• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan dua nilai dengan mengajukan pertanyaan apakah terdapat perbedaan antara nilai tes pertama dengan nilai tes kedua secara signifikan. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan uji-t (t-test), dengan cara mengikuti langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model pre-test, post-test design, penulis memaparkan sebagai berikut :

1. Mencari rerata nilai test awal (O1)/pretest 2. Mencari rerata nilai test akhir (O2)/posttest

3. Menghitung perbedaan rerata dengan menggunakan uji-t dengan rumus seb

t0 =

4. Menca dari difference MD =

5. Menca art dari difference SDD =

standart error d

6. Mencari ari mean difference SEMD =

7. Mean df Df = N-1 Keterangan :

MD : Mean of difference nilai rata-rata hitung beda selisih antara skor pretest dan skor posttest.

∑D : Jumlah beda/selisih antara skor pretest dan skor posttest.

N : Number of cases = jumlah subyek yang akan diteliti.

SEMD : Standart Error (standart kesesatan) dari Mean of difference.

SD : Deviasi standart dari perbedaan antara skor pretest dan skor posttest. (Sudijono, 2005 :305-306)

Apabila t hitung (t0) besar nilainya dari t tabel (tt) dengan taraf signifikansi 5%, maka hipotesis nihil (h0) ditolak dan hipotesis alternatif (ha) diterima, artinya pendekatan trait and factor berpenngaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir siswa, tetapi apabila pemilihan karir t hitung (t0) kecil dari pengambilan keputusan karir t tabel (tt) maka pendekatan trait and factor tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir siswa.

A. Pendahuluan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMAN 1 Padang Ganting. Penelitian yang peneliti lakukan adalah melihat pengaruh atau tidaknya pendekatan trait and factor terhadap peningkatan pengambilan keputusan karir siswa di SMAN 1 Padang Ganting.

Kemudian menganalisa data hasil treatmen tersebut dengan cara melakukan uji statistik (uji-t) untuk melihat signifikan atau tidaknya peningkatan pengambilan keputusan karir siswa melalui pendekatan trait and factor.

Kemudian melihat seberapa signifikan pengaruh pendekatan trait and factor terhadap peningkatan pengambilan keputusan karir siswa, dengan cara uji normalisasi yang dinamakan n-gain. Setelah itu pembahasan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Pretest

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain dengan menggunakan metode eksperimen jenis Pre-Eksperimen Designs dengan tipe one group pretest- posttest, penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk melihat apakah pengambilan keputusan karir efektif ditingkatkan dengan pendekatan trait and factor terhadap siswa kelas XII IPS 2 di SMAN 1 Padang Ganting.

Penelitian ini dilakukan terhadap sepuluh orang siswa yang menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada bab ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian peneliti tentang pengambilan keputusan karir siswa di SMAN 1 Padang Ganting. Kegiatan ini diawali dengan memberikan skala berupa skala likert tentang pengambilan keputusan karir

57

siswa kelas XII IPS 2 dengan tujuan untuk mengungkapkan bagaimana pengambilan keputusan karir siswa. Data hasil pretest untuk lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran, berikut skor siswa kelas XII IPS 2 yang peneliti gambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Pretest Pengambilan Keputusan Karir Siswa di SMAN 1 Padang Ganting N=23

Berdasarkan hasil pretest pengambilan keputusan karir pada tabel 4.1 di atas dari 23 orang siswa kelas XII. IPA. 2 SMAN 1 Padang Ganting diketahui bahwa 3 orang siswa berada pada kategori sangat tinggi, 9 orang

siswa berada pada kategori tinggi, 8 orang siswa berada pada kategori sedang, 3 orang siswa berada pada kategori rendah.

Tabel 4.2

Frekuensi Pengambilan Keputusan Karir Siswa di SMAN 1 Padang Ganting (Hasil Pretest) N=23

No Kelas Interval Kategori f %

1 155,2 – 180 Sangat tinggi 3 13,04%

2 125,4 – 154,2 Tinggi 9 39,13%

3 95,6 – 124,4 Sedang 8 34,78%

4 65,8 – 94,6 Rendah 3 13,04%

5 36 – 64,8 Sangat rendah - -

Jumlah 23 100%

Jika dilihat kumulatif pada tabel 4.2 di atas hasil pretest awal secara keseluruhan dari 23 orang siswa terdapat jumlah frekuensi 3 pada kategori sangat tinggi berada pada persentase 13,04, kategori tinggi dengan frekuensi 9 berada pada persentase 39,13, kategori sedang dengan frekuensi 8 berada pada persentase 34,78, dan kategori rendah dengan frekuensi 3 berada pada persentase 13,04.

Tabel 4.3

Data Pretest kelompok eksperimen N=10

No Responden Total Kategori

1 PY 105 Sedang

2 NF 89 Rendah

3 DAS 88 Rendah

4 FS 105 Sedang

5 SDG 97 Sedang

6 LVS 117 Sedang

7 SUP 121 Sedang

8 FSG 123 Sedang

9 AS 93 Rendah

10 AG 109 Sedang

Jumlah 1047

Rata-rata 104,7

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa yang memperoleh kategori sedang sebanyak 7 orang dan kategori rendah sebanyak 3 orang.

No Kelas Interval Kategori f %

Dari tabel di atas dapat juga dipahami bahwa pengambilan keputusan karir siswa pada kelompok ini masih bervariasi dari yang sedang sampai yang rendah pengambilan keputusan karir siswa. Selanjutnya untuk lebih jelas penulis menyajikan hasil pretest per aspek sebagai berikut :

a. Percaya Diri

Tabel 4.4

Data Pretest tentang Pengambilan Keputusan Karir Siswa Pada Aspek Percaya Diri poin sebanyak 204 pada rerata 20,4 yang berada pada kategori sedang.

Tabel 4.5

Interval Pengambilan Keputusan Karir Siswa di SMA N 1 Padang Ganting Pada Aspek Percaya Diri N=10

No Kelas Interval Kategori f % frekuensi kategori tinggi sebanyak 2 orang dengan persentase 20%, jumlah frekuensi kategori sedang sebanyak 5 orang berada pada persentase 50%, dan pada kategori rendah dengan jumlah frekuensi 3 orang berada pada persentase 30%.

b. Tanggung Jawab

Tabel 4.6

Data Pretest Kelompok Eksperimen Tanggung Jawab N=10

No Inisial Siswa Skor Kategori 26,1 yang berada pada kategori sedang.

Tabel 4.7

Interval Pengambilan Keputusan Karir Aspek Tanggung Jawab N=10

Berdasarkan interval pada tabel 4.7 di atas dapat dipahami kategori tinggi terdapat 2 orang dengan persentase 20%, kategori sedang terdapat 7 orang dengan persentase 70%, kategori rendah terdapat 1 orang dengan persentase 10%.

c. Mengarahkan dan Mengembangkan Diri Tabel 4.8

Data Pretest tentang Pengambilan Keputusan Karir Pada Aspek Mengarahkan dan Mengembangkan Diri

No Inisial Siswa Skor Kategori

1 PY 20 Rendah

2 NF 21 Rendah

3 DAS 16 Rendah

4 FS 23 Sedang

5 SDG 18 Rendah

6 LVS 25 Sedang

7 SUP 24 Sedang

8 FSG 31 Tinggi

9 AS 23 Sedang

10 AG 28 Sedang

Jumlah 229

Rata-rata 22,9 Sedang

Tabel 4.8 di atas, merupakan salah satu aspek dari pengambilan keputusan karir yaitu tentang mengarahkan dan mengembangkan diri, berdasarkan 10 (sepuluh) orang siswa yang dijadikan sampel penelitian, dengan kategori skor tinggi sebanyak 1 (satu) orang, sedang sebanyak 5 (lima) dan kategori rendah sebanyak 4 (empat) orang.

Secara keseluruhan rerata skor sampel 22,9 poin dengan kategori sedang. Artinya pengambilan keputusan karir pada aspek mengarahkan dan mengembangkan diri berada pada aspek sedang.

d. Menunjukkan Perilaku Tekun, Inisiatif dan Kreatif Tabel 4.9

Data Pretest tentang Pengambilan Keputusan Karir Siswa Pada Aspek Menunjukkan Perilaku Tekun, Inisiatif dan Kreatif

No Inisial Siswa Skor Kategori

1 PY 18 Rendah

2 NF 14 Rendah

3 DAS 12 Sangat Rendah

4 FS 18 Rendah

5 SDG 23 Sedang

6 LVS 23 Sedang

7 SUP 24 Sedang

8 FSG 23 Sedang

9 AS 20 Sedang

10 AG 18 Rendah

Jumlah 193

Rata-rata 19,3 Rendah

Berdasarkan hasil prettest mengenai aspek menunjukkan perilaku tekun, inisiatif dan kreatif di atas dapat kita pahami, terdapat 6 (enam) siswa berada pada kategori sedang, dan 4 (empat) siswa berada pada kategori rendah. Secara keseluruhan rerata skor sampel 22,9 poin dengan kategori sedang.

No Inisial Siswa Skor Kategori

1 PY 19 Sedang

2 NF 13 Rendah

3 DAS 9 Sangat Rendah

4 FS 15 Rendah

5 SDG 16 Rendah

6 LVS 19 Sedang

7 SUP 18 Sedang

8 FSG 19 Sedang

9 AS 14 Rendah

10 AG 18 Sedang

Jumlah 160

Rata-rata 16 Rendah

e. Berkeinginan Mengerjakan Sesuatu Tanpa Bantuan Orang Lain Tabel 4.10

Data Prettest tentang Pengambilan Keputusan Karir Siswa Pada Aspek Berkeinginan Mengerjakan Sesuatu Tanpa Bantuan

Orang Lain

Berdasarkan tabel 4.10 di atas hasil prettest mengenai aspek berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain di atas dapat kita pahami, dari 10 (sepuluh) siswa yang menjadi sampel penelitian, terdapat 5 (lima) siswa berada dalam kategori sedang, 4 (empat) siswa berada pada kategori rendah dan 1 (satu) siswa berada pada kategori sangat rendah. Secara keseluruhan rerata skor sampel 16 dengan kategori rendah. Artinya pengambilan keputusan karir pada aspek berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain berada pada aspek rendah.

2. Rencana Pelaksanaan Konseling

Setelah peneliti menetapkan kelompok eksperimen maka langkah selanjutnya adalah merencanakan layanan atau treatment maka langkah selanjutnya adalah merencanakan layanan atau treatment yang akan diberikan. Rencana treatment atau konseling kelompok berguna untuk meningkatkan pengambilan keputusan karir siswa kelas XII IPA 2 SMA N 1 Padang Ganting adalah sebanyak 4 kali pertemuan dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4.11 pengambilan keputusan karir siswa yaitu sesuai dengan hasil prettest yang diperoleh, topik yang akan dibahas disesuaikan dengan permasalahan pribadi siswa agar siswa atau anggota kelompok benar-benar serius dan

berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan karena masalah atau topik yang dibahas adalah keresahan dari anggota kelompok sendiri.

3. Pelaksanaan Treatment.

Berikut pelaksanaan layanan menggunakan konseling kelompok yang dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan pendekatan trait and factor :

a) Treatment 1 (Senin, 29 Juli 2019)

Layanan yang digunakan oleh peneliti adalah konseling kelompok dengan pendekatan trait and factor. Data yang diambil peneliti dalam menyelesaikan permasalahan siswa di SMA N 1 Padang Ganting yang berhubungan dengan pengambilan keputusan karir adalah data hasil belajar siswa dan data tes IQ dari data ini peneliti melihat apakah pengambilan keputusan karir dengan data hasil belajar dan tes Iqnya.

Teknis pelaksanaan dapat dilihat dari langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Tahap pembentukan

Treatment yang pertama ini, peneliti mengawalinya dengan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan suasana-suasana akrab dan menciptakan dinamika kelompok, kegiatan diawali dengan mengucapkan terima kasih, berdo’a dan mengambil absensi anggota kelompok yang akan dibahas dengan menggunakan pendekatan trait and factor. Pada tahap ini peneliti memperkenalkan dan memasukkan para anggota kelompok ke dalam suasana kelompok.

Kons : assalamualaikum wr. Wb Klien : waalaikumsalam wr. Wb

Ko : selamat pagi semuanya, bagaimana kabarnya?

Ki : pagi juga, alhamdulillah sehat

Ko : sebelumnya kakak ucapkan terima kasih kepada adik-adik semuanya, pada kesempatan kali ini kita akan melakukan

kegiatan konseling kelompok. Sebelumnya marilah kita berdo’a terlebih dahulu. Berdo’a dimulai... selesai Ko : mmm.. di antara kalian udah ada yang pernah melakukan

konseling kelompok?

Ki(AS): saya kak..

Ko : siapa yang belum?

Ki : saya kak..

Ko : oke.. jadi konseling kelompok itu adalah proses bantuan oleh konselor dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan dalam kelompok.

dan kegiatan konseling kelompok kita ini menggunakan pendekatan trait and factor secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat, karakteristik seorang individu, sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syatar tertentu yang dimiliki oleh sebuah pekerjaan atau suatu jabatan.

Artinya dalam kegiatan kelompok ini kita akan membahas suatu topik tentang pengambilan keputusan karir yang masalahnya datang dari adik-adik semua yang kita lihat dari segi pemikiran yang mempengaruhi tingkah laku kita.

Selanjutnya kita akan mencarikan solusi dari masalah tersebut secara bersama. Sejauh ini ada yang ditanyakan atau ada yang belum paham?

Ki : paham kak

Ko : berarti semuanya paham ? oke, dilanjutkan bahwa dalam kegiatan kita ini nanti semua anggota kelompok diminta untuk berperan aktif dalam membahas masalah. Disilahkan untuk berpendapat dengan catatan satu-persatu. Tujuannya adalah terpecahnya masalah yang kita bahas. Kegiatan kita ini berlangsung selama 4 kali pertemuan kedepan. Apakah adik-adik ada yang ingin bertanya? Atau ada yang diragukan?

Ki : tidak kak..

Ko : oke. Sebelum kita melakukan konseling kelompok.

Alangkah baiknya kita perkenalan untuk lebih kenal lagi.

Jadi nanti ketika menyebutkan nama yang lain harus menjawab hay dan namanya. Contoh nama kakak Amina.

Nah jawabnya hay kak Amina. Nah silahkan dari sebelah kanan terlebih dahulu.

Ki : (dilanjutkan perkenalan satu persatu).

Ko : sudah semua perkenalannya?

Ki : sudah kak..

Ko : oke.. sekarang kita akan melakukan ice breaking. Jadi gini nanti ketika kakak bilang kanan kalian harus menoleh ke kiri dan menyebut kanan.

Ki : oke kak..

Ko : kita mulai.. kanan..

Ki : kanan.. dengan menoleh ke kiri tapi ada juga yang menoleh ke kanan

Ko : nah.. belum konsentrasi kan..

Ki : iya kak..

Ko : oke.. kita coba lagi..

Ki : iya kak..

Ko : kiri..

Ki : kiri menoleh ke kanan (masih juga ada yang menoleh ke kiri)

Ko : kanan

Ki : kanan menoleh ke kiri Ko : kiri..

Ki : kiri menoleh ke kanan (ada juga yang masih menoleh ke kiri)

Ko : nah masih belum konsentrasi yaa,, Ki : iya nih kak..

Ko : oke lah.. sudah ya.. harus konsen yaa..

Ki : iya kak..

Ko : mm.. sekarang kakak akan menjelaskan tentang azas-azas dalam konseling kelompok. Yang pertama, yakni kerahasiaan, yakni permasalahan yang kita bahas bersifat rahasia tidak boleh menceritakan kepada orang lai, kemudian kesukarelaan dan kegiatan

Ki : Ooo.. jadi yang kita bahas ini rahasia ya kak..

Ko : iya.. betul sekali..

(2) Tahap Peralihan

Pada tahap peralihan ini peneliti menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan kepada anggota kelompok, tanya jawab kesiapan anggota kelompok apakah bisa melanjutkan kegiatan, pemimpin kelompok juga mengenali suasana kelompok apakah sudah kondusif atau belum untuk dilanjutkan dan menjelaskan topik yang akan dibahas dalam kegiatan konseling kelompok.

Ko : apakah kegiatan ini bisa kita lanjutkan?

Ki : bisa kak.

(3) Tahap Pelaksanaan (a) Tahap analisis

Tahap analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi tentang diri klien. Pada tahap analisis ini data yang diambil peneliti adalah data hasil belajar siswa kelas XII IPS 2 dan data hasil tes IQ dari data hasil belajar dan data tes IQ ini peneliti menganalisis tentang pengambilan keputusan karir siswa di SMA N 1 Padang Ganting apakah cocok dengan hasil belajar atau tidak. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, seperti wawancara, catatan kumulatif,

dan tes IQ dan data lainnya. Data hasil belajar yang paling bagus yaitu terletak pada mata pelajaran KWN dengan nilai 88.

