• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Metode Analisis Data

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Secara umum analisis inidigunakan untuk menggambarkan hubungan linear dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y). Variabel independen dalam penelitian ini adalah strukrur modal (X1) dan profitabilitas (X2), sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 Dimana:

Y = Nilai Perusahaan (PBV) α = Konstanta

β = Koefisien regresi variabel independen X1 = Struktur Modal

X2 = Profitabilitas 2. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji signifikan t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independensecara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesi nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :

Ho : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parametersuatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

HA : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria pengujian yang digunakan dengan membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikan < 0,05 maka variable independen mampu mempengaruhi variable dependen secara signifikan atau hipotesis diterima. Selain itu dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika t hitung> t tabel, maka Ho ditolak;

b. Jika t hitung< t tabel, maka Ho diterima 3. Uji Simultan (Uji F)

Pengujuian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai F hitung < F tabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 (α), maka Ho diterima, artinya variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel independen secara signifikan.

b. Jika nilai F hitung > F tabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih kecil dari 0,05 (α), maka Ho ditolak, artinya variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel independen secara signifikan.

4. Uji Koefisien Determinasi ( Adjust R Square)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel indipenden. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel indipenden dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel indipenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).

Untuk menentukan model terbaik para peneliti telah menganjurkan untuk menggunakan Adjust R Square. Besarnya nilai Adjust R Square menunjukan seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel indipenden (Ghozali, 2016).

51 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporankeuangan perusahaan sektor pertambangan sub sektor pertambangan batubara periode 2014-2018 pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu.

Kriteria-kriteria tersebut antara lain:

1. Perusahaan sektor pertambangan sub sektor pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatahun 2014 dan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2018. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang berkesinambungan dalam mengolah data.

2. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap yang berkaitan dengan variabel penelitian.

3. Perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami kerugian fiskal pada tahun pengamatan

4. Nilai perusahaan (PBV) naik atau turun yang signifikan dari tahun sebelum dan setelahnya.

Berdasarkan kriteria di atas, didapat sampel sebanyak 7 perusahaan sektor pertambangan sub sektor pertambangan batubara. Berikut data perusahaan tersebut

1. PT Adaro Energy Tbk

a. Riwayat singkat PT Adaro Energy Tbk

Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT padang karunia 28 juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan juli 2005. Kantor pusat ADRO berlokasi di gedung menara karya, lantai

23, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, kav. 1-2, Jakarta Selatan 12950 – Indonesi.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADRO bergerak dalam bidang usaha perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batubara, perbengkelan, pertambangan dan konstruksi.

Entitas anak bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara dan pembangkitan listrik.

Pada 04 juli 2008, ADRO memperoleh pernyataan sfektif dan bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham ADRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 11.139.331.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 juli 2008.

b. Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi

Menjadi grup perushaan tambang dan energi indonesia yang terkemuka.

2) Misi

Adaro bergerak di bidang pertambangan dan energi untuk:

a) Memuaskan kebutuhan pelanggan.

b) Mengembangan karyawan.

c) Menjalin kemitraan dengan pemasok.

d) Mendukung pembangunan masyarakat dan negara.

e) Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan.

f) Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

c. Dewan Komisaris

1) Presiden Komisaris : Edwin Soeryadjaja

2) Wakil Presiden Komisaris : Ir. Theodore Permadi Rachmat

3) Komisaris : Arini Saraswaty Subianto 4) Komisaris Independen : Dr.Ir. Raden Pardede 5) Komisaris Independen : Muhammad Effendi 2. PT Baramulti Suksessarana Tbk

a. Sejarah singkat PT Baramulti Suksessarana Tbk

Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) didirikan tanggal 31 oktober 1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990.

Tamabang batubara BSSR memulai tahap produksi pada bulan juni 2011. Kantor pusat BSSR beralamat di sahid sudirman No. 86, Jakarta 10220 dan memiliki tambang batubara yang terletak di kalimatan timur.

Berdasarkan anggaran dasar perushaan, ruang lingkup kegiatan BSSR bergerak dalam bidang pertambangan dan pertambangan batubara, pengangkutan darat, perindustrian dan pemborongan bangunan. Batubara yang dipasarkn baramulti mempunyai kandungan kalori medium dan kadar sulfur yang rendah. Sebagian besar penjualan batubaranya dijual ke india.

Pada tanggal 29 oktober 2012, BSSR memperoleh pernyataan efektif dari bapepam-Lk untuk melakukan penawaran umum perdana saham BSSR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 261.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 nopember 2012.

b. Visi dan Misi perushaan 1) Visi

Menjadi Perusahaan energi terintegrasi yang terkemuka diIndonesia yang mampu memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholders secara berkesinambungan.

2) Misi

a) Governance :Mengelola Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

b) Improve :mengedepankan budaya perbaikan berkesinambungan (continuous improvement)

c) Value : mampu memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan (added value for stakeholders) d) Cost : mempunyai struktur biaya yang kompetitif (

competitive cost) c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Komisaris utama : Drs. Doddy Sumantyawan Hadidojo soedaryo

2) Wakil komisaris utama : Ramesh N. Subramanyam 3) Komisaris : Herry Tjahjana

4) Komisaris : Daniel Suharya 5) Komisaris Independen : Ir.H. Iman Taufik 6) Direktur Utama : Henry Angkasa

7) Wakil Direktur Utama : Minesh Shri Khrisna Dave 8) Direktur : Eric Rahardja

9) Direktur Independen :Tengku Alwin Aziz 3. PT Resource Alam Indonesia Tbk

a. Sejarah Singkat PT Resource Alam Indonesia Tbk

Resource Alam Indonesia Tbk (dahulu Kurnia Kapuas Utama Tbk) (KKGI) didirikan tanggal 08 Juli 1981 dengan nama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat KKGI berdomisili di Gedung Bumi Raya Utama, Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta dan pabrik berlokasi di

Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan di Pontianak, Kalimantan Barat serta Palembang, Sumatra Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KKGI adalah menjalankan usaha dibidang pertambangan, perhutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, pengangkutan dan perdagangan umum. Kegiatan utama KKGI adalah bergerak di bidang industri high pressure laminate dan melamine laminated particle boards serta pertambangan batubara melalui anak usahanya.

Pada tanggal 18 Mei 1991, KKGI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KKGI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 01 Juli 1991.

b. Visi dan Misi 1) Visi

Menjadi perusahaan tambang yang bertaraf internasional dan mempunyai keunggulan dalam persaingan global yang bersahabat dengan lingkungan.

2) Misi

a) Menjadi salah satu perusahaan tambang yang produktif dan efisien.

b) Mempunyai semangat kebersamaan dan kerjasama yang solid, baik secara internal maupun dengan pihak eksternal.

c) Memperhatikan faktor-faktor bisnis dan tanggung jawab sosial kemasyarakatan yang nyata serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

d) Menjadi perusahaan dengan tata kelola yang baik dan berkrontribusi bagi kemajuan bangsa.

c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Komisaris Utama : Hendro Martowardojo

2) Komisaris : Swandono Adijanto

3) Komisaris : Ge Luiyanto Yamin 4) Komisaris Independen : Suria Martara Tjahaja 5) Komisaris Independen : Andrew James Wilson 6) Direktur Utama : Pintarso Adijanto

7) Direktur : Chamilus Salimbo

8) Direktur : Bambang Prijonohadi

9) Direktur :Wimpi Salim

4. PT Mitrabara Adiperdana Tbk

a. Sejarah Singkat PT Mitrabara Adiperdana Tbk

Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) didirikan tanggal 29 Mei 1992 dan memulai tahap produksi pada tahun 2008. Kantor pusat MBAP berlokasi di Graha Baramulti, Jl. Suryopranoto 2, Komplek Harmoni Blok A No. 8, Jakarta Pusat 10130 – Indonesia. Sedangkan lokasi tambang batubara terletak di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MBAP adalah bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan perindustrian batubara.Pada tanggal 30 Juni 2014, MBAP memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MBAP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 245.454.400 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Juli 2014.

b. Visi dan Misi perusaan 1) Visi

Berdayanya masyarakat di wilayah operasional perseroan yang mandiri, sejahtera dan mempunyai daya saing yang unggul.

2) Misi

a) Memberdayakan masyarakat lokal dengan berpegang teguh kepada kearifan lokal.

b) Melaksanakan program CSR berbasis kebutuhan masyarakat c) Menerapkan tata kelola CSR yang berkelanjutan dan berdaya

guna

c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Komisaris Utama : Yo Angela Soedjana 2) Wakil Komisaris Utama : Fumitake Uyama 3) Komisaris Independen : Abdullah Fawzy Siddik 4) Direktur Utama : Ridwan

5) Wakil Direktur Utama : Eiji Hagiwara

6) Direktur : Widada

7) Direktur Independen : Richard Pardede 5. PT Samindo Resources Tbk

a. Sejarah Singkat PT Samindo Resources Tbk

Samindo Resources Tbk (dahulu Myoh Technology Tbk) (MYOH) didirikan dengan nama PT Myohdotcom Indonesia tanggal 15 Maret 2000 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 2000.

