• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media cai (Computer-asssited insruction) dengan tipe tutorial terhadap hasil belajar matematika siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media cai (Computer-asssited insruction) dengan tipe tutorial terhadap hasil belajar matematika siswa"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nova Ronaldo

104017000554

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe tutorial terhadap hasil belajar matematika siswa. Media yang digunakan di desain sendiri dengan format penyajian secara offline menggunakan browser dan online menggunakan website. Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Model Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian The Post-test Only Control Group Design. penelitian ini adalah 64 siswa yang terdiri dari 32 siswa untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik

(3)

ii

Result In Learning Mathematics." Thesis For Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2010.

(4)

iii

Allah SWT, karena atas Rahmat dan Ridha-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan Salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhamad Saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika.

Selanjutnya, penulis dalam menyusun skripsi ini banyak mendapat kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, dorongan dan masukan-masukan positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Pembimbing I yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.

4. Bapak Drs. H. Ali Hamzah M.pd, selaku penasihat akademik yang selalu memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama proses perkuliahan.

5. Ibu Tita Khalis Maryati, S.Si, M.Kom, selaku pembimbing I yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Firdausi, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

(5)

iv

membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian. 11.Seluruh Guru dan Staff MAN 4 Model Jakarta yang telah banyak membantu

penulis.

12.Teristimewa untuk kedua orang tuaku, yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, semangat, perhatian dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Adik-adikku tercinta Bunga dan Puspa yang senantiasa memberikan, doa, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 14.Khusus untuk Citra dan Nita terimakasih atas support dan doanya untuk

kesuksesan skripsi ini.

15.Siswa dan Siswi kelas X MAN 4 Model Jakarta, kelas X-5 dan X-7 yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan penelitian.

16.Teman-temanku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan matematika angkatan 2004 semoga kebersamaan kita menjadi pelajaran-pelajaran yang terindah dan tak terlupakan untuk menggapai kesuksesan dimasa depan.

17.Teman-teman seperjuanganku, Fadlan, Rohim, Ubay, ayu, reni, rina, fitri yang selalu memberikan semangat, dukungan, berbagi dalam suka dan duka dan telah melewati hari-hari yang penuh perjuangan yang tidak akan terlupakan. 18.Untuk Wahyu Nugroho, Fadil dan Ipunk terimakasih atas bantuan

terealisasinya media ini.

19.Semua pihak yang ikut terlibat dan berpartisipasi memberikan bantuan, informasi dan dukungan kepada penulis yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

(6)

v

Jakarta, Mei 2010 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 7

C. Pembatasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 8

E. Tujuan Penelitian 9

F. Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 11

1. Hasil Belajar Matematika 11

a. Belajar 11

b. Hasil Belajar 13

c. Matematika 16

d. Hasil Belajar Matematika 19

2. Pembelajaran Matematika Menggunakan Media CAI (Compute Assisted Instruction) 22

a. Pengertian Pembelajaran Matematika 22

b. Media Pembelajaran 23

c. Media CAI (Computer-Assisted Instruction 29

d. Keuntungan CAI (Computer-Assisted Instruction) 36

(8)

vii

4. Pembelajaran Menggunakan Media CAI (Computer-Assisted

Instruction) berbasis Powerpoint 42

a. Pengertian Microsoft Powerpoint 42

b. Kegunaan Powerpoint 42

c. Presentasi Dalam Powerpoint 43

5. Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan Pembelajaran Menggunakan Media Berbasis Power Point 45

B. Hasil Penelitian yang Relevan 45

C. Kerangka Berfikir 46

D. Perumusan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 48

B. Metode Penelitian 48

C. Desain Penelitian 48

D. Populasi dan teknik pengambilan sampel 49

E. Instrumen Penelitian 50

1. Definisi Konseptual 50

2. Definisi Operasional 50

3. Kisi-kisi Instrumen 51

F. Teknik Pengumpulan Data 53

1. Uji Validitas 53

2. Uji Realibilitas 54

3. Pengujian Taraf Kesukaran 55

(9)

viii

b. Uji Homogenitas Data 59

2. Pengujian Hipotesis 60

H. Hipotesis Statistik 62

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 63

1. Deskripsi Hasil Rancangan Media CAI (computer-Assisted Instruction) Pembelajaran Matematika Untuk Kelas Eksperimen 64

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang diajar dengan menggunakan Media CAI (computer-Assisted Instruction) Tipe Tutorial Untuk Kelas Eksperimen 80

3. Deskripsi Hasil Rancangan Pembelajaran Matematika Media Berbasis PowerPoint Untuk Kelompok Kontrol 82

4. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang diajar tidak dengan menggunakan Media CAI (computer-Assisted Instruction) Tipe Tutorial Kontrol 88

B. Pengujian Prasyaratan Analisis 90

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 92

D. Keterbatasan Penelitian 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 95

B. Saran 95

DAFTAR PUSTAKA 97

(10)

ix

Assisted Instruction) dengan Pembelajaran Menggunakan

Media Berbasis Power Point 45

Tabel 3. 1 : Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 51

Tabel 3. 2 : Tingkat Kognisi Kisi-Kisi Instrumen 52

Tabel 3. 3 : Tingkat Kesukaran 56

Tabel 3. 4 : Klasifikasi Daya Beda 57

Tabel 4. 1 : Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen 80

Tabel 4. 2 : Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol 88

Tabel 4. 3 : Rekapitulasi Data Statistika Tes Hasil MatematikKelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 90

Tabel 4. 4 : Hasil Uji Normalitas 91

Tabel 4. 5 : Hasil Uji Homogenitas 92

(11)

x

Hasil Belajar 15

Gambar 4.1 : Page Utama 64

Gambar 4.2 :Page Utama Full Screen 64

Gambar 4.3 :Contoh Page dengan Materi Jarak 65

Gambar 4.4 : Page Bab Materi 65

Gambar 4.5 :Page HELP 66

Gambar 4.6 :Page Bab dengan Nama Materi 66

Gambar 4.7 : Page Bab 1 . 67

Gambar 4.8 :Page Materi Jarak Titik ke titik 67

Gambar 4.9 :Page Materi Jarak Titik ke Garis 68

Gambar 4.10 :Page Contoh Titik ke titik 68

Gambar 4.11 : Page Pembahasan contoh titik A ke titik C 69

Gambar 4.12 :Page Pembahasan contoh titik A ke titik P 69

Gambar 4.13 : Page Contoh Titik ke garis 70

Gambar 4.14 : Page Pembahasan Contoh Titik ke garis 70

Gambar 4.15 : Page Latihan titik ke titik 71

Gambar 4.16 : Page Latihan Titik B ke garis AG 71

Gambar 4.17 :Page Latihan Titik A ke garis DP 72

Gambar 4.18 : Page Menu Pilihan Pembahasan Latihan 72

Gambar 4.19 : Page Pembahasan Latian Jarak titik ke titik 73

Gambar 4.20 :Page Utama QUIS 75

Gambar 4.21 : Page login QUIS 75

Gambar 4.22 : Page Login Username/Password yang Salah 76

Gambar 4.23 :Page quis No. 1 76

Gambar 4.24 :Page quis No. 2 77

Gambar 4.25 :Page quis No. 25 77

Gambar 4.26 :Page Quis Ketika Jawaban Salah 78

(12)

xi

Gambar 4.31 :Slide Materi Jarak Titik Ke Titik 82

Gambar 4.32 :Slide Contoh Titik Ke Titik 83

Gambar 4.33 : Slide Pembahasan Panjang AC 83

Gambar 4.34 : Slide Pembahasan Jarak AG 84

Gambar 4.35 : Slide Pembahasan Jarak AP 84

Gambar 4.36 : Slide Materi Jarak Titik ke Garis 85

Gambar 4.37 : Slide Contoh Jarak A ke G 85

Gambar 4.38 : Slide Pembahasan Jarak A ke HG 86

(13)

xii

Lampiran 2 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Dimensi Tiga 126

Lampiran 3 : Instrumen Tes Hasil Belajar Dimensi Tiga Sebelum Uji Validitas 128

Lampiran 4 : Jawaban Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas 136

Lampiran 5 : Peritungan Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar 137

Lampiran 6 : Peritungan Uji reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar 138

Lampiran 7 : Peritungan Uji Tingkat kesukaran Instrumen Tes Hasil Belajar 139

Lampiran 8 : Perhitungan Daya Pembeda Soal 140

Lampiran 9 : Instrumen Tes Hasil Belajar Dimensi Tiga Setelah Uji Validitas 141

Lampiran 10 : Nilai Post Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol 148

Lampiran 11 : Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen 149

Lampiran 12 :Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol 153

Lampiran 13 : Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen 156

Lampiran 14 : Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelas Kontrol 158

Lampiran 15 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen 160

Lampiran 16 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol 161

Lampiran 17 : Perhitungan Uji Homogenitas 162

Lampiran 18 : Perhitungan Pengujian Statistik 164

Lampiran 19 : Hasil Wawancara Pra Penelitian Dengan Guru Matematika 166

Lampiran 20 : Hasil Wawancara Dengan Guru Tik 170

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1945 terjadi peristiwa hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki oleh bom buatan Amerika. Akibat dari peristiwa tersebut, Jepang tidak memiliki apa-apa lagi, bahan pangan habis, bangunan dan infrastruktur kehidupan seperti jalan raya, listrik, dan sumber air hancur. Kaisar Jepang bertanya kepada pemegang pemerintahan, “sensei wa nannin irun deshou ka?,kira-kira berarti “berapakah banyak guru yang tersisa?” 1, kaisar Jepang hanya bertanya mengenai jumlah guru yang tersisa, bukan mengenai sistem ekonomi maupun sumber daya alam, karena guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang utama untuk membangun suatu negara dan mendidik rakyatnya.

Jepang membangun negaranya dengan mendidik penerus bangsa oleh guru-guru yang tersisa, Kegiatan Jepang dalam mencerdaskan bangsanya telah menuai hasil yang signifikan. Korelasi antara kemajuan pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan bangsa Jepang tumbuh menjadi negara industri utama di Asia.2 Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan prioritas utama untuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Dalam dictionary of psychology (1972) pendidikan diartikan sebagai

the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc.”3 Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan kelembagaan yang digunakan untuk menyempurnakan

1

Priyanto, Hidayatullaah, Making Educational Animation Using Flash, Bandung: Informatika, 2008, hal.2

2

http:// blog.beswandjarum.com/lalaadhiatma/2009/10/16/bercermin-pada-pendidikan-jepang/, diakses pada 6 januari 2010

3

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Edisi Revisi, hal.11

(15)

perkembangan individu mengenai ilmu pengetahuan, kebiasaan, tingkah laku, dan sebagainya.

Jepang merupakan salah satu negara yang pemerintahnya sangat memprioritaskan pendidikan, Jepang dan Indonesia memiliki sistem pendidikan yang sama, antara lain :4

1. Japan and Indonesia education system have same basic structure that has been adopted from America style (6-3-3 system).

2. Both countries have 9 years compulsory of education.

3. The budget system, basically from government to support the education activities and facilities.

4. Both have national test to enter the high education.

5. Both have an organization of parents (PTA in Japan and School Committee in Indonesia).

6. Both have education outside the formal school. They are called “Juku” in

Japan and “Bimbingan Belajar” in Indonesia.

