.679.005.945

Utang murabahah jangka pendek 2p,21 119.969.000.000 119.966.000.000

Utang usaha - pihak ketiga 2n,17 221.287.323.812 173.453.790.262

Beban akrual 2n,18 53.806.862.332 61.431.158.854

Utang pajak 2s,12c 2.034.729.989 1.431.162.185

Utang dividen 290.928.610 290.928.610

Liabilitas lancar lainnya 21.480.542.104 23.104.192.339

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :

Utang bank 2n,20 24.996.117.194 39.663.213.328

Utang murabahah 2p,21 48.383.898.702 18.482.984.246

Utang sewa pembiayaan 2o,22 -- 33.715.202

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.124.873.707.230 1.046.536.150.971

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang pihak berelasi 2w,32 75.000.000.000 75.000.000.000

Liabilitas pajak tangguhan 2s,12b 106.415.381 98.865.330

Liabilitas imbalan kerja 2q 101.388.207.231 93.369.736.680

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Utang bank 2n,20 265.287.718.958 242.677.778.344

Utang murabahah 2p,21 15.771.410.311 54.845.357.280

Utang sewa pembiayaan 2o,22 -- --

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 457.553.751.881 465.991.737.634

JUMLAH LIABILITAS 1.582.427.459.111 1.512.527.888.605

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

3 EKUITAS

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham

Modal dasar: 7.310.000 saham seri A nominal Rp 3.950 per saham;

65.068.700 saham seri B nominal Rp 3.950 per saham; dan 3.556.197.300 saham seri C nominal Rp 1.000 per saham Ditempatkan dan disetor penuh 7.310.000

saham seri A; 65.068.700 saham seri B

dan 1.266.723.879 saham seri C 1e,23 1.552.619.744.000 --

(31 Desember 2015: 7.310.000 saham seri A; 65.068.700 saham seri B;

866.732.200 saham seri C) -- 1.152.628.065.000

Tambahan modal disetor - bersih 24 756.839 756.839

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali 38 (190.528.934.045) (190.528.934.045)

Komponen ekuitas lainnya (3.552.596.648) (3.552.596.648)

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 25 5.435.958.146 5.435.958.146

Belum ditentukan penggunaannya (193.870.022.245) (229.740.971.998)

Ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 1.170.104.906.047 734.242.277.294

Kepentingan non-pengendali 1.000 1.000

Jumlah Ekuitas 1.170.104.907.047 734.242.278.294

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.752.532.366.158 2.246.770.166.899

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

PENJUALAN BERSIH 2r,26 1.231.869.847.833 1.041.453.258.314

BEBAN POKOK PENJUALAN 2r,27 1.000.412.185.874 959.965.752.717

LABA KOTOR 231.457.661.959 81.487.505.597

BEBAN USAHA

Beban penjualan 2r,28 81.094.991.247 92.868.121.251

Beban umum dan administrasi 2r,29 108.646.953.160 141.070.487.190

Jumlah Beban Usaha 189.741.944.407 233.938.608.441

LABA (RUGI) USAHA 41.715.717.552 (152.451.102.844)

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba penjualan aset tetap 39.659.085.490 36.499.526

Rugi selisih kurs - bersih 4.573.275.968 (10.428.981.346)

Pendapatan keuangan 2.863.565.695 1.440.940.631

Penjualan barang bekas 30 1.675.243.830 1.313.503.646

Penggantian klaim dan asuransi 1.364.983.202 (21.449.420)

Beban penghapusan langsung dan penyisihan

kerugian penurunan nilai piutang 2m,6 131.214.650 224.872.912

Kerugian selisih perhitungan

dan perolehan persediaan 2i (467.156.588) --

Beban keuangan (62.252.280.173) (64.097.394.088)

Lain-lain - bersih 1.918.750.547 3.095.384.909

Beban lain-lain bersih (10.533.317.379) (68.436.623.230)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 31.182.400.173 (220.887.726.074)

BEBAN PAJAK PENGHASILAN

Kini 2s,12a -- --

Tangguhan 2s,12b 4.688.549.580 41.492.589.090

Jumlah Beban Pajak Penghasilan 4.688.549.580 41.492.589.090

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 35.870.949.753 (179.395.136.984)

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 35.870.949.753 (179.395.136.984)

Jumlah laba (rugi) komprehensif yang diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 35.870.949.753 (175.700.216.465)

Kepentingan non-pengendali -- (3.694.920.519)

Jumlah 35.870.949.753 (179.395.136.984)

LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 31 35,23 (120,94)

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan 5

ditempatkan

modal

disetor - kepentingan Ekuitas

Telah Ditentukan Belum Ditentukan kepada pemilik Nonpengendali bersih dan disetor penuh bersih nonpengendali Lainnya Penggunaannya Penggunaannya entitas induk

Catatan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2015 1.152.627.869.455 756.839 -- (9.668.099.574) 5.332.755.373 122.697.467.229 1.270.990.749.322 19.196.748.608 1.290.187.497.930

Penerbitan saham baru 195.545 -- -- -- -- -- 195.545 -- 195.545

Pembentukan cadangan umum 25 -- -- -- -- 103.202.773 (103.202.773) -- -- --

Akuisisi kepentingan non

pengendali pada entitas anak -- -- (190.528.934.045) -- -- -- (190.528.934.045) (9.501.065.955) (200.030.000.000)

Rugi tahun berjalan -- -- -- -- -- (352.335.236.454) (352.335.236.454) (9.695.681.653) (362.030.918.107)

