• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Prosedur Pengembangan RPP

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam peneliti ini adalah dengan menggunakan lima Langkah model ADDIE yang terdiri dari Analyze, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

4.1.1.1 Tahap Analyze (Analisis)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis, yaitu melakukan wawancara analisis kebutuhan dengan Ibu R selaku guru kela V SDN Kebonagung. Tujuan peneliti melakukan wawancara yaitu untuk mencari informasi terkait permasalahan yang dihadapi dalam perancangan RPP dan untuk mengetahui kebutuhan guru dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara secara tertulis. Saat melakukan wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan jumlah butir pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan seputar RPP.

Berikut hasil wawancara dengan guru kelas V: Butir pertanyaan pertama, yaitu Apakah di SD Negeri Kebonagung sudah menerapkan Kurikulum 2013. Guru kelas V memberi jawaban bahwa di SD Negeri Kebonagung sudah menerapkan kurikulum 2013 tetapi dalam pembelajaran saat ini belum maksimal dan RPP yang digunakan masih seadanya.

Butir pertanyaan kedua, yaitu sejak kapan SD Negeri Kebonagung menerapkan kurikulum 2013. Guru kelas V memberi jawaban bahwa sejak tahun 2017 sudah lumayan lama. Butir pertanyaan ketiga, yaitu bagaimana latar belakang sosial peserta didik di SD Negeri Kebonagung. Guru kelas V memberi jawaban

bahwa latar belakang sosial peserta didik SD Negeri Kebonagung Sebagian besar anak petani, pedagang di pasar, dan mereka tinggal di daerah perdesaan.

Butir pertanyaan keempat, yaitu bagaimana karakteristik siswa kelas V di SD Negeri Kebonagung. Guru kelas V memberi jawaban bahwa siswa-siswi kelas V SD Negeri Kebonagung suka tantangan, semangat, dan senang bergerak, dan ada pula yang suka sibuk sendiri sehingga tidak konsentrasi dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Butir pertanyaan kelima, yaitu apakah ibu guru mengetahui tentang pembelajaran inovatif. Guru kelas V memberi jawaban bahwa sudah sedikit tahu tentang pembelajaran inovatif.

Butir pertanyaan keenam, yaitu apakah ibu guru mempunyai panduan proses pembelajaran berupa RPP untuk melaksanakan pembelajaran. Guru kelas V memberi jawaban bahwa mempunyai panduan berupa RPP tetapi tidak terlalu terpaku dengan RPP, guru lebih terpaku dengan buku LKS. Butir pertanyaan ketujuh, yaitu model pembelajaran apa yang sedang ibu guru terapkan sekarang.

Guru kelas V memberi jawaban bahwa sedang menggunakan model pembelajaran saintifik, kontekstual, dan tergantung dengan materi yang sedang dipelajari.

Butir pertanyaan kedelapan, yaitu apakah ibu guru sudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Guru kelas V memberi jawaban bahwa sudah pernah hanya kadang-kadang. Butir pertanyaan kesembilan, yaitu apakah jika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ini dalam mengajar akan lebih aktif. Guru kelas V memberi jawaban bahwa iya anak-anak akan lebih aktif meskipun ada beberapa anak yang masih kurang konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung.

Butir pertanyaan kesepuluh, yaitu apakah setiap mengajar ibu guru menggunakan RPP dengan model pembelajaran yang berbeda. Guru kelas V memberi jawaban bahwa kadang-kadang saja karena guru jarang terpaku dengan RPP dan lebih sering terpaku dengan LKS. Butir pertanyaan kesebelas, yaitu apakah setiap mengajar ibu guru menggunakan alat bantu Guru kelas V memberi jawaban bahwa iya sering menggunakan alat bantu.

