• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Tentang Divestasi Saham 1. Pengertian dan Unsur-Unsur Divestasi

DIVESTASI SAHAM DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum Tentang Divestasi Saham 1. Pengertian dan Unsur-Unsur Divestasi

a. Pengertian Divestasi

Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang bahwa divestasi dan hukum divestasi dianggap sama. Padahal kedua istilah tersebut sangatlah berbeda.Istilah divestasi berasal dari bahasa Inggris yakni divestment. Dalam Permen ESDM No 9 Tahun 2017 menyebutkan bahwa divestasi saham merupakan jumlah saham asing yang harus ditawarkan kepada peserta Indonesia.94Dari pengertian yang diberikan oleh peraturan Menteri ESDM tersebut dapat disimpulkan bahwa ada keharusan kepada perusahaan asing untuk menawarkan sahamnya kepada peserta Indonesia.Keharusan berarti ada suatu kewajiban dalam menawarkan saham asing kepada peserta Indonesia.Peserta Indonesia yang dimaksudkan ialah Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota, BUMN dan BUMD serta Badan Usaha Swasta Nasional.95Dalam pasal selanjutnya disebutkan bahwa Badan Usaha Swasta Nasional dikatakan ialah Perusahaan Terbatas Swasta.96

94 Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2017, pasal 1 ayat 1

95 Ibid, pasal 2 ayat (5)

96 Ibid, pasal2 ayat (6)

Divestasi saham juga sering disebut dengan istilah indonesianisasi.97Indonesianisasi menurut H. Salim HS tidak hanya sekadar pengalihan keuntungan, tetapi juga lebih penting lagi adalah pengalihan control terhadap jalannya perusahaan.98

Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset, baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan asing tersebut.

Keuntungan yang diperolah dari Indonesianisasi adalah memperoleh deviden dari perusahaan asing tersebut. Dengan Indonesianisasi, diharapkan mitra lokal menjadi pemegang saham mayoritas sehinngga diharapkan dapat mengendalikan jalannya perusahaan tersebut.

99

“Divestasi adalah suatu transaksi penjualan aset kepemilikan/ saham suatu entitas ekonomi yang dikuasai pemerintah oleh institusi yang ditunjuk seperti BPPN (Badan Penyehatan Perbankann Nasional ) atau PT Perusahaan Pengelola Aset. Aset aset ini sebelumnya menjadi investasi pemerintah sebagai konsekuensi dari program-program penyehatan ekonomi yang dijalankan pemerintah”.

Setyo Wibowo mendefinisikan divestasi yakni :

100

Abdul Moin dalam buku H. Salim mengemukakan pengertian divestasi adalah menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain

97 Erman Rajagukguk, Indonesianisasi Saham. (Jakarta: Rineka Cipta), hal. 06

98 H. Salim HS, Hukum Divestasi Di Indonesia. (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal. 31

99 Jeff Madura dalam Wikipedia, http://dd.wikipedia.org/wiki/Divestasi, diakses pada tanggal 10 September 2017.

100 H.Salim, Op.cit.hal. 32

untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan. 101

Istilah hukum divestasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, divestment of law, sedangkan dari bahasa Belanda dipake istilah het ontkleden recht.Hukum divestasi adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur tentang pengalihan aset atau saham yang dimiliki oleh pemerintah atau penanam modal asing kepda subjek hukum yang lainnya, dan subjek hukum yang terakhir iniberkewajiban untuk memenuhi prestasi sesuai dengan yang disepakati oleh para pihak.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa divestasi merupakan suatu tindakan dari perusahaan, khususnya perusahaan asing dimana perusahaan tersebut menjual atau menawarkan surat berharga atau aset yang dalam hal ini adalah saham nya kepada peserta Indonesia.

Berbeda dengan divestasi, hukum divestasi merupakan seperangkat peraturan perundang-undangan yang memuat atau mengatur tentang divestasi.Jadi divestasi dan hukum divestasi itu merupakan dua hal yang berbeda, dimana divestasi merupakan seuatu kegiatan menawarkan asetnya kepada peserta Indonesia, dan hukum divestasi merupakan perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan divestasi tersebut.

