• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

β€œStatistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum” (Sugiyono, 2017:29). Dalam penelitian ini analisis deskriptif yang akan disajikan meliputi tiga variabel, yaitu pengelolaan uang saku, media sosial, dan gaya hidup.

Deskriptif variabel menjelaskan mengenai tanggapan dari responden terhadap tiga variabel yaitu pengelolaan uang saku, media sosial, dan gaya hidup. Pengkategorian variabel dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menentukan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Untuk menentukan nilai tertinggi dan terendah, perhitungan nilai tertinggi dan terendah menggunakan rumus:

Nilai tertinggi = jumlah butir pernyataan x nilai skala Likert tertinggi

Nilai terendah = jumlah butir pernyataan x nilai skala Likert terendah

b. Menghitung Nilai Interval Kelas

Dalam menentukan nilai untuk interval kelas, menggunakan rumus sebagai berikut:

Range = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘–βˆ’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘π‘Žβ„Ž 5

Kemudian data dari hasil penelitian tersebut akan dikategorikan ke dalam lima kelompok yaitu nilai sangat baik, baik, cukup, buruk, dan sangat buruk untuk variabel pengelolaan uang saku dan media sosial, sedangkan kategori untuk variabel gaya hidup adalah sangat ideal, ideal, cukup, tidak ideal, dan sangat tidak ideal.

1) Kategori Variabel Pengelolaan Uang Saku

Untuk variabel pengelolaan uang saku, terdapat 6 butir pernyataan yang digunakan serta dalam kategori pengelolaan uang saku digunakan skala Likert yang memiliki 5 pilihan jawaban. Dengan demikian, untuk memperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, dan interval kelas mengunakan rumus:

a) Menentukan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Perolehan nilai tertinggi dan nilai terendah pada variabel pengelolaan uang saku yang memiliki 6 butir pernyataan dan 5 pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Nilai tertinggi = 6 butir soal x 5 = 30 Nilai terendah = 6 butir soal x 1 = 6 b) Menentukan Nilai Interval Kelas

Dalam variabel pengelolaan uang saku menentukan interval kelas dengan cara sebagai berikut:

Range = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘–βˆ’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘π‘Žβ„Ž 5

Range = 30βˆ’6

5 = 5

Dari hasil perhitungan diatas, maka range yang diperoleh dari masing-masing interval kelas pada variabel pengelolaan uang saku adalah 5 dengan nilai interval tertinggi 30 dan interval terendah 6. Pada tabel 3.13 menunjukkan mengenai kategori variabel pengelolaan uang saku dari responden.

Tabel 3.13

Pengkategorian Variabel Pengelolaan Uang Saku Interval Kategori Variabel Pengelolaan

Uang Saku

Sumber: data primer, 2021

Pengkategorian variabel pengelolaan uang saku diuraian dalam tabel 3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.14

Deskripsi Nilai Interval Pengelolaan Uang Saku

Interval Kategori Deskripsi

26 – 30 Sangat Baik Responden paham mengenai pengelolaan uang saku, jumlah uang saku berdasarkan kondisi orang tua, dan pengelolaan uang saku digunakan untuk memenuhi

kebutuhan.

21 – 25 Baik Responden mengelola uang saku sebagaimana mestinya sesuai dengan jumlah uang yang diterima.

16 – 20 Cukup Responden mengelola uang saku sesuai kebutuhan, namun kurang memperhatikan jumlah uang saku yang di terima.

11 – 15 Buruk Responden beranggapan pengelolaan uang saku tidak terlalu penting, dan

membelanjakan uang saku sesuai keinginan.

6 – 10 Sangat Buruk Responden tidak melakukan pengelolaan uang saku, hanya menghambur-hamburkan uang saku yang diterima.