Penghasilan komprehensif lain

periode berjalan -- -- -- 6.115.502.926 -- -- 6.115.502.926 -- 6.115.502.926

Saldo per 31 Desember 2015 1.152.628.065.000 756.839 (190.528.934.045) (3.552.596.648) 5.435.958.146 (229.740.971.998) 734.242.277.294 1.000 734.242.278.294

Saldo per 1 Januari 2016 1.152.628.065.000 756.839 (190.528.934.045) (3.552.596.648) 5.435.958.146 (229.740.971.998) 734.242.277.294 1.000 734.242.278.294

Penerbitan saham baru -- -- -- -- -- -- -- --

Pembentukan cadangan umum -- -- -- -- -- -- -- --

Akuisisi kepentingan non pengendali

pada entitas anak -- -- -- -- -- -- --

Penawaran Umum Terbatas I 399.991.679.000 -- -- -- -- -- 399.991.679.000 -- 399.991.679.000

Laba tahun berjalan -- -- -- -- -- 35.870.949.753 35.870.949.753 -- 35.870.949.753

Saldo per 30 Juni 2016 1.552.619.744.000 756.839 (190.528.934.045) (3.552.596.648) 5.435.958.146 (193.870.022.245) 1.170.104.906.047 1.000 1.170.104.907.047

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 1.167.190.874.363 1.189.456.958.025

Pembayaran kas kepada pemasok (498.750.067.172) (487.505.014.814)

Pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya (145.856.492.270) (276.861.807.705)

Pembayaran kepada karyawan (117.270.445.608) (106.773.745.975)

Pembayaran pajak - bersih (43.396.580.064) (32.687.611.805)

Penerimaan hasil restitusi -- 769.712.264

Penerimaan bunga 2.863.565.695 1.440.940.631

Pembayaran bunga (58.728.662.956) (59.691.388.300)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 306.052.191.988 228.148.042.321

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penjualan aset tetap 50.105.076.715 75.909.104

Perolehan aset tetap (37.822.216.749) (24.653.380.404)

Investasi pada entitas anak -- (200.000.000.000)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 12.282.859.966 (224.577.471.300)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pinjaman bank 4.898.832.562.144 5.923.453.261.491

Pembayaran utang bank (4.874.742.162.370) (6.042.536.415.917)

Pembayaran utang sewa pembiayaan (33.715.202) (139.980.627)

Kas bersih (digunakan) diperoleh dari aktivitas pendanaan 24.056.684.572 (119.223.135.053) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 342.391.736.526 (115.652.564.032)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 54.384.366.148 150.815.449.838

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 396.776.102.674 35.162.885.806

Jumlah Kas dan Setara Kas terdiri dari:

Kas 392.747.395 766.266.502

Bank 382.383.355.279 30.896.619.304

Deposito 14.000.000.000 3.500.000.000

Jumlah 396.776.102.674 35.162.885.806

(9)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Sierad Produce Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”) didirikan dengan akta Notaris No. 17 tanggal 6 September 1985 dari Raden Santoso, Notaris di Jakarta dan diubah dengan akta Notaris No. 27 tanggal 16 April 1986 dari Notaris yang sama. Anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-4506.HT.01.01.TH.86 tanggal 26 Juni 1986 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 20 tanggal 10 Maret 1989, Tambahan No. 389.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui akta Notaris No.

221 tanggal 26 Mei 2016 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, tentang menyetujui dan merubah ketentuan Anggaran dasar Perseroan sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dalam kerangka Penawaran Umum Terbatas I. Akta Notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0051894 tanggal 26 Mei 2016.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak di bidang perdagangan umum, industri, kontraktor, pertanian dan angkutan.

Kantor pusat Perusahaan terletak di TCC Batavia Tower One, Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta Pusat dengan tempat usaha terletak di Bogor, Sukabumi, Tangerang, Sidoarjo, Magelang, Banjarmasin, dan Makasar. Hasil produksi dipasarkan di dalam negeri. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial sejak tahun 1985.

Entitas induk terakhir perusahaan adalah PT Great Giant Pineapple.

b. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan mengalami perubahan sesuai hasil keputusan pemegang saham berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 09 tanggal 30 Mei 2016 yang dibuat oleh Simon Yos Sudarso, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.03-0060369 tanggal 23 Juni 2016.

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Dewan Komisaris

Komisaris Utama (Komisaris

Independen) : Antonius Joenoes Supit : Antonius Joenoes Supit

Komisaris : Setiawan Achmad : Sri Lestari Anwar

Komisaris : Sri Lestari Anwar : Setiawan Achmad

Dewan Direksi

Direktur Utama : Terryanto Soetandar : Eko Putro Sandjojo

Direktur : Fransiscus Xaverius Awi Tantra : Fransiscus Xaverius Awi Tantra

Direktur : Wayan Sumantra : Wayan Sumantra

Direktur : Sri Sumiyarsi : Sri Sumiyarsi

Direktur (Independen) : Tan Eng Kiong : Tan Eng Kiong

(10)

b. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)

Susunan anggota Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, adalah sebagai berikut:

Sekretaris Perusahaan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No.Kep-SK/Dir/053/HR/COP/X-12 tanggal 1 Oktober 2012, Perusahaan menunjuk F.X. Awi Tantra sebagai Sekretaris Perusahaan.

c. Struktur Entitas Anak

Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham entitas anak dan atau mempunyai kendali atas manajemen entitas anak sebagai berikut:

1) PT Sierad Corpora

Pada tahun 2003, sesuai dengan pernyataan keputusan rapat pemegang saham PT Sierad Corpora (“SC”) dengan akta Notaris No. 25 tanggal 21 Oktober 2003 dari Notaris Diah Guntari Listianingsih Soemarwoto, S.H., Notaris di Jakarta telah disetujui usulan direksi SC untuk melakukan penghentian kegiatan (operasional) SC dan melakukan tindakan hukum yang dianggap perlu dan penting untuk penghentian kegiatan (operasional) SC sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RPUSLB) tanggal 1 November 2012 yang dinyatakan dalam akta notaris Agung Sri Wijayanti No. 14 tanggal 20 November 2012, Pemegang Saham menyetujui pembubaran dan likuidasi PT Sierad Corpora serta penunjukan tim likuidator.