Berikut data tes psikologi siswa yang bernama PY : Nama : PY

N (Kemampuan Memahami Hitungan) : 25

 S (Kemampuan Memahami Kata-kata dan Hitungan): 20



Tahap sintesis ini merangkum, menggolong-golongkan dan menghubungkan data yang telah ada pada tahap ini peneliti melihat dari data hasil belajar siswa dan data hasil tes IQ apakah sesuai dengan pengambilan keputusan karir. Tahap ini peneliti merangkum dan mengatur data hasil analisis sehingga bisa melihat bakat klien, kelemahan dan kelebihan klien.

Dilihat dari data hasil tes psikologis siswa dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional PY yang baik terletak pada Membina Hubungan Sosial dengan poin 85, bakat yang menonjol pada PY yaitu bakat verbal (kemampuan memahami kata-kata, sedangkan dilihat dari data hasil belajar PY nilai yang paling bagus yaitu KWN (Kewarganegaraan) dengan nilai 88.

(c) Tahap Diagnosis

Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam bentuk (sudut pandang) masalah yang ditunjukkan.

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa yang

bersangkutan pada tahap ini peneliti melihat dimana potensi yang dimiliki siswa tersebut sebenarnya. Tahap ini juga untuk menemukan ketetapan pola yang mengarah kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang mempengaruhi dirinya dalam pengambilan keputusan karir.

Jika dilihat dari data hasil belajar siswa dan data tes psikologis PY mengarah kepada hal-hal sosial.

(d) Tahap Prognosis

Tahap prognosis merupakan berupaya memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang didapatkan.

Dalam hal kecerdasan emosial PY dapat membina hubungan sosial yang baik dengan lingkungan, memiliki bakat verbal (kemampuan memahami kata-kata), dan memiliki nilai yang bagus pada mata pelajaran KWN. Berdasarkan data tersebut PY berbakat jadi guru.

(e) Tahap konseling

Tahap ini membantu klien untuk menemukan sumber diri untuk mencapai perkembangan yang optimal yang ada dalam dirinya.

Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dari pelaksanaan konseling kelompok melalui pendekatan trait and factor. Topik pembahasan pada pertemuan kali ini adalah membahas masalah dengan mengambil dari item terendah yang dipilih oleh siswa yakni tidak dapat mengambil keputusan mengenai studi lanjut sendiri.

Ko : Ok, apakah sudah bisa kita mulai??

Ki : bisa..

Ko : baiklah, sekarang dipersilahkan adik-adik untuk menyebutkan masalahnya satu persatu terkait dengan pengambilan keputusan karir yakni tidak dapat mengambil keputusan mengenai studi lanjut sendiri

PY : saya tidak tau jurusan apa yang harus saya pilih mengenai studi lanjut kak, ibu saya menyuruh saya untuk mengambil jurusan keguruan, sedangkan saya tidak mau menjadi guru..

tetapi saya juga tidak tau saya mau mengambil jurusan apa kak..

NF : kak saya tidak berminat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kak.. tetapi orang tua saya seperti memaksa saya untuk melanjutkan studi saya kak.. saya maunya bekerja kak,, tapi saya belum tau pekerjaan apa yang akan saya lakukan kak..

DAS : saya bingung kak.. saya mau melanjutkan perkuliahan S1 kak karena banyak teman-teman saya yang kuliah S1 kak..

tapi orang tua saya tidak mempunyai perekonomian yang cukup untuk melanjutkan perkuliahan kak..

Ko : baik.. masih ada yang mau menyampaikan permasalahannya?

SUP : saya juga mau melanjutkan ke perguruan tinggi kak, tapi orang tua saya tidak sanggup karena keterbatasan ekonomi kak.. tetapi kalau pun jadi saya untuk kuliah, saya tak tau mau mengambil jurusan apa kak..

Ko : terima kasih antusias nya adik-adik dan sekarang kita sudah mendapatkan 4 permasalahan mengenai tidak dapatnya mengambil keputusan mengenai studi lanjut sendiri, jadi.. yang akan kita bahas kakak menyerahkan

kepada adik-adik masalah apa yang akan kita bahas terlebih dahulu..

Ki : masalah PY aja dulu kak..

Ko : baiklah apakah semuanya setuju masalah PY yang akan kita bahas terlebih dahulu?

Ki : setuju kak..

