• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Prosedur Analisis Data

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe II dan Importance and Performance Analiysis (IPA) untuk menjawab rumusan masalah bagaimana tingkat kepuasan siswa dan guru terhadap penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. PAN tipe II digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa dan guru secara umum dan IPA digunakan mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan siswa dan guru

terhadap penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montesori pada penggunaan alat peraga geometri stick box.

1. Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe II

PAN tipe II adalah penilaian terhadap skor yang diperoleh dengan membandingkan peroleh skor responden lain dengan menggunakan rata-rata dan simpangan baku (Masidjo, 1995:160). Teknik analisis ini menggunakan skor kuesioner kinerja. PAN tipe II digunakan dalam penelitian ini dengan cara membandingkan skor kuesioner kinerja dengan responden lain dalam populasi. Hasil analisis menggunakan PAN tipe II menggambarkan tingkat kepuasan siswa dan guru dalam populasi tersebut.

Tabel 3.20

Klasifikasi Tingkat Kepuasan Siswa dan Guru Berdasarkan PAN Tipe II Ketentuan Hitung Klasifikasi

Di atas M + 2S Sangat Tinggi

M + 1S dan M + 2S Tinggi

M – 1S dan M + 1S Cukup

M – 2S dan M – 1S Rendah

Di bawah M – 2S Sangat Rendah

Tabel 3.20 menunjukkan klasifikasi tingkat kepuasan siswa dan guru terhadap penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori menggunakan PAN tipe II. Pengklasifikasi tingkat kepuasan siswa dan guru ada lima yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Ketentuan hitung untuk menetukan klasifikasi menngunakan rata-rata dan simpangan baku. Perolehan skor kuesioner kinerja siswa dan guru diklasifikasi menggunakan PAN tipe II.

Masidjo (1995: 166) menjelaskan bahwa batas atas setiap klasifikasi merupakan batas bawah dari klasifikasi atasnya. Klasifikasi sangat tinggi jika berada diatas M+2S. Batas atas setiap klasifikasi dikurangi satu. M+1S adalah batas bawah klasifikasi sangat tinggi. M+2S adalah batas bawah klasifikasi tinggi. M-1S adalah batas bawah klasifikasi cukup. M-2S adalah batas bawah klasiifikasi rendah. Klasifikasi sangat rendah jika berada dibawah M-2S.

2. Importance and Performance Analysis (IPA)

Teknik analisis data Importance and Performance Analysis (IPA) disebut juga analisis kuadran yang dicetuskan oleh Martilla dan James pada tahun 1977, kemudian diperkenalkan oleh Magal dan Lovenburg. Chan (2005: 24) menyatakan bahwa IPA adalah cara untuk mengevaluasi dengan menggunakan empat tahap yaitu (a) menentukan kisi-kisi atribut yang akan dievaluasi, (b) mengembangkan atribut dan melakukan survei, (c) mengolah data dan (d) mengelompokkan hasil dalam kisi-kisi untuk membantu menyimpulkan.

Tahap pertama melakukan pengumpulan kisi-kisi atribut untuk pernyataan yang dievaluasi. Peneliti bersama kelompok studi melakukan penyusunan indikator tingkat kepuasan berdasarkan teori yang terkait dengan mengaitkan atribut-atribut yang ada pada alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Penyusunan indikator tingkat kepuasan selengkapnya dapat dilihat pada bab II.

Tahap kedua adalah mengembangkan atribut dan melakukan survei. Peneliti bersama kelompok studi menjabarkan kisi-kisi berdasarkan tahap pertama yang dilakukan. Pernyataan dalam kuesioner menggunakan dua skala Likert yang berbeda dengan rentang yang sama yaitu 1 sampai 5. Skala Likert pertama

digunakan untuk memperoleh data dari siswa dan guru mengenai pentingnya suatu produk yaitu alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Skala

Likert kedua digunakan untuk memperoleh data dari siswa dan guru mengenai kinerja alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Skala Likert pada penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada sub bab teknik pengumpulan data di bab III.

Tahap ketiga adalah mengolah data siswa dan guru. Nilai rata-rata setiap reponden dipasangkan pada setiap atribut yang diukur pada skala kepentingan dan skala kinerja. Skor nilai tingkat kinerja alat peraga dengan kepentingan siswa dan guru dilakukan dengan cara mengalikan jumlah responden yang memilih alternatif jawaban dengan skor setiap alternatif jawaban tersebut. Perhitungan skor yang diperoleh pada setiap indikator tingkat kepuasan dinilai dengan rumus :

Penilaian tingkat kinerja

(SSx5), (Sx4), (KSx3), (TSx2), (STSx1) Keterangan:

SS = Jumlah responden yang memilih sangat setuju S = Jumlah responden yang memilih setuju

KS = Jumlah responden yang memilih kurang setuju TS = Jumlah responden yang memilih tidak setuju STS = Jumlah responden yang memilih sangat tidak setuju

Penilaian tingkat kepentingan

Keterangan:

SP = Jumlah responden yang memilih sangat penting P = Jumlah responden yang memilih penting

KP = Jumlah responden yang memilih kurang penting TP = Jumlah responden yang memilih tidak penting STP = Jumlah responden yang memilih sangat tidak penting

Tahap keempat adalah meletakan hasil (pernyataan) pada diagram kartesius untuk membantu dalam pengambilan keputusan.Tingkat kepuasan siswa dan guru terhadap alat peraga matematika berbasis metode Montessori kemudian dijelaskan menggunakan diagram kartesius. Wardhani (2006: 48) menjelaskan bahwa diagram kartesius adalah suatu bangun yang dibagi menjadi empat kuadran dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( , ). adalah rata-rata skor pada indikator kinerja dan adalah rata-rata skor pada indikator kepentingan. Urutan prioritas faktor kepuasan tersebut terletak dalam kuadran. Diagram kartesius berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dan prioritas faktor kepuasan dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Kartesius Kepentingan

Gambar 3.1 menunjukkan diagram kartesius tingkat kepuasan siswa dan guru terhadap alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Diagram kartesius terbagi ke dalam empat kuadran yaitu I, II, III dan IV. Pembagian empat kuadran berdasarkan rata-rata skor kinerja ( ) dan rata-rata skor kepentingan ( ).

Kuadran I adalah pernyataan yang perlu dilakukan perbaikan karena pernyataan tersebut menunjukkan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kinerjanya rendah sehingga terjadi ketidakpuasan. Kuadran I adalah prioritas utama. Prioritas utama artinya perlu dilakukan perbaikan dengan mempertahankan pernyataan yang penting.

Kuadran II adalah pernyataan yang memiliki tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kinerjanya juga tinggi, maka terjadi kepuasan. Kuadran II adalah dipertahankan. Pernyataan yang berada pada kuadran II dianggap penting siswa dan guru serta sesuai dengan kinerja yang diharapkan mereka.

III

I II

IV Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

Prioritas Rendah Berlebihan

Kuadran III adalah pernyataan yang memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja rendah, maka terjadi ketidakpuasan. Kuadran III adalah prioritas rendah. Pernyataan yang berada pada kuadran III mennjukkan perlu pertimbangan terhadap kualitas alat peraga tersebut.

Kuadran IV adalah pernyataan yang memiliki tingkat kepentingan rendah tetapi tingkat kinerja tinggi, maka terjadi kepuasan. Kuadran IV adalah berlebihan. Pernyataan yang berada pada kuadran IV menunjukkan bahwa tanpa diberikan perlakuan atau perhatian sudah menunjukkan kepuasan.

Dokumen terkait