Tahun operasi

Anak Perusahaan Domisili Bidang usaha komersial

30 Juni 2016 31 Desember 2015 30 Juni 2016 31 Desember 2015

PT Dwipa Mina Bali Industi tepung 100% 100% 1996 764.409.409 973.844.426

Nusantara Ikan

PT Sierad Jakarta Distribusi dan 99,99% 99,99% Operasi dalam 10.806.908.972 10.806.908.972

Corpora perdagangan peralatan penghentian

(d/h PT Sierad peternakan ayam, bahan Corporation) baku pakan ternak dan

produk lainnya

PT Transpasifik Jakarta Perdagangan 100% 100% 1995 6.166.807.691 6.201.865.901

Niagareksa

PT Belfoods Bogor Industri pengolahan 100% 100% 1993 274.361.506.538 273.832.508.829

Indonesia makanan beku

Persentase Pemilikan Jumlah aset

(langsung dan tidak langsung) sebelum eliminasi

Komite Audit

Ketua : Antonius Joenoes Supit

Anggota : Rodion Wikanto Njotowidjojo

Anggota : Rustanto

(11)

c. Struktur Entitas Anak (Lanjutan)

1) PT Sierad Corpora (Lanjutan)

Menimbang bahwa aset, liabilitas, pendapatan serta beban SC pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 tidak material, tidak dilakukan pengungkapan terpisah dalam "Operasi dalam Penghentian" pada laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan PSAK No. 58, mengenai

"Operasi dalam Penghentian", juga pengungkapan terpisah tidak dilakukan oleh Perusahaan secara rinci dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

2) PT Belfoods Indonesia

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009, yang telah dituangkan dalam akta berita acara nomor 188, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (“BI”) sebanyak 596.806 saham dengan harga saham Rp 100.000 per saham dengan cara konversi utang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Pengambil-alihan saham BI ini berlaku efektif pada bulan Oktober 2011.

Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) Saham No. 201 tanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, PT Sierad Produce Tbk (“Perusahaan”) telah membeli dan menerima penyerahan sebanyak 293.987 saham PT Belfoods Indonesia, dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100.000 dengan harga sebesar Rp 199.932.000.000, jumlah tersebut telah dibayar seluruhnya oleh Perusahaan.

Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) Saham No. 202 tanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, PT Transpasifik Niagareksa telah membeli dan menerima penyerahan sebanyak 100 saham PT Belfoods Indonesia, dengan nilai nominal masing- masing saham sebesar Rp 100.000 dengan harga sebesar Rp 68.000.000, jumlah tersebut telah dibayar seluruhnya oleh Perusahaan.

Berdasarkan keputusan Pemegang Saham PT Belfoods Indonesia No. 306 tanggal 23 Desember 2015 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, disetujui peningkatan modal dasar dari Rp 100.000.000.000 menjadi sebesar Rp 400.000.000.000, dengan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp 89.089.300.000 menjadi Rp169.089.300.000.

Peningkatan modal tersebut menerbitkan sebanyak 800.000 saham baru dengan nilai nominal Rp100.000 per saham yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Sierad Produce Tbk dengan cara konversi hutang sebesar Rp 80.000.000.000.

Perusahaan bersama-sama entitas anak untuk selanjutnya disebut sebagai “Grup”.

(12)

d. Divestasi entitas anak

1) PT Sierad Pangan Nusantara

Berdasarkan Akta Jual Beli(AJB) Saham tanggal 27 Oktober 2014 oleh notaris Dr.Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 261, Perusahaan, pemilik 6.843.998 saham atau Rp 3.421.999.000 (99,99%), menjual seluruh kepemilikan saham mereka di PT Sierad Pangan Nusantara (“SPN”) kepada PT Kent Holiday dengan harga sebesar Rp 1.000.000, jumlah tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu setahun dan diakui sebagai piutang lain-lain. Dengan demikian, Perusahaan kehilangan kendali atas SPN dan laporan keuangan SPN tidak dikonsolidasi.

2) PT Sierad Industries

Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) Saham tanggal 17 November 2014 oleh notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. No. 109, Perusahaan, pemilik 34.235.005 saham atau Rp 34.235.005.000 (99,56%), menjual seluruh kepemilikan saham mereka di PT Sierad Industries (“SI”) kepada PT Pacific Raya Propertindo dengan harga sebesar Rp 179.474.000.000, jumlah tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu setahun dan diakui sebagai piutang lain-lain yang diperpanjang menjadi paling lambat tanggal 30 September 2016 berdasarkan Addendum II atas perjanjian hutang dan cara pembayaran tanggal 22 Maret 2016 (lihat Catatan 10). Dengan demikian, Perusahaan kehilangan kendali atas SI dan laporan keuangan SI tidak dikonsolidasi.

