• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Kebijakan Ekonomi Makro

PERTUMBUHAN PDB SEKTORAL , 2009-2010 (y-o-y, persen)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN CADANGAN DEVISA, 2009 - 2010

2.3 Tantangan dan Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro 2011

2.3.1 Tantangan Kebijakan Ekonomi Makro

2.3.1.1 Perekonomian Dunia dan Regional

Pemulihan ekonomi diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2011. Membaiknya pertumbuhan ekonomi dan daya beli yang berlangsung saat ini, serta masih berlanjutnya stimulus ekonomi akan mampu memberikan dorongan positif di sisi permintaan. Selanjutnya, aktivitas perdagangan antar negara juga akan terus meningkat, yang akan memberikan dorongan tambahan bagi pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara yang bermitra dagang. Di sisi lain, perbaikan arus likuiditas internasional serta peningkatan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha turut menciptakan iklim ekonomi yang lebih kondusif. Apabila dibandingkan dengan pertumbuhannya pada tahun sebelumnya, perekonomian negara-negara maju di kawasan Eropa pada tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi. Di kawasan Eropa, perekonomian Jerman akan tumbuh sebesar 1,6 persen, Inggris 2,1 persen, dan Perancis 1,6 persen. Dengan dukungan pertumbuhan negara-negara maju tersebut, kawasan Eropa secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh hingga 1,3 persen. Sementara itu, di kawasan Asia seperti, Jepang dan Korea, pada tahun tersebut diproyeksikan masing masing tumbuh sebesar 1,8 persen dan 5,0 persen. Demikian pula, negara maju di benua Amerika juga masih akan tumbuh walau tidak setinggi pada tahun 2010. Amerika Serikat akan tumbuh sebesar 2,9 persen, sedangkan Kanada tumbuh sebesar 2,8 persen. Pertumbuhan tahun 2011 di negara-negara maju Asia dan Amerika tidak setinggi pertumbuhan pada tahun 2010, lebih disebabkan oleh perhitungan landasan pertumbuhan tahun 2010 terhadap periode kontraksi ekonomi tahun 2009.

Laju pemulihan ekonomi global tahun 2011 masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain masih terdapat ancaman krisis baru yang dihadapi beberapa negara Eropa, seperti Portugal, Italia, Yunani (Greece), dan Spanyol (PIGS). Berbagai upaya secara individual dan dalam kerja sama antarnegara telah dilaksanakan untuk mengantisipasi potensi krisis tersebut, yang bersumber pada defisit anggaran dan peningkatan beban utang Pemerintah di negara-negara tersebut. Dengan berbagai paket kebijakan yang telah dan akan dikeluarkan dalam menghadapi krisis fiskal, negara PIGS diproyeksikan akan mulai bangkit di tahun 2011. Terkecuali Yunani yang diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan negatif yaitu minus 1,1 persen di tahun 2011, tiga negara PIGS lainnya akan meraih pertumbuhan positif. Portugal diperkirakan tumbuh 0,7 persen, Irlandia 1,9 persen, dan Spanyol 0,9 persen. Berdasarkan perkembangan hingga saat ini serta berbagai pertimbangan lainnya, laju pertumbuhan ekonomi global tahun 2011 diproyeksikan mencapai 4,3 persen. Peningkatan pertumbuhan tersebut bersumber dari pertumbuhan negara maju sebesar 2,4 persen dan negara berkembang sebesar 6,4 persen (lihat Tabel II.5).

Pola pertumbuhan ekonomi global di tahun 2011 diikuti oleh pergerakan aktivitas perdagangan. Sementara itu, pertumbuhan volume perdagangan dunia tahun 2011 diproyeksikan mencapai 6,3 persen, lebih lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhannya pada tahun 2010 yaitu sebesar 9,0 persen. Pertumbuhan yang lebih rendah tersebut terutama disebabkan kontraksi aktivitas perdagangan yang cukup dalam di tahun 2009, sehingga terjadi laju pertumbuhan volume perdagangan global yang sangat tinggi di tahun 2010. Pemulihan ekonomi global yang diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2011 dengan ditandai oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi, turut mempengaruhi minyak dunia baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Suplai minyak dunia

diperkirakan akan terus meningkat, yang akan mempengaruhi harga minyak dunia cenderung turun. Selain hal tersebut, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan naiknya harga minyak dunia, antara lain faktor geo politik, yaitu adanya ketegangan dan konflik di negara-negara produsen minyak dunia serta meningkatnya permintaan minyak dunia, sejalan mulai pulihnya perekonomian dunia. Sementara itu, faktor yang menyebabkan stabilnya harga minyak dunia dalam tahun 2011 antara lain cadangan minyak Amerika Serikat dan dunia yang masih berada di atas rata-rata 5 tahun, dan kapasitas cadangan produksi negara-negara OPEC yang turun namun tetap tinggi pada 6 juta barel perhari. Oleh karena itu, EIA (per Juli 2010) memperkirakan harga minyak WTI crude tahun 2011 akan mencapai USD82,5 per barel. Berdasarkan berbagai faktor fundamental tersebut, harga minyak ICP dalam tahun 2011 diperkirakan mencapai sekitar USD80 per barel.

