Sebelum digunakan dalam penelitian, instrument ini terlebih dahulu diuji cobakan kepada kelas lain untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Penelitian ini digunakan validitas isi (content validity), salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid.
Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu:2 q p S M M t t p pbis r
Ket: rpbis = koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab betulitem tersebut q = 1 – p
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya butir soal, maka rhitung dibandingka dengan rtabel Point Biserial. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka soal tersebut valid, dan jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut tidak valid.
Hasil uji validitas (lampitran 5), dari 35 soal pilihan ganda yang diuji cobakan menunjukan 25 soal valid dan 10 soal tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengukur ketepatan atau keajegan alat tes tersebut.
Untuk uji reliabilitas ini digunakan rumus Kuder–Richardson (KR-20), yaitu:3 r11 = 2 2 1 t t S pq S K K dengan St2 = ) 1 n ( n x x n i2 i 2 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 cet. XIII h.283
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, cet. VII h.100
Ket: r11 = koefisien reliabilitas tes
p = proporsi siswa yang menjawab item soal dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item soal dengan salah k = banyak butir soal yang valid
St = standar deviasi total yang valid
Hasil uji reliabilitas (lampitran 6), diperoleh nilai r11 = 0,84 dan r table = 0,349. Karena lebih besar maka instrument tes reliable atau memiliki keajegan.
3. Pengujian Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran soal adalah menghitung indeks besarannya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui soal-soal yang mudah, sedang dan sukar, rumus yang digunakan :4
P =
JS B
Ket: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil uji taraf kesukaran (lampitran 7), dari 25 soal pilihan ganda yang diuji cobakan menunjukan butir soal yang memiliki kadar sukar sebanyak 2 soal (8 %), kadar sedang sebanyak 21 soal (84 %), kadar mudah 2 soal (8 %).
4
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut:5
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Keterangan
IK = 0,0
0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00
IK = 1,00
Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang Soal mudah
Soal terlalu mudah
4. Daya Beda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan adalah :6
D =
JB BB JA BA
Ket : D = indeks daya beda
BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal
JA = jumlah siswa kelas atas JB = jumlah siswa kelas bawah
Hasil uji Daya pembeda item (lampitran 8), menunjukan 18 butir soal memiliki kemampuan bcukup dan 7 butir soal memiliki kemampuan baik.
5
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. II, h. 134
6
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. II, h. 134
Adapun klasifikasi daya beda dapat dilihat pada tabel berikut:7
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Beda
Klasifikasi Daya Beda Indeks Daya Beda
0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 < 0,00 (negatif) Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good)
Baik sekali (excellent) Tidak Baik
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa. Setiap butir soal yang dijawab dengan benar diberikan skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol).
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat analisis data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut;
1. Memaparkan hasil rancangan media yang telah dibuat berupa media CAI (Computer-Assisted Instruction) dan media berbasis Powerpoint. 2. Melakukan analisis deskripsi dengan menentukan nilai tertinggi,
terendah, standar deviasi, distribusi frekuensi dan diagram histogram. 3. Melakukan uji persyaratan analisis dengan menggunakan uji Lilliefors
untuk mengetahui data yang berdistribusi normal, melihat homogenitas dengan uji fisher.
4. Melakukan uji hipotesis dengan uji “t” untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas eksperiman dengan kelas control.
7
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis, yaitu:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Lilliefors.
Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
1) Urutkan data dari skor yang terendah sampai skor tertinggi 2) Tentukan Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:
Zi = SD
x xi
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi
a) Jika Zi > 0 maka F ( Zi ) = 0,5 + nilai tabel b) Jika Zi < 0 maka F ( Zi ) = 1 – (0,5 + nilai tabel)
4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3…, Zn yang lebih kecil sama dengan Zi S(Zi) = n Z ..., Z , Z , Z banyaknya 1 2 3 n
5) Hitung selisih F(Zi)–S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
6) Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini kita namakan Lhitung atau Lo
7) Mengambil interpretasi Lhitung dengan membandingkannya dengan Ltabel
8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lhitung dan Ltabel didapat. Apabila Lhitung < Ltabel sampel berasal dari distribusi normal.
Hasil pengujian normalitas untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung atau Lo = 0,1506. Dari tabel harga kritis uji Lilliefors didapat harga Ltabel atau Lt untuk n = 32 pada taraf signifikan 0,05 adalah
1566 ,
0 . Karena Lo Lt (0,1506 0,1566), maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan hasil pengujian normalitas untuk kelas kontrol diperoleh Lhitung atau Lo = 0,091. Dan dari tabel harga kritis uji Lilliefors didapat harga Ltabel atau Lt untuk n = 32 pada taraf signifikan
05 ,
0 adalah 0,1566. Karena Lo Lt (0,091 0,1566), maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:8
2 2 2 1 S S F , Dimana, ) 1 ( 2 2 2 n n fX fX n S Keterangan: F : Homogenitas S12 : Varians terbesar S22 : Varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika Fhitung Ftabel, maka Ho di terima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen.
8
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho di tolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen.
Untuk taraf keyakinan 0,05dan derajat kebebasan pembilang db = nb – 1 serta derajat kebebasan penyebut dk = nk –
1 dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansinya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.
Hasil pengujian homogenitas diperoleh Fhitung = 1,211 dan Ftabel = 2,049 pada taraf signifikan 0,05 untuk derajat kebebasan pembilang 31dan derajat kebebasan penyebut 31, karena Fhitung Ftabel, maka Ho di terima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Tes ”t” yang
satu sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan, yaitu:
a. Untuk sampel yang homogen9
2 1 2 1 1 1 n n s X X t gab dengan 1 1 1 n X X dan 2 2 2 n X X Sedangkan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 n n s n s n sgab Keterangan: 9 Sudjana, Metoda ...h. 239.
t : harga t hitung
1
X : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
2
X : nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol s12 : varians datakelompok eksperimen
s22 : varians data kelompok kontrol sgab: simpangan baku kedua kelompok
n1 : jumlah siswa pada kelompok eksperimen n2: jumlah siswa pada kelompok control
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung (thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus:
df = (n1 + n2) – 2
dengan diperolehnya df, maka dapat dicari harga ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (α) 5%. Kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut: 10
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Untuk sampel yang tak homogen (heterogen)11
1) Mencari nilai t dengan rumus:
2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X t 10
Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Cet.XVII, h.316.
11
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. II, h.164-165
2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 n n s n n s n s n s df
3) Mencari ttabeldengan taraf signifikansi (α) 5%.
4) Kriteria pengujian hipotesisnya:
Jika thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima