• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat pengantar dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Surabaya untuk mendapat izin pengambilan data awal. Selanjutnya peneliti bekerja sama dengan guru BK (Bimbingan Konseling)dan pihak-pihak terkaituntuk mengambil sampel sesuai kriteria inklusi sebanyak 74 remaja putri dari jumlah seluruh kelas XII yaitu 8 kelas, namun hampir seluruh remaja putri kelas XII sesuai kriteria inklusi maka peneliti membutuhkan perwakilan dari 10 absen pertama tiap kelas, kemudian peneliti membagi menjadi 2 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 37 peserta dimaksudkan untuk menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Cara membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu setelah diberikan pre-testpeneliti mendata atau menilai hasilnya. Berdasarkan penilaian tersebut akan diketahui tingkat pengetahuan masing-masing responden (baik, cukup, dan kurang) kemudian dilakukanteknikmatchingyang tujuannya setiap kelompok

memiliki responden dengan kemampuan yang sama dan pembagian tiap kelompok seimbang. Penelitian ini akan dilakukan di Aula Sekolah dan 2 ruang kelas di MAN Surabaya dan dilakukan setelah kegiatan sekolah telah selesai dengan persetujuan Kepala Sekolah. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah pada hari pertamatanggal 17 Juli 2017 peneliti memulai pendekatan dengan menjelaskan tujuan dari penelitian dan memberikan informed consent. Pada waktu pemberian informed consent terdapat seorang saksi bernama Bu Ulumiah yaitu seorang guru BK yang

menghandle kelas XII untuk mengawasi dan membantu selama berlangsungnya penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari responden dilanjutkan dengan pemberian kuesioner (pre-test) hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan para responden yang memiliki pengetahuan baik, cukup, dan kurang terhadap materi penelitian.

Pada pertemuan pertama hari kedua tanggal 18 Juli 2017 peneliti mengumpulkan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk diberikan materi tentang

dysmenorrhea beserta penanganannyadengan metode ceramah selama ± 50 menit dan media yang digunakan adalah power point dan dilaksanakan di ruang kelas XII IPS 2 MAN Surabaya, namun dikarenakan jumlah responden terlalu banyak untuk diberikan metode ceramah dalam satu waktu dan tempat maka peneliti membedakan waktu pemberian untuk tiap kelompok. Kelompok perlakuan akan diberikan terlebih dahulu kemudian untuk jam selanjutnya diberikan pada kelompok kontrol. Tujuan dari pemberian ceramah adalah agar nanti ketika proses brainstorming berlangsung para responden memiliki bekal pengetahuan untuk dibahas secara bersama-sama. Pada pertemuan kedua, hari ketiga tanggal 19 Juli 2017kembali pemberian materi dengan metode brainstorming namun hanya terhadap kelompok perlakuan. Peneliti memilih 4 orang untuk dijadikan sebagai fasilitator dalam penelitian ini. Fasilitatornya adalah

peneliti sendiri dan dibantu oleh 3 teman peneliti sesama profesi. Ketiga teman peneliti yang menjadi fasilitator telah dibekali terhadap materi penelitian sehingga terjadi persamaan persepsi ketika intervensi diberikan. Fasilitator memulai

brainstorming sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah dibuat.Tim fasilitator yang telah dipilih untuk membantu peneliti, sehari sebelum kegiatan dimulai melakukan pertemuan untuk membahas teknik yang akan dilakukan ketika

brainstorming berlangsung. Saat pertemuan, tiap fasilitator dibagi sebuah SOP dimana nantinya peneliti membagikan kasus yang harus dijelaskan kepada peserta dan kegiatan apa saja yang harus dilakukan setelah pemberian kasus sesuai SOP yang telah dibagikan. Tiap fasilitator juga dibagikan hand out materi penelitian yang tujuannya untuk bekal pembahasan saat brainstorming berlangsung. Hand outdan kasus yang diberikan oleh peneliti telah dijelaskan kepada semua fasilitator sehingga semua fasilitator memiliki persamaan persepsi.

Sebelum kegiatan dimulaipeserta dibagi kembali menjadi 4 kelompok yang dimana 3 kelompok beranggotakan 9 orang dan 1 kelompok beranggotakan 10orang. Pembagian kelompok ini juga dilakukan secara acak, dimana tiap kelompok yang pesertanya berdasarkan urutan tempat duduk, urutan 1-9 adalah kelompok 1, urutan 10-18 adalah kelompok 2, urutan 19-27 adalah kelompok 3, urutan 28-37 adalah kelompok 4. Penentuan jumlah peserta kelompok berdasarkan jumlah ideal pada metode brainstorming yaitu 3-10 orang dengan pertimbangan keefektifan diskusi.

Brainstorming dilaksanakan di salah satu ruang kelas XI IPA 3 MAN Surabaya dan dilakukan dalam waktu 60 menit karena waktu tersebut adalah waktu yang ideal yaitu sekitar 30-60 menit untuk melakukan brainstorming (Wilson 2013).

Setiap kelompok didampingi oleh satu orang fasilitator dan satu orang notulen. Tugas fasilitator adalah memimpin dan memfasilitasi selama kegiatan

brainstormingberlangsung. Sedangkan notulen tugasnya adalah mencatat seluruh tanggapan tiap anggota dan mencatat hasil diskusi bersama dalam kelompok tersebut. Proses awal brainstorming adalah fasilitator mengutarakan tujuan dari dilaksanakannya brainstorming, menjelaskan kontrak waktu, dan membagi alat tulis ke semua peserta. Tahap selanjutnya fasilitator akan memberikan sebuah kasus mengenai materi yang telah diberikan saat metode ceramah yang dilakukan hari sebelumnya dan mulai menggali ide atau tanggapan dari setiap peserta sebanyak mungkin sesuai dengan kasus yang sudah dijelaskan di awal, kemudian semua tanggapan yang telah disampaikan dicatat oleh notulen. Setelah tercatat semua dilakukan pemilihan tanggapan atau ide sesuai dengan topik yang diberikan. Tahap selanjutnya fasilitator dan peserta menyimpulkan hasil diskusi. Tahap terakhir adalah mengevaluasi setiap peserta dengan cara menanyakan kembali materi yang telah dibahas sebelumnya.

Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berdasarkan tingkat pengetahuan dimana pada setiap kelompok masing-masing harus terdapat responden dengan pengetahuan baik, cukup, dan kurang dalam jumlah yang sama. Hasil dari baik, cukup, dan kurang diketahui setelah melakukan pengolahan data pada hasil pre-test. Tahap selanjutnya adalah pengambilan data dengan menggunakan kuesioner kembali (post-test) pada seluruh responden yang dilakukan 2 hari setelah pemberian intervensi pada tanggal 21Juli 2017 dan dilakukan di ruang kelas XII IPS 2, namun untuk menghindari pertukaran informasi atau kebocoran data antara kelompok kontrol dan perlakuan, post-test untuk kelompok kontrol akan dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan kelompok perlakuan. Pengambilan data post-test menggunakan instrumen yang sama dengan pengumpulan data pre-test yaitu dengan menggunakan kuesioner data demografi,

pengetahuan, dan sikap penanganan dysmenorrhea sehingga dapat diketahui perbedaan hasil tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah intervensi dan post-test dilakukan 2 hari setelah intervensi.

Dokumen terkait