2) Kategori Variabel Media Sosial

Untuk variabel media sosial, terdapat 8 butir pernyataan yang digunakan serta dalam kategori pengelolaan uang saku digunakan skala Likert yang memiliki 5 pilihan jawaban. Dengan demikian, untuk memperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, dan interval kelas mengunakan rumus:

a) Menentukan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Perolehan nilai tertinggi dan nilai terendah pada variabel media sosial yang memiliki 8 butir pernyataan dan 5 pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Nilai tertinggi = 8 butir soal x 5 = 40 Nilai terendah = 8 butir soal x 1 = 8 b) Menentukan Interval Kelas

Dalam variabel media sosial menentukan interval kelas dengan cara sebagai berikut:

Range = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘–βˆ’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘π‘Žβ„Ž 5

Range = 40βˆ’8

5 = 6

Dari hasil perhitungan diatas, maka range yang diperoleh dari masing-masing interval kelas pada variabel media sosial adalah 6 dengan nilai interval tertinggi 40 dan interval terendah 8. Pada tabel 3.15 menunjukkan mengenai kategori variabel media sosial dari responden terhadap media sosial.

Tabel 3.15

Pengkategorian Variabel Media Sosial

Interval Kategori Variabel Media Sosial

33 – 40 Sangat Baik

26 – 32 Baik

20 – 25 Cukup

14 – 19 Buruk

8 – 13 Sangat Buruk

Sumber: data primer, 2021

Pengkategorian variabel media sosial diuraian dalam tabel 3.16 sebagai berikut:

Tabel 3.16

Deskripsi Nilai Interval Media Sosial

Interval Kategori Deskripsi

33 – 40 Sangat Baik Responden dapat memanfaatkan,

menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan, mengakses informasi dengan baik, memahami dampak-dampak yang ditimbulkan dalam menggunakan media sosial

26 – 32 Baik Responden dapat menggunakan media sosial untuk memperoleh informasi, sebagai media hiburan, penggunaannya masih dianggap wajar.

20 – 25 Cukup Responden menggunakan media sosial sesuai keinginan atau untuk membantu aktivitasnya.

14 – 19 Buruk Responden memanfaatkan media sosial untuk mengakses informasi yang tidak penting dan mengabaikan dampak buruk menggunakan media sosial.

8 – 13 Sangat Buruk Responden hnya menggunakan media sosial untuk ajang pamer, tidak mempedulikan dapak buruk, serta penggunaan media sosial dengan tidak tepat.

3) Kategori Variabel Gaya Hidup

Untuk variabel gaya hidup, terdapat 9 butir pernyataan yang digunakan serta dalam kategori pengelolaan uang saku digunakan skala Likert yang memiliki 5 pilihan jawaban. Dengan demikian, untuk memperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, dan interval kelas mengunakan rumus:

a) Menentukan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Perolehan nilai tertinggi dan nilai terendah pada variabel gaya hidup yang memiliki 9 butir pernyataan dan 5 pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Nilai tertinggi = 9 butir soal x 5 = 45 Nilai terendah = 9 butir soal x 1 = 9 b) Menentukan Interval Kelas

Dalam variabel media sosial menentukan interval kelas dengan cara sebagai berikut:

Range = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘–βˆ’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘π‘Žβ„Ž 5

Range = 45βˆ’9

5 = 7

Dari hasil perhitungan diatas, maka range yang diperoleh dari masing-masing interval kelas pada variabel media sosial adalah 7 dengan nilai interval tertinggi 45 dan interval terendah 9. Pada tabel 3.17 menunjukkan mengenai kategori variabel gaya hidup dari responden.

Tabel 3.17

Pengkategorian Variabel Gaya Hidup Interval Kategori Variabel Gaya Hidup

37 – 45 Sangat Ideal

30 – 36 Ideal

23 – 29 Cukup

16 – 22 Tidak Ideal

9 – 15 Sangat Tidak Ideal

Sumber: data primer, 2021

Pengkategorian variabel gaya hidup diuraian dalam tabel 3.18 sebagai berikut:

Tabel 3.18

Deskripsi Nilai Interval Gaya Hidup

Interval Kategori Deskripsi

37 – 45 Sangat Ideal Responden memiliki aktivitas sesuai dengan kebiasaan, minat yang tinggi, dan memiliki pandangan kedepan.

30 – 36 Ideal Responden melakukan sesuai

aktivitasnya, tidak mudah bosan, dan memiliki minat terhadap hal baru.

23 – 29 Cukup Responden menjalani gaya hidup yang biasa-biasa saja, mengikuti arus yang ada.

16 – 22 Tidak Ideal Responden hanya beraktivitas seperti biasa, minat terhadap hal baru rendah, dan tidak memiliki pandangan ke depan.

