• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Divestasi Saham

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 09 TAHUN 2017

A. Tata Cara Divestasi Saham Pada Kegiatan Pertambangan di Indonesia Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2017

1) Tata Cara Divestasi Saham

Sama seperti kegiatan investasi di Indonesia, kegiatan divestasi, khususnya dalam pertambangan di Indonesia juga memerlukan tata cara. Tata cara yang dimaksud adalah prosedur-prosedur yang harus diikuti oleh penanam modal asing dalam melaksanakan kegiatan divestasi. Tata cara inilah yang menjadi landasan para penanam modal asing. Di Indonesia sendiri, tata cara mengenai divestasi saham telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 tahun 2013. Peraturan Menteri ESDM ini merupakan bentuk dari perintah pasal 99 Peraturan Presiden Nomor 23 tahun 2010 yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2012. Peraturan Menteri ESDM nomor 27 tahun 2013 inilah yang mengatur bagaimana tatacara divestasi saham di Indonesia.

Sebelum melakukan kegiatan divestasi saham, yang perlu diketahui adalah berapa jumlah yang akan didivestasikan. Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2017, bahwa jumlah saham yang didivestasikan

haruslah dilakukan secara bertahap sampai pada tahun kesepuluh diharapkan peserta Indonesia telah memiliki saham 51% (persen) dari total keseluruhan saham dalam perusahaan asing tersebut.161

Jumlah tersebut merupakan jumlah mutlak yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri ESDM tersebut. Dalam melakukan kegiatan divestasi saham, pemerintah menwajibkan kepada pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi untuk melakukan kewajiban divestasi saham. Adapun IUP Operasi Produksi atau Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.162 Sementara itu, IUPK Operasi Produksi adalah izin yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus.163

a. Pemerintah Melalui Menteri

Adapun tatacara divestasi saham menurut Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 tahun 2017 antara lain para pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan penawaran divestasi saham kepada peserta Indonesia. Penawaran ini dilakukan paling lama 90 hari sejak 5 (lima) tahun beroperasi. Penawaran ini dilakukan secara berjenjang kepada:

161 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Op.cit., hal 129

162 Peraturan Menteri ESDM nomor 09 Tahun 2017, pasal 1 angka 2

163 Ibid, pasal 1 angka 3

Penawaran pemerintah melalui menteri melakukan evaluasi dan negosiasi harga saham divestasi yang akan ditawarkan dalam jangka waktu 90 hari.164 Jangka waktu 90 hari ini dilakukan sejak diterimanya penawaran divestasi saham tersebut. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, pemerintah melalui menteri dapat menunjuk Penilai Independen. Penilai Independen adalah perusahaan penilai yang tidak terkait dengan bank dan debitur untuk melakukan kegiatan penilaian berdasarkan kode etik penilai Indonesia serta ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan oleh Dewan Penilai Indonesia dan memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang.165 Ketika tidak adanya kesepakatan harga saham divestasi, maka divestasi saham yang ditawarkan berdasarkan harga saham divestasi berdasarkan evaluasi yang dilakukan pemerintah melalui menteri.166

Setelah pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi melakukan penawaran kepada pemerintah melalui menteri, maka pemerintah melalui menteri wajib memberikan jawaban kepada pemegang IPK maupun IUPK Operasi Produksi. Pemberian jawaban ini dilakukan paling lama 30 hari semenjak berakhirnya jangka waktu evaluasi dan negosiasi harga saham divestasi.167

Dalam menanggapi penawaran divestasi saham tersebut, ada kalanya pemerintah tidah tertarik atau berminat terhadap divestasi saham tersebut. Dalam

164 Ibid, pasal 5 ayat (1)

165Ibid, pasal 1 angka 14

166 Ibid, pasal 5 ayat (3)

167 Ibid, pasal 6 ayat (1)

hal pemerintah menyatakan tidak berminat terhadap divestasi saham tersebut atau tidka memberikan jawaban atas divestasi saham tersebut, maka penawaran divestasi saham dilakukan secara berjenjang kepada Pemerintah Daerah Provinsi dna Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, BUMN dan BUMD, dan Badan Usaha Swasta nasional.168

b. Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

Dalam melakukan penawaran kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, penawaran dilakukan kepada Pemeritah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota dimana usaha pertambangan tersebut berada. Dalam melakukan penawaran divestasi saham kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/ Kota, penawaran divestasi dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak pernyataan tidak berminat atau tidak memberikan jawaban tertulis dari pemerintah melalui menteri.169

Setelah menerima penawaran divestasi saham, maka Pemerintah Daerah Provinsi ddan Pemerintah Kabupaten/ Kota wajib memberikan jawaban tertulis atas penawaran divestasi saham tersebut dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal penawaran.170

168 Ibid, pasal 6 ayat (2)

169 Ibid, pasal 7 ayat (1)

170 Ibid, pasal 7 ayat (2)

Jika Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota menyatakann tidka berminat terhadap divestasi saham

tersebut, maka pemegang IUP Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menawarkan divestasi saham kepada BUMN dan BUMD.

c. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimaksudkan dalam divestasi sahama ini adalaha badan usaha yang bergerak di bidang pertambangan. Dengan kata lain, hanya badan usaha yang bergerak dibidang pertambanganlah yang berhak menerima penawaran divestasi saham dari pemegang IPK Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi. Penawaran divestasi yang dilakukan kepada BUMN dan BUMD tidak seperti penawaran kepada menerintah melalui menteri maupun kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

Penawaran divestasi saham yang dilakukan ke BUMN dan BUMD ialah melalui cara lelang. Lelang adalah proses membeli dan menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi.171

Setelah Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota menyatakan tidak berminat atas divestasi saham tersebut, maka pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menawarkan divestasi saham kepada BUMN dan BUMD. Penawaran ini dimaksudkan sebagai tahap awal pelelangan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari.172

171 Lelang, https://id.m.wikipedia.org>wiki>lelang , diakses pada tanggal 23 September 2017

172 Peraturan Menteri ESDM Nomor 09 Tahun 2017, Op. cit,. pasal 8 ayat (2)

Sama seperti pewaran

kepada pihak lain, BUMN dan BUMD wajib memberikan jawaban tertulis ataspenawaran divestasi saham tersebut dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak penawaran diterima.

Jika BUMN dan BUMD berminat terhadap penawaran divestasi saham tersebut, maka BUMN dan BUMd wajib menyampaikan surat penyataan minat kepada pemegang IUP Operasi Produksi dan IPUK Operasi Produksi. Surat pernyataan minat ini harus dilengkapi dengan:

1. Penawaran harga atas saham divestasi dalam amplop tertutup yagn tersegel;

2. Akte pendirian BUMN dan BUMD yang telah disahkan oleh pejabat berwenang;

3. Profil BUMN dan BUMD;

4. Pernyataan kesungguhan untuk ikut bertanggung jawab dalam pengembangan kegiatan usaha pertambangan mineral atau batubara tersebut;

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).173

Setelah BUMN dan BUMD menyatakan berminat, maka pembukaan amplop penawaran divestasi saham dilakukan pada hari ke 30 setelah penawaran dan pembukaan amplop ini wajib dihadiri oleh seluruh peserta lelang. Dalam menentukan pemenang lelang, pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi menetapkan pemenang berdasarkan harga lelang tertinggi.

173 Ibid, pasal 8 ayat (4)

Meskipun ada BUMN dan BUMN yang menyatakan berminat atas tawaran divestasi saham tersebut, lelang tetap akan dilakukan.174

d. Badan Usaha Swasta Nasional

Jika BUMN dan BUMD menyatakan tidak berminat atas penawaran divestasi saham tersebut, maka pemegang IPK Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menawarkan divestasi saham kepada Badan Usaha Swasta Nasional.

Badan Usaha Swasta Nasional yang dimaksud dalam divestasi saham ini adalah badan usaha yang berbadan hukum yang kepemilikan modalnya atau sahamnya seratus persen milik dalam negeri.175

174 Ibid, pasal 8 ayat (7)

175 Ibid, pasal 1 angka 13

Pada dasarnya, bentuk penawaran kepada Badan Usaha Swasta Nasional hampir sama dengan penawaran kepada BUMN dan BUMD. Penawaran yang dilakukan kepada Badan Usaha Swasta Nasional juga harus dalam bentuk lelang. Badan Usaha Swasta Nasional juga berkewajiban memberikan jawaban tertulis atas penawaran divestasi saham tersebut dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak penawaran diterima.

Dalam hal Badan Usaha Swasta Nasional menyatakan berminat atas penawaran divestasi saham harus menyampaikan surat pernyataan minat yang dilangkapi dengan:

1. Penawaran harga atas saham divestas yang ditawarkan dalam amplop tertutup yang disegel;

2. Akte pendirian Badan Usaha Swasta Nasional yang membuktikan bahwa seluruh modal atau sahamnya merupakan dalam negeri dan telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

3. Profil Badan Usaha Swasta Nasional;

4. Pernyataan kesungguhan untuk ikut bertanggungjawab dalam mengembangkan usaha pertambangan mineral dan batubara;

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).176

Pembukaan amplop penawaran juga dilakukan 30 hari sejak tanggal penawaran sesuai seperti penawaran kepada BUMN dan BUMD. Jika dalam hal Badan Usaha Swasta Nasional menyatakan tidak berminat terhadap penawaran divestasi saham tersebut, maka pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dapat melakukan penawaran saham divestasi melalui bursa saham di Indonesia.177

Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa tata cara divestasi saham itu dilakukan secara bertahap, mulai dari penawaran kepada pemerintah melalui menteri, penawaran kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daera

Jika penawaran divestasi saham melalui bursa saham tetap tidak dapat terlaksana, maka pelaksanaan divestasi saham harus diakumulasikan sesuai dengan kewajibannya.

176 Ibid, pasal 9 ayat (4).

177 Ibid, pasal 10 ayat (1)

Kabupaten/ Kota, penawaran kepada BUMN dan BUMD, penawaran kepada Badan Usaha Swasta Nasional, serta penawaran kepada Bursa Saham Indonesia.