Butir pertanyaan kedua belas, yaitu bagaimana ibu guru melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Guru kelas V memberi jawaban bahwa penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan di akhir pembelajaran. Butir pertanyaan ketiga belas, yaitu apakah mata pelajaran IPA sudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Guru kelas V memberi jawaban bahwa iya kadang-kadang, karena menurutnya kadang pembelajaran yang berlangsung tidak sesuai skenario dan tidak berurutan dalam pelaksanaannya.

Butir pertanyaan keempat belas, yaitu bagaimana pendapat ibu guru mengenai pelaksanaan pembelajaran materi Benda tunggal dan campuran. Guru kelas V memberi jawaban bahwa sesuai peserta didik akan semakin termotivasi dan konsentrasi mengikuti pembelajaran. Butir pertanyaan kelima belas, yaitu faktor apa yang menjadi penyebab kesulitan peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru kelas V memberi jawaban bahwa masih ada peserta didik yang tidak konsentrasi saat proses pembelajaran, keluar masuk kelas dengan alasan ke wc, saat ditanya tidak bisa menjawab bahkan tidak mendengarkan materi sama sekali.

Butir pertanyaan keenam belas apakah ibu guru setuju mengembangkan model pembelajaran Problem Based Learning materi Benda tunggal dan campuran digunakan dalam proses pembelajaran. Guru kelas V memberi jawaban bahwa sangat setuju apalagi jika diterapkan dengan RPP yang sangat jelas dan sesuai skenario.

Dari hasil analisis kebutuhan di atas dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning untuk meningkatkan konsentrasi peserta didik. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V tersebut berharap peserta didiknya dapat berkonsentrasi dengan baik saat proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Kebonagung masih membutuhkan contoh RPP lengkap yang

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk mengoptimalkan konsentrasi siswa pada materi Benda tunggal dan campuran.

4.1.1.2 Tahap Design (Desain)

Pada tahap ini desain kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu merancang produk berupa RPP dengan berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan di SDN Kebonagung. Peneliti mengembangkan RPP dengan model Problem Based Learning untuk mengoptimalkan konsentrasi peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini peneliti mamfokuskan pada materi benda tunggal dan campuran. Dalam perancangan produk peneliti tentunya memperhatikan komponen-komponen RPP, bahan ajar, media pembelajaran, bahasa, silabus. Berikut ini penjelasan dari setiap komponen dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

4.1.1.2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA kelas V materi benda tunggal dan campuran disusun berdasarkan pedoman RPP menurut Ratuman dan Rosmiati (2019: 245), (1) identitas, (2) tujuan pembelajaran, (3) KI, (4) KD dan Indikator, (5) materi pembelajaran, (6) pendekatan, model, metode, dan Teknik pembelajaran, (7) skenario pembelajaran, (8) media, alat/bahan, dan sumber belajar, (9) evaluasi. (10) lampiran. Pada indikator dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang sudah ditentukan dan menyesuaikan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan. Sedangkan untuk tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai aspek ABCD (Audience, Behaviour, Candition, dan Degree) dan mengembangkan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh peserta didik. Model dan metode pembelajaran dirumuskan berdasarkan tujuan pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, pendekatan saintifik, dan karakteristik peserta didik. Langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Scenario pembelajaran juga dikembangkan berdasarkan bebrapa aspek, antara lain: mendeskripsikan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan), mengembangkan penguatan Pendidikan karakter, dan juga mengembangkan keterampilan abad 21 (Communication, Collaboration, Critical thinking, Creative/ 4C). skenario pembelajaran RPP juga

menyesuaikan alokasi waktu pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan Langkah-langkah pembelajaran. Penilaian disusun dengan bentuk Teknik dan instrumen penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sumber belajara yang digunakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan saintifik, model pembelajaran, dan karakteristik peserta didik. Pada sumber belajar ini materi yang digunakan bersumber dari buku guru, buku siswa, dan beberapa dari internet. Dan untuk penggunaan Bahasa menyesuaikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

4.1.1.2.2 Bahan Ajar

Materi dan bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator yang sudah ditentukan. Materi disajikan secara sistematis (dari yang mudah ke sukar) dan disesuaikan dengan alokasi waktu.

