• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.3 Tinjauan Teori Dan Konsep Kunci

2.3.4 Teori Computer Mediated Communications (CMC)

Sebelum membahas Computer Mediated Communication (CMC), yang menjadi dasar utama pada teori ini adalah jaringan dan adalah jaringan atau internet dan dapat menghubungi antar komputer yang satu dengan komputer lainnya.

Pendapat yang menyatakan tentang internet adalah Crispin Thurlow (Thurlow, Lengel, dan Tomic, 2004:28), yaitu“ The net is an nearly worldwide community connecting hundreds of thousands of computers. Using some of agreed formats (referred to as protocols), customers are capable of switch data (or files) from one laptop to the next. ” (internet adalah jaringan global yang dapat

terhubungkan pada banyak komputer. Menggunakan beberapa format yang telah dilakukan kesepakatan (atau biasa disebut dengan protokol), pengguna bisa melakukan transfer data/file dari komputer yang satu ke komputer yang berikutnya.

Pendapat dari Steven Jones (1995) dalam (Thurlow et al., 2004:29).

“Prefers to speak approximately cybersociety - a time period which possibly describes higher the manner that verbal exchange mediated via way of means of the net is all approximately social life: people, interactions, relationships, identities and communities. It's because of this that we are much less interested by the generation in step with se, than in its human customers and uses”. (lebih suka berbicara tentang masyarakat maya – terdapat sebutan yang dapat menggambarkan cara berkomunikasi dengan menggunakan mediasi internet pada kehidupan seperti interaksi yang dilakukan dengan orang lain, atau identitas dan juga komunitas, karena alasan inilah kami kurang tertarik pada teknologi itu sendiri, daripada pengguna dan penggunaannya).

Hadirnya teknologi baru, maka internet yang telah hadir pada tahun 1990- an menjadi media massa baru yang tinggi disertai bentuk jaringan dan telpon satelit dan terhubung pada berbagai komputer, sehingga banyaknya orang yang mempunyai komputer di belahan dunia dapat terhubungkan dengan cara online, hanya dengan melakukan klik beberapa kali akan dapat terhubung pada beragam informasi dan juga hiburan pada seluruh belahan dunia.

Bila pembahasan bagaimana cara memuaskan kebutuhan akan informasi serta hiburan menggunakan jaringan internet, maka penelitian yang dilakukan oleh Pala (Permana dan Mahameruaji, 2019), menyatakan bahwa “Mempunyai keterkaitan antara penggunaan internet akan memakai kategori sosial dari penggunanya. Keterkaitan tersebut seperti antar aktivitas pada saat menggunakan internet didalam sebuah pekerjaan yang menggunakan jaringan internet untuk digunakan sebagai sebuah pendapatan, dan antara sebuah aktivitas yang menggunakan jaringan internet sebagai penggunaan dalam jenis pekerjaan”.

Pendapat mengenai Jaringan internet pada sebuah komputer juga dikeluarkan oleh Monavich dalam (Nasrullah, 2016:80) “menjadi suatu interfaces komputer tidak hanya medium yang dapat menghubungi seseorang, ataupun hanya mesin didalam jaringan informasi pada internet, namun telah dijadikan sebagai

budaya yang mengatur bagaimana seseorang melaksanakan koneksi dengan digunakannya sebuah jaringan informasi atau menghubungkan bermacam data pada internet”.

Sehingga bila melihat pada penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa adanya jaringan internet bisa menghubungkan antar komputer satu dengan komputer lainnya tanpa mempermasalahkan jauh dan dekatnya sehingga dapat memudahkan berbagai kegiatan dan aktivitas dalam hal berbagi informasi.

Komputer yang diungkapkan oleh Turkle tidak pada konteks peralatan (tool) saja, namun menjadi bagian dari kehidupan sosial serta psikologis yang mempengaruhi kesadaran pada masyarakatnya. Komputer tidak hanya mempercepat suatu perubahan dalam kehidupan,akan tetapi dalam pola berfikir;

yang pada publikasi terakhirnya, Turkle (2011) mengenalkan periode “alone together” sebagai realitas kebutuhan seseorang pada alat-alat berteknologi dibandingkan dengan menyandarkan kebutuhan, contohnya hubungan dengan individu lain. Tesis Turkle ini sebagai diskursus yang panjang pada mengkaji identitas online (apakah menempati posisi selesainya identitas personal dan identitas social), bahkan majalah The New Yorker dalam edisi Juli 1993 mempublikasikan karikatur Peter Steiner yang mendeskripsikan bagaimana sebenarnya bukti diri itu bermain-main pada dunia siber menggunakan identitas diri deengan berbagai diri. Kekhawatiran mengenai ketidakmampuan insan secara sadar pada menempatkan bukti diri konkret dan bukti diri maya, juga terasingnya manusia sosial dengan menggunakan lingkