• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Jikadapat mengkombinasikan potongan-potongan puzzle menjadi bentuk satu bangun datar, yaitu bangun datar layang-layang.

2

Jikatidak dapat mengkombinasikan potongan-potongan puzzle menjadi bentuk empat bangun datar, yaitu trapesium siku-siku, trapesium sama kaki, dan dua bangun datar layang-layang.

1 5 b Merancang karya mainan yang berbentuk bangun datar trapesium.

Jika dapat merancang alat/bahan dan langkah-langkah pembuatan bingkai foto dengan runtut dan detail. 5 Jika dapat merancang alat/bahan dan langkah-langkah pembuatan bingkai foto namun ada 2 langkah yang tidak disebutkan.

4

Jika dapat merancang alat/bahan dan langkah-langkah pembuatan bingkai foto namun ada 2 alat/bahan dan 2 langkah yang tidakdisebutkan.

3

Jika dapat merancang alat/bahan dan langkah-langkah pembuatan bingkai foto namun ada 2 alat/bahan dan 4 langkah yang tidakdisebutkan.

2

Jika tidak dapat merancang alat/bahan dan langkah-langkah pembuatan bingkai foto secara runtut.

1 Memproduksi karya mainan yang berbentuk trapesium.

Jika dapat memproduksi bingkai foto bentuk trapesium sama kaki yang sesuai dengan ukuran dan menghias bingkai foto dengan rapi dan menarik.

5

Jika dapat memproduksi bingkai foto bentuk trapesium sama kaki yang sesuai dengan ukuran dan menghias bingkai foto dengan tidak rapi.

4

Jika dapat memproduksi bingkai foto yang sesuai dengan ukuran namun tidak berbentuk trapesium sama kaki dan menghias bingkai foto dengan tidak rapi.

3

Jika dapat memproduksi bingkai foto yang tidak sesuai dengan ukuran namun berbentuk trapesium sama kaki dan menghias bingkai foto dengan tidak rapi.

2

Jika tidak dapat memproduksi bingkai foto bentuk trapesium sama kaki yang tidak sesuai dengan ukuran dan tidak menghias bingkai foto dengan rapi dan menarik.

1

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Penelitian ini menggunakan soal essai karena soal essai ini memiliki kelebihan yaitu cara terbaik untuk membantu seseorang mengungkapkan kemampuan mengorganisasi pikiran dan menyatakan pengetahuan secara lengkap (Azwar, 1996:

45 106). Soal essai yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest sebelumnya sudah diujicobakan di SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Dengan 2 kelas paralel yaitu kelas VA dan kelas VB. Masing-masing kelas berjumlah 25 dan 25 siswa sehingga total jumlah responden untuk uji soal yaitu 50 siswa. Peneliti menggunakan responden lebih dari 20 siswa.

Soal-soal yang sudah dikerjakan oleh siswa kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kesahihaan butir soal, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2014: 106). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014: 173). Ada tiga validitas, yaitu validitas isi, validitas konsep/konstruk, dan validitas kriteria (Noor, 2014: 133).

Validitas isi (content validity), berkenaan dengan isi dan format dari instrumen (Sukmadinata, 2015: 229). Validitas isi menunjukkan bahwa aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan diukur oleh tes itu (Azwar, 2013: 175). Validitas isi terdiri dari validitas muka (face validity) merupakan format penampilan tes (appearance) yang mampu memberikan kesan untuk mengungkapkan yang akan diukur dan validitas logis (sampling validity) merujuk kepada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (Noor, 2014: 133).

Validitas konstruk (construct validity) berkenaan dengan struktur dan karakteristik aspek yang akan diukur dengan instrumen (Sukmadinata, 2015: 229). Validitas konstruk merupakan untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur (Noor, 2014: 133).

46 Penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes. Validitas internal instrument yang berupa tes harus memenuhi validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Instrumen memiliki validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan (Sugiyono, 2014: 176). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Tahapan pertama yang akan dilakukan adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan melalui expert judgement, dilakukan pada satu guru kelas V SD Kanisius Totogan, satu guru kelas V SD Kanisius Wirobrajan, serta satu guru matematika SMA. Mereka merupakan ahli yang membantu peneliti untuk melakukan validasi yang telah dibuat oleh peneliti, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dan hasil yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan dari aitem tes (Cohen, 2007: 163). Uji validitas konstruk diujikan kepada siswa kelas VA dan VB SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Pemilihan SD ini, karena SD Negeri Tukangan Yogyakarta memiliki karakteristik kelas yang paralel sehingga mirip dengan SD yang akan dijadikan tempat penelitian. Sekolah ini juga menerapkan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Setelah diujikan, data tersebut ditabulasikan kemudian peneliti menghitung validitas dengan menggunakan rumus korelasi dari pearson. Kriteria yang digunakan untuk menilai validitas suatu item adalah jika harga rhitung > r tabel atau jika harga sig.

(2-tailed)< 0,05 (Sugiyono, 2011: 174). (Lihat lampiran 3.1) Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No. Variabel r tabel r hitung Sig. (2-tailed) Keputusan

1 Mengingat 0.396 0.38 0,00 Valid 2 Memahami 0.396 0.66 0,00 Valid 3 Mengaplikasi 0.396 0.85 0,00 Valid 4 Menganalisis 0.396 0.60 0,00 Valid 5 Mengevaluasi 0.396 0.60 0,00 Valid 6 Mencipta 0.396 0.61 0,00 Valid

Tabel di atas menunjukkan bahwa harga sig. (2-tailed)< 0,05 pada semua variabel, maka semua variabel dinyatakan valid. Peneliti hanya fokus pada variabel

47 mengevaluasi dan mencipta dengan harga sig. (2-tailed)< 0,05, maka semua soal dari

variabel mengevaluasi dan mencipta dinyatakan valid.

3.7.2 Penentuan Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Noor, 2014: 131). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi merupakan pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel (Azwar, 2008: 173). Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur secara berulang kali dengan hasil yang relatif sama (Sukmadinata, 2015: 229-230).

Penentuan reliabilitas ditentukan dari mengambil item-item soal yang valid. Kelima soal yang dibuat bersama dengan 2 rekan peneliti seluruhnya valid, maka semua soal diuji reliabilitasnya. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Nunnally menjelaskan bahwa suatu konstruk dinyatakan reliable jika

harga Alpha Cronbach > 0,60 (Ghozali, 2009: 46). Perhitungan menggunakan Alpha

Cronbach sendiri karena dapat digunakan untuk data yang ganjil maupun genap.

Hasil perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20

for Windows.

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

0,69 6

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh hasil perhitungan sebesar 0.69. Hasil perhitungan menunjukkan Alpha Cronbach sebesar 0.69 (p > 0,60) sehingga 5 soal tersebut reliabel.

Dokumen terkait