Ko : baik, siapa yang mau berpendapat mengenai masalah yang dihadapi oleh PY?

AG : menurut saya sebaiknya PY terlebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki supaya bisa mengetahui jurusan mana yang cocok..

AS : iya.. sebaiknya mengambil jurusan itu sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki, supaya setelah kita menjalani ke perkuliahan jadi lancar dan tidak malas menjalani nya..

karena ada tetangga saya, dia kuliah karena paksaan dari orang tuanya,, jadi.. dia menjadi sering bolos kuliah karena tidak berminat di jurusan yang diambilnya.

FSG : setuju dengan pendapat mereka kak.. PY sebaik nya mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada guru BK apa yang akan PY ambil dan kita juga sudah melakukan te IQ..

di dalam tes IQ kita juga sudah terlihat kearah mana jurusan yang akan kita ambil nantinya.

(4) Tahap Pengakhiran

Ko : Bagaimana PY dari pendapat teman-teman PY apakah sudah mendapatkan solusi yang terbaik buat PY? Baiklah sedikit kakak tambahkan dilihat dari hasil belajar PY kakak setuju sebaiknya PY mendiskusikan dulu kepada

guru BK dan orang tua, buat orang tua memahami jurusan apa yang PY inginkan sesuai dengan bakat dan minat yang PY miliki, sehingga saat melaksanakan studi lanjut tidak adanya kendala yang dihadapi. Bagaimana PY masih ada yang mau ditanyakan? Kalau tidak kita akhiri pertemuan kita hari ini.

PY : tidak kak

Ko : baiklah kakak akan menambahkan sedikit mengenai studi lanjut PY jika dilihat dari data hasil belajar PY nilai yang bagus terletak pada mata pelajaran KWN, memiliki kecerdasan emosional dapat membina hubungan sosial dengan bakat verbal, maka kakak menyarankan untuk PY menuruti kata orang tua untuk menjadi guru, mungkin saat ini PY belum mengasah bakat PY tersebut sehingga tidak mau untuk menjadi guru, tapi coba untuk difikirkan lagi yaa.. sekian dari kakak, sampai disini dulu pertemuan kita pada hari ini insha allah besok akan kita sambung lagi dengan pembahasan yang berbeda. Assalamualaikum wr.wb

Ki : walaikumsalam wr. Wb.

b) Treatment 2 (Jum’at, 2 Agustus 2019) (1) Tahap Pembentukan

Kegiatan ini diawali dengan mengucapkan terimakasih, berdo’a dan dan mengambil absensi anggota kelompok yang akan dibahas menggunakan pendekatan trait and factor. Sebelum peneliti melanjutkan konseling, pemimpin kelompok terlebih dahulu membuka dengan permainan konsentrasi demi menghangatkan suasana dengan menjalin keakraban antara anggota kelompok dengan sesama dan dengan pemimpin kelompok.

Selanjutnya peneliti memilih satu permasalahan yang di alami oleh klien. Yaitu “tidak tau kemana arah dan tujuan karir”.

Ko : oke. Assalamualaikum wr.wb.. selamat siang adik-adik, apakah masih dalam keadaan sehat?

Ki : walaikum salam wr. Wb. Masih kak..

Ko : sebelumnya kakak mengucapkan terimakasih kepada adik- adik karena sesuai dengan kesepakatan kita kemaren hari ini kita akan melaksanakan konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan trait and factor, sebelum kita memulai kegiatan konseling kelompok kita pada hari ini bagi adik-adik ada yang mau ditanyakan?

Ki : tidak..

Ko : ok.. sesuai hasil instrumen yang kakak bagikan kemaren banyak nya yang tidak mengetahui kemana arah dan tujuan karirnya. Sekarang siapa yang mau mengungkapkan permasalahannya mengenai “tidak mengetahui kemana arah dan tujuan karir?”

DAS : saya tidak mengetahui pekerjaan yang cocok dengan bakat saya kak..

Ko : ada lagi ? Ki : tidak kak..

LVS : bagaimana dengan yang diungkap kan DAS aja kak..

kebanyakan dari kita pasti tidak mengetahui apa pekerjaan atau jurusan yang cocok dengan bakat yang kita miliki

kebanyakan dari kita pasti tidak mengetahui apa pekerjaan atau jurusan yang cocok dengan bakat yang kita miliki

Dokumen terkait