Kantor pusat MYOH berdomisili di Menara Mulia lantai 16, Jl. Jend.

Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta 12930 – Indonesia, sedangkan Anak Usaha berlokasi di Ds. Batu Kajang, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOH adalah bergerak dalam bidang investasi, pertambangan batubara

serta jasa pertambangan (sejak tahun 2012). Saat ini, kegiatan usaha utama Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui anak usaha Samindo menjalankan usaha, yang meliputi: jasa pemindahan lahan penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa pengeboran batubara.

Pada tanggal 30 Juni 2000, MYOH memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOH (IPO) kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 dengan nilai nominal Rp25,- per saham dengan harga penawaran Rp150,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) (sekarang Bursa Efek Indonesia / BEI) pada tanggal 30 Juli 2000.

b. Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi

Menjadi perusahaan induk dengan solusi pertambangan berkualitas komprehensif dan berbasis pengembangan sumber daya.

2) Misi

a) Menciptakan operasi pertambangan terbaik beserta sistem menajemen

b) Menjamin sarana jasa pertambangan yang lengkap, bersaing dengan cadangan yang berkesinambungan.

c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Komisaris Utama : Kim, Sung Kook 2) Komisaris ` : Choi, Hoon 3) Komisaris Independen : Bob Kamandanu 4) Direktur Utama : Lee, Kang Hyeob

5) Direktur : Lee, Young Soo

6) Direktur : Ha, Gil Yong

7) Direktur Independen : Soemarno Witoro Soelarno

6. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

a. Sejarah Singkat PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit Asam berlokasi di Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor korespondensi terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950.Pada tahun 1992-3, Bukit Asam (Persero) Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.

b. Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi

Menjadi perushaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

2) Misi

Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.

c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen : Agus Suhartono

2) Komisaris : Robert Heri

3) Komisaris : Muhammad Said Didu

4) Komisaris : Seger Budiarjo

5) Komisaris : Leonard

6) Komisaris Independen : S. Koesnaryo

7) Direktur Utama : Milawarma

8) Direktur Keuangan : Achmad Sudarto 9) Direktur Operasi/Produksi : Heri Supriyanto 10) Direktur Pengembangan Usaha : Anung Dri Prasetya

11) Direktur Niaga : M. Jamil

12) Direktur Umum dan SDM : Maizal Gazali 7. PT Toba Bara Tbk

a. Sejarah Singkat PT Toba Bara Tbk

Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) didirikan tanggal 03 Agustus 2007 dengan nama PT Buana Persada Gemilang dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2010. Kantor pusat TOBA berlokasi di Wisma Bakrie 2 Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TOBA adalah di bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian,

pertambangan, pertanian dan jasa. Kegiatan utama TOBA adalah investasi di bidang pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit melalui anak usaha. Anak usaha memiliki izin usaha pertambangan atas wilayah usaha pertambangan yang berlokasi di Kalimantan, Indonesia.

Pada tanggal 27 Juni 2012, TOBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TOBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 210.681.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham dengan harga penawaran Rp1.900,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Juli 2012.

b. Visi dan Misi Perushaan 1) Visi

Membangun salah satu perusahaan tambang batu bara terbaik di indonesia yang memfokuskan dari pada laju pertumbuhan dengan membangun kompetensi melalui pembangunan karyawan, kinerja keuangan yang kuat dan keuntungan yang solid untuk pemegang saham kami.

2) Misi

a) Menciptakan nilai pemengang saham yang berkelanjutan daripertambangan indonesia

b) Membangun sumber daya manusia yang berkelanjutan

c) Investasi pada anak perusahaan dan usaha lainnya yang berhubungan yang akan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham

d) Mengelola biaya operasinaol penambangan secara efektif

e) Meningkatkan integrasi rantai pasokan batu bara untuk memastikan kehandalan dan efisiensi

f) Membangun hubungan yang kuat dengan mitra usaha kami dan dengan komunitas keuangan

g) Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dalam mendukung pengembangan komunitas dan mengimplementasikan praktik tata kelola perusahaan yang baik

c. Dewan Komisaris dan Direksi

1) Presiden Komisaris : Jusman Syafii Djamal 2) Komisaris Independen : Farid Harianto

3) Komisaris Independen : Bacelius Ruru

4) Presiden Direktur (merangkap Direktur Independen): Justarina Sinta Marisi Naiborhu

5) Direktur : Pandu Patria Syahrir

6) Direktur : Sudharmono Saragih

7) Direktur : Arthur M. E. Simatupang

8) Direktur Independen :Alvin Firman Sunanda B. Pengujian dan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan sub sektor pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek indonesia tahun 2014-2018.