Meskipun mempunyai sistem pendidikan yang sama seperti keterangan diatas tetapi bangsa Indonesia sampai saat ini masih menemui masalah dalam bidang pendidikan. Sistem Pendidikan di Indonesia hanya menyiapkan para siswa untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi, atau hanya untuk mereka yang memiliki bakat pada potensi akademik (bobot IQ tinggi), sistem pendidikan di Indonesia mementingkan bagaimana menyiapkan 10% penduduk terpandai. Hal ini berbeda dengan Jepang, Jepang lebih mementingkan untuk menyiapkan 50% penduduk terbawah (dalam hal IQ) untuk disiapkan menjadi tenaga kerja yang handal. Mereka yang sangat tinggi kemampuan akademisnya (yang populasinya tidak lebih dari 15%), akan masuk ke perguruan tinggi setelah melewati ujian yang cukup ketat.5 Jadi dapat disimpulkan bawa permasalahannya terletak pada rendahnya mutu pendidikan nasional.

Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat

4

http://econservation.blogspot.com//2009/01/education-in-japan-and-indonesia.html, diakses pada 3 januari 2010

5

(16)

matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.6

Berdasarkan konferensi pers The First Symposium on Realistic Teaching in Mathematics di Majelis Guru Besar (MGB) ITB, Jln. Surapati

No. 1, Bandung, Senin (16/1). "Peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura," ujar Drs. Firman Syah Noor, M.Pd., Ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI).7

Pada ruang lingkup yang lebih kecil, permasalahan rendahnya hasil belajar matematika siswa juga terjadi di MAN 4 Model Jakarta. Siswa-siswa di sekolah tersebut masih banyak yang memiliki hasil belajar yang rendah meskipun memiliki fasilitas yang memadai. Hal ini Berdasarkan hasil wawancara, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah jumlah siswa yang terlalu banyak dan beban materi yang terlalu banyak dengan waktu yang terbatas. Hal ini menyebabkan pembelajaran cenderung bersifat konvensional. Pada pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif, hanya mendengarkan penjelasan guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihafalkan. Konsekuensinya adalah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa menjadi rendah dan bila siswa diberikan suatu permasalahan yang konteksnya berbeda dengan soal latihan, maka siswa akan mengalami kesulitan.

Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut, harus mendapat perhatian yang serius, terutama bagi guru sebagai praktisi pendidikan ditingkat sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka seorang guru dituntut untuk membuat suatu metode baru dalam pengajaran matematika, salah satunya adalah dengan memodifikasi media pembelajaran dalam wahana

6

http://indonesianschool.org/modules/newbb/viewtopic.php?viewmode=flat&topic_id=149& forum=24, diakses pada 23 januari 2010

7

(17)

yang menarik sehingga menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan akan meningkatkan hasil belajar terutama bidang studi matematika.

Berdasarkan penelitian De Porter, manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%.8

Di dalam Al-qur’an, Allah menggambarkan pentingnya peranan media, hal ini termaktub dalam Al-qur’an surat Al-alaq ayat 1-5 :































































1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Dalam ayat tersebut tersirat sebuah perintah dari Allah SWT kepada manusia, untuk senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan dengan suatu

isyarat yaitu ’bacalah’. Ketika membaca, kita memerlukan sesuatu untuk dibaca dan sarana untuk membaca, sarana ini disebut media. Heinich., et al. (1996:21) mengemukakan “adaptation of media and specially designed mean can contribute enormously to effective instructional …”9. Hal tersebut mengandung maksud bahwa media yang sesuai dan dirancang khusus akan

8

Priyanto, Hidayatullaah, Making Educational ... hal.2 9

(18)

dapat memberikan dukungan yang sangat besar terhadap efektifitas pembelajaran.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar, Salah satunya adalah penggunaan media komputer. Media CAI (Computer-Asissted Instruction) merupakan suatu media dengan bantuan komputer yang menggunakan sistem multimedia, didalamnya terdapat unsur teks, gambar, animasi dan suara. Dengan adanya media ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan

Program CAI (Computer-Asissted Instruction) mempunyai 2 (dua) karakteristik, yaitu: pertama, CAI (Computer-Asissted Instruction) merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual dan suara. Kedua, CAI (Computer-Asissted Instruction) mempunyai komponen intelligence yang membuat CAI (Computer-Asissted Instruction) bersifat interaktif dan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna.10 Kedua karakteritik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI (Computer-Asissted Instruction) dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program-program pembelajaran yang disajikan lewat CAI (Computer-Asissted Instruction) terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model pembelajaran yang bersifat interaktif.

Terdapat empat tipe yang dapat digunakan dalam CAI (Computer-Asissted Instruction), yaitu : 11

1. Drill and practice (praktek dan latihan)

2. Tutorials

10

http://www.google.co.id/cara -penulisan- naska-program-multimedia-interaktif.html , diakses pada 8 agustus 2009

11

(19)

3. Instructional Games

4. Simulation.

Tutorials Very effective tools for delivering self-paced instruction of

new information. 12 Maksudnya adalah dari keempat tipe yang ada dalam CAI (Computer-Asissted Instruction), tutorial merupakan alat yang paling efektif untuk mengirimkan pesan dari sebuah informasi baru atau menjelaskan sebuah materi pelajaran baru.