Jumlah tercatat aset bersih yang teridentifikasi yang dilepas atas kedua transaksi di atas adalah sebesar Rp 32.612.578.858. Keuntungan bersih yang timbul dari transaksi di atas sebesar Rp147.004.275.476 telah dicatat dalam akun pendapatan lain-lain bersih pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Harga jual entitas anak 179.474.000.000 1.000.000 179.475.000.000 Dikurangi:

Aset bersih teridentifikasi (32.236.698.387) (375.880.471) (32.612.578.858) Kepentingan non-pengendali 141.854.223 111 141.854.334 Keuntungan (kerugian) dari

divestasi entitas anak 147.379.155.836 (374.880.360) 147.004.275.476 PT Sierad

Industries

PT Sierad Pangan

Nusantara Total

(13)

e. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 29 November 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No.S-1946/PM/1996 untuk melakukan penawaran umum atas 250.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Sejak saat itu, Perusahaan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:

Pada tahun 2009, Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi yang diikuti dengan reorganisasi secara hukum dengan mengurangi nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar (penurunan modal saham). Kuasi-reorganisasi Perusahaan telah disetujui para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Desember 2009 yang didokumentasikan dalam akta Notaris No. 223 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta (lihat Catatan 23).

Jumlah saham beredar setelah

transaksi

Tahun Keterangan (lembar)

1997 Penerbitan 76.436.000 lembar saham seri A dengan nilai 726.436.000 nominal Rp 500 dari konversi obligasi

1998 Konversi obligasi 730.999.000

2001 Penerbitan saham seri B sejumlah 6.506.866.083 saham dengan nilai nominal Rp 300, sehingga saham beredar menjadi:

seri A 730.999.000

seri B 6.506.866.083

2004 Penggabungan saham (reversed stock) sebesar 10 kali, sehingga saham yang beredar menjadi:

seri A 73.099.900

seri B 650.686.609

2005 Konversi Utang Obligasi Konversi dan Utang Jangka Panjang, sehingga saham yang beredar menjadi:

seri A 73.099.900

seri B 650.686.609

seri C 8.667.321.984

2015 Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan penggabungan saham (reverse stock) sebesar 10 kali, sehingga saham yang beredar menjadi:

seri A 7.310.000

seri B 65.068.700

seri C 866.732.200

(14)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan–Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia (BAPEPAM- LK) No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. KEP-347/BL/2012 pada tanggal 25 Juni 2012 yang menggantikan Keputusan Ketua Bapepam-LK No.KEP-554/BL/2010 pada tanggal 30 Desember 2010 tentang Perubahan Keputusan Ketua Bapepam No.KEP-06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method) dan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

Kebijakan akuntansi telah ditetapkan secara konsisten dengan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun lalu yang telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, kecuali dinyatakan lain.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Standar baru, interpretasi dan perubahan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan tahunan 1 Januari 2015

Sejumlah standar, interpretasi dan amandemen baru yang berlaku efektif untuk pertama kali untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015, telah diadopsi dalam laporan keuangan ini. Sifat dan dampak dari setiap standar, interpretasi dan amandemen baru yang diadopsi oleh Grup dijelaskan sebagai berikut.

Penerapan standar dan intepretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Grup dan memberikan dampak pada laporan keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut:

1) PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”

Amandemen ini mensyaratkan pos-pos penghasilan komprehensif lain dikelompokkan ke dalam dua bagian:

- Yang akan atau mungkin direklasifikasi ke laba rugi - Yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

Amandemen ini hanya mempengaruhi penyajian laporan keuangan, tidak berpengaruh terhadap laporan posisi keuangan atau kinerja Grup.

(15)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

2) PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”

Perubahan utama sebagai akibat dari revisian PSAK 24 termasuk:

- Eliminasi pendekatan ‘koridor’ untuk menangguhkan keuntungan/kerugian program manfaat pasti

- Keuntungan/kerugian aktuaris pada pengukuran kembali atas kewajiban (aset) program manfaat imbalan pasti untuk diakui dalam penghasilan komprehensif lain daripada dalam laba rugi, dan tidak direklasifikasi pada periode berikutnya

- Langsung mengakui biaya jasa lalu dalam laba rugi - Amendemen periode pengakuan liabilitas untuk pesangon

- Imbalan kerja yang dapat diselesaikan (bukan jatuh tempo untuk diselesaikan) seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan adalah imbalan jangka pendek dan tidak terdiskonto

- Beban/penghasilan bunga neto yang diperhitungkan sebagai produk liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang ditentukan pada awal periode. Dampaknya adalah untuk menghapuskan konsep sebelumnya dari pengakuan imbalan yang diharapkan atas aset.

3) PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”

PSAK 65 menggantikan PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan ISAK 7 Konsolidasi - Entitas Bertujuan Khusus, dan menetapkan satu ‘model pengendalian’

untuk seluruh entitas, termasuk entitas bertujuan khusus, dimana pengendalian terjadi ketika seluruh kriteria di bawah ini dimiliki:

- Kekuasaan atas investee

- Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee

- Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.

Perubahan lain yang ditetapkan dalam PSAK 65 termasuk:

- Konsep pengendalian “de facto” untuk entitas dengan kepemilikan kepentingan kurang dari 50% dalam entitas, namun memiliki kepemilikan saham yang lebih besar daripada pemegang saham lain

- Hak suara potensial hanya dipertimbangkan dalam menentukan apakah terdapat pengendalian ketika hak suara potensial tersebut substantif (pemegang hak suara memiliki kemampuan praktis untuk menggunakan) dan hak digunakan ketika keputusan terkait dengan aktivitas investee mempengaruhi imbalan investor

- Panduan spesifik terkait konsep “silo”, dimana kelompok aset (dan liabilitas) dalam satu entitas dipisahkan secara keuangan, dan setiap kelompok dipertimbangkan secara terpisah untuk dikonsolidasi.

4) PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”

PSAK 68 menyatakan suatu kerangka untuk menentukan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan informasi terkait pengukuran nilai wajar, ketika pengukuran nilai wajar dan/atau pengungkapannya disyaratkan atau diperkenankan oleh PSAK lain.

