• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis penelitian kualitatif, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya adalah:

3.4.1 Wawancara

Moleong (2006: 186) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada narasumber. Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Panduan

41 wawancara berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara. Panduan ini dibuat agar wawancara lebih terfokus pada permasalahan.

Dalam proses wawancara, pertanyaan berkembang sesuai dengan alur jawaban yang diberikan narasumber, karena peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur. Ciri dari wawancara semi terstruktur (Koentjroro, 2010) adalah petanyaannya terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan. Hal itu berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh Narasumber tidak dibatasi, sehingga narasumber bebas mengemukakan pendapat apa pun selama masih dalam konteks pembicaraan. Selain itu, dalam wawancara semi terstruktur bersifat fleksibel tetapi terkontrol. Pertayaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi masih ada kontrol dari peneliti yaitu tema wawancara. Selanjutnya peneliti dapat mengembangkan pertanyaannya sesuai dengan alur pembicaraan. Dalam wawancara semi terstruktur diperlukan pedoman wawancara yang dijadikan patokan atau kontrol dalam mengatur alur pembicaraan. Hasil dari wawancara tersebut akan dikumpulkan menjadi informasi yang akan digunakan sebagai bahan kajian penelitian.

Wawancara dilakukan selama 2 kali yaitu wawancara sebelum penggunaan alat peraga berbasis Montessori dan wawancara setelah penggunaan alat peraga berbasis Montessori. Wawancara awal dilakukan terhadap 3 orang siswa dan 1 guru kelas. Untuk menentukan narasumber penelitian, peneliti melakukan hal-hal berikut:

a. Menemui guru kelas untuk dimintai kesediaannya untuk diwawancara.

b. Bertanya kepada guru kelas untuk menentukan tiga siswa yang akan dijadikan narasumber atau Narasumber penelitian. Penentuan siswa berdasarkan kriteria siswa yang mudah diajak berkomunikasi, siswa yang bisa diajak untuk berkerja sama dan siswa dengan perolehan nilai matematika yang berbeda.

42

3.4.2 Observasi

Selain wawancara, peneliti juga menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi atau pengamatan untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendalam. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Poerwandari, 1998). Hal ini berarti bahwa seorang peneliti memperhatikan dan mencatat tingkah laku dan aktivitas individual yang terlibat dalam penelitian dan rekaman observasi.

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi adalah dengan menggunakan anecdotal record. Anecdotal record adalah deskripsi atau catatan rekaman tentang episode-episode atau peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam situasi natural alias wajar atau natural (Supratiknya, 2012: 47). Dalam penulisan

anecdotal record penulis menggunakan anecdotal record tematik, sehingga ada

beberapa pedoman yang digunakan untuk mecatat hal-hal yang penting sesuai dengan tema. Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna yang sesuai dengan tema. Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis adalah pencatatan naratif. Seperti yang diungapkan oleh Mehrens dan Lehman (1984) dalam Supratiknya, (2010: 47) catatan anekdot yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berupa deskripsi singkat peristiwa faktual.

b. Catatan tidak mengandung inferensi atau kesimpulan, pendapat, atau penilaian dari pengamat. Hal ini berarti bahwa peneliti harus benar-benar menuliskan apa yang terjadi tanpa terpengaruh oleh narasumbertivitas pengamat.

c. Catatan berisi rekaman tentang critical incident atau kejadian penting terkait si murid.

d. Sesudah memperoleh data yang cukup memadai, pengamat boleh membuat kesimpulan tentang adanya pola perilaku narasumber yang menjadi sasaran pengamatan.

43 Pada penelitian ini observasi dibagi ke dalam 2 tahap yaitu observasi kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga berbasis metode Monetessori dan observasi kegiatan pembelajaran selama menggunakan alat peraga berbasis metode Monetessori.

Observasi kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga berbasis Montessori dilakukan dua kali di kelas sebagai persiapan agar peneliti lebih mengenal kelas yang hendak diamati sekaligus mempermudah dalam penyusunan instrumen pengamatan. Sebelum melakukan observasi, peneliti terlebih dahulu membuat tabel perencanaan observasi untuk mempermudah dalam membuat pedoman observasi yang akan digunakan. Selanjutnya, peneliti membuat pedoman observasi yang akan digunakan untuk observasi guru (lihat Lampiran 3.4). Selain itu, peneliti juga membuat pedoman observasi untuk siswa (lihat Lampiran 3.12) yang selanjutnya dikembangkan menjadi lembar observasi untuk guru dan siswa. Observasi dilakukan kepada 4 narasumber yaitu satu guru kelas dan 3 orang siswa. Observasi selama penggunaan alat peraga berbasis Montessori dilakukan sebanyak 4 kali.

Pada pertemuan pertama pembelajaran terfokus pada pengantar, di mana guru memberikan penjelasan mengenai alat peraga yang meliputi nama-nama dalam alat peraga itu, cara penggunaan alat peraga dan siswa mencoba pembagian bilangan 1 angka sampai habis. Pertemuan ke-2 pembelajaran terfokus mengenai pembagian bilangan dengan bilangan 1 dan pembagian bilangan dengan bilangan itu sendiri. Pertemuan ke-3 mengenai pembagian bilangan 2 angka dengan 1 angka tanpa menukar. Pertemuan ke-4 mengenai pembagian bilangan 2 angka dengan 1 angka dengan menukar.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyanto, 2010: 326). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa,

44 dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti juga mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen gambar yang berbentuk foto dan video. Dokumen foto digunakan untuk memberi bukti tentang proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan alat peraga berbasis Montessori. Dokumen video digunakan untuk merekam segala proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung ketika penggunaan alat peraga Montessori, dengan menggunakan video peneliti dapat melihat segala proses pembelajaran yang berlangsung dengan lebih detail atau rinci kapanpun peneliti mau. Menurut Sugiyono (2005: 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibiltas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan dan menggunakan studi dokumen.

Dokumen terkait