Media CAI (Computer-Asissted Instruction) dapat disajikan dengan berbagai macam program, diantaranya yaitu power point, macromedia flash dan website. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang internet, pengguna

internet di kalangan generasi muda Indonesia jelas terus meningkat tajam. Dalam jajak pendapat sebuah media cetak nasional akhir Oktober 2009 dengan 850 responden generasi muda (umur 16-30 tahun) di 10 kota besar Indonesia, ternyata 81 persen mereka terbiasa mengakses internet dan sekitar 69 persen mereka biasa menggunakan e-mail.13

Media CAI (Computer-Asissted Instruction) dengan penyajian menggunakan website (web) akan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien dari penggunanaan media ini. Website (web) tersebut dapat diakses melalui internet dengan sistem online ataupun tidak menggunakan internet dengan sisitem offline. Di dalam website (web) tersebut, media akan menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual, media akan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna, memberikan modul, materi pembelajaran, latihan soal, aspek penting yang perlu ada dalam CAI (Computer-Asissted Instruction) serta semua hal yang dibutuhakan dalam proses pembelajaran secara dinamis. Penggunaan Website dalam media CAI (Computer-Asissted Instruction) ini adalah Web Enhanced Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.14

12

McGraw, Technology for ...(on cd) 13

http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/1110-internet-pendidikan-dan-budaya.html, diakses pada 6 Agustus 2009

14

(20)

Seperti yang telah dijelaskan pelaksanaan dari proses pembelajaran di sekolah-sekolah masih sangatlah kurang memuaskan dengan keterbatasan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana dan kemampuan guru untuk mengembangkan media dan metode pembelajaran yang efektif. Seringkali siswa merasa tidak mengerti dan kurang memahami dari pelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebabnya adalah penjelasannya yang kurang jelas, hal ini disebabkan oleh metode yang diajarkan tidak menarik, kurang variatif, dan fasilitas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran..

Oleh karena itu, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media CAI (Computer-Asissted Instruction) tipe tutorial dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yang berhubungan dengan tingkat hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa tersebut.

Dari berbagai fenomena empirik yang telah penulis kemukakan di atas, oleh karena itu penulis ingin mengangkat penelitian ini sebagai skripsi yang berjudul:

“PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CAI (COMPUTER-ASSISTED INSTRUCTION) DENGAN TIPE TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA“.

B.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memudahkan penulis menentukan inti permasalahan yang tengah menjadi penelitian. Berdasarkan latar belakang dan variabel-variabel, maka teridentifikasi beberapa masalah diantaranya :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa?

2. Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

(21)

4. Bagaimana perbandingan hasil belajar Matematika yang menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) Tipe Tutorial dengan yang menggunakan Media berbasis Power Point?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang tengah menjadi objek pembahasan maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang jelas. Adapun permasalahan yang mendapat perhatian penulis dalam melakukan penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian hanya fokus pada hasil belajar siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta semester genap tahun pelajaran 2009-2010.

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hanya dibatasi pada aspek kognitif, tes akhir dilakukan setelah siswa selesai mengikuti pembelajaran dengan media.

3. Terdapat empat tipe dalam CAI (Computer-Asissted Instruction), yaitu Drill and practice, Tutorials, Instructional Games, Simulation. akan tetapi

dibatasi hanya dengan penggunaan tipe Tutorial.

4. Penelitian bertujuan membandingkan hasil belajar yang menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) dengan Tipe Tutorial dengan yang menggunakan Media berbasis Power Point.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran hasil belajar matematika dengan menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) tipe Tutorial?

(22)

3. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) tipe Tutorial terhadap hasil belajar matematika.

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui :

1. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) tipe Tutorial.

2. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) berbasis Powerpoint.

3. Melihat ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan Media CAI (Computer-Asissted Instruction) tipe Tutorial dan hasil belajar matematika yang menggunakan media berbasis Power Point.

F.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kepentingan teoritis-praktis akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan.

1. Bagi Siswa.

Untuk menjadi suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas berfikir siswa sehingga mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan. 2. Bagi Guru

Untuk memberikan alat bantu pembelajaran baru bagi guru dan calon guru khususnya di bidang studi Matematika dengan media CAI (Computer-Asissted Instruction) dengan tipe tutorial

3. Bagi Sekolah

(23)

4. Bagi Peneliti.

a. Untuk menambah wawasan peneliti dan dapat menjadi batu loncatan untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien ketika menjadi guru kelak.

b. Untuk menjadi acuan dalam peneliti-peneliti pembelajaran yang nenggunakan multimedia.

5. Bagi Pendidikan (secara umum)

(24)

BAB II

KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. KERANGKA TEORI

1. Hasil Belajar Matematika

a.

Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Berikut dipaparkan beberapa definisi belajar yang diungkapkan oleh para ahli.

Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. 1 Rumusan pertama menyatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua menyatakan bahwa belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

Hilgard mengungkapkan “learning is the process by wich an activity originates or changed through training prosedurs(wether in the

laboratory or in the naturan environment) as distinguished from change

by factors not atributable to training”. 2 Bagi Hilgard , belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Biggs dalam Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Edisi Revisi, hal.90

2

Zurinal Z, Ilmu Pendidikan : Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan pendidikan, Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta pers, 2006, hal117

(25)

institusional, dan rumusan kualitatif. 3 Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Secara kualitatif, belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara menafsirkan dunia disekeliling siswa.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil latihan, pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Keberhasilan peserta didik dalam belajar tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik adalah4:

a) Faktor yang ada pada diri orgnisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. Yang termasuk kedalam faktor individual antara lain : faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk kedalam faktor sosial antara lain : faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

3

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan...hal.91 4

(26)

b.

Hasil Belajar

1)

Pengertian

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dilakukan melalui tes hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.5 Seperti halnya Mulyono Abdurrahman, Ngalim Purwanto dalam bukunya Prinsip-prinsi dan Teknik Evaluasi Pengajaran, mengartikan hal yang serupa bahwa hasil belajar adalah penilaian terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu.6

Menurut A. J. Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs)7. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Romiszowski perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi.

