BAB III METODE PENELITIAN
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul dari seluruh responden atau sumber lain. Mellui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif adalah data yang menunjukkan kuaitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian, dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2015: 18). Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner hasil produk, uji keterbacaan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain itu juga diperoleh data kualitatif yang diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, hasil observasi, hasil wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, dan hasil validasi produk LKS oleh ahli. Data kuantitatif dan kualitatif tersebut kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknik analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif.
Kepala Sekolah
Guru Siswa
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Anaisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1-4. Skala ini digunakan dalam berbagai instrumen penelitian. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut adalah instrumen penilaian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki.
Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki. Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk soal tes adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak dan perlu diberbaiki.
Nilai 3 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki.
Nilai 2 : Soal kurang sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki.
Nilai 1 : Soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki. Nilai 3 : Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki. Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki. Nilai 1 : Tidak sesuai.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli. Nilai 4 : LKS IPA sangat sesuai dengan pernyataan.
Nilai 3 : LKS IPA sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan. Nilai 2 : LKS IPA kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu
diperbaiki.
Nilai 1 : LKS IPA tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaia kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa.
Nilai 4 : Sangat setuju Nilai 3 : Setuju
Nilai 2 : Tidak setuju Nilai 1 : Sangat tidak setuju
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skla Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1.
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengn acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.11 adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko,
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori
3,26-4,00 Sangat Baik
2,51-3,25 Baik
1,76-2,50 Kurang
1,00-1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi istrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor Kategori Bobot
3,26-4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.
2,51-3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
1,76-2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. 1,00-1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (katgori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilkukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supratiknya, 2012: 128. Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner adalah Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner
Dalam penelitian ini, juga digunakan tes. Tes berupa pretest dan posttest. Tes
tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban
yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus pada Gambar
3.7.
Gambar 3.7 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
� = ∑ ∑ ℎ �
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif. Kedua, peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada (Creswell, 2012: 328-329).
Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut (Poerwandari dalam Supratiknya, 2012: 117). Pertama, membaca transkrip wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tea, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat.
Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala Sekolah, Guru, dan siswa. Selain itu, triangulasi dilakukan pada teknik wawancara, observasi, dan kuesioner. Dengan demikin, diperoleh data yang semakin lengkap.