BAB III................................................................................................................... 30
E. Pengumpulan Data
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan ketika pra-penelitian atau pra-lapangan dan observasi ketika penelitian. Observasi pra-penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lingkungan sekolah dan lingkungan kelas belajar siswa, peneliti bertujuan mengetahui kondisi awal lapangan penelitian. Observasi pra-penelitian dilakukan pada Sabtu, 27 November 2021, hal yang diamati oleh peneliti adalah keadaan lingkungan belajar siswa baik dalam lingkup sekolah dan kelas yang dimaksudkan untuk mengetahui dukungan akan lingkungan belajar siswa dalam memberikan kenyamanan pembelajaran untuk siswa dan guru.
Marshall dalam (Sugiyono, 2008: 226) mengatakan bahwa melalui proses observasi peneliti akan belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi yang dilakukan adalah mengamati dengan menggunakan semua indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa) untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Observasi penelitian akan dilaksanakan dengan mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SD Negeri 2 Gunem, hal yang akan diamati dalam observasi penelitian ini adalah kurikulum yang diberlakukan dan pelaksanaan PTMT di SD Negeri 2 Gunem mulai dari pemberlakuan, persiapan, dan pelaksanaan protokol kesehatan, sistem masuk siswa ke sekolah, materi dalam pembelajaran yang disampaikan pada siswa, proses evaluasi yang dilakukan, fasilitas yang disediakan untuk mendukung pembelajaran, dll.
38
Observasi dilakukan dengan ikut serta menyaksikan pelaksanaan proses pembelajaran baik secara daring dengan join WhatsApp group dan dengan mengikuti proses pembelajaran luring (PTM) di kelas.
Observasi selanjutnya akan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan dasar guru dalam keterampilan melakukan proses pembelajaran dan untuk mengetahui terkait perilaku dan aktivitas siswa. Observasi akan dilakukan dengan mengikuti beberapa proses pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di kelas. Kegiatan observasi pra-penelitian dan observasi penelitian dilakukan dengan kisi-kisi yang dapat dilihat pada gambar 3.2.
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Observasi dan Wawancara Mendalam
Kisi-Kisi Observasi Guru
No. Kisi-Kisi Item
1. Keterampilan membuka pembelajaran 3
2. Keterampilan bertanya 3
3. Keterampilan memberikan penguatan materi 6
4. Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran 3
5. Keterampilan menjelaskan materi 4
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok 5
7. Keterampilan dalam mengelola kelas 2
8. Keterampilan memberikan pembelajaran perseorangan 2
9. Keterampilan menutup pembelajaran 2
Jumlah 30 soal
Kisi-Kisi Observasi Siswa
No. Kisi-Kisi Item
1. Visual activities 4
2. Oral activities 6
3. Listening activities 3
4. Writing activities 3
5. Drawing activities 3
39
6. Motor activities 2
7. Mental activities 5
8. Emotional activities 4
Jumlah 30 soal
b. Wawancara
Susan Stainback (Sugiyono, 2008: 232) mengemukakan bahwa dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal lebih mendalam tentang partisipan yang tidak bisa diketahui dengan metode pengumpulan data dengan cara observasi.
Wawancara dilakukan ketika pra-penelitian dan akan dilakukan ketika penelitian.
Wawancara pra-penelitian dilakukan kepada guru wali kelas II SD Negeri 2 Gunem pada Sabtu, 27 November 2021 membahas pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan secaradaring dan luring.
Wawancara pada saat proses penelitian akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam memperoleh data. Wawancara penelitian dilakukan dengan kepala sekolah, guru wali kelas 2, dan beberapa siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gunem.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah metode wawancara terstruktur pada wawancara kepala sekolah dan guru kelas II, dan wawancara semiterstruktur pada siswa-siswi kelas 2 SD Negeri 2 Gunem. Wawancara akan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti dan mempertimbangkan kondisi di lapangan. Responden dalam wawancara bisa dilihat pada gambar 3.3.
40 Gambar 3. 3 Responden Wawancara
Berikut dapat dilihat pada gambar 3.4 disajikan kisi-kisi pedoman wawancara pra-penelitian dan wawancara pra-penelitian pra-penelitian.
Kisi-Kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah
No. Kisi-Kisi Item
1. Pembelajaran Jarak Jauh 2
2. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas 4
3. Kebijakan 3
4. Kekurangan dan kelebihan 1
Jumlah 10 soal
Wawancara
Terstruktur Semi-Terstruktur
Guru Kelas II
Kepala Sekolah Siswa Kelas II
Jenis Kelamin Prestasi
Laki-Laki ARR
CB MAQ
Perempuan AAR
SAZ APR DRF
Tinggi AAR ARR SAZ APR
Rendah CB MAQ
DRF
41
Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru Kelas II
No. Kisi-Kisi Item
1. Pelaksanaan PTMT 2
2. Kekurangan dan Kelebihan 2
3. Guru sebagai fasilitator siswa 1
4. Kurikulum 2
5. Suasana/ lingkungan belajar siswa 2
6. Media pembelajaran 1
7. Sarpras pendidikan 1
Jumlah 11 soal
Kisi-Kisi Wawancara dengan Siswa/i Kelas II
No. Kisi-Kisi Item
1. Pemberlakuan PTMT 4
2. Lingkungan belajar siswa di sekolah 2
3. Guru sebagai fasilitator dalam belajar siswa 2
4. Media pembelajaran 2
5. Materi pembelajaran 2
6. Pola belajar dan dorongan 2
Jumlah 14 soal
Gambar 3. 4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
c. Dokumentasi
Bogdan (Sugiyono, 2008: 240) mengatakan bahwa hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh beberapa foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Segala proses pengambilan data dalam penelitian akan didokumentasikan baik itu berupa tulisan atau catatan peneliti, hasil rekaman suara, ataupun foto/ gambar. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah catatan lapangan oleh peneliti, hasil observasi pra-penelitian, RPP, silabus, foto dan video proses pelaksanaan PTMT, dan rekaman suara hasil wawancara. Dalam pendokumentasian berupa foto, video, voice record, peneliti akan dibantu dengan infinix hot play9 smartphone.
42 3. Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian ini, perlu dilakukan pengujian terhadap kredibilitasnya atau interpretasi yang dianggap absah, trasferabilitas ataudapat atau tidaknya hasil penelitian ini diterapkan dalam keadaan sosial yang lainnya, dependabilitas atau ketergantungan pada konteksnya, serta konfirmabilitas yang berarti dapat atau tidaknya dikonfirmasi pada sumbernya.
a. Kredibilitas
Untuk pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi dan memberchecking. Triangulasi yang digunakan adalah teknik dalam pengumpulan data, dapat dilihat pada gambar 3.2.
Wawancara Observasi
Dokumentasi Gambar 3. 5 Triangulasi dalam Pengujian Data Kredibilitas
Triangulasi dengan teknik pengumpulan data adalah teknik pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data pada sumber data yang sama namun dengan cara atau teknik yang berbeda-beda (observasi, wawancara, dan dokumentasi)
Membercheck dilakukan dengan cara melakukan proses pengecekan data (kredibilitas data) dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang telah diberikan pada responden dan melakukan persetujuan dengan responden tentang data yang telah diperoleh oleh peneliti.
43 b. Transferabilitas
Hasil data yang diperoleh serta kesimpulan yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam kondisi atau konteks yang sama dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Penelitian ini membahas tentang bagaimana peralihan sistem pembelajaran sekolah dasar yang kini diterapkan dalam proses belajarnya.
Peneliti berfokus pada sistem pembelajaran luring atau PTMT yang kini diterapkan.