102

Dalam melakukan kegiatan divestasi, terkhususnya dalam bidang pertambangan, tentu ada motif tertentu yang menjadi alasan suatu perusahaan

101 Ibid, hal. 33

102 H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Hukum Divestasi Di Indonesia, EdisiRevisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.4

mau melakukan kegiatan divestasi. Motif tersebut bisa berasal dari perusahaan itu sendiri ataupun datang dari pemerintah. Miriam Flickinger mengemukakan ada dua alasan bagi perusahaan dilakukannya divestasi, yakni meningkatkan efisiensi dan peningkatan pengelolaan investasi.103

1. Divestasi secara sukarela

Fokus divestasi sendiri adalah peningkatan efisiensi investasi dengan mengurangi kemungkinan unutk menyimpang alokasi investasi dalam perusahaan.

Ada dua cara divestasi, yakni :

Divestasi secara sukarela merupakan pengalihan saham atau aset yang dilakukan atas kehendak atau kemauan sendiri dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun alasan dilakukannya divestasi secara sukarela adalah kembali ke kompetensi init; menghindari sinergi yang negative; tidak menguntungkan secara ekonomis; kesulitan keuangan; perubahan strategi perusahaan; memperoleh tambahan dana; mendapatkan uang kas dengan segera;

dan alasan individu pemegang saham. 104 2. Divestasi secara terpaksa

Divestasi secara terpaksa merupakan divestasi yang dilakukan karena adanya tekanan dari pihak dalam maupun pihak luar.Divestasi terpaksa dilakukan bukan atas kemauan perusahaan sendiri.Pemerintah dapat memaksa perusahaan

103 Ibid,hal. 34

104 Abdul Moir, dalam buku H. Salim, Op. cit., hal 36

untuk melakukan divestasi karena perusaaan memiliki pangsa pasar sedemikian besar sehingga melebihi batas sesuai dengan yang ditetapkan oleh undang-undang.105

b. Unsur-Unsur Divestasi

Dari penguraian diatas, tampak bahwa divestasi miliki unsur-unsur seperti:106

1. Merupakan suatu kegiatan penawaran atau penjualan surat berharga atau aset suatu perusahaan asing kepada peserta Indonesia dalam jumlah tertentu sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-undang.

2. Dalam pelaksanaannya, biasanya yang melakukan kegiatan divestasi ialah perusahaan asing yang melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Tujuan dari perusahaan asing yang menjadi sasaran utama ialah agar saham dalam perusahaan tersebut mayoritas menjadi milik local atau peserta Indonesia.

3. Adanya perusahaan asing dan peserta Indonesia yang menjadi subjek dari kegiatan divestasi. Perusahaan asing disini ialah semua perusahaan asing yang berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, sedangkan peserta Indonesia ialah pemerintah Indonesia, Pemerintah Kabupaten/ Kota;

105 Ibid, hal. 36

106Ibid, hal. 38

Pemerintah Provinsi, BUMN dan BUMD serta Badan Usaha Swasta nasional. 107

4. Adanya objek dari kegiatan investasi. Yang menjadi objek dari kegiatan investasi adalah aset atau surat berharga. Surat berharga adalah saham dan/

atau surat utang. 108 Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa aset atau surat berharga merupakan saham. Saham adalah surat bukti pemiikan modal perseroan terbatas yang memberikan hak atas dividen dan lainnya.109

5. Adanya kegiatan jual beli antara perusahaan asing yang akan mendivestasikan asetnya dan Peserta Indonesia yang akan menjadi pembeli aset tersebut.

2. Tujuan dan Manfaat Divestasi Saham a. Tujuan Divestasi

Dalam melakukan divestasi, tentu ada tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan.Tujuan dari divestasi itu sendiri bisa menjadi motif bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan divestasi. Adapun yang menjadi motif atau tujuan perusahaan asing melakukan kegiatan divestasi antara lain:110

1. Perusahaan yang akan melakukan divestasi yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat fokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya.

107 Peraturan Menteri ESDM, Op.cit., pasal 2 ayat (5).

108 Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri keuangan nomor 183/PMK.05/2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi terhadap Investasi Pemerintah.

109 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 766

110 Jeff Madura, dalam Wikipedia, Op. cit.diakses tanggal 12 september 2017

2. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisni agar dapat memperoleh uang.

3. Meningkatkan nilai perusahaan menajdi lebih tinggi daripada sebelumnya.

Hal ini terjadi karena jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar.

4. Bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Terkadang, tujuan perusahaan melakukan divestasi dikarenakan bisnis yang dijalani oleh perusahaan tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari kegiatan inti perusahaan, maka kemingkinan semakin besar pula kegagalan dam kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, untuk menghindari kerugian yang semakin besar, maka perusahaan kemudian memutuskan melakukan divestasi.

b. Manfaat Kegiatan Divestasi Saham

Disamping adanya tujuan yang menjadi motif perusahaan melakukan divestasi, ada juga yang menjadi manfaat dari dilakukannya kegiatan divestasi.Manfaat ini dapat dirasakan oleh pihak perusahaan asing maupun pihak peserta Indonesia sendiri, khususnya pemerintah Indonesia.Bagi Pemerintah Indonesia, adapun manfaat yang diterima yakni manfaat ekonomi yakni memperoleh keuntungan, dimana keuntungan ini dapat berupa dividen, bunga, capital gain. Adapun manfaat lainnya adalah manfaat sosial, yaitu:

1. Kentungan berupa dividen, bunga, dan pertumbuhan nilai perusahaan yang mendapatkan investasi pemerintah sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu.

3. Peningkatan pemasukan pajak bagi negara.

4. Peningkatan penyerapan tenaga kerja.111

Selain pemerintah Indonesia, kegiatan divestasi saham juga tentunya memberikan manfaat bagi perusahaan asing yang melakukannya, seperti:

1. Meningkatkan efisiensi. Dengan melakukan kegiatan divestasi, perusahaan lebih fokus kepada unit usaha inti yang dijalankan oleh perusahaan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dari kegiatan usaha perusahaan tersebut. Selain itu, peningkatan efisiensi juga dapat mengurangi kemungkinan menyimpang alokasi investasi dalam perusahaan.

2. Peningkatan pengelolaan investasi. Dengan adanya divestasi, maka perusahaan dipastikan akan mengalami peningkatan investasi. Hal ini terjadi karena kegiatan perusahaan yang terfokus pada unit usaha inti mendatangkan investasi yang sangat besar.112

111 H, Salim, Op. cit., hal. 90

112 Ibid, hal. 34

3. Kegiatan divestasi juga dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan.

Keuntungan itu akan menambah penghasilan bagi perusahaan yang akan menjual sebagian asetnya.

4. Menambah daya saing dari perusahaan dikarenakan perusahaan yang malakukan kegiatan divestasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.

5. Membuat perusahaan yang sedang tumbuh menjadi go internasional.113 3. Objek Divestasi Saham

a) Pengertian Saham

Dalam kegiatan divestasi, yang menjadi objeknya adalah aset atau surat berharga dari perusahaan yang menawarkannya. Dalam hal ini, aset atau surat berharga tersebut adalah saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Jadi, yang menjadi objek dari kegiatan divestasi adalah saham.Secara imum, saham adalah surat bukti kepemilikan modal perseroan terbatas yang memberi hak atas deviden atau hal lainnya.114Dalam Undang-Undang Nomor 60 Tahun 2007 mengartikan saham sebagai benda bergerak dan memberikan hak kepada Pemiliknya.115

113 Nofri Hasanuddin, Divestasi Anugrah atau Bencana,

Makna saham sebagai benda bergerak erat kaitannya dengan pemindahan dan pembebanan jaminan atas saham tersebut.Saham sebagai benda

https://Nofrihasanudin90.Wordpress.Com, diakses pada tanggal 17 September 2017.

114 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit. hal. 766

115 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 60 ayat (1)

bergerak dapat menjadi jaminan dalam lembaga pegadaian maupun lembaga finansial lainnya.

Section 182 The Company Act 1985 menyebutkan pengertian saham adalah kekayaan personal dan dapat dialihkan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.116

b) Landasan Hukum Tentang Saham

Dalam definisi ini, saham diartikan sebagai kekayaan personal dan pengalihannya. Kekayaan personal merupakan kekayaan yang dimiliki oleh individu atau perorangan, dimana kekayaan tersebut dapat dialihkan ke pihak lain. Cara pengalihannya dapat dilakukan dengan jual beli, hibah, maupun cara lainnya.

Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, belum ada secara spesifik yang mengatur tentang saham.Namun, ketentuan-ketentuan saham selalu dikaitkan dengan keberadaaan Perseroan Terbatas (PT)117

116 H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Op. cit., hal. 48

117 Ibid, hal. 43

. Dikarenakan saham selalu dikaitkan dengan keberadaan PT, maka banyak Undang-Undang no 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas menyebutkan tentang saham. Selain itu, Undang- Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga sangat banyak menyebutkan kata saham. Dengan demikian, dasar hukum tentang saham tidaklah ada diatur secara spesifik dari peraturan perundang-undangan di Indonesia melainkan hanya disebutkan dalam peraturan lain seperti Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas maupun Undang-Undang-Undang-Undang Pasar Modal.