9 – 15 Sangat Tidak Ideal Responden tidak memiliki aktivitas yang berarti, tidak memiliki minat, dan tidak ada gambaran masa depan.

2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2017:75) bahwa β€œuji yang digunakan untuk mengetahui bahwa asumsi dari variabel yang diukur berdistribusi normal.” Penelitian ini mengukur normalitas data menggunakan uji Normalitas Kolmogorov-Sminorv dengan SPSS versi 26. Data dikatakan berditribusi normal jika nilai Signifikansi (sig.) lebih besar dari 0,05 atau sig. > 0,05 dan sebaliknya, jika nilai signifikansi data lebih kecil dari 0,05 atau sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Menurut Sugiyono (2017:265) bahwa β€œuji linearitas data digunakan untuk mengukur apakah variabel memiliki hubungan secara linear.”

Dua dasar dimana data dikatakan linear adalah pertama, apabila nilai signifikansinya (sig.) lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05). Sebaliknya data dikatakan tidak linear apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Kedua, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel), sebaliknya data dikatakan tidak linier apabila F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel). Dalam penelitian ini uji linearitas dihitung menggunakan SPSS versi 26.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

β€œUji multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah adanya korelasi antara variabel independen.” (Sugiyono, 2017:266).

Pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas terdapat dua pilihan yaitu pertama, apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau tolerance > 0,10 maka tidak ada gejala, sebaliknya jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 atau tolerance < 0,10 maka terdapat gejala multikolinearitas. Kedua, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 atau VIF

< 10,00 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 atau VIF > 10,00 maka terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini uji mutikolinearitas menggunakan SPSS versi 26.

b. Uji Heteroskedastisitas

β€œUji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya nilai absolut residual pada variabel. Uji heterokedastisitas dikatakan tidak ada

gejala apabila nilai signifikansi > 0,05, sebaliknya terjadi gejala apabila nilai signifikansi < 0,05” (Sugiyono, 2017:266). Pada penelitian ini uji heterokedastisitas menggunakan metode Rank Spearman dan menggunakan SPSS versi 26.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Sugiyono (2017:269) bahwa β€œuji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan periode t dengan periode t1.” Pada uji autokorelasi menggunakan metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan SPSS versi 26. Uji Durbin-Watson dalam uji autokorelasi jika d < dL atau d > (4 - dL) maka terjadi autokorelasi, sebaliknya jika d terletak diantara dU dan (4 - dU) maka tidak terjadi autokorelasi.

4. Analisis Hipotesis a. Regresi berganda

β€œAnalisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti ingin mengetahui bagaimana dua atau lebih variabel independen ada tidaknya pengaruh.” (Sugiyono, 2017: 275)

Menurut Sugiyono (2017:275) rumus persamaan regresi berganda yaitu:

Y = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝑒

Keterangan:

Y = Gaya Hidup 𝛼 = konstanta

𝛽1, 𝛽2 = koefisien regresi 𝑋1 = uang saku 𝑋2 = media sosial 𝑒 = error term

Langkah-langkah analisis uji hopotesis regresi berganda:

1. Uji F

β€œUji F merupakan uji untuk mengetahu apakah varaibel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.” (Sugiyono, 2017:273)

Berdasarkan nilai signifikansi (Sig.) dari output Anova, jika nilai Sig. < 0,05 maka adanya pengaruh signifikan pengelolaan uang saku dan media sosial terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19. Sebaliknya, jika nilai Sig. > 0,05 maka artinya tidak ada pengaruh signifikan pengelolaan uang saku dan media sosial terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19.

2. Uji T

β€œUji T adalah uji yang digunakan untuk mengetahui variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.” (Sugiyono, 2017:273)

a) Pengaruh Pengeloaan Uang Saku Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Di Tengah Pandemi Covid-19.

Ho1 : pengelolaan uang saku tidak berpengaruh terhadap gaya hidup di mahasiswa Pendidikan Ekonomi tengah pandemi covid-19.

Ha1 : pengelolaan uang saku berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa Pendidikan Ekonomi di tengah pandemi covid-19.