(16)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

Sebagai akibatnya, panduan dan persyaratan yang berkaitan dengan pengukuran nilai wajar yang sebelumnya diatur dalam PSAK lain sekarang telah diatur dalam PSAK 68.

Meskipun terdapat beberapa perubahan pada panduan sebelumnya, terdapat perubahan pada persyaratan pengukuran nilai wajar sebelumnya. Oleh karena itu, PSAK No. 68 diintensikan untuk mengklarifikasi tujuan pengukuran, mengharmonisasikan persyaratan pengungkapan, dan meningkatkan konsistensi dalam penerapan pengukuran nilai wajar.

PSAK 68 tidak secara material mempengaruhi pengukuran nilai wajar aset atau liabilitas Grup, dengan perubahan yang terbatas pada penyajian dan pengungkapan, dan oleh karena itu tidak berdampak pada laporan posisi keuangan atau kinerja Grup.

Sebagai tambahan, PSAK No. 68 ini diterapkan secara prospektif dan pengungkapan informasi komparatif tidak disajikan.

Lihat Catatan 3 tentang Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi Akuntansi Signifikan untuk lebih rinci terkait dengan pengukuran nilai wajar.

Standar dan intepretasi baru yang berlaku efektif untuk pertama kali untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 yang tidak berdampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian tahunan Grup.

 PSAK 4 (Revisi 2013),“Laporan Keuangan Tersendiri”

 PSAK 15 (Revisi 2013),“Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

 PSAK 46 (Revisi 2014),“Pajak Penghasilan”

 PSAK 48 (Revisi 2014),“Penurunan Nilai Aset”

 PSAK 50 (Revisi 2014),“Instrumen Keuangan: Penyajian”

 PSAK 55 (Revisi 2014),“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”

 PSAK 60 (Revisi 2014),“Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

 PSAK 66 (Revisi 2014),“Pengaturan Bersama”

 PSAK 67 (Revisi 2014),“Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”

 ISAK 26 (Revisi 2014),“Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.

Pada tanggal otorisasi laporan keuangan, Perusahaan masih mengevaluasi dampak potensial PSAK baru dan revisian.

Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

 PSAK 5 (Penyesuaian 2015),“Segmen Operasi”,

 PSAK 7 (Penyesuaian 2015),“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi,

 PSAK 13 (Penyesuaian 2015),“Properti Investasi”,

 PSAK 16 (Penyesuaian 2015),“Aset Tetap”,

 PSAK 19 (Penyesuaian 2015),“Aset Tak Berwujud”,

 PSAK 22 (Penyesuaian 2015),“Kombinasi Bisnis”,

 PSAK 25 (Penyesuaian 2015),“Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”,

 PSAK 53 (Penyesuaian 2015),“Pembayaran Berbasis Saham” dan

 PSAK 68 (Penyesuaian 2015),“Pengukuran Nilai Wajar”.

(17)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:

 PSAK 4, “Laporan Keuangan Tersendiri” tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri,

 PSAK 15, “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” tentang Entitas Investasi:

Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

 PSAK 24,“Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,

 PSAK 65,“Laporan Keuangan Konsolidasian” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

 PSAK 67,“Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, dan

 ISAK 30,“Pungutan”.

Amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, yang diterapkan secara prospektif yaitu:

 PSAK 16, “Aset Tetap” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,

 PSAK 19, “Aset Tak Berwujud” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi dan

 PSAK 66, “Pengaturan Bersama” tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu amandemen PSAK 1, “Penyajian Laporan Keuangan” tentang Prakarsa Pengungkapan dan ISAK 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13:

Properti Investasi”.

Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK No. 69, “Agrikultur” dan amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap” tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan.

b. Dasar Konsolidasi

Apabila Perusahaan mengendalikan investee, maka hal tersebut diklasifikasikan sebagai entitas anak.

Perusahaan mengendalikan investee jika tiga elemen berikut terpenuhi: kekuasaan atas investee, eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.

Pengendalian dapat dikaji kembali ketika fakta dan kondisi mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan adanya perubahan pada elemen pengendalian tersebut.

(18)

b. Dasar Konsolidasi (Lanjutan)

Pengendalian de facto terjadi pada situasi dimana perusahaan memiliki kemampuan praktis untuk mengarahkan aktivitas relevan atas investee tanpa memiliki hak suara mayoritas. Untuk menentukan apakah pengendalian de facto terjadi, maka perusahaan mempertimbangkan beberapa fakta dan keadaan berikut ini:

- Ukuran kepemilikan hak suara entitas relatif terhadap ukuran dan penyebaran kepemilikan pemilik suara lain;

- Hak suara potensial yang substantif yang dimiliki oleh perusahaan dan para pihak lain;

- Pengaturan kontraktual lain;

- Pola historis dalam penggunaan hak suara.

Laporan keuangan konsolidasian menyajikan hasil perusahaan dan entitas anaknya (“Grup”) seolah- olah merupakan satu entitas. Transaksi antar entitas dan saldo antara perusahaan Grup oleh karena itu dieliminasi secara penuh.

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan hasil kombinasi bisnis dengan menggunakan metode akuisisi. DaIam laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas teridentifikasi, dan liabilitas kontinjensi pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Hasil tersebut dimasukkan dalam laporan penghasilan komprehensif konsolidasian sejak tanggal pengendalian di peroleh. Hasil tersebut tidak dikonsolidasi sejak pada tanggal pengendalian hilang.