Hasil belajar atau achievment merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.8 Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan matematika yang dimiliki seseorang berupa kecakapan-kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagai keluaran (outputs) yang berupa perbuatan atau kinerja (performance) dari suatu masukan (inputs)

5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan & Kebudayaan, 2003), h.37

6

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h.33

7

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi ... h.38

(27)

yang berupa bermacam-macam informasi setelah melalui kegiatan belajar.

Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni : 9

1. Informasi verbal, yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis.

2. Kemahiran intelektual, yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol 3. Pengaturan kognitif (cognitive strategy), orang yang memiliki

kemampuan ini dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan berpikir. 4. Keterampilan motorik, orang yang memiliki keterampilan motorik,

mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

5. Sikap, merupakan kemampuan internal yang berperan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap yang jelas, mampu untuk memilih secara tegas di antara beberapa kemungkinan .

2)

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar dan Hasil Belajar tergantung kepada dua faktor utama antara lain:10

1. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang sering disebut dengan Faktor individual.

Contohnya:

Kematangan/pertumbuhan,Kecerdasan/intelegency, latihan/ulangan, motivasi.

2. Faktor yang ada diluar individu yang sering disebut dengan faktor sosial.

Contohnya:

Keadaan keluarga, guru, Metode mengajar, Alat/fasilitas, Motivasi sosial, Lingkungan dan Kesempatan.

9W.S.Winkel, psikologi pengajaran, (Jakata: PT.Gramedia,1999), h.98 10

(28)

Faktor-faktor lebih rinci yang mempengaruhi proses dan hasil belajar akan ditampilkan dalam sebuah skema gambar sebagai berikut:11

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar

11

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta:Gaung Persada Press, 2008, hal 35 Minat dan Bakat Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar

Fak. Internal

Fak. Eksternal

Fak. Fisiologis

Fak. Psikologis

Fak. Lingkungan

Fak. Instrumental

Kondisi Fisiologis Umum

Kondisi Panca Indra

Intelegensi

Perhatian

Motif dan Motivasi Kognitif dan Daya Nalar

Alam

Sosial

Kurikulum

Sarana dan Prasarana

(29)

c.

Matematika

1)

Pengertian

Istilah Mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman),

Mathematique (Perancis), Matematico (Italy), Matematiceski

(Rusia), atau Mathematick (Belanda). Berasal dari bahasa latin Mathematican, yang mulanya berasal dari bahasa Yunani,

Mathematike yang berarti Learning to learning, perkataan ini

mempunyai akar kata Mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu.12

Berdasarkan etimologis (Elea Tinggih, 1972:5) perkataan

Matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”13

. Hal ini dimaksudkan bahwa matematika lebih menekankan aktifitas dalam dunia rasio (penalaran), matematika terbentuk dari pengalaman manusia, karena matematika sebagai aktifitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis.

Johnson dan Rissing (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola pengorganisasikan, pembuktian yang logik.14 matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada bunyi.

Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika adalah15 :

a)Studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya.

12

Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA-UPI.2001, hal.17

13

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran …hal.18 14

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran …hal.19 15

(30)

b) Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari.

c) Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal.

d) Sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri.

e) Sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang menekankan pada aktivitas penalaran dan dapat dijadikan sebagai studi pola dan hubungan (study of patterns and relationship), sebagau Cara berpikir (way of thinking), sebagai Suatu seni (an art), sebagai bahasa (a language),

sebagai alat (a tool) yang digunakan untuk menghadap kehidupan sehari-hari.

2)

Karakteristik Matematika

Karakteristik dalam matematika adalah sebagai berikut:16 a) Pembelajaran matematika adalah berpikir abstrak.

Objek pembelajaran dalam matematika adalah abstrak, pembelajaran matematika disekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Hal ini yang menunjukan bahwa matematika berpikir abstrak. Contohnya adalah menggunakan alat peraga dalam pembelajarannya untuk lebih memperjelas pembelajaran.

16

(31)

b) Pembelajaran Matematika adalah berjenjang (bertahap)

Bahan kajian matematika diajarkan secara adalah berjenjang atau bertahap, yaitu dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan kehal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. Atau bisa dikatakan dari konsep yang mudah kekonsep yang lebih sukar. Contohnya sebelum mempelajari materi integral trigonometri siswa harus mampu menguasai materi trigonmetri terlebih dahulu.

c) Pembelajaran Matematika mengikuti metode spiral

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dioelajari siswa sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dpelajari dan sekaligus untuk mengingatkannya kembali, pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan mempertajam adalah perlu dalam pembelajaran matematika. Metoda spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan datar. Contohnya mengaitkan luas bangun datar untuk mencari luas permukaan bangun ruang.

d) Pembelajaran matematika menekankan pada pola pikir deduktif Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Namun demikian kita harus dapat memilih pendekatan yang cocok dengan kondisi anak didik yang kita ajar. Misalnya sesuai dengan perkembangan intelektual siswa di SLTP, maka dalam pembelajaran matematika belum seluruhnya menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur dengan induktif. Contohnya adalah dalam pengenalan fungsi. e) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

(32)

pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan pada pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenrannya dalam pembelajaran matematika di sekolahnya. Meskipun ditempuh pola induktif, tetapi tetap bahwa generalisasi suatu konsep haruslah bersifat deduktif. Ismail dkk dalm bukunya

Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika

mengemukakan contoh konsistensi yaitu, konsistensi baik makna atau dalam hal kebenarannya, jika telah ditetapkan x + y = a dan a + b = c, maka x + y + b haruslah sama dengan c.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang di dalamnya terdapat pola-pola keteraturan, yang terorganisasikan dengan baik, konsisten dan membentuk suatu sistem yang dapat digunakan pada disiplin ilmu lainnya.

d.

Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan matematika yang dimiliki seseorang berupa pemahaman, pengertian dan kemampuan sebagai keluaran (outputs) yang berupa perbuatan atau kinerja (performance) dari suatu masukan (inputs) yang berupa bermacam-macam informasi setelah melalui kegiatan belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika terdiri dari faktor siswa dan faktor guru, sehingga dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika meliputi tiga aspek yaitu:

(1) Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari: a. Pengetahuan: mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

(33)

c. Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru.

d. Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

e. Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.

f. Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu yang berdasarkan kriteria tertentu.

(2) Afektif, berkenaan dengan sikap terdiri dari :

a. Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

b. Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Penilai/penentu sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.

d. Organisasi :mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sesuai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. e. Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga jadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

(3) Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak terdiri dari:

(34)

berdasarkan pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsanagan.

b. Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.

c. Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.

d. Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik yang lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e. Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan

suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien.

f. Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

g. Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

(35)

2.

Pembelajaran Matematika Menggunakan Media CAI

(

Computer Assisted-Instuction

).

a.

Pengertian Pembelajaran Matematika

Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.17 Didukung oleh pengertian yang disampaikan oleh Gange, Gange mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat acra peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Gredler, 1991:205).18

Pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.19 Serupa dengan yang dikemukakan oleh Corey, Corey mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.20

Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai komunikator, siswa berperan sebagai komunikasikan, dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. Dalam komunikasi banyak arah dalam pembelajaran, peran peran

17

Eman Suherman, dkk, Strategi ..., hal.9 18

Ismail,dkk, Kapita Selekta Pembelajaran matematika, Jakarta : Universitas Terbuka, 2002,hal 1.13

19

Zurinal Z, Ilmu Pendidikan : Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan pendidikan, Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta pers, 2006, hal117

20

(36)

tersebut bias berubah, yaitu antara guru dengan siswa dan sebaliknya antara siswa dengan siswa.21

Interaksi guru-siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru dan atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam :

1) Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa.

2) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual atau kelompok.

3) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar. 4) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar-mengajar sebagai

fasilitator belajar.

5) Tampilnya guru sebagai jalan keluar manakala siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.

6) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa.22

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika.

b.

Media Pembelajaran

1)

Pengertian

Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. 23 Makna umumnya adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber

informasi kepada penerima informasi.

21

Eman Suherman, dkk, Strategi ..., hal.9 22

Nana sudjana, Penilaian ...,hal.61 23

(37)

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.24 Dalam bahasa arab media disebut „wasail’ bentuk jama

dari „wasilah’ yakni sinonim alwasth yang artinya „tengah’. Kata temgah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga

sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut.25

Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.26 Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

AECT (Association of Education and Comunication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.27 Serupa dengan pengertian yang dikemukakan Briggs, Briggs menyatakan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pmbelajaran, seperti buku, film,viedeo dan sebagainya.28

Media merupakan segala sesuatu yang dapat diindra yang

berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi

belajar mengajar (Rohani, 1997: 2-3).29 Sejalan dengan pengertian

rohani pengertian media lebih rinci diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.30

24

Arief. S. Sadiman, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h.6

25

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta:Gaung Persada Press, 2008, hal 6 26

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal.3 27

Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran... h. 3 28

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/ 29

http://www.google.co.id/m/search?ct=fsh&q=pengertian+media, diakses pada 15 September

30

(38)

Dari beberapa pengertian media yang telah dikemukakan di atas dapat di disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk menyalurkan pesan ke penerima pesan (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, motivasi dan tingkah laku sedemikian sehingga terjadi proses belajar pada diri siswa.

2)

Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pengajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 31

a. Media pengajaran dapat memeperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.

b. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa, Interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

(1) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.

(2) Obyek yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indra dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.

(3) Kejadian langkayang terjadi di masa lalu atau terjadi disekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping verbal.

31

(39)

(4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulsi komputer.

(5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat didimulasikan dengan media seperti video, film, komputer. (6) Peristiwa alam seperti letusan gunung berapi atau prses yang

dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknikrekaman separti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

d. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,dan linkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kekebun binatang.

Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu: 32

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.

h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

32

(40)

3)

Kriteria Pemilihan Media

Beberapa kriteria dalam memilih media yang akan digunakan, diantaranya adalah33:

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Media dipilih berdasarkan tiga ranah tujuan, bisa salah satu atau gabungan dari dua atau ketiga ranah tersebut. Ketiga ranah tersebut yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.

Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan mental siswa

3. Praktis, luwes, dan bertahan.

Media yang mahal dan memakan waktu lama bukan jaminan sebagai media yang terbaik, menurut para guru kriteria media yang mereka pilih yaitu media yang mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri, dapat digunakan dimanapun, kapanpun dan tahan lama.

4. Guru terampil menggunakannya.

Ini merupakan kriteria utama, secanggih apapun media yang tersedia apabila guru tidak terampil dalam menggunakannya maka media tersebut tidak mempunyai arti.

5. Pengelompokan sasaran.

Media yang efektif untuk kelompok besar blom tentu efektif untuk kelompok kecil atau perorangan. Jadi media yang digunakan harus tepat untuk kelompok sasaran.

6. Mutu teknis.

Pengembangan visual harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya informasi harus jelas dan tidak tertanggu oleh elemen lainnya yang terdapat dalam media tersebut.

33

(41)

4)

Jenis media Media yang dapat digunakan dalam

pembelajaran matematika

Jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika:34

1) Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.

2) Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3) Projected still media: slide, over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya

4) Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.

Dalam pembelajaran matematika supaya tidak terjadi verbalisme pada diri siswa sebaiknya menggunakan media, untuk memperjelas materi pelajaran. Dengan menggunakan media, siswa akan tertarik dengan pelajaran karena siswa melihat langsung benda atau objek yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian, media pembelajaran dapat memberikan pengalaman serta mempertinggi daya serap siswa dalam menerima pelajaran sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan menarik.

Jadi, media dalam pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep matematika. Media tersebut bisa berupa benda konkret, misalnya benda-benda yang menyerupai bangun geometri atau ilustrasi dari suatu konsep yang sedang dipelajari.

Selain itu media juga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Dapat disimpulkan bahwa

34

(42)

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media menjadi salah satu alternatif yang diandalkan untuk penyesuaian dengan kemajuan teknologi terkini.

c.

Media CAI (

Computer-Asissted Instruction

)

1)

Pengertian

Perkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses pembelajaran perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula, di antaranya ialah cara mengajar dengan mempergunakan komputer. Metode mengajar ini dikembangkan karena pertama-tama sudah jelas pada kehidupan modern di masa sekarang, komputer merupakan suatu alat yang penting. Media pembelajaran dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari informasi baru, yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan.

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik sederhana yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Satu unit komputer terdiri atas empat kompoen dasar, yaitu input (misalnya keybord, writting pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang di input), penyimpanan data (memori yang menyimpan data yang akan diproses oleh CPU baik secara permanen/ROM maupun untuk sementara/RAM), dan output (misalnya layar monitor, printer atau plotter).35

Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperi CD player, video tape, audio tape, dapat dihubungkan dengan proyektor (Infokus). Di sampig itu, komputer dapat

35

(43)

merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang di input oleh pemakai atau siswa. Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan komputer (CAI). 36

Pembelajaran berbantuan komputer adalah aplikasi komputer sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar.37 Sistem–sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada para siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kedalam sistem, inilah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer.38

CAI (Computer-Assisted Instruction), disini komputer mengambil lebih banyak bagian dari pekerjaan seorang instruktur. Seluruh material dapat dipresentasikan dengan komputer sementara sebagian lain material masih dapat dipresentasikan oleh instruktur.39. Sedangkan menurut Hinich (dalam Said, 2000), CAI (Computer-Assisted Instruction) adalah suatu program pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah diprogramkan langsung kepada pengguna. 40

Menurut beberapa definisi media CAI (Computer-Assisted Instruction) di atas maka dapat disimpulkan bahwa CAI

(Computer-Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor (komputer) yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam sistem tersebut.

36

Azhar Arsyad...,hal.54 37

http://www.linux.or.id/node/2839, diakses pada 25 Oktober 2009 38

http://kurtek.upi.edu/media/berbasis%20komputer.htm, diakses pada 7 September 2009 39

http://home.unpar.ac.id/~gkarya/hci/Computer%20Based%20Instruction.pdf, diakses pada 2 Desember2009

40

(44)

2)

Faktor Pendukung Keberhasilan CAI (

Computer-Assisted Instruction

)

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan penggunaan media

CAI (Computer-Assisted Instruction):41

1. Belajar harus menyenangkan. a. Belajar harus menantang. b. Rasa ingin tahu

c. Membuat siswa dapat berfantasi. 2. Interaktivitas.

a. Dukungan komputer yang dinamis. b. Dukungan sosial yang dinamis. c. Aktif dan interaktif.

d. Keluasan. e. Power.

3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.

a. Tugas-tugas latihan harus sesuai denan tingkat perkembangan siswa.

b. Kesempatan latihan dengan bantuan komputer harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera, dan produktif.

c. Untuk tugas latihan yang kompleks komputer dapat mendukung salah satu aspek performansi.

d. Lingkungan latihan dan praktek harus memotivasi. 4. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

a. Memberikan saran yang berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan siswa.

b. Memberikan contoh atau kegiatan alternatif yang langkahnya lebih baik dari langkah siswa.

41

(45)

c. Memberikan langkah atau kegiatan yang membuat siswa itu terhindar dari kesalahan ketika dia akan salah.

d. Jangan memberikan dua kali atau dua langkah secara berturut-turut.

e. Memberikan ucapan selamat ketika langkah atau kegiatannya berhasil.

f. Memberikan kesempatan siswa untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah.

g. Jangan memaksakan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah.

3)

Aspek Penting dalam Perencanaan CAI

(

Computer-Assisted Instruction

)

Aspek-aspek dalam perencanaan CAI adalah: umpan balik, percabangan, tampilan, monitoring kemajuan, petunjuk, dan penilaian.42

1. Umpan balik

Setelah memberikan respon, para siswa harus segera diberi umpan balik. Umpan balik bisa berupa komentar, pujian, peringatan atau perintah tertentu bahwa respon siswa tersebut benar atau salah. Umpan balik akan semakin menarik dan menambah motivasi belajar apabila disertai ilustrasi suara, gambar atau video klip. Informasi kemajuan belajar harus juga diberikan kepada siswa baik selama kegiatan belajarnya atau setelah selesai suatu bagian pelajaran tertentu. Misalnya adalah pemberitahuan jumlah skor yang benar dari sejumlah soal yang dikerjakan.