Jadi, untuk sekolah dasar yang mengalami peristiwa atau fenomena yang sama dengan SD Negeri 2 Gunem dapat menjadikan acuan atau referensi untuk mengambil tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Fokus lain dari penelitian ini adalah keefektifitasan dan kualitas dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa dari pembelajaran daring dan luring. Tentunya keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing jika melihat dari situasi dan kondisi lingkungan belajar siswa, oleh karena itu peneliti akan mengungkap apa saja kelebihan dan kekurangan yang mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga dapat dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan lain dalam melakukan proses belajar dengan siswa.
c. Dependabilitas
Uji depenabilitas dilakukan dengan melakukan proses audit terhadap seluruh proses penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2008: 277), karena sering terjadinya peneliti memiliki data tanpa adanya proses penelitian. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu dilakukannya uji epenabilitas untuk semua proses penelitian yang dilakukan. Proses yang dimaksud adalah bagaimana peneliti menemukan permasalahan dan fokus penelitian, bagaimana cara peneliti memasuki lapangan, bagaimana cara menentukan sumber data, melakukan analisis data penelitian, melakukan uji keabsahan data penelitian, sampai penyimpulan hasil penelitian yang dilakukan. Apabila peneliti tidak bisa menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya” maka depenabilitasnya perlu untuk diragukan, Sanafiah Faisal (Sugiyono, 2008: 277).
Peneliti menemukan masalah penelitian ketika melakukan observasi deskriptif atau grand tour observation, dalam proses ini peneliti menghasilkan kesimpulan
44
pertama (analisis domain) atau fokus penelitian ketika setelah melakukan proses observasi terfokus atau mini tour observation yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu (Sugiyono, 2008: 231).
Peneliti telah menemukan masalah dan menentukan fokus penelitian. Hasil observasi terfokus dapat dibuktikan dengan adanya bukti foto/ gambar proses dalam pengumpulan data. Karena peneliti sudah memiliki hubungan baik dengan pihak SD Negeri 2 Gunem, maka peniliti bisa langsung melaksanakan proses observasi terfokus tanpa adanya surat izin untuk melakukan penelitian, hal ini dibuktikan dengan adanya foto/gambar yang terlampir.untuk meentukan sumber data atau informan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik purposive and snowball sampling, dimana dalam penentuan informan, peneliti mempertimbangkan tujuan akan informasi yang dibutuhkan untuk kedepannya. Proses untuk melakukan analisis data, peneliti menggunakan metode yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman (1984) yang memiliki 3 tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Ada 4 syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengujian data penelitian agar terbukti keabsahannya, yaitu terbukti akan kredibilitasnya, transferabilitasnya, depenabilitasnya, dan konfirmabilitas. Dalam melakukan kegiatan menyimpulkan hasil dalam penelitian ini adalah dengan melihat dari berbagai data yang telah didapatkan oleh peneliti dengan melihat situasi dan kondisi yang saat ini di lapangan.
d. Konfirmabilitas
Uji konfirmabilitas adalah menguji hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana uji konfirmabilitas ini sama dengan uji depenabilitas, sehingga dalam penelitian ini dilakukan secara bersamaan.
4. Analisis Data
Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 246) menyampaikan apabila proses analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
45
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Menurut keduanya, ada tiga tahapan untuk melakukan proses analisis data kualitatif, yaitu data reduction (reduksi data),
data display (penyajian data), dan clonclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan/ verifikasi).
Gambar 3. 6 Komponen dalam Analisis Data Penelitian Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 27)
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Miles dan huberman berpendapat bahwa tahap pertama dalam menganalisis data kualitatif adalah dengan mereduksi data (data reduction). Proses mereduksi data dilakukan dengan meminimalisir jumlah data yang diperoleh, maksudnya adalah data yang diambil oleh peneliti harus dipilih dan dipilah dengan benar. Pada mulanya data digolongkan menjadi data yang penting, data kurang penting, dan data tidak penting dengan pola tertentu yang dibuat oleh peneliti sediri. Data yang masuk dalam golongan tidak penting dapat ditinggalkan dan memfokuskan pada data yang penting. Karena tujuan dalam penelitian kualitatif adalah temuan, maka apabila peneliti menemukan sesuatu yang dipandang asing dan belum pernah ditemui maka hal tersebut perlu dijadikan fokus dalam penelitian. Data penting yang sudah diperoleh peneliti akan
Koleksi Data
Display Data (Penyajian Data) Reduksi
Data
Kesimpulan/
Verifikasi
46
menjadi lebih sederhana sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pengolahan data ke tahap selanjutnya sehingga dapat menjawab permasalahan yang sedang diteliti.
b. Penyajian Data (Data Display)
Display data atau penyajian data adalah menyajikan data yang sudah diperoleh dalam bentuk diagram dan sebagainya dengan tujuan memperjelas data penelitian yang diperoleh dengan bentuk data yang tak lagi merupakan data mentah melainkan sudah menjadi suatu informasi. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 249) menyarankan dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks naratif peneliti dapat menyajikan dengan grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart.
c. Verifikasi Data (Data Verification/ Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa saja menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan peneliti dari awal, namun bisa saja tidak karena dalam penelitian kualitatif tergantung pada keadaan penelitian di lapangan, oleh karena itu bisa berubah dari rumusan awal. Apabila peneliti telah merumuskan suatu kesimpulan dan dapat menunjukkan bukti-bunti hasil penelitiannya serta didukung dengan adanya data lain yang lebih luas, maka hasil penelitian dapat menjadi suatu teori.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Arum Junia. 2014. Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri I Parangtritis: Studi Kasus. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Anonim. 30 Maret 2016. Desperately Seeking: Kebijakan Pendidikan, [online], (https://www.rijal09.com/2016/03/kebijakan-pendidikan.html?m=1, diakses tanggal 17 Januari 2022)
Anonim. 2 Agustus 2018. Desperately Seeking: Pendekatan Naturalistik dan Fenomenologi dalam Penelitian Antropologi / Etnografi, [online], (https://antropediakawanundip.wordpress.com/2018/08/02/pendekatan-
naturalistik-dan-fenomenologi-dalam-penelitian-antropologi-etnografi/#:~:text=Naturalistik%20identik%20dengan%20field%20research, atas%20kejadian%20atau%20lembaga%20sosial., diakses pada tanggal 25Januari 2022)
Anonim. 15 Juni 2020. Desperately Seeking: Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-Ciri, serta Perbedaannya, [online], (https://www.amongguru.com/pembelajaran-daring-dan-luring-pengertian-ciri-ciri-serta-perbedaannya/, diakses tanggal 26 November 2021)
Anonim. 23 Desember 2020. Desperately Seeking: Penjaminan Mutu Pembelajaran si Satuan Pendidikan melalui Terapan Teknologi Pendidikan, [online],
(https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/penjaminan-mutu-
pembelajaran-di-satuan-pendidikan-melalui-terapan-teknologi-pendidikan#:~:text=Kualitas%20pembelajaran%20merupakan%20intensitas
%20keterkaitan,Rochman%2C%202012%3A2, diakses pada tanggal 3 Februari 2022)
Anonim. 9 November 2021. Desperately Seeking: Dokumentasi Adalah, [online], (https://pakdosen.co.id/dokumentasi-adalah/, diakses tanggal 6 Desember 2021)
Darmani, Hamid. 23 April 2012. Desperately Seeking: Aktivitas Belajar Siswa Ala
Paul B Diedrich, [online],
(http://hamiddarmadi.blogspot.com/2012/04/aktivitas-belajar-siswa-ala-paul-b.html?m=1, diakses pada tanggal 26 Januari 2022)
48
Fauzi, Wildan Nuril A. 2021. Analisis Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SDIT Luqman Al Hakim Sleman. Madrosatuna : Jurnal Pendidikan Guru Madrasah, 4 (2), 94-103.