Investasi pada Entitas Asosiasi

Apabila Grup memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi (namun bukan untuk mengendalikan) segala keputusan terhadap kebijakan keuangan dan operasional terhadap entitas lain, entitas tersebut diklasifikasikan sebagai entitas asosiasi. Entitas asosiasi pada awalnya diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai perolehan. Bagian laba atau rugi Grup setelah akuisisi, diakui di dalam laba atau rugi, jika bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, Grup menghentikan pengakuan bagian kerugiannya, kecuali Grup memiliki kewajiban atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi di antara Grup, diakui hanya sepanjang kepentingan investor yang tidak berelasi di dalam entitas asosiasi. Bagian investor di dalam keuntungan dan kerugian entitas asosiasi yang berasal dari transaksi ini, dieliminasi terhadap nilai tercatat entitas asosiasi.

Semua agio yang dibayarkan kepada entitas asosiasi di atas nilai wajar bagian kepemilikan Grup terhadap aset, liabilitas yang dapat diidentifikasi dan liabilitas kontinjensi yang diperoleh, dikapitalisasi dan disertakan di dalam nilai tercatat entitas asosiasi. Apabila terdapat bukti objektif di mana investasi di dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai, maka nilai tercatat investasi tersebut harus diuji penurunan nilai sebagaimana yang dilakukan terhadap aset non-finansial lainnya.

Laporan keuangan konsolidasian mencakup bagian laba rugi Grup dan pendapatan komprehensif lain dari investee yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, setelah dilakukan penyesuaian untuk menyelaraskan kebijakan akuntansi investee yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan kebijakan Grup, sejak tanggal dimulainya pengaruh signifikan sampai dengan pengaruh signifikan berakhir.

(19)

b. Dasar Konsolidasi (Lanjutan)

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung sebagai transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan oleh karena itu tidak terdapat goodwill yang diakui sebagai hasil transaksi tersebut. Penyesuaian kepentingan non-pengendali berdasarkan jumlah proporsional aset bersih entitas anak.

Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasi

Saldo dan transaksi antar Grup dan semua pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi antar Grup, dieliminasi di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi dieliminasi terhadap investasi dari bagian Grup di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi dieliminasi dengan cara yang sama dengan keuntungan yang belum terealisasi, hanya apabila tidak terdapat bukti penurunan nilai.

Akuntansi bagi entitas anak dan entitas asosiasi di dalam laporan keuangan tersendiri

Apabila Entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan yang dikonsolidasikan kepada laporan keuangan konsolidasian, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam laporan posisi keuangan tersendiri Perusahaan senilai nilai tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Terhadap pelepasan investasi pada entitas anak dan entitas asosiasi, perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari investasi diakui di dalam laporan laba rugi.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dihitung dengan menggunakan metode akuisisi pada tanggal akuisisi, yaitu tanggal pengendalian beralih kepada Grup. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan kebijakan operasi entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Di dalam menilai pengendalian, Grup mempertimbangkan hak suara potensial yang saat ini dilaksanakan.

Imbalan yang dialihkan tidak termasuk jumlah yang terkait dengan penyelesaian pada hubungan yang sebelumnya ada. Jumlah tersebut, umumnya diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Biaya-biaya terkait dengan akuisisi, selain yang terkait dengan penerbitan surat hutang maupun kepemilikan, yang terjadi dalam kaitan kombinasi bisnis Grup, dibebankan pada saat terjadinya.

Semua imbalan kontinjensi diakui pada nilai wajar pada saat tanggal akuisisi. Apabila imbalan kontinjensi diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka hal tersebut tidak diukur kembali dan penyelesaiannya dicatat di dalam ekuitas. Selain itu, perubahan berikutnya terhadap nilai wajar imbalan kontinjensi diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.

(20)

d. Goodwill

Merupakan selisih biaya akuisisi entitas anak atau entitas asosiasi terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Grup terhadap aset bersih yang teridentifikasi, termasuk liabilitas kontinjensi, pada saat akuisisi. Biaya akuisisi diukur pada saat nilai wajar aset diperoleh, instrumen ekuitas diterbitkan, atau liabilitas terjadi atau diasumsikan pada tanggal akuisisi, ditambah biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada akuisisi.

Goodwill negatif merupakan selisih nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Grup terhadap aset bersih yang teridentifikasi dengan biaya akuisisi. Goodwill negatif pada tanggal transaksi disesuaikan langsung pada laporan laba rugi konsolidasian.

Goodwill akuisisi entitas anak disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian di mana goodwill akuisisi entitas asosiasi dicatat sebagai bagian nilai tercatat investasi terkait.

Keuntungan atau kerugian pelepasan entitas anak dan entitas asosiasi meliputi nilai tercatat goodwill yang dikapitalisasi terkait dengan entitas yang dijual.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan atau secara berkala apabila terdapat indikasi goodwill mengalami penurunan.

Untuk tujuan pengujian penurunan nilai Goodwill, Goodwill dialokasikan kepada tiap Unit Penghasil Kas (‘UPK’) Grup yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis.

Suatu kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi ketika nilai tercatat UPK, termasuk goodwill, melebihi jumlah terpulihkan UPK. Jumlah terpulihkan UPK lebih tinggi dari nilai wajar UPK dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Di dalam menilai nilai pakai, arus kas masa depan yang diestimasi didiskontokan dengan nilai kininya dengan menggunakan tingkat suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.

Total kerugian penurunan nilai dialokasikan, pertama untukmengurangi nilai tercatat goodwill yang dialokasikan kepada UPK dan kemudian kepada aset UPK lainnya secara pro rata berdasarkan nilai tercatat tiap aset di dalam UPK.

Penurunan kerugian goodwill tidak dapat dibaIikkan pada periode berikutnya.

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Aset dan liabilitas moneter yang dinyatakan dalam mata uang asing dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir periode pelaporan.