Bahan ajar disajikan dengan kalimat yang sederhana dan dilengkapi dengan gambar yang bermaksud untuk memberi contoh konkret dan kemudahan peserta didik.

bahasa yang digunakan menyesuaikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Materi pada bahan ajar ini bersumber dari buku guru, buku siswa, dan juga beberapa bersumber dari internet seperti video dan contoh konkret yang disajikan yaitu pada materi benda tunggal dan campuran.

4.1.1.2.3 Media Pembelajaran

Tampilan pada materi media pembelajaran dikembangkan berdasarkan beberpa kriteria, antara lain: warna background, jenis dan ukuran huruf, penempatan teks/ tulisan, pemilihan gambar, penempatan dan ukuran gambar, kejelasan gambar, kesesuaian gambar dan materi, dan kesesuaian video. Untuk warna background PPT menggunakan warna dasar biru muda, sedangkan untuk jenis font menggunakan Times New Roman. PPT menggunakan tema animasi anak-anak agar siswa semangat belajar.

Konten atau isi materi, media berisi materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, indikator yang akan dicapai, dan mamperdalam serta mengembangkan pengetahuan peserta didik yang mampu memperdalam

pengetahuan peserta didik seperti video yang ada di PPT, video yang disajikan berisi tampilan seperti animasi yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi peserta didik dan untuk isinya disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Video yang disajikan menggunakan Bahasa yang mudah dipahami peserta didik.

Kemudian untuk materi diambil dari buku guru, buku siswa, dan beberapa sumber diambil dari internet seperti gambar, video, literasi, nyanyian dan apresiasi.

Permasalahan/pertanyaan yang disajikan pada PPT disesuaikan dengan model pembelajaran yang dipakai yaitu model pembelajaran berbasis masalah yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan abad 21 dan pendidikan karakter peserta didik.

4.1.1.2.4 Bahasa

Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bahasa yang digunakan mudah dimengerti, mengandung makna tunggal dan menggunakan kalimat efektif.

4.1.1.2.5 Silabus

Silabus berisi muatan pelajaran, satuan Pendidikan, kelas/semester, tahun pelajaran, alokasi waktu. Kemudian kompetensi inti, KD, Materi pokok, isi dari Langkah pembelajaran, yang diringkas dari RPP yang telah peneliti buat.

4.1.1.3 Tahap Development (Pengembangan)

Penyusunan pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini bertujuan sebagai pedoman bagi guru dalam melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) di kelas supaya dapat mencapai Kompotensi Dasar (KD) dan indikator penanda tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dibuat. Adapun komponen utama RPP dalam pengembangan produk RPP yang dikembangkan peneliti yaitu: (1) identitas, (2) tujuan pembelajaran, (3) KI, (4) KD dan Indikator, (5) materi pembelajaran, (6) pendekatan, model, metode, dan Teknik pembelajaran, (7) skenario pembelajaran, (8) media, alat/bahan, dan sumber belajar, (9) penilaian evaluasi, (10) lampiran.

Komponen yang pertama yaitu identitas, di dalam identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu meliputi nama satuan Pendidikan,

kelas/semester, tema, subtema, pembelajaran ke-, muatan pembelajaran yang terkait, dan alokasi waktu.

Gambar 4.1 Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Komponen yang kedua adalah tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirancang setelah peneliti merumuskan indikator. Dalam perancangan tujuan pembelajaran harus memuat unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree) yang dapat diamati dan diukur.

Gambar 4.2 Tujuan Pembelajaran

Komponen yang ketiga adalah kompetensi inti (KI), KI merupakan suatu gambaran mengenai kompetensi utama yang kemudian dikelompokkan dalam empat aspek, yaitu: aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Gambar 4.3 Kompetensi Inti

Komponen yang keempat yaitu kompetensi dasar (KD) dan perumusan indikator. Dalam hal ini peneliti merumuskan indikator yang sesuai dan berdasarkan KD yang dipilih. Perumusan indikator disusun dengan kata kerja operasional pada taksonomi Bloom dari LOTS hingga HOTS.