Berdasarkan nilai signifikansi (Sig.), jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka pengelolaan uang saku berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka pengelolaan uang saku tidak berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19.

b) Pengaruh Media Sosial Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Di Tengah Pandemi Covid-19

Ho2 : media sosial tidak berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa Pendidikan ekonomi di tengah pandemi covid-19.

Ha2 : media sosial berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa Pendidikan Ekonomi di tengah pandemi covid-19.

Berdasarkan nilai signifikansi (Sig.), jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka media sosial berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka media sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup di tengah pandemi covid-19.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017:231) bahwa

β€œKoefisien determinasi (R2) merupakan koefisien penentu, karena varian pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel independen, nilai dari koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu atau (0 ≀ R2 β‰₯ 1). Jika nilai koefisien mendekati 1, maka variabel bebas dalam variabel terikat semakin jelas.”

60

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Prodi Pendidikan Ekonomi 1. Sejarah Singkat Prodi Pendidikan Ekonomi

Dr. A.M. Kuylaars, S.J. atau yang dikenal dengan nama Prof. Dr.

A.M. Kadarman mendirikan Program Studi Pendidikan Ekonomi pada tahun 1957 dengan nama Jurusan Ilmu Ekonomi PTPG Santa Dharma.

Jurusan Ilmu Ekonomi memperoleh status β€œDisamakan” pada tanggal 11 Juli 1962 dan kembali ditetapkan tanggal 1 September 1965 dan 1 September 1981. Pergantian nama Jurusan Ilmu Ekonomi terjadi pada tanggal 28 Januari 1985 menjadi Program Studi Pendidikan Ekonomi Dunia Usaha (PDU), dimana Program Studi Pendidikan Ekonomi Dunia Usaha ini memiliki dua program yaitu Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi atau PEK, dan Program Studi Pendidikan Akuntansi atau PAk. Program Studi Pendidikan Ekonomi Dunia Usaha memperoleh status β€œDisamakan”

kembali pada tanggal 14 Mei 1986 berdasarkan keputusan Mendikbud.

Pada tahun 1993, Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi (PEK) dan Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAk) bernaung di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan saat Sanata Dharma menjadi IKIP Sanata Dharma. Tahun 1999 berdasarkan Dirjen Dikti mengenai penataan program studi, Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi berganti nama menjadi Program Studi

Pendidikan Ekonomi dengan dua bidang keahlian khusus yaitu Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Koperasi (PE BKK PEK) dan Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PE BKK PAk) dimana masing-masing bidang memiliki izin penyelenggaraan program studi dan akreditasi secara terpisah.

Pada tahun 2002 dan tahun 2003 Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi memperoleh nilai A dari Kopertis Wilayah V Yogyakarta dan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI.

Sedangkan untuk Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Koperasi memperoleh akreditasi A pada tahun 2004. Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Koperasi (PE BKK PEK) telah disetujui untuk berganti nama menjadi Prodi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi (PE BKK PE) pada tanggal 26 Desember 2006 sesuai dengan surat dari Dirjen Dikti.

Tahun 2009 Prodi Pendidikan Ekonomi mendapat serta berhasil mempertahankan akreditasi A yang sudah diperoleh. Akreditasi A ini berlaku sampai tanggal 17 Juli 2014 yang kemudian diperbarui lagi dan pada akhirnya Prodi Pendidikan Ekonomi berhasil mendapatkan akreditasi A yang berlaku sampai tanggal 19 September 2019.

2. Visi dan Misi Prodi Pendidikan Ekonomi a. Visi

β€œMenjadi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang unggul di tingkat nasional dalam menghasilkan pendidik dalam bidang Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi yang profesional, cerdas, dan humanis pada tahun 2017”

b. Misi

1) Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berlandaskan paradigma pedagogi ignasian yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistik, dan transformatif untuk menghasilkan pendidik dalam bidang pendidikan ekonomi dan pendidikan akuntansi yang profesional, cerdas, dan humanis.

2) Menyelenggarakan penelitian yang menghargai kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk mengembangkan ilmu pendidikan, ekonomi, dan akuntansi.

3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang mengasah kepekaan dan kepedulian sosial sebegai penerapan ilmu dan hasil penelitian untuk memberdayakan masyarakat.

4) Menghadirkan pencerahan bagi masyarakat yang mencerdaskan melalui publikasi ilmiah dan pengembangan kerja sama dengan lembaga mitra dan alumni.