42

[image:45.595.110.516.102.726.2]
(46)

2. Percabangan

Percabangan adalah beberapa alternatif jalan yang perlu ditempuh oleh siswa dalam kegiatan belajarnya melalui program CAI (Computer-Assisted Instruction). Program memberikan percabangan berdasarkan respon siswa. Misalnya, siswa yang selalu salah dalam menjawab pertanyaan materi tertentu, maka program harus merekomendasikan untuk mempelajari lagi bagian tersebut atau bila siswa mencapai skor tertentu, siswa bisa langsung menuju ke tingkat atas dan sebaliknya. Model percabangan yang lain adalah yang bisa dikontrol oleh siswa. Yaitu saat siswa sedang mempelajari suatu topik, pada bagian tertentu yang dirasa sulit bisa diberi tanda khusus sehingga bila diinginkan siswa bisa mendapat informasi lebih lanjut dan kemudian kembali lagi ke topik semula.

3. Tampilan

(47)

4. Monitoring Kemajuan

Program CAI (Computer-Assisted Instruction) akan lebih efektif bila selalu memberi informasi kepada siswa pada bagian mana dia sedang bekerja dari materi yang sedang dipelajari, apa yang akan dipelajari berikutnya dan yang akan dicapai setelah selesai nanti. Penyampaian tujuan yang jelas pada awal materi berkaitan erat dengan hasil pencapaian belajar pada program CAI (Computer-Assisted Instruction). Sebelum mengerjakan suatu materi, siswa diberi ulasan singkat materi sebelumnya. Dan sebelum mengakhiri, siswa diberi pula ulasan tentang materi yang akan datang.

5. Petunjuk

Guru yang baik adalah yang bisa memberi petunjuk kepada siswa ke arah pencapaian jawaban yang benar. Demikian juga program CAI (Computer-Assisted Instruction) yang efektif adalah yang bisa melakukan hal seperti itu. Variasi kata-kata

petunjuk tersebut misalnya: “jawaban anda hampir benar”, “coba kerjakan dengan cara lain” dan lain sebagainya.

Disamping itu, adanya petunjuk dalam program CAI (Computer-Assisted Instruction) berarti siswa bisa menggunakan atau mengoperasikan program secara individual dengan mudah tanpa bantuan orang lain. Dan apabila mendapat kesulitan, siswa

bisa memanggil “HELP” menu dari program tersebut.

6. Penilaian

(48)

diakses setiap saat siswa belajar sehingga bisa dibuat grafik kemajuan belajarnya.

4)

Format Penyajian Media CAI (

Computer-Assisted

Instruction

)

Karena program CAI (Computer-Assisted Instruction) dikerjakan melalui layar monitor, maka perlu diperhatikan jenis informasi, komponen tampilan, dan keterbacaan. Jenis informasi yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar, suara, animasi atau video klip. Ilustrasi dan warna bisa menarik perhatian siswa, tetapi bila berlebihan akan mengecohkan. Satu layar bila mungkin berisi satu ide atau pokok bahasan saja. Komponen tampilan yang penting adalah identifikasi tampilan seperti nomor halaman, judul atau subjudul yang sedang dipelajari, perintah-perintah seperti untuk maju, mundur, berhenti dan sebagainya. Keterbacaan tampilan perlu mendapat perhatian karena umumnya resolusi layar monitor lebih rendah dari pada halaman buku. Ukuran huruf hendaknya tidak terlalu kecil dan jenis huruf juga yang sederhana dan mudah dibaca.

Program dalam media CAI (Computer-Assisted Instruction) tipe tutorial yang akan di pakai menggunakan WEB Base, yang dapat diakses secara online maupun offline. WEB Base yang sesuai adalah Web Enhanced Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.

Media yang telah didesain akan disajikan kedalam sebuah WEB BASE, web base merupakan dasar dari website, jadi media

(49)

d.

Keuntungan CAI (

Computer-Assisted Instruction

)

Begitu banyak keuntungan menggunakan media komputer dalam pembelajaran CAI (Computer-Assisted Instruction), diantaranya yaitu:43 a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima

pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diiginkan program yang digunakan.

b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboraturium atau simulasi karena tersedinya animasi gerak, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. c. Membuat suasana belajar tidak membosankan karena terdapat

animasi, gerak, variasi warna dan membuat materi yang disampaikan sangat mudah untuk dipahami oleh siswa.

d. Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disk, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.

e.

Keterbatasan CAI (

Computer-Assisted Instruction

)

Beberapa keterbatasan menggunakan media komputer dalam pembelajaran CAI (Computer-Assisted Instruction), diantaranya yaitu:44

a. Harga perangkat lunaknya (

Gambar

gambar atau video klip. Informasi kemajuan belajar harus juga
gambar, atau grafik. Pada program  tutorial, program tersebut
grafik benar dan salah.
Tabel 2. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang sekiranya dapat diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran adalah sebagai

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

A simplified Persistent Scatterer Interferometry (PSI) approach is used to monitor the displacements of the Nanjing Dashengguan Yangtze River High-speed Railway

Saudara dianjurkan untuk membawa Berkas Dokumen Asli yang berkenaan dengan data isian sebagaimana yang telah saudara sampaikan pada Dokumen Penawaran Admnistrasi, Teknis dan

bagaimana dan seharusnya gerakan protes kolektif tersebut harus dilakukun sehingga mampu mengwujudkan tujuan dari gerakan tersebut, berangkat dari deskripsi Tarrow atas

This process is called estimation , and the statistic we used (the sample mean) is called an estimator.. Using the sample mean to estimate µ is so obvious that it is hard to imagine

Biaya akomodasi, transportasi, dan biaya pribadi yang dikeluarkan oleh peserta tidak ditanggung oleh Panitia Seleksi7. Setiap Peserta wajib mematuhi ketentuan dalam

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur pemanfaatan mangrove bagi masyarakat lokal, mengidentifikasi flora dan fauna hutan mangrove di kawasan Serapuh, Kecamatan Tanjung