• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Observasi (Sugiyono, 2013: 10) merupakan salah satu cara mengumpulkan data dengan mengamati subjek secara langsung. Melalui observasi peneliti mengamati perilaku subjek secara langsung. Hasil dari observasi dapat digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara.

Observasi dilakukan peneliti untuk lebih mendalami keadaan subjek. Observasi dalam penelitian ini berupa memperhatikan non-verbal subjek pada saat diadakannya pertemuan untuk melakukan wawancara dan asesment tes “personal life line”. Observasi juga dilakukan dengan cara memperhatikan subjek dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari seperti bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan aktivitas yang sering dilakukan subjek. Tempat untuk melakukan observasi adalah tempat-tempat yang sering didatangi subjek. Berikut adalah pedoman observasi dan lembar kerja observasi dalam tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1 Pedoman Observasi No. Aspek yang diamati Hal yang diamati

1. Fisik Penampilan subjek, kesesuaian antara penampialan dengan jenis kelamin, non-verbal (nada bicara, ekspresi wajah, gerak tubuh) ketika subjek berinteraksi dengn orang lain, aktivitas subjek dalam kehidupan sehari-hari. 2. Psikologis Nada bicara, ekpresi wajah, gerak

tubuh subjek ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, aktivitas subjek dalam kehidupan sehari-hari.

3. Moral Aktivitas yang dilakukan sehari-hari, hal-hal yang sering dibicarakan.

4. Sosial Aktivitas yang dilakukan sehari-hari

Tabel 2 Lembar Observasi

Inisial Subjek : ……….. Observasi ke : ……… Tempat : ………...

Hari/ tanggal : ………...

Kegiatan yang dilakukan : ……… Hasil Observasi : ……….. ……… ……… ……… ……… ……… ………

2. Personal life line tes

Personal life line menurut Margot Phaneuf (2005) merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk membantu mengungkap kehidupan seseorang yang menderita kecanduan alkohol, kecanduan games, mengalami trauma, perilaku yang tidak biasa, dan lain-lain. Biasa dikenal sebagai garis hidup. Prinsip dari garis hidup ini (Morgot: 2005) adalah menganut aliran Rogerian sebagai dasar pendekatannya yaitu dengan melakukan pendekatan menggunakan empati, tidak memasukkan penilaian pribadi, dan memiliki pemikiran yang positif. Hal itu diperlukan agar klien dapat merasakan penerimaan tanpa syarat sehingga memungkinkan klien dapat mengekspresikan dirinya dengan bebas.

Peneliti di sini sebagai saksi, menjaga dirinya hanya sebagai pengamat, tidak memberikan penilaian berdasarkan persepsinya agar hasil yang dituliskan klien dapat dipertahankan kebenaran dan keasliannya. Berikut adalah bentuk “personal life line” dalam penelitian ini pada Tabel 3.

Cara menganalisis Personal Life Tes adalah dari hasil penelitian personal life tes, dibuat verbatim. Hasil dari verbatim itu dirangkum. Dari rangkuman itu diperolehlah hasil personal life line tes MV dan HL. Kemudian dari situ akan terungkap peristiwa child abuse yang dialami subjek. Dari hasil itu juga peneliti dapat melihat dampak

setelah subjek mengalami peristiwa child abuse. Teknik personal life line merupakan teknik yang utama digunakan pada penelitian ini.

Data yang diperoleh melalui personal life line tes setelah itu akan dicocokan dengan teori-teori konsep diri dan child abuse. Akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.

Tabel 3 Personal Life Line

PERSONAL LIFE LINE Petunjuk pelaksanaan:

1. Pada usia berapa Anda terakhir kalinya mengingat masa anak-anak Anda? mungkin 4 tahun 5 tahun atau 7 tahun? lalu

gambarlah sebuah garis lurus yang menandakan rentang usia Anda dari masa anak-anak sampai usia Anda sekarang ini pada kertas HVS yang telah disediakan.

2. Dalam rentang usia terakhir masa anak-anak Anda sampai usia Anda yang sekarang pasti banyak kejadian yang terjadi, baik itu kejadian yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Gambarkan kejadian itu dalam bentuk garis keatas atau kebawah pada garis usia yang telah Anda tulis. Apabila kejadian itu menyenangkan gambar garis keatas tapi apabila tidak menyenangkan gambar garis itu kebawah.

3. Tinggi rendahnya garis bisa disesuaikan dengan seberapa menyenangkan atau tidak menyengkannya peristiwa itu dalam hidup Anda.

4. Berilah tanda diujung garis dan kata-kata untuk menjelaskan peristiwa apa yang Anda alami.

3. Wawancara

Wawancara menurut Kartono (dalam Imam Gunawan: 2013) merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atas lebih berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak kedudukan berbeda dalam wawancara, pertama berfungsi sebagai penanya dan kedua berfungsi sebagai pemberi informasi.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui dinamika konsep diri yang terjadi dalam diri subjek. Selain itu hasil wawancara juga digunakan untuk memperkuat peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse yang pernah dialaminya. Pertanyaan-pertanyaan wawancara dalam penelitian ini didasarkan pada aspek-aspek konsep diri dan faktor-faktor konsep diri. Pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan peneliti juga dilakukan untuk menjawab pertanyan-pertanyaan dalam penelitian ini. Berikut adalah daftar pertanyaan dalam wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut daftar pedoman wawancara pada Tabel 4.

Tabel 4

Pedoman Wawancara

No. Pertanyaan Wawancara

1. Setelah kamu mengalami peristiwa kekerasan yang pertama kali kamu alami, apa yang kamu pikirkan tentang diri kamu saat itu?

2. Setelah kamu mengalami peristiwa kekerasan yang pertama kali kamu alami, apa yang kamu rasakan saat itu?

3. Bagaimana kamu menyikapinya saat itu?

4. Apakah itu berpengaruh dalam hidup kamu setelahnya? Kalo iya apakah kamu ingat perubahan apa yang terjadi dalam diri kamu saat itu?

5. Secara keseluruhan pada saat itu bagaimana kamu memaknai peristiwa yang kamu alami saat itu?

6. Menurut kamu hal apa saja yang mendukung kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang kamu alami seperti yang sudah kamu jelaskan tadi? 7. Selanjutnya kamu mengalami lagi peristiwa kekerasan lagi bahkan

sampai berulang-ulang tentunya itu menyakitkan bukan? Setelah kamu mengalaminya berulang-ulang apa yang kamu pikirkan saat itu?

8. Selanjutnya, apa yang kamu rasakan saat itu?

9. Dampak apa yang muncul dari peristiwa kekerasan anak yang kamu alami dalam kehidupanmu selanjutnya?

10. Bagaimana cara kamu menyikapinya lagi setelah peristiwa kekerasan itu berulang-ulang kali terjadi dalam dirimu?

11. Secara keseluruhan bagaimana kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang kamu alami?

12. Adakah pelajaran-pelajaran yang kamu ambil waktu itu? jika iya atau tidak apakah yang membuat kamu menjadi demikian?

13. Bagaimana pendapatmu saat ini tentang peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami?

14. Apakah kamu menyesal mengalami itu semua? seandainya keadaan bisa berubah apakah kamu ingin merubahnya?

15. Apa yang terlintas dipikiranmu ketika kamu mengingat peristiwa yang kamu alami saat itu?

16. Apakah ada pelajaran-pelajaran yang bisa kamu ambil dari pengalaman kekerasan anak yang terjadi padamu?

17. Bagaimana kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami secara keseluruhan?

18. Menurutmu hal apa saja yang mendukung kamu dapat memaknai peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami seperti sekarang ini? 19. Menurutmu bagaimana penampilanmu dulu secara fisik ketika kamu

mengalami kekerasan anak?

20. Adakah perubahan yang terjadi dalam caramu berpenampilan mulai saat itu?

21. Menurutmu bagaimana penampilanmu hari ini? apakah menurutmu sesuai dengan dirimu yang seorang perempuan?

22. Menurutmu apa arti pentingnya tubuh? (setelah kamu mengalami kekerasan anak)

23. Pernahkah kamu merasa malu dengan keadaan fisik yang kamu miliki? jelaskan!

24. Nilai-nilai apa yang penting dan kamu jadikan sebagai prinsip dalam hidupmu? (dari kamu mengalami kekerasan anak dan sekarang)

25. Dari hasil personal life line kamu sempat merasa bahwa kamu tidak berharga dulu, bagaimana dengan keadaanmu sekarang?

26.. Sejak kamu mengalami kekerasan anak sampai sekarang bagaimana hubunganmu dengan keluargamu dan lingkungan sekitar tempat kamu tinggal?

27. Pernahkah kamu mengalami kesulitan untuk bersosialisasi?

Dokumen terkait