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi

Keterangan:

a. Dewan Dosen (rapat dosen prodi) memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas dan fakultas untuk dilaksanakan pada Prodi Pendidikan Ekonomi.

b. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi memiliki tanggung jawab:

1. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

2. Membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, dan bertanggung jawab kepada dekan FKIP melalui ketua jurusan JPIPS.

3. Mengkoordinasikan pelaksanaan hasil keputusan rapat prodi.

c. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi memiliki tugas:

1. Membantu dalam pelaksanaan tugas dari Ketua Program Studi.

2. Bersama dengan Ketua Prodi menyusun jadwal perkuliahan dan jadwal ujian.

3. Mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh prodi.

4. Mengatur persiapan dokumen prodi.

5. Mengatur rapat-rapat prodi.

6. Menggantikan tugas Kaprodi apabila berhalangan.

d. Sekretaris Administrasi bertugas memperlancar pelaksanaan fungsi-fungsi administrasi prodi.

e. Koordintor Program Pengalaman Lapangan dan Kepala Laboraturium Pembelajaran Ekonomi memiliki tugas:

1. Mengkoordinasi dan mengatur penyelenggaraan PLP serta Program Pendampingan Belajar Masyarakat (PBM) Prodi Pendidikan Ekonomi dan bertanggung jawab kepada Kaprodi.

2. Mengembangkan dan mengelola media pembelajaran.

3. Mengelola perpustakaan prodi

4. Membuat pedoman serta bahan praktik ekonomi koperasi dan akuntansi.

5. Memberikan fasilitas penggunaan laboraturium pembelajaran ekonomi

65

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data menyajikan mengenai gambaran atau menjelaskan hasil dari penelitian. Berdasarkan kuesioner penelitian ini, deskripsi data menyajikan informasi statistik mengenai responden penelitian dan juga variabel-variabel yang diteliti.

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Dalam deskripsi ini, ingin menggambarkan mengenai subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti. Dimana subyek yang dimaksud adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi angkatan 2018 dan 2019 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, memperoleh uang saku sebelum adanya pandemi serta sesudah pandemi, dan aktif dalam penggunaan media sosial.

a. Karakteristik Responden dari Jenis Kelamin dan Angkatan Berdasarkan data yang telah terkumpul, responden berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, sedangkan untuk angkatan digolongkan menjadi 2 golongan yaitu angkatan 2018 dan 2019.

Analisis dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan angkatan dapat dilihat dari tabel 5.1 sebagai berikut.

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan Sumber: data primer, diolah 2021

Berdasarkan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tersaji dalam tabel 5.1, diketahui bahwa responden dengan total 120 mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang terdiri dari Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi angkatan 2018 dan 2019 bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi dengan jumlah 95 mahasiswa dengan presentase sebesar 80% dan pada angkatan 2018 responden perempuan lebih banyak daripada angkatan 2019. Sedangkan untuk responden laki-laki berjumlah 25 dengan presentase sebesar 20% di dominasi oleh angkatan 2018.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku

Berdasarkan kuesioner penelitian yang telah disebar kepada responden, mahasiswa Pendidikan Ekonomi sebagian besar mengalami penurunan uang saku, meskipun masih ada mahasiswa yang memperoleh uang saku dengan jumlah yang sama. Hasil

analisis mengenai uang saku yang diperoleh mahasiswa ditunjukkan dengan tabel 5.2 sebagai berikut.

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Jumlah Uang Saku

Angkatan 2018 Angkatan 2019 Sebelum

Sumber: data primer, diolah 2021

Dari tabel 5.2, dari 120 responden yang terdiri dari angkatan 2018 dan 2019 uang saku sebelum pandemi didominasi jumlah dikisaran Rp 500.000,00 sampai Rp 1.000.000,00 pada angkatan 2018 sebanyak 30 mahasiswa, dan untuk angkatan 2019 sebanyak 26 mahasiswa. Namun setelah adanya pandemi uang saku mahasiswa berubah pada kisaran Rp 0 sampai RP 400.000,00 pada angkatan 2018 sebanyak 27 mahasiswa dari sebelumnya hanya 7 mahasiswa, dan angkatan 2019 sebanyak 25 mahasiswa yang sebelumnya hanya 3 mahasiswa.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Media Sosial Penggunaan media sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi juga mengalami adanya perubahan pada saat sebelum pandemi dan sesudah adanya pandemi. Waktu penggunaan media sosial terjadi juga kenaikan, ataupun penuruanan dalam penggunaan media sosial. Hasil analisis mengenai waktu penggunaan media

sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi disajikan dalam tabel 5.3 sebagai berikut.