(21)

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)

Kurs utama yang digunakan untuk penjabaran mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas meliputi uang kas, uang yang ada di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. Aset Keuangan

Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi pihak yang terikat secara kontraktual terhadap persyaratan-persyaratan instrumen keuangan tersebut.

Pengakuan dan pengukuran awal

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, dit ambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya-biaya transaksi langsung yang dapat diatribusikan. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode pelaporan keuangan.

Grup mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam salah satu kategori yang dibahas di bawah ini, tergantung pada tujuan penggunaan aset tersebut saat diperoleh.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

(i). Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Kategori ini meliputi aset keuangan “yang dimiliki untuk diperdagangkan” dan aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi pada awal penentuan. Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan apabila secara prinsip diperoleh untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset keuangan yang dikelola, dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan suatu strategi investasi yang terdokumentasi. Aset yang termasuk dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila aset tersebut baik dimiliki untuk diperdagangkan atau diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajar, dan segala perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

30 Juni 2016 31 Desember 2015 1 USD 13.180,00 13.795,00 1 SGD 9.770,57 9.751,19

(22)

g. Aset Keuangan (Lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

(ii). Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif.

Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut timbul terutama berasal dari penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan (misalnya piutang usaha), tetapi juga menggabungkan jenis lain dari kontrak aset moneter.

Aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Grup meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain yang disajikan sebagai bagian dari “aset lancar lain-lain”, investasi jangka panjang lainnya, piutang pihak berelasi - non usaha dan aset lancar lain-lain.

(iii). Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan "dimiliki hingga jatuh tempo" merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan di mana Grup memiliki tujuan dan kemampuan positif untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo.

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian penurunan nilai.

Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.

Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.

(iv). Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan non-derivatif yang tidak termasuk dalam kategori di atas diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan terutama terdiri atas investasi strategis Grup dalam entitas yang tidak memenuhi syarat sebagai entitas anak, entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. Aset tersebut dicatat sebesar nilai wajar dengan perubahan nilai wajar, selain yang timbul akibat fluktuasi nilai tukar dan bunga yang dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif, diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam cadangan tersedia untuk dijual. Selisih kurs atas investasi dalam valuta asing dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.

(23)

g. Aset Keuangan (Lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

Pada saat dijual, keuntungan atau kerugian kumulatif yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi dari cadangan tersedia untuk dijual ke laporan laba rugi konsolidasian.

Grup tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual.

Penghentian Pengakuan

Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas dari aset telah berakhir. Pada penghentian aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima dan semua keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui di dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui di dalam laporan laba rugi.

Semua penjualan dan pembelian yang lazim atas aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di mana Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler) adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Saling hapus

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Grup memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Penurunan nilai aset keuangan

Grup menilai pada tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(i). Aset dinilai pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi. Pertama, Grup menilai aset keuangan tersebut secara individual untuk menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Apabila Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut dikategorikan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai aset keuangan tersebut secara kolektif. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan dimana kerugian penurunan nilai itu terjadi, atau melanjutkan untuk diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

(24)

g. Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan pada suku bunga efektif awal aset keuangan.

Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga variabel, maka suku bunga diskonto untuk mengukur semua kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah yang dibebankan kepada akun penyisihan dihapuskan terhadap nilai tercatat aset keuangan.

Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif suatu kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah terjadi, Grup mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar atau kesulitan keuangan signifikan debitur dan wanprestasi atau penundaan signifikan di dalam pembayaran.

Apabila di dalam periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai menurun dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif kepada peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan nilainya kepada nilai tercatat aset selama tidak melebihi biaya diamortisasinya pada saat tanggal pemulihan. Jumlah yang dipulihkan nilainya diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.

(ii). Aset dinilai pada biaya perolehan

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar atau kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit) di mana kerugian penurunan nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan nilainya pada periode berikutnya.

(iii). Aset keuangan tersedia untuk dijual

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang di dalam nilai wajar lebih rendah dari biaya perolehan, kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit atau entitas peminjam, dan hilangnya pasar aktif perdagangan merupakan bukti objektif bahwa investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual mungkin mengalami penurunan nilai.

‘Signifikan’ akan dievaluasi terhadap biaya awal investasi dan ‘jangka panjang’ terhadap periode di mana nilai wajar telah lebih rendah dari biaya awalnya.

Di mana terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif, yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi semua kerugian penurunan nilai pada investasi tersebut yang sebelumnya diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui di dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas tidak dibalikkan nilainya melalui laporan laba rugi; kenaikan di dalam nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung di dalam pendapatan komprehensif lainnya.

(25)

g. Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi segala kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila di dalam tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dipulihkan nilainya di dalam laporan laba rugi.

h. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata- rata. Kerusakan atau kehilangan yang ditemukan berdasarkan observasi fisik persediaan berkaitan dengan aktivitas produksi dibebankan pada beban pokok produksi, sedangkan yang tidak berkaitan dengan aktivitas produksi Grup, diakui sebagai keuntungan (kerugian) atas selisih perhitungan persediaan tahun/periode berjalan pada penghasilan (beban) lain-lain.

j. Hewan Ternak Produksi - Berumur Pendek

Ayam bibit induk terdiri dari ayam bibit induk belum menghasilkan dan ayam bibit induk menghasilkan, Ayam bibit induk belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan ditambah biaya-biaya yang terjadi pada masa pertumbuhan dan Ayam bibit induk menghasilkan dinyatakan pada biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari Ayam bibit induk belum menghasilkan dikurangi deplesi yang dihitung dengan menggunakan metode satuan unit produksi (production output). Ayam bibit induk-Broiler mulai berproduksi dari umur 24 minggu s/d 67 minggu dan ayam bibit induk-Layer mulai berproduksi pada umur 24 minggu s/d 70 minggu.

k. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang terdiri atas harga perolehan dan biaya- biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan dan siap digunakan.