Gambar 4.4 KD dan Indikator

Komponen yang kelima adalah menentukan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada materi IPA. Berdasarkan hasil pemetaan KI dan KD, peneliti menentukan materi pokok yang berkaitan dengan maple Bahasa Indonesia dan SBDp. Dimana pada kelas V SD materi IPA terdapat dalam muatan pelejaran Bahasa Indonesia.

Gambar 4.5 Materi Pembelajaran

Komponen yang keenam adalah pendekatan, model, metode dan Teknik pembelajaran.pada penelitian ini peneliti mengembangkan RPP dengan pendekatan Saintifik dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dsb. Peneliti menggunakan model pembelajaran yang sesuai denga apa yang ingin ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan RPP untuk meningkatkan konsentrasi pada materi Benda Tunggal dan Campuran. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan model Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang peneliti anggap cocok untuk meningkatkan konsentrasi dan cocok digunakan untuk pembelajaran materi IPA khusnya materi Benda tunggal dan campuran

Gambar 4.6 Pendekatan, Model, Metode dan Teknik Pembelajaran

Komponen yang ketujuh adalah skenario pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti memadukan antara Langkah-langkah/sintaks model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik (5M). Selain itu peneliti juga memasukkan keterampilan 21 (4C) dimana unsur 5M dan 4C dapat memacu kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.

Gambar 4.7 Skenario Pembelajaran

Komponen yang kedelapan yaitu media, alat/bahan, dan sumber belajar.

Media, alat/bahan pembelajaran adalah alat bantu dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu pendidik menyampaikan materi yang akan diajarkan. Sedangkan sumber belajar yang digunakan oleh peserta didik tidak hanya berpaku pada buku siswa saja, melainkan dapat melalui banyak hal misalnya, buku paket, internet, dan lingkungan sekitar baik sekolah maupun rumah.

Gambar 4.8 Media, Alat/bahan, dan Sumber Belajar

Komponen kesembilan yaitu penilaian hasil belajar atau evaluasi yang meliputi instrumen, rublik penilaian, dan pedoman penilaian berbasis penilaian autentik.

Gambar 4.9 Evaluasi Pembelajaran

Selain komponen-komponen di atas, RPP juga dilengkapi dengan adanya lampiran yang berupa LKPD, lembar refleksi, lembar pengayaan, lembar remedial, dan teori model pembelajaran yang digunakan. Pada lembar refleksi yang peneliti lampirkan memuat kegiatan yang menyenangkan, manfaat yang di dapatkan, dan perasaan peserta didik saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada lembar ini ungkapan perasaan disajikan dalam bentuk dua emoji wajah yang dapat peserta didik pilih untuk mewakilkan perasaan yang mereka alami saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti juga melampirkan lembar pengayaan dan remedial, serta

lembar kunci jawaban soal pengayaan. Peneliti melampirkan lembar pengayaan dengan tujuan untuk memperdalam penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, sedangkan untuk lembar remedial dapat digunakan untuk menuliskan daftar nama peserta didik sesuai dengan kompetensi yang masih belum berhasil tercapai.

4.1.1.4 Tahap Implementation (Implementasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba dengan 15 siswa kelas V Sekolah Dasar. Semua rancangan produk RPP yang telah dibuat dan dikembangkan, akan diterapkan setelah peneliti melakukan revisi.