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi data digunakan untuk memberikan gambaran mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian. Deskripsi data ini meliputi nilai minimum, nilai maksimun, mean, dan standar deviasi. Hasil dari pengujian statistik deskriptif dari struktur modal (DER), profitabilitas(NPM), dan nilai perusahan (PBV) dari tahun 2014 sampai tahun 2018 disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel diatas, menunjukan bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan PBV memiliki rentang nilai dari 0,42 hingga 3,90. Nilai rata-rata PBV yaitu 1,6924 dan standar deviasi 0.88430.

Nilai terendah dimiliki oleh PT Adaro Energy Tbk pada tahun 2015 dan PT Resource Alam Indonesia Tbk pada tahun 2014, nilai tertinggi dimiliki oleh PT Baramulti Suksessarana Tbk pada tahun 2014.

Variabel struktur modal memiliki rentang nilai dari 0,17 hingga 1,33.

Nilai rata-rata struktur modal yaitu 0,6161 dan standar deviasi sebesar 0,28166. Nilai terendah dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk pada tahun 2016, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Toba Bara Tbk pada tahun 2018.

Variabel profitabilitas memiliki rentang nilai dari 0,01 hingga 0,24, dengan nilai rata-rata 0,1217 dan standar deviasi 0,05905. Nilai terendah dimiliki oleh PT Baramulti Suksessarana Tbk pada tahun 2014 dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2018.

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik disyaratkan harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik. Uji asumsi klasik dari masing-masing model meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Pengujian normalitas residual dapat dilihat dengan uji statistic non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali,2016).

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > 0,05. Berikut adalah hasil uji normalitas:

Tabel 4.2 Struktural 1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz

ed Residual

N 35

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation .83421328 Most Extreme

Differences

Absolute .152

Positive .152

Negative -.118

Test Statistic .152

Asymp. Sig. (2-tailed) .040c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data olahan (lampiran)

Tabel 4.2

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data olahan (lampiran)

Tabel 4.2 struktural 1menunjukan bahwa data penelitian belum terdistribusi normal yang dibuktikan dengan asymp sig. sebesar 0.040 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian yaitu 0,05. Oleh karena data penelitian belum terdistribusi normal, maka data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi (Ghozali, 2016). Maka dalam substruktural 2 dilakukan transformasi data dalam bentuk SQRT atau akar kuadrat dan hasilnya menunjukan asymp sig sebesar 0.200 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka data telah terdidtribusi secara normal dan bisa di lanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2016).

Berikut data hasil penelitian : Tabel 4.3

Hasil uji multikolinearitas Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Struktur

Modal .969 1.032

Profitabilitas .969 1.032 Sumber : Data olahan (lampiran)

Tabel diatas menunjukan bahwa pada model regresi diketahui nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari masalah autokorelasi (Ghozali, 2016). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif.

2) Jika d > (4-dl), berarti terdapat autokorelasi negatif.

3) Jika du < d < (4-du), berarti tidak terdapat autokorelasi.

4) Jika dl < d < du, berarti tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.

Berikut adalah hasil uji autokorelasi pada penelitian ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dW Hitung

dW tabel (n = 35; k = 2) dl =1,3433; du = 1,5838

Keterangan 1,971

dl < d < 4-du Tidak terjadi autokorelasi

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, data yang digunakan sebanyak 35 dan variabel indipenden sejumlah 2 diperoleh dari tabel Durbin-Watson nilai dl = 1,3433 dan du = 1,5838 dan nilai 4-du = 2,4162. Sementara itu hasil dari Durbin-Watson yaitu 1,971 lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari 4-du (1,5838 < 1,971 < 2,4162). Nilai ini menunjukan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pangematan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji gletser. Uji gletser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat apakah probabilitas signifikasinya berada di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) atau tidak. Jika di atas 5% maka dapat dikatakan model regresi tidak mengandung adanya Hereroskedastisitas (Ghozali, 2016). Berikut hasil uji Glejser:

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glesjser

Variabel T Sig Keterangan

Struktur Modal 0,867 0,392 Tidak terjadi heterokedastisitas Profitabilitas -1,486 0,147 Tidak terjadi heterokedastisitas

Struktur Modal 0,867 0,392 Tidak terjadi heterokedastisitas Profitabilitas -1,486 0,147 Tidak terjadi heterokedastisitas