• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMA RISET: PERLUASAN LAHAN PRODUKS

Dalam dokumen 193MKpIV2010 Lamp 2 ARN (Halaman 32-35)

AGENDA RISET

1. TEMA RISET: PERLUASAN LAHAN PRODUKS

NO TOPIK TARGET 2014 INDIKATOR KEBERHASILAN 2014 CAPAIAN 2025

1.1 SUB TEMA : PENGUASAAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN-LAHAN SUB-OPTIMAL (1) Pengembangan teknologi perbaikan

sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi tanah pada masing-masing tipologi lahan sub-optimal (kering, gambut, salin, rawa lebak, rawa pasang surut) untuk produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

a.Rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan (fisika, kimia, dan biologi) untuk lahan basah sub-optimal (rawa lebak dan rawa pasang surut) yang sesuai dengan kemampuan adopsi petani setempat

b.Rekomendasi teknologi budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan pada lahan basah sub- optimal

c.Rekomendasi teknologi pengelolaan hara tanaman dari berbagai sumber bahan alami dan mikroba penambat hara (nitrogen dan fosfor) untuk mengurangi aplikasi pupuk kimia/sintetik

d.Rekomendasi hasil identifikasi, karekterisasi dan inventarissi teknik konservasi lahan-lahan suboptimal yang potensial untuk produksi tanaman pangan.

e.Rekomendasi kebijakan subsidi pupuk dan kebijakan pengembangan industri pupuk organik.

f.Rekomendasi pengembangan teknologi infrastruktur pendukung pertanian lahan sub optimal (irigasi hemat air, reduksi salinitas lahan rawa).

• Penambahan luas areal lahan basah sub optimal yang dikelola secara produktif oleh petani

• Peningkatan jumlah KK petani pelaku produksi tanaman pangan hortikultura dan perkebunan di lahan basah sub- optimal

• Pengurangan dosis aplikasi pupuk kimia/sintetis (10%) per satuan luas lahan per musim tanam dengan tidak menurunkan produktivitas.

• Teratasinya kendala-kendala non teknis dalam pengembangan lahan suboptimal untuk budidaya pertanian.

a.Meluasnya pemanfaatan lahan sub-optimal secara ekonomis untuk kegiatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

b.Dikuasinya teknologi budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan pada masing- masing tipologi lahan sub- optimal.

c.Pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia/sintetis secara nasional

(2) Pengembangan teknologi perbaikan sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi tanah pada masing-masing tipologi lahan sub-optimal (kering, gambut, salin, rawa lebak, rawa pasang surut) untuk produksi ternak

1.Paket rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan (fisika, kimia, dan biologi) untuk budidaya hijauan pakan ternak pada lahan kering sub-optimal yang sesuai dengan kemampuan adopsi petani / peternak setempat 2.Paket teknologi budidaya ternak

ruminansia pada lahan sub-optimal

1.Penambahan luas areal

pengembalaan dan populasi ternak ruminansia di lahan kering yang dikelola secara produktif oleh petani 2.Peningkatan jumlah KK peternak di

lahan kering sub-optimal

•Berkembangnya budidaya ternak pada masing-masing tipologi lahan sub-optimal sehinga mendukung pencapaian swasembada daging.

(3) Pengembangan teknologi perbaikan kualitas air pada masing-masing tipologi lahan basah sub-optimal (rawa lebak dan pasang surut), danau, waduk, dan laut untuk produksi ikan air tawar, payau, dan budidaya laut.

1. Paket rekomendasi teknologi perbaikan kualitas air (fisika, kimia, dan biologi) untuk budidaya ikan di lahan rawa lebak dan pasang surut yang sesuai dengan kemampuan adopsi pembudidaya ikan setempat

2. Paket teknologi budidaya ikan air tawar dan payau pada lahan basah sub-optimal

3. Rekomendasi teknologi konservasi ekosistem pantai untuk melestarikan spawning and nursery ground dan habitat yang optimal bagi ikan dan biota laut lainnya dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat pesisir. 4. Paket rekomendasi lokasi dan

teknologi budidaya perikanan (ikan, kekerangan, rumput laut, dan biota laut lainnya) di perairan laut (budidaya laut)

1.Penambahan luas areal tambak dan kolam budidaya di lahan basah sub- optimal yang dikelola secara produktif dan ekologis oleh masyarakat pembudidaya ikan 2.Peningkatan jumlah KK

pembudidaya ikan di lahan basah sub-optimal

3.Total luas hutan bakau pada wilayah pantai minimal bertambah 5% 4.Peningkatan produksi perikanan dari

hasil budidaya di perairan laut (budidaya laut)

• Berkembang luasnya budidaya ikan dan biota air lainnya pada masing-masing tipologi lahan basah sub-optimal, danau, waduk, dan laut sehingga meningkatkan produksi ikan nasional.