c) Penggolongan Saham

Saham dapat dikualifikasi menjadi saham menurut nama, saham menurut hak, dan saham menurut nilainya. Saham menurut nama dibagi menjadi dua macam yakni saham atas nama dan saham atas tunjuk. Saham atas nama adalah saham yang mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya sedangkan saham atas tunjuk adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya.118

a. Saham dengan suara atau tanpa hak suara

Saham atas haknya merupakan saham yang didasarkkan pada hak-hak yang akan diterima pemegang saham. Saham atas haknya dibagi menjadi dua macam yakni saham biasa dan saham istimewa. Saham biasa diklasifikasikan menjadi:

b. Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota direksi dan/atau anggota dewan komisaris

c. Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi saham lain.

d. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden lebih dahulu dari pemegang klasifikasi saham lain atas pembagian deviden secara kumulatif atau nonkumulatif.

118 Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Pasal 24 Tentang PT.

e. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemengang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan perseroan dalam likuidasi.119

Ciri-ciri saham istimewa antara lain:120

a. Hak utama atas deviden, dengan kata lain saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam penerimaan deviden

b. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hak likuidasi berhake menerima pembayaran maksimum.

c. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap

d. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu

e. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS

f. Saham istimewa kumulatif, artinya dividen yang tidak dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut.

119 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 53 ayat (4).

120 H. Salim, Op.cit., hal. 45

Saham menurut nilainya merupakan penggolongan saham atas dasar harga.Saham atas harga dibagi menjadi tiga macam yakni saham nilai nominal, saham nilai efektif, dan saham nilai intrinsik.121Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam saham tersebut.Nilai efektif adalah nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham tersebut diperdagangkan di bursa.Nilai intrinsik adalah nilai saham pada likuidasi.122

d) Manfaat Saham

Dari kepemilikan saham oleh pemegang saham, tentu ada manfaat yang diterima oleh pemegang saham tersebut. Manfaat tersebut antara lain:

a. Menerima Deviden

Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang biasanya dibagikan pada akhir tahun buku.Deviden saham dibagi menjadi tiga macam, yakni deviden tunai, deviden saham dan deviden bonus.Deviden tunai adalah laba yang diberikan dalam bentuk uang; Deviden saham adalah laba yang dibagikan dalam bentuk saham berdasarkan nilai laba-laba yang ditahan; Deviden bonus adalah laba-laba yang dibagikan dalam bentuk saham yang dibayar dari selisih lebih antara harga nominal saham dengan nilai yang disetor.123

b. Capital Gain

121 Ibid, hal. 46

122 Ibid, hal. 46

123Ibid, hal. 47

Capital gain merupakan kentungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham.

c. Manfaat nonfinasial

Manfaat nonfinansial, yakni mempunyai hak suara dalam menentukan arah dan kebijakan perusahaan.124

4. Investasi, Divestasi, dan Nasionalisasi a. Investasi, Divestasi, dan Nasionalisasi

Secara Umum, investasi merupakan kegiatan menanamkan modal.

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu penanam modal dalam negeri, maupun penanam modal asing.Saat ini, investasi atau penanaman modal telahdiatur dalam Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.Undang-undang ini bermaksud mengatur investasi secara utama.

Penanaman modal atau investasi menurut Undang- Undang nomor 25 tahun 2007 adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanaman modal125

a. Mendorong terciptanya iklim usaha nasional uang kondusif bgi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional.

. Adapun penanam modal atau investor yang dimaksud adalah investor dalam negeri maupun investor asing.

Dasar kebijakan yang diambil oleh pemerintah unutk menetapkan penanaman modal yakni:

124 Ibid, hal. 47

125 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 1 ayat (1)

b. Mempercepat peningkatan penanaman modal.126

Adapun asas-asas dari kegiatan investasi atau penanaman modal antara lain:

1) Asas kepastian hukum

Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.127

2) Asas keterbukaan

Asas keterbukaan adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.128

3) Asas akuntabilitas

Asas akuntabilitas adalah asas yang menetukan bahwa setiap kegiatan dah hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.129

126 Ibid, pasal 4 ayat (1)

127 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf a

128Salim HS dan Budi Sutrisno, Op. cit., hal.14

129 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf c

4) Asas perlakuan yang sama

Asas perlakuan yang sama adalah asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.130

5) Asas kebersamaan

Asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatna usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.131

6) Asas efisiensi berkeadilan

Asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan daloam usaha untuk mewujudkan uklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.132