Uji coba lapangan, pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba siswa kelas V SD Negeri Kebonagung. Peneliti ini dilakukan kepada 15 siswa kelas V SD yang terdiri dari enam siswa laki-laki dan Sembilan siswa perempuan. Uji coba lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 29 September 2022 pada pukul 08.00 wib peneliti melakukan uji coba di semester satu. Pertama-tama peneliti memberikan Angket kepada siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan sedikit materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari tersebut. Peneliti kemudian melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RPP berbasis model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Benda tunggal dan campuran Bersama lima belas siswa kelas V SD. Dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa juga akan bekerja dalam kelompok dan akan melakukan berbagai aktivitas contohnya melakukan pengamatan, dan juga berdiskusi. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan proses observasi kepada lima belas siswa untuk mengetahui kemampuan konsentrasi siswa pada saat proses pembelajaran. Setelah selesai mengajarkan satu atau dua pembelajaran peneliti membagikan sebuah angket yang wajib di isi oleh siswa. Angket tersebut berguna untuk lebih memperkuat peneliti dalam menilai tingkat kemampuan konsentrasi siswa setelah belajar menggunakan RPP dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi benda tunggal dan campuran.

4.1.1.5 Tahap Evaluation (Evaluasi)

Hasil uji coba terbatas yang telah dilakukan oleh peneliti dijadikan sebagai dasar oleh peneliti untuk melakukan evaluasi final terhadap produk yang dikembangkan. Evaluasi produk dilakukan oleh peneliti dengan lima belas siswa kelas V SD Negeri Kebonagung, yang terdiri dari Sembilan siswa perempuan dan enam siswa laki-laki. Proses yang dilakukan pada saat uji coba terbatas kepada lima belas siswa-siswi SD Negeri Kebonagung memberikan sebuah materi pengantar pada materi benda tunggal dan campuran untuk merangsang anak agar terfokus pada materi tersebut. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengajak peserta didik untuk mengikuti setiap sintak yang ada pada RPP tersebut. Dari sintak-sintak yang ada pada RPP tersebut menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dan akan konsentrasi pada saat proses pembelajaran. Peserta didik juga dilatih untuk menjawab permasalahan yang diberikan sendiri, jawaban-jawaban tersebut dapat mereka dapat dengan berdiskusi dan juga dapat dengan mencari sumber-sumber yang lain sehingga dapat memperkuat jawaban mereka. Dari sintak-sintak yang ada pada RPP dapat membuat peserta didik untuk menumbuhkan konsentrasi siswa. Proses yang terjadi ketika peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan RPP dengan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik lebih banyak konsentrasi dan percaya diri dalam proses pembelajaran.

Sebelum melaksanakan uji coba terbatas peneliti membagikan angket sebanyak dua kali kepada lima belas siswa kelas V SD Negeri Kebonagung. Angket tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan konsentrasi siswa kelas V SD Negeri Kebonagung. Hasil dari dua kali penyebaran angket menyatakan bahwa kemampuan konsentrasi siswa kelas V SD Negeri Kebonagung berada pada kategori “Rendah” yaitu dengan perolehan skor “2,19”. pada penyebaran angket ini ada satu siswa yang masuk pada kategori “Tinggi”, sedangkan empat belas siswa lainnya yang masuk pada kategori “Rendah”. Peneliti kemudian membagikan Kembali angket sebanyak dua kali setelah selesai melaksanakan uji coba terbatas.

Hasil angket yang di dapatkan oleh peneliti setelah melaksanakan uji coba terbatas yaitu masuk kategori “Sangat Tinggi” dengan perolehan skor “3,61” pada penyebaran ada 15 siswa yang masuk pada kategori “Sangat Tinggi”.

Dari hasil angket yang dibagikan sebanyak empat kali oleh peneliti, maka dapat diketahui kenaikan kemampuan konsentrasi setiap siswa. Total kenaikan konsentrasi pada lima belas siswa kelas V SD Negeri Kebonagung sebanyak 64%

dari lima belas siswa kelas V SD Negeri Kebonagung ada lima belas siswa yang mengalami peningkatan kemampuan konsentrasi dalam kategori “sangat tinggi”.

4.2 Kualitas Produk RPP yang dikembangkan

Dokumen terkait