• Tidak ada hasil yang ditemukan

Technical Department

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 61-66)

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS PT PRADJA PHARIN (PRAFA)

3.6. Technical Department

Gambar 3.12 Struktur organisasi Technical Department.

Technical Service Department dipimpin oleh seorang manager yang

dibantu oleh Maintenance Supervisor dan Electrical Supervisor. Technical

Service Department bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pabrik terutama

pemeliharaan mesin-mesin/peralatan produksi dan sarana penunjang produksi

Technical Service Manager Mechanical & Utility Spv. Mechanical Sec. Head Mechanic

Utility Sec. Head

Mechanic Electrical & Control System Spv. Electrical & Control System Sec. Head Electrician Drafter Administration

(electricity, HVAC, steam boiler, clean compressed air, dan water system) agar selalu dalam keadaan siap pakai.

Kegiatan Technical Services Department meliputi pemeliharaan dan kelistrikan.

3.6.1 Maintenance (Pemeliharaan) 1. Utility meliputi:

- Mempersiapkan tersedianya air baku (purified & distillated water) yang cukup untuk keperluan produksi

- Membuat gambar instalasi PID HVAC dan mesin-mesin yang dimodifikasi

- Mempersiapkan beroperasinya Air Handling Unit (AHU) - Membuat gambar atau denah ruangan yang akan direnovasi - Mempersiapkan tersedianya udara tekan (clean compressed air) - Mempersiapkan tersedianya tenaga uap (steam)

- Menjaga hydrant system agar dalam keadaan siap pakai

- Mempersiapkan generator set agar dapat beroperasi dengan normal sewaktu dibutuhkan

2. Pemeliharaan, meliputi:

- Melakukan perawatan terhadap semua mesin secara rutin melalui program Yearly Preventive Maintenance Schedule dan Monthly

Preventive Maintenance Schedule.

Terdapat lima kategori dalam perawatan mesin, yaitu :

 Pemeriksaan sumber tenaga (listrik)

 Pemeriksaan bagian-bagian tertentu pada mesin, seperti bagian yang bergerak pada cutting device

 Pemeriksaan sistem kontrol

 Bagian-bagian mekanik secara visual maupun suara

 Pemantauan

- Melakukan perbaikan sarana sesuai dengan permintaan tiap-tiap departemen

- Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan proyek 3.6.2 Electrical

Tanggung jawab bagian electrical meliputi:

- Membuat gambar pemasangan instalasi listrik yang ada di pabrik

- Menyediakan kebutuhan listrik untuk pabrik (bekerja sama dengan PLN)

- Membuat sistem pembagian listrik berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tiap-tiap departemen yang ada

Sarana penunjang (utility) di PT Prafa yang dikelola TS Department antara lain:

1. Electricity

Penyediaan listrik di PT Prafa berasal dari 2 sumber yaitu dari PLN berkapasitas 1730 kVA dan dari diesel berkapasitas 2 x 510 kVA. Kapasitas seluruh listrik yang digunakan adalah 1730 kVA. Kualitas listrik yang diperlukan untuk industri pada umumnya dengan voltage sebesar 380 volt/3 phase – 220 volt/1 phase dan frekuensi 50 Hz.

2. Sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning)/ AHU (Air

Handling Unit)

HVAC/AHU digunakan untuk mengatur jumlah partikel dan mikroba, temperatur, kelembaban (Relative Humidity/ RH), tekanan ruang, dan jumlah pertukaran udara (air change). Untuk mendinginkan udara luar (fresh air) digunakan unit air conditioner . Udara luar yang bersentuhan dengan cooling

coil AC akan mengalami penurunan suhu. Untuk menekan jumlah kelembaban

udara digunakan unit dehumidifier . Uap air dari udara basah (RH tinggi) akan diserap oleh silika gel yang berada dalam unit dehumidifier sehingga menghasilkan udara kering. Kemudian silika gel diregenerasi dengan pemanasan suhu 120oC.

Tekanan udara di ruang produksi diatur sedemikian rupa untuk menjaga kebersihan ruang dan mencegah kontaminasi silang. Unit produksi solid memiliki koridor yang tekanan udara lebih positif daripada ruang

produksi sebaliknya unit produksi steril, tekanan udara produksi lebih positif daripada koridor. Perbedaan tekanan udara antar ruang produksi dan koridor adalah 10-15 Pa. Jumlah pertukaran udara (air change) ruang yang dipersyaratkan adalah 20 kali per jam. Untuk menjaga sirkulasi tersebut digunakan blower. Filter digunakan untuk mengontrol jumlah partikel ruang. Udara disaring terlebih dahulu dengan washable filter kemudian prefilter, medium filter dan HEPA filter.

