• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif tidak ada istilah populasi,tetapi dinamakan

“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat

(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara strategis.sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi dinamakan dengan narasumber, atau partisipan, atau informan.

Selanjutnya teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitan adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:63).

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dan informen dengan menggunakan pedoman wawancara (Nazir, 2009:193). Adapun teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth inteview) adalah data

ynag diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat perasaan dan pengetahuan informan penelitian. Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu penentuan informan yang terdiri dari informan kunci dan informan sekunder, kriteria informan dan pedoman wawancara disusun dengan rapih dan terlebih dahulu dipahami peneliti. Selain itu, sebelum melakukan wawancara peneliti juga melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian. b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai. c. Menjelaskan situasi atau badan yang melaksanakan. d. Mempersiapkan pencatatan data wawancara.

Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberian motivasi kepada informan untuk melakukan wawancara dengan menghindari keasingan serta rasa curiga informan untuk memberikan keterangan yang jujur., selanjutnya peneliti mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh dangan dengan cara pendekatan kata-kata yang merangkainya kembali dalam bentuk kalimat (Nazir, 2009:200). Pada penelitian ini, pwnwliti menggunakan wawancaratak terstruktur. Wawancara tak terstruktur ini adalah wawanacara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, namun pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun secara garis besar, pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Peneliti 2016

No Dimensi Indikator Pertanyaan Informan

1. Masalah Manusia a. Manajemen perhatian

b. Komitmen

1. Langkah apa yang dilakukan oleh kepala desa dalam memperhatikan masyarakat desa? 2. Proses dan kegiatan apa yang

dilakukan untuk memberdayakan masyarakat desa?

1. Bagaimana pelayanan yang dilakukan?

2. Bagaimana keterampilan pegawai? I1-3

I1-3

I1-3, I1-4, I1-5 I1-3, I1-4, I1-5 2. Masalah Proses a. Manajemen

strategis

b. Pemahaman kebutuhan dan ancaman

1. Ide apa yang akan dilakukan dalam perencanaan strategis ADD? 2. Apakah perencanaan sudah

berjalan dengan efektif?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat ?

1. Pemahaman kebutuhan masyarakat desa?

2. Apakah Kendala

atau hambatan dari perencanaan?

I1-3, I1-5

I1-3, I1-5 I1-3, I1-6, I1-7,

I1-3, I2-1

I1-1, I1-2. I1-3 3. Masalah struktural a. Lingkungan

internal

b. Lingkungan eksternal

1. Apakah pengawasan dan pembinaan sudah berjalan dengan efektif?

1. Bagaimana Komunikasi antar de dengan masyarakat.

I1-1, I1-2. I1-3

4. Masalah institusiona a. Kepemimpinan transformatif

b. Pola interaksi

1. Bagaimana cara seorang memimpin masyarakat desa? 2. Cara mengendalikan masyarakat?

1. Apakah terdapat sosialisasi

2. Bagaimana keterkaitan antara masing masing instansi?

3. Bagaimana koordinasi antara instansi I1-1, I1-2. I1-3 I1-3, I1-3, I2-1 I1-1, I1-2. I1-3 I1-1, I1-2. I1-3 (sumber: Peneliti, 2016) 2. Pengumpulan/Observasi

Observasi menurut Moloeng (2007:175) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, prilaku tak sadar,kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan/observasi menurut Moloeng (2007:176) dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta, pengamat melalui cara berperan serta (partisipan) dan cara yang tidak berperan serta (non partisipan). Pada pengamatan berperan serta, pengamatan melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagi pengamatan dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Namun observasi tanpa berperan serta, pengamatan hanya melakukan satu fungsi yang mengadakan pengamatan.

Dalam penelitian ini, teknik pengamatan/observasi yang digunakan adalah observasi/pengamatan tanpa peran serta. Adanya keterbatasan waktu menyebabkan peneliti hanya melakukan satu fungsi observasiyaitu hanya melakukan pengamatan tanpa harus menjadi anggota resmi dari kelompok yng

diamati. Selain itu penelitian yang peneliti teliti bukan termasuk peneliti antropologi sehingga melakukan observasi peran serta.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yng sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tertulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk ilmiah tulisan misalnya catatan-catatan, peraturan, kebijakan, laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:82).

Berdasarkan pernyataan diatas, dokumentasi dalam penelitian ini berupa masterplan Desa Singarajan Dan Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, RPJMDes Desa Wanayasa, RPJMDes Desa Singarajan dan dokumen lainnya.

4. Studi Literatur/Keputusan

Studi Literatur/Keputusan merupakan pengumpulan data penelitian yang diperoleh dari berbagai referensi bik buku ataupun jurnal ilmiah yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam sebuah penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak sebelum peneliti memasuku lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan.

Namun faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data. Data yang terkumpul darus dioleh sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah yang diteliti. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sedah jenuh. Analisis data kualitatif model interaktif dari Prasetya Irawan (2006:5.27) yaitu:

1. Pengumpulan Data mentah

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data mentah misalnya melalui wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka. Pada tahap ini juga digunakan alat bantu yang diperlukan, seperti tape recorder, kamera, dan lain-lain. Catatan hasil wawancara hanya data yang apa adanya (varbatim), tidak dicantumkan dengan pikiran, komentar, dan sikap peneliti.

2.Transkip Data

Pada data ini, peneliti merubah catatan dalam bentuk tulisan (apakah ini berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan). Peneliti ketik persis seperti apa adanya (verbatim).

3. Pembuatan koding

Pada tahap ini, peneliti membaca ulang sebuah data yang sudah ditranskip. Pada bagian-bagian tertentu dari transkp data tersebut akan menentukan hal-hal penting tersebut nanti akan diberikan kode.

4. Kategorisasi data

Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara “mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan “kategori”.

5. Penyimpulan sementara

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan meskipun masih bersifat sementara. Kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data yang didapatkan tidak dicampuradukkan dengan pikiran dan penafsiran peneliti.

6. Triangulasi

Menurut Prasetya Irawan, triangulasi adalah proses chek dan recheck

amtara satu seumber data dengan sumber data lainnya. Triangulasi dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

a. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda. Bila dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Dalam hal ini bisa dengan teknik informan purposif atau snowball.

c. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara mananyakan hal yang sama tetapi pada berbagai kesempatan misalnya, pada berbagai kesempatan misalnya, pada waktu pagi, siang, atau sore hari.

Dengan triangulasi data tersebut, maka dapat diketahui apakah informan/narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika

informan/narasumber memberikan data yang berbeda maka berarti datanya belum valid. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

7. Penyimpulan akhir

Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti dudah merasa bahwa data peneliti sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data hanya berarti ketumpang tindihan (redundant). Langkah-langkah dalam malakukan analisis data menurut Prasetya Irawan (2006:5.27) secara lebih jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut yaitu :

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Prasetya Irawan Sumber: (Irawan, 2006:5.27)