7) Asas berkelanjutan

Asas berkelajutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan segala aspek kehidupan.133

8) Asas berwawasan lingkungan

130 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf d

131 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf e

132 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf f

133 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf g

Asas berwawasan lingkungan adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.134

9) Asas kemandirian

Asas kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.135 10) Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Asas keseinbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.136

Berbicara mengenai divestasi telah banyak dibahas dalam BAB III mengenai tinjauan umum mengenai divestasi. Dari pembahasan itu kita mengetahui bahwa pengertian divestasi saham secara umum adalah jumlah saham asing yang ditawarkan kepada peserta Indonesia, dimana peserta Indonesia ini dapat berupa Pemerintah Republik Indonesia, BUMN, BUMD, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, maupun perusahaan swasta nasional.137

134 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf h

135 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf i

136 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007,penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf j

137 Peraturan Menteri ESDM, Op. cit..pasal 1 ayat (1).

Dalam era ini, proses nasionalisasi sangat jarang ditemukan.Salah satunya yakni PT Newman yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisasi adalah proses, cara, perbuatan menjadikan sesuatu, biasanya milik asing menjadi milik bangsa dan negara, biasanya diikuti dengan penggantian yang merupakan kompensasi.

Ada banyak istilah untuk menggambarkan nasionalisasi, seperti konfiskasi, pencabutan hak, onteigening.Tapi pada intinya, kesemuanya itu dapat dikatakan sebagai pencabutan hak oleh pemerintah. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari nasionalisasi.138

Istilah nasionalisasi paling tidak mencakup tiga pengertian yakni konfiskasi, onteigening, dan pencabutan hak. 139 L. Erades memberikan pengertian nasionalisasi yanki suatu peraturan dengan mana pihak penguasa memaksakan semua golongan tertentu untuk menerima, bahwa hak-hak mereka atas semua atau beberapa macam benda tertentu beralih kepada negara.140

Ada dua bentuk nasionalisasi, yakni nasionalisasi yang disertai dengan pembayaran ganti rugi (kompensasi) yang disebut dengan expropriation dan nasionalisasi yang tidak disertai dengan gati rugi yang disebut dengan konfiskasi.Dengan demikian, konfiskasi merupakan suatu tindakan pemerintah untuk mengambil milik perseorangan tanpa ganti kerugian dan dapat terjadi di segala bidang, sedangkan expropriation mengandung unsur bahwa pengambilan

138 Hulman Panjaitan, Op.cit.. hal.195

139 Budiman Ginting, Hukum Investasi, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2007), hal. 47

140Ibid, hal. 48

hak milik perorangan oleh pemerintah ini dilakukan untuk kepentingan umum dan dengan memberikan suatu macam ganti rugi yang adil.141

Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, telah ada peraturan yang mengatur tentang nasionalisasi itu sendiri, meskipun perangkat peraturan itu telah lama, yakni dalam Undang-Undang Sementara tahun 1950, dalam pasal 27 yang menentukan bahwa pencabutan hak milik untuk kepentingan umum atas sesuatu benda dan hak tidak dibolehkan, kecuali dengan mengganti kerugian dan menurut aturan undang-undang.142

Dari sekian banyaknya peraturan perundang-undangan yang memuat mengenai nasionalisasi, tidak ada satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur nasionalisasi secara umum. Semua peraturan itu dibuat jika ada perusahaan asing yang akan dinasionalisasi. Selain itu, istilah nasionalisasi juga terdapat dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pasar Modal.143 Hal itu menunjukkan bahwa dinamis sistem perusahaan asing yang membuat dikeluarkannya setiap peraturan baru jika ada perusahaan asing yang akan dinasionalisasi. Tapi meskipun demikian, nasionalisasi ini merupakan hal yang tidak melanggar hukum karena tindakan nasionalisasi biasanya dilakukan

Dari sekian banyaknya peraturan perundang-undangan yang memuat mengenai nasionalisasi, tidak ada satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur nasionalisasi secara umum. Semua peraturan itu dibuat jika ada perusahaan asing yang akan dinasionalisasi. Selain itu, istilah nasionalisasi juga terdapat dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pasar Modal.143 Hal itu menunjukkan bahwa dinamis sistem perusahaan asing yang membuat dikeluarkannya setiap peraturan baru jika ada perusahaan asing yang akan dinasionalisasi. Tapi meskipun demikian, nasionalisasi ini merupakan hal yang tidak melanggar hukum karena tindakan nasionalisasi biasanya dilakukan