Hadi, Syamsul. 2009. Desperately Seeking: Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran, [online], (http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/05/faktor-yang-mempengaruhi-kualitas.html?m=1, diakses pada tanggal 3 Februari 2022)
Hariyanti, Mey. 28 Mei 2015. Desperately Seeking: Pengujian Kredibilitas Data pada
Penelitian Kualitatif, [online],
(https://www.kompasiana.com/meykurniawan/556b6d46957e61fc617096a0/
pengujian-kredibilitas-data-pada-penelitian-kualitatif?page=all#section1, diakses tanggal 2 Desember 2021)
Hendriyanto. 2021. Desperately Seeking: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Sebagai Solusi di Masa Pandemi Covid-19. Direktorat Sekolah Dasar, [online], (https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pembelajaran-tatap-muka-terbatassebagai-solusi-di-masa-pandemi-covid-19, diakses tanggal 16 Januari 2022)
Joko. 13 Maret 2010. Desperately Seeking: Penelitian Kualitatif Naturalistik, [online],
(https://joko1234.wordpress.com/2010/03/13/penelitian-kualitatif-naturalistik/, diakses pada tanggal 26 Januari 2022)
Kasih, Ayunda Pininta. 4 Januari 2022. Desperately Seeking: Wajib PTM Terbatas 2022, Orangtua Tak Punya Opsi Sekolah Online, [online], (https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/04/180028171/wajib-ptm-terbatas-2022-orangtua-tak-punya-opsi-sekolah-online, diakses pada tanggal 26 Januari 2022)
Muzazanah. 13 Oktober 2020. Desperately Seeking: Implementasi Pembelajaran Berdasarkan Standar Proses dan Pembelajaran Abad 21, [online],
(https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/implementasi-pembelajaran-berdasarkan-standar-proses-dan-pembelajaran-abad-21, diakses tanggal 19 Januari 2022)
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
49
Onde, Mitra Kasih L. O. 2021. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) di masa New Normal terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (6), 4400-4406.
Peren, Sipri. 19 Juni 2021. Desperately Seeking: Apa Kata Para Ahli Tentang Keputusan Pemerintah Menyelenggarakan Tatap Muka Terbatas?, [online], (https://www.depoedu.com/2021/06/19/edu-talk/apa-kata-para-ahli-tentang-keputusan-pemerintah-menyelenggarakan-tatap-muka-terbatas/, diakses pada tanggal 15 Januari 2022)
Prasetyo, Hari Agus. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komputer pada Siswa Kelas IVA SD N Bendan Ngisor. Disertasi tidak diterbitkan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Prasetyo, Teguh. April 2021. Proses Pembelajaran Daring Guru Menggunakan Aplikasi Whatsapp Selama Pandemik Covid-19. Research Gate, 4 (1), 138-150.
Puspitasari, Nimas. 2 Desember 2020. Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan Masa Pandemi Covid 19 pada Guru SD Negeri Dukuhwaru 01. Research Gate, 11 (2), 170-186.
Putri, Inkana. 4 September 2021. Desperately Seeking:3 Alasan Pemerintah Percepat Sekolah Tatap Muka Terbatas, [online], (https://news.detik.com/berita/d-5710196/3-alasan-pemerintah-percepat-sekolah-tatap-muka-terbatas, diakses tanggal 4 Februari 2022)
Rahardjo, Mudjia. 15 Oktober 2010. Desperately Seeking: Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, [online], (https://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html, diakses tanggal 6 Desember 2021)
Restavia, Oca. 14 Oktober 2021. Desperately Seeking: Manfaat Pembelajaran Tatap Muka, [online], (https://osc.medcom.id/community/manfaat-pembelajaran-tatap-muka-2680, diakses pada tanggal 1 Februari 2022)
Samsu. 2017. METODE PENELITIAN: (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development). Jambi : Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (PUSAKA)
50
Siadari, Coki. 24 Juli 2021. Desperately Seeking:Pengertian Kualitas Menurut Para Ahli, [online], (https://www.kumpulanpengertian.com/2021/07/pengertian-kualitas-pembelajaran.html?m=1, diakses pada tanggal 15 Januari 2022) Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Suryani, Lely. 2022. Analisis Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Masa New Normal. Jurnal Obsesi, 6 (3), 2356-1327.
Suswandari, Meidawati. April 2021. Proses Pembelajaran Daring Guru Menggunakan Aplikasi Whatsapp Selama Pandemik Covid-19. Research Gate, 4 (1), 138-150.
