• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.5 Teknik Keabsahan Data

4.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama tiga bulan, dimulai dari Bulan April sampai Juni Tahun 2012. Sejak pertengahan Bulan April, peneliti telah memulai melakukan survei ke Tuban dan meminta izin pihak-pihak terkait untuk melaksanakan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, selama mempersiapkan pengambilan data penelitian, peneliti melakukan pendekatan kepada informan utama dan informan penunjang, serta berkomunikasi dengan beberapa tokoh masyarakat di Desa Boncong, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Upaya pendekatan pada informan utama maupun informan penunjang ini bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dan good raport dengan berbagai pihak yang terkait. Karena keberhasilan penelitian mengenai norma subjektif perilaku buang air besar ini sangat bergantung pada kemampuan membangun relasi yang baik dengan subjek penelitian.

4.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah norma subjektif perilaku buang air besar di pesisir pantai Tuban, Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini tentu saja mempengaruhi hasil data penelitian yang diperoleh. Karena norma subjektif yang diyakini individu tidak hanya terbangun dari pengalaman-pengalaman individu, akan tetapi keyakinan dan norma yang diyakini

masyarakat juga ikut andil dalam membangun norma subjektif perilaku buang air besar tersebut.

Langkah awal dalam penelitian ini adalah penulis melakukan survey dan wawancara singkat kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, penelitian mengenai norma subjektif perilaku buang air besar ini dilakukan di Desa Boncong, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Desa Boncong merupakan desa yang terletak cukup jauh dari pusat Kota Tuban. Jarak Desa Boncong dengan Kota Tuban mencapai 40 km. Desa Boncong terletak di pesisir pantai yang berdekatan dengan jalan raya Pantura Jawa Timur, atau yang lebih dikenal dengan Jalan Daendels. Seperti warga Tuban dipesisir pantai lainnya, masyarakat Desa Boncong pada umumnya berprofesi sebagai nelayan.

Pemilihan Desa Boncong sebagai lokasi penelitian ini, dikarenakan masyarakat Desa Boncong banyak yang melakukan buang air besar di pinggir pantai, sehingga terlihat oleh warga yang lewat di jalan.

Letak Kabupaten Tuban yang dapat dikatakan cukup jauh dari Semarang, menjadikan motivasi berlebih untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu, sehingga peneliti tidak terlena untuk bersantai-santai karena waktu skripsi yang sangat panjang. Penulis memerlukan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan untuk menuju lokasi penelitian. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten terluar yang ada di Provinsi Jawa Timur, karena berbatasan langsung dengan Jawa Tengah.

Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Timur, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Tuban.

Kabupaten Tuban secara geografis terletak antara 11130' - 11235 Bujur Timur dan 640' - 718' Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Tuban di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Blora dan Rembang sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro. Luas wilayah Kabupaten Tuban 1.839,94 Km2 yang terbagi menjadi sembilan belas kecamatan (Sumadi, 2010).

Kegiatan perekonomian Kabupaten Tuban bersandar pada sektor pertanian dan perikanan khususnya tanaman pangan (padi dan jagung). Kabupaten Tuban memiliki produk unggulan di subsektor pertanian. Produk unggulan tersebut adalah kacang tanah dengan cita rasa gurih dan kandungan minyak tinggi. Produk lain yang juga khas adalah ental, sebutan orang tuban untuk buah siwalan. Buah yang menjadi bahan pembuat legen atau tuak, minuman tradisional Tuban.

Kekayaan laut kabupaten ini juga termasuk empat besar di provinsi Jatim. Hasil lautnya seperti udang diekspor ke Singapura, Jepang, Korea dan Cina. Pengolahan ikan teri yang terdapat di daerah pantai, seperti di Kecamatan Palang, Jenu, Tambakboyo, dan Bancar, hasilnya juga di ekspor ke Jepang. Di sektor industri, memberi kontribusi terhadap perekonomian Tuban. Salah satu yang terbesar adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk dengan komoditas Semen Portland. Terdapat juga industri kecil dan menengah seperti anyaman bambu, kacang tanah, dan ikan teri. Salah satu potensi alam wilayah Tuban yang prospektif adalah bahan tambang. Di bagian tengah Tuban terbentang perbukitan

bergelombang yang kaya akan berbagai jenis bahan galian C. Batu Gamping sebagai primadona hasil tambang Tuban yang tersebar di Kecamatan Tuban, Semanding, Montong, Kerek, Merakurak, Palang, dan Plumpang. Selain itu Tuban juga kaya akan dolomit, pasir, kuarsa, tanah liat, kalsit, dan tras untuk campuran berbagai industri semen, kimia, keramik, kaca, baja, hingga kosmetik. Terdapat pula pengeboran minyak dan gas dengan luas area 1.478 kilometer persegi yang ditangani JOB Pertamina-Devon di Kecamatan Soko.

Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Tuban tergolong cukup baik, ada empat rumah sakit besar di kabupaten ini, 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Koesmo yang terletak di Jl. dr. Wahidin. 2. Rumah Sakit Medika Mulia yang berada di Jl. Majapahit (Belakang Pasar Baru Tuban), 3. Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban di Jl. Letda Sucipto, 4. Rumah sakit Muhammadiyah di Jl. P. Diponegoro. dan sebentar lagi akan ada Rumah Sakit Bina Husada yang segera beroperasi di Jl. Panglima Sudirman. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tiap kecamatan juga ada puskesmas yang pembangunan dan pelayanannya terus ditingkatkan untuk mengantisipiasi masyarakat yang berada jauh dari perkotaan.

Kota Tuban juga mempunyai beberapa objek wisata, di antaranya Gua Akbar, Masjid Agung, Makam Sunan Bonang, Ngerong Rengel, Pemandian Bektiharjo, Air Panas Prataan, Air Terjun Nglirip, Goa Suci, Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi dan Pantai Boom. Cenderamata khas yang bisa dibeli adalah kain tenun (batik gedog) dengan motif yang sangat khas. Motif khas ini juga bisa kita temui dalam bentuk kaos, baju wanita, dan selendang. Disamping itu ada juga cinderamata berupa miniatur tempat berjualan Legen

(minuman khas tuban) yang disebut "Ongkek". Bentuknya seperti tempat berjualan Soto tetapi terbuat dari bambu. Miniatur ini banyak dijual di toko yang menjual oleh-oleh khas Tuban. Selain itu, Tuban juga terkenal sebagai kota Tuak (atautoak dalam bahasa lokal). Tuak adalah cairan (legen) dari tandan buah pohon lontar (masyarakat menyebutnya uwit bogor) yang difermentasikan sehingga sedikit memabukkan karena mengandung alkohol. Legen dibuat menjadi gula jawa, atau dapat juga langsung diminum sebagai minuman yang menyegarkan dan tentu saja, tidak memabukkan, selain itu buah dari pohon lontar (ental atau

siwalan ) ini juga bisa dimakan dan berasa manis serta kenyal.