Setelah pengakuan awal tetap diakui sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai.

(26)

k. Aset Tetap (Lanjutan)

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.

Beban penyusutan diperhitungkan di dalam laporan laba rugi selama tahun buku di mana beban tersebut terjadi.

Perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi selama tahun di mana perbaikan dan perawatan terjadi. Biaya renovasi dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai tercatat aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja pada penilaian awal aset yang ada yang akan mengalir ke dalam Grup dan disusutkan sebesar sisa umur manfaat aset tersebut.

Nilai sisa, masa manfaat, dan metode depresiasi, di-review pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan.

Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan.

Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laba rugi dari operasi.

Ketika penggunaan properti berubah dari tujuan untuk dimiliki sendiri ke properti investasi, properti diukur pada nilai wajar dan direklasifikasi sebagai properti investasi. Segala keuntungan yang timbul dari pengukuran kembali diakui di dalam laporan laba rugi yang dapat membalikkan kerugian penurunan nilai properti spesifik, dengan sisa keuntungan yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain pada cadangan revaluasi dalam ekuitas. Segala kerugian segera diakui langsung di dalam laporan laba rugi.

Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan fasilitas dan persiapan aset tetap. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Aset dalam penyelesaian dipindahkan ke aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan.

Tahun

Bangunan dan prasarana 10 - 28

Mesin dan peralatan 10

Peralatan dan perabot kantor 3 - 10

Kendaraan bermotor 5

(27)

l. Aset Tidak Berwujud

Nilai perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh sebagai bagian kombinasi bisnis pada awalnya diakui sesuai nilai wajar pada tanggal akuisisi. Umur manfaat aset tidak berwujud dinilai apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset tidak berwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikasi adanya penurunan nilai untuk aset tidak berwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset tidak berwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya yang dibutuhkan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat, menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud manajemen.

Aset tidak berwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikasi adanya penurunan nilai untuk aset tidak berwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset tidak berwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

m. Penurunan nilai aset non-keuangan

Grup menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Grup membuat estimasi nilai terpulihkan aset.

Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain.

Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.

Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Tahun

Merek 15

Hubungan dengan Konsumen 5

Hak Paten 15

Aset tidak berwujud yang dikembangkan secara internal

Proyek inovasi kandang broiler 5

(28)

m. Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan)

Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui apakah terdapat suatu indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya hanya jika terdapat perubahan atas estimasi yang telah digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat setelah dikurangi penyusutan seandainya tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya.

Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.

n. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Grup menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan ke dalam salah satu dari dua kategori, tergantung pada tujuan liabilitas tersebut diperoleh.

Selain liabilitas keuangan yang memenuhi syarat di dalam hubungan lindung nilai, kebijakan akuntansi Perusahaan untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

 Nilai wajar melalui laba rugi

Kategori ini hanya terdiri dari derivatif out-of-the-money. Liabilitas dicatat di laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi. Perusahaan tidak memiliki atau menerbitkan instrumen derivatif untuk tujuan spekulasi maupun untuk tujuan lindung nilai. Perusahaan juga tidak memiliki liabilitas untuk diperdagangkan atau liabilitas keuangan yang ditujukan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

 Liabilitas keuangan lainnya

Liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi.

Yang termasuk liabilitas keuangan lainnya adalah sebagai berikut:

i. Utang bank pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang secara langsung terkait dengan penerbitan instrumen. Liabilitas tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, yang memastikan bahwa setiap beban bunga sampai dengan pembayaran adalah pada tingkat yang konstan atas saldo dari liabilitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Beban bunga dalam konteks ini meliputi biaya transaksi awal dan premi yang dibayarkan pada jatuh tempo, serta utang bunga atau kupon dibayar ketika liabilitas tersebut belum dilunasi.

ii. Utang usaha dan liabilitas lancar lainnya, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif.

Gambar

Tabel  di  bawah  ini  menganalisa  liabilitas  keuangan  Grup  yang  diselesaikan  secara  neto  yang  dikelompokkan  berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal  jatuh tempo kontraktual
Tabel  berikut  menunjukkan  sensitivitas  atas  perubahan  yang  wajar  dari  nilai  tukar  mata  uang  asing  terhadap Rupiah, dimana semua variabel lain konstan, terhadap laba sebelum pajak pada tanggal  30 Juni  2016 :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK, POC kulit pisang kepok, dan juga interaksi

PERJALANAN VHB PADA DEWASA Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Hepatitis kronis Hepatitis kronis Infeksi HVB Infeksi HVB Pengidap HVB

Dapat disimpulkan bahwa H 2 ditolak yang menggambarkan bahwa BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap Bagi Hasil Tabungan Mudharabah. Bank

Pada gambar (4.18) merupakan gambar pergerakan satelit dari data broadcast ephemeris dibandingkan dengan data dari precise ephemeris (Sp3) sehingga dapat dianalisa

Peneliti menemukan banyak sekali permasalahan yang menyangkut unsur ekstrinsik, hanya sebagian orang saja yang mengetahui tentang unsur ekstrinsik dalam suatu karya

Untuk mewujudkan peran di atas, tugas yang harus dilakukan oleh pengelola TBM sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi/promosi TBM kepada masyarakat sekitar melalui

Lmg adalah perkara perdata ( cerai talak), karena terjadi ketidakharmonisan antara suami dan isteri dalam kehidupan rumah tangga yang disebabkan adanya campur tangan