3. Steam Boiler

Proses tersedianya tenaga uap (steam) yaitu karena adanya perubahan fase cair menjadi fase gas dengan tekanan tinggi melalui proses pemanasan menggunakan sebuah ketel uap/boiler. Alat yang digunakan untuk menghasilkan steam yaitu steam boiler yang memiliki kapasitas 3600 kg/h. Jenis steam yang digunakan ada dua macam yaitu:

a. Plant Steam, digunakan untuk pemanasan secara tidak langsung. Steam dialirkan melalui heating coil dan energi panasnya digunakan untuk pemanasan pada proses produksi.

b. Clean Steam, adalah steam bersih yang biasanya digunakan untuk pemanasan dengan kontak langsung misalnya digunakan pada alat

autoclave, air yang digunakan sebagai feed water (air umpan) yaitu air

murni (purified water). 4. Compressed Air

Compressed air atau udara tekan diperoleh dari compressor. Compressed air yang digunakan di PT Prafa antara lain:

a. Contact product, seperti spraying system pada FBD.

b. Non contact product, seperti proses pemotongan strip (perforasi) oleh pisau pemotong pada mesin stripping.

5. Water System

Air baku sebagai kebutuhan produksi pabrik yang cukup vital menjadi tanggung jawab bagian teknik. Air baku yang digunakan untuk keperluan pabrik diperoleh dari tiga sumur artesis dengan kedalaman 150 m. Dua sumur

berkapasitas 11 L/detik, sisanya 5 L/detik. Air baku ini dipompa ke permukaan dan ditampung dalam tiga storage tank dengan kapasitas 3 x @ 50 m3 yang digunakan untuk proses produksi dan keperluan lainnya serta sebuah storage tank dengan kapasitas 120 m3 yang ditanam di dalam tanah yang digunakan untuk fasilitas hydrant. Kemudian raw water tersebut diproses untuk menghasilkan air dengan kualitas air biasa, purified water (PW) dan

Water For Injection (WFI).

Proses penyiapan purified water dimulai dengan pengambilan air yang berasal dari sumur artesis kemudian ditampung di tank penyimpanan yang secara berkelanjutan ditambahkan sodium hipocloride (NaOCl) untuk membunuh bakteri. Proses selanjutnya yaitu air yang mengandung klorin dilewatkan melalui multimedia filter yang berisi anthracite dan ferolite.

Ferolite berfungsi untuk menurunkan kadar Fe dalam air. Setelah itu masuk ke

karbon filter untuk menetralkan klorin dan setelah disaring dengan karbon filter dilakukan penyaringan dengan menggunakan filter 5 µm. Setelah proses penyaringan, air dilewatkan melalui kation bed yang mengandung zeolite untuk pertukaran kation dengan mengunakan resin penukar kation dan anion bed untuk pertukaran anion dengan menggunaan resin penukar anion dan dilewatkan ke mix bed (gabungan resin penukar kation dan anion) untuk mencegah adanya kation dan anion yang belum ditukar saat dilewatkan melalui resin penukar ion sebelumnya. Setelah dilewatkan ke resin penukar ion, air kemudian disaring dengan menggunakan filter 1 µm dan filter 0,5 µm kemudian disinari UV untuk merusak DNA bakteri. Selanjutnya disaring lagi dengan filter 0,2 µm kemudian dipanaskan dengan menggunakan plate heat

exchanger (PHE) suhu 93oC sebelum dimasukkan ke dalam storage tank. Hot

purified water yang ada di storage tank kemudian didistribusikan ke user point dengan looping system. Purified water digunakan untuk menghasilkan clean steam untuk pemanasan dengan kontak langsung, misalnya autoclave.

Untuk mendapatkan WFI, HPW yang ada di storage tank kemudian dialirkan menuju alat pembuatan WFI. HPW ini kemudian ditampung dalam

tanki double jacket (didinginkan dengan chiller) kemudian masuk ke side

tank. Setelah itu, air yang telah didinginkan masuk ke finn aqua distilator.

Pada proses destilasi ini terdapat lima kolom. Purified water akan mengalir ke kolom pertama (suhu 139 oC) lalu ke kolom 2 (suhu 130 oC). Setelah purified

water yang ada di kolom 2 didistilasi, selanjutnya purified water akan masuk

ke kolom 3 (suhu 123 oC), lalu kolom 4 (suhu 118 oC) dan kolom 5 (suhu 114

o

C) sehingga diperoleh WFI dan dialirkan ke masing-masing user point dengan looping system. Penyimpanan WFI dalam tank harus dijaga agar senantiasa tersirkulasi dengan dijaga suhu 80-90 oC.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 61-66)

Dokumen terkait