Syafira, Devi Rahma. 1 Januari 2022. Desperately Seeking: Aturan Pembelajaran Tatap Muka untuk Satuan Pendidikan, Berlaku Mulai Januari 2022, [online], (https://m.tribunnews.com/amp/nasional/2022/01/01/aturan-pembelajaran- tatap-muka-terbatas-untuk-satuan-pendidikan-berlaku-mulai-januari-2022?page=3, diakses pada tanggal 2 Februari 2022)
Umam, M. Choerul. 2021. Desperately Seeking: Pengertian Kualitas Pembelajaran dan Indikator Kualitas Pembelajaran, [online], (https://pdfcoffee.com/pengertian-kualitas-pembelajaran-dan-indikator-kualitas-pembelajaran-4-pdf-free.html, diakses tanggal 26 November 2021) Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta : KENCANA
Zakky. 23 Februari 2020. Desperately Seeking: Pengertian Analisis Menurut Para Ahli dan Secara Umum, [online], (https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-umum/, diakses pada tanggal 14 Januari 2022)
51
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Pra Penelitian
A. Pedoman Observasi Pra-penelitian Lingkungan Sekolah
Berilah tanda centang (✔) pada kolom “Ya” atau “Tidak” yang menurut Anda tepat dan sesuai dengan pernyataan di bawah ini, yaitu sebagai berikut:
No. Sub Bab Penilaian
Ya Tidak
A. LINGKUNGAN SEKOLAH 1. Lingkungan sekolah
terjaga kebersihannya dan tidak berbau.
Lingkungan sekolah terjaga kebersihannya dan tidak berbau.
Lingkungan sekolah tidak terjaga kebersihannya dan tidak berbau. lingkungan sekolah tidak terjaga.
3. Suasana di lingkungan sekolah kondusif dan tidak mengganggu konsentrasi saat pembelajaran.
Suasana di lingkungan sekolah kondusif dan tidak mengganggu konsentrasi saat pembelajaran.
Suasana di lingkungan sekolah tidak kondusif sehingga mengganggu
Tidak terdapat buku untuk literasi siswa.
5. Bangunan (fasilitas lain) dalam keadaan baik dan layak.
Bangunan (fasilitas lain) dalam keadaan baik dan layak.
Bangunan (fasilitas lain) tidak dalam keadaan baik dan layak.
6. Sekolah menyediakan sumber belajar untuk mendukung pembelajaran yang optimal.
Sekolah menyediakan sumber belajar untuk mendukung
pembelajaran yang optimal.
Sekolah tidak
menyediakan sumber belajar untuk mendukung pembelajaran yang optimal.
B. SARANA DAN PRASARANA 7. Sekolah memiliki ruang
perpustakaan yang berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
Sekolah memiliki ruang perpustakaan yang berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
Sekolah tidak memiliki ruang perpustakaan yang berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati,
52 mengamati, mendengar,
dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
8. Ruang perpustakaan terletak di wilayah sekolah sehingga mudah untuk dijangkau.
Ruang perpustakaan terletak di wilayah sekolah sehingga mudah untuk dijangkau.
Ruang perpustakaan tidak terletak di wilayah sekolah sehingga mudah untuk dijangkau.
9. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
Ruang perpustakaan tidak dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
10. Terdapat ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya
Terdapat ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya
Sekolah tidak memiliki ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah,
pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya
11. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah, dapat dikunci dengan baik.
Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah, dapat dikunci dengan baik.
Letak ruang pimpinan jauh sehingga kesulitan untuk diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah, dan tidak terdapat kunci yang dapat mengunci ruangan dengan baik.
12. Sekolah memiliki ruang guru yang berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
Sekolah memiliki ruang guru yang berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
Sekolah tidak memiliki ruang guru yang berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
53
Sekolah memiliki ruang guru yang mudah dicapai
dari halaman
Sekolah tidak memiliki ruang guru yang mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta jauh dengan ruang pimpinan.
14. Memiliki tempat beribadah yang berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah serta masih dalam kondisi baik.
Memiliki tempat beribadah yang berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah serta masih dalam kondisi baik.
Sekolah tidak memiliki tempat beribadah yang
Sekolah tidak memiliki tempat beribadah yang