• Paket teknologi pemulihan ekosistem laut yang telah mengalami degradasi kualitasnya akibat aktivitas manusia

1.2 SUB TEMA: PENGEMBANGAN VARIETAS / JENIS UNGGUL-ADAPTIF TERHADAP KONDISI AGROEKOSISTEM SUB-OPTIMAL. (1) Pengembangan varietas tanaman

pangan dan hortikultura yang mampu beradaptasi terhadap kondisi lahan sub-

•Rekomendasi jenis dan varietas tanaman pangan pokok (padi, jagung, dan kedelai) dan tanaman hortikultura

•Satu varietas dari masing-masing tanaman pangan pokok yang produktivitasnya hanya turun kurang

•Varietas unggul tanaman pangan pokok (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura yang

optimal melalui pemuliaan dan penerapan bioteknologi.

bernilai ekonomi yang sesuai untuk kondisi kekeringan, genangan, salinitas tinggi, atau masam (pH rendah) di masing-masing wilayah Indonesia

•Tersedianya benih tanaman yang sesuai dengan kondisi agroekosistem lahan sub optimal

dari 10% jika mengalami deraan kekeringan, genangan, salinitas tinggi, atau kemasaman tanah

•Meningkatnya produksi pangan pokok melalui peran sentra benih yang lebih signifikan

mampu beradaptasi dan berproduksi baik pada kondisi kekeringan, tergenang, kemasaman tanah, atau salinitas tinggi

•Sistem produksi benih yang handal untuk mendukung produksi tanaman pangan pokok dan hortikultura pada lahan-lahan sub-optimal (2) Pengembangan jenis ternak dan jenis

tanaman makanan ternak yang mampu beradaptasi terhadap kondisi lahan sub- optimal

•Rekomendasi jenis ternak ruminansia and unggas yang sesuai untuk dibudidayakan pada kondisi lahan basah dan lahan kering sub-optimal

•Rekomendasi jenis dan perbaikan teknik budidaya tanaman pakan ternak untuk menghadapi kondisi kekeringan atau kondisi lahan sub-optimal lainnya

• Teridentifikasinya jenis ternak dan jenis tanaman pakan ternak yang adaptif dan produktif untuk lahan basah dan lahan kering sub-optimal

• Pengurangan ketergantungan pada impor untuk bahan pangan hasil perternakan

• Paket teknologi budidaya ternak dan tanaman pakan ternak yang adaptif dan produktif pada kondisi sub- optimal, berwawasan ekologis dan sesuai dengan kapasitas adopsi peternak lokal

(3) Pengembangan spesies ikan yang mampu beradaptasi dan berproduksi baik pada lahan basah sub-optimal.

•Benih/bibit dan rekomendasi teknik budidaya ikan spesies lokal atau hasil pemuliaan (breeding) yang produktif untuk lahan rawa pasang surut (air payau) atau rawa lebak (masam).

• Teridentifikasinya jenis/spesies ikan atau biota perairan lainnya yang adaptif dan produktif untuk lahan rawa pasang surut dan rawa lebak

• Paket teknologi produksi bibit dan budidaya ikan dan biota perairan lainnya yang produktif, ekologis, dan dapat diadopsi pembudidaya lokal (4) Pengembangan budidaya pertanian

terpadu untuk optimalisasi produktivitas lahan sub-optimal

•Rekomendasi kombinasi jenis komoditas pangan (tanaman, ternak, ikan) yang paling optimal dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sistem produksi pangan pada kondisi lahan-lahan sub-optimal

•Peningkatan pendapatan masyarakat perdesaan yang mengelola sistem pertanian terpadu per satuan luas lahan sub-optimal yang dikelola

• Sistem pertanian terpadu yang handal secara ekonomi dan ekologi untuk masing-masing tipologi lahan sub-optimal

Dalam dokumen 193MKpIV2010 Lamp 2 ARN (Halaman 32-35)