2.3.1.2 Perekonomian Domestik

Sejalan dengan perkembangan positif ekonomi global, kinerja perekonomian domestik di sepanjang 2010 juga menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Dari sisi ekonomi makro, stabilitas berbagai indikator ekonomi relatif terjaga dengan kecenderungan semakin menguat. Sedangkan dari sisi sektor riil, kinerja berbagai indikator sektor riil seperti konsumsi, investasi, maupun ekspor dan impor juga terus menunjukkan perbaikan dan penguatan yang cukup signifikan.

Dengan memperhatikan berbagai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini baik secara global maupun domestik, kinerja ekonomi Indonesia di tahun 2011 akan semakin baik dan diperkirakan mampu tumbuh 6,3 persen. Perkiraan ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara ASEAN-5 yang sebesar 5,5 persen.

Pertum buhan GDP 2010* 2011** Dunia 4,6 4,3 Negara Maju 2,6 2,4 Negara Berkembang 6,8 6,4 Eropa 1,0 1,3 Inggris 1,2 2,1 Perancis 1,4 1,6 Jerman 1,4 1,6 Amerika Serikat 3,3 2,9 Japan 2,4 1,8 Korea 5,7 5,0 China 10,5 9,6 India 9,4 8,4 ASEAN-5 6,4 5,5

Pertumbuhan Volume Perdagangan 2010* 2011**

Vol. Perdagangan Barang dan Jasa

Dunia 9,0 6,3

Negara Maju 7 ,7 4,8

Neg. Berkembang 11,5 9,2

*/ Angka Sementara **/ Proy eksi Sumber: IMF (WEO)

T ABEL II.5

Bab II Perkembangan Ekonomi dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2011

II-37 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Dalam rangka mempertahankan momentum penguatan ekonomi sekaligus meningkatkan performa ekonomi di tahun 2011, Indonesia perlu mewaspadai dan mengantisipasi berbagai tantangan di tahun depan. Adapun tantangan mendasar yang mungkin muncul di tahun 2011 antara lain adalah peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta terjaganya stabilitas ekonomi. Terkait dengan tantangan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dan mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, perluasan penyediaan lapangan pekerjaan menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir sudah cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 5,6 persen. Bahkan, di tengah kontraksi global pada tahun 2008, Indonesia masih mampu berekspansi dengan baik. Namun, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode tersebut dianggap masih belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Jumlah pengangguran per Februari 2010 sebesar 8,59 juta orang (7,4 persen) dan tingkat kemiskinan per Maret 2010 mencapai 31,02 juta orang (13,3 persen) perlu terus diturunkan. Untuk memenuhi harapan tersebut, pada tahun 2011 Pemerintah akan berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan mampu membuka lapangan kerja baru, serta berdimensi pemerataan. Selain itu, Pemerintah terus berupaya mendorong terciptanya aktivitas ekonomi kreatif agar mampu menciptakan lapangan kerja baru yang lebih luas.

Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi, terdapat tantangan baik yang berasal dari sisi eksternal maupun internal. Salah satu tantangan dari sisi eksternal adalah potensi gejolak moneter internasional sebagai dampak ketidakseimbangan global (global imbalances) dan kecenderungan terus meningkatnya harga minyak dunia. Hal ini pada gilirannya berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan kesinambungan fiskal. Sedangkan, dari sisi internal, tantangan yang dihadapi dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi adalah menjaga ketersediaan bahan pokok kebutuhan masyarakat melalui peningkatan produksi dan penyempurnaan sistem distribusi.

Selain itu, tantangan lainnya yang berpotensi menghadang di tahun 2011 diantaranya adalah menjamin kesinambungan pelaksanaan program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan angka partisipasi masyarakat pada pendidikan, khususnya jenjang pendidikan tinggi, meningkatkan ketahanan pangan nasional, menjamin ketersediaan dan keterjangkauan terhadap input dan sarana produksi di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta meningkatkan sinergi antara pusat dan daerah.

Tantangan lainnya yang juga tak kalah pentingnya di tahun 2011 mendatang adalah meningkatkan penyediaan infrastruktur baik secara kualitas maupun kuantitas, serta meningkatkan pemanfaatan, ketahanan dan kemandirian sumber energi selain minyak bumi, seperti gas, panas bumi, batubara, dan energi baru terbarukan (EBT) lainnya. Untuk pemanfaatan, ketahanan, dan kemandirian sumber energi di tahun 2011, kebijakan umum yang akan dilakukan Pemerintah menyangkut tiga hal pokok, yaitu: (1) menjamin keamanan pasokan energi melalui intensifikasi eksplorasi dan optimalisasi produksi minyak dan gas bumi, termasuk gas metana batubara; (2) mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak bumi dengan menganekaragamkan atau diversifikasi energi primer, termasuk memanfaatkan EBT serta energi bersih; dan (3) meningkatkan efisiensi dan konservasi (penghematan) pemanfaatan energi, serta pemerataan penyediaan energi sesuai dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat.

Dengan terdeteksinya berbagai tantangan dan permasalahan di atas, diharapkan kemampuan Pemerintah dalam merumuskan berbagai langkah dan kebijakan antisipatif dapat meningkat, sehingga akan tercipta akselerasi kinerja perekonomian nasional yang mampu memberikan daya dukung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.