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Media Sosial Waktu Penggunaan

Media Sosial

Angkatan 2018 Angkatan 2019 Sebelum

Sumber: data primer, diolah 2021

Dari tabel 5.3, dengan jumlah responden sebanyak 120 mahasiswa pada saat sebelum pandemi sebagian besar mahasiswa angkatan 2018 didominasi waktu menggunakan media sosial selama 5 jam sampai 12 jam sehari dengan 33 mahasiswa, namun setelah pandemi menjadi lebih dari 12 jam sehari dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28. Sedangkan untuk angkatan 2019 sebelum adanya pandemi waktu yag digunakan untuk media sosial kurang dari 5 jam sehari yang didominasi mahasiswa sebanyak 20 orang, dan setelah pandemi sebanyak 25 mahasiswa menggunakan media sosial selama 5 jam sampai 12 jam sehari.

2. Deksripsi Data Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian ini, memiliki tujuan untuk menjelaskan mengenai gambaran penelitian berdasarkan variabel yang diteliti yaitu pengelolaan uang saku, media sosial, dan gaya hidup.

a. Pengelolaan Uang saku

Data variabel pengelolaan uang saku berdasarkan pada kuesioner yang terdiri dari 6 butir pernyataan untuk 120 responden. Hal tersebut dapat diketahui pada variabel pengelolaan uang saku diperoleh distribusi frekuesni yang telah disajikan dalam tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Variabel Pengelolaan Uang Saku Interval

Sumber: data primer, diolah 2021

Pada tabel 5.4 diketahui bahwa dari 120 mahasiswa untuk kategori variabel pengelolaan uang saku terdapat 57 mahasiswa atau sama dengan 47,5% sangat baik dalam mengelola uang saku, 51 mahasiswa atau sama dengan 42,5% baik dalam mengelola uang saku, 8 mahasiswa atau sama dengan 6,7% sudah cukup dalam mengelola uang saku, 3 mahasiswa atau sama dengan 2,5%

termasuk buruk dalam mengelola uang saku, dan untuk 1 mahasiswa atau sama dengan 0,8% sangat buruk dalam mengelola uang saku. Berdasarkan rincian diatas dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi yaitu 47,5% atau sebanyak 57 responden

sangat baik dalam pengelolaan uang saku dan mendukung setiap faktor-faktor yang menjadi penentu dalam pemberian uang saku.

b. Media Sosial

Data variabel media sosial berdasarkan pada kuesioner yang terdiri dari 8 butir pernyataan untuk 120 responden. Hal tersebut dapat diketahui pada variabel media sosial diperoleh distribusi frekuesni yang telah disajikan dalam tabel 5.5 sebagai berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Variabel Media Sosial Interval Kategori

Media Sosial Frekuensi Persentase (%)

Sumber: data primer, diolah 2021

Pada tabel 5.5 diketahui bahwa dari 120 mahasiswa untuk kategori variabel media sosial, 64 mahasiwa atau sama dengan 53,3% sangat baik dalam bermedia sosial, 51 mahasiswa atau sama dengan 42,5% baik dalam bermedia sosial, 2 mahasiswa atau sama dengan 1,7% termasuk cukup dalam bermedia sosial, 2 mahasiswa atau sama dengan 1,7% buruk dalam bermedia sosial, serta 1 mahasiswa atau sama dengan 0,8% sangat buruk dalam bermedia sosial. Berdasarkan rincian diatas, dapat disimpulkan persentase tertinggi dengan nilai 53,3 % atau sebanyak 64 responden sudah sangat baik dalam penggunaan media sosial di tengah pandemi dan

dapat memanfaatkan media sosial selama pandemi semaksimal mungkin.

c. Gaya Hidup

Data variabel gaya hidup berdasarkan pada kuesioner yang

Data variabel gaya hidup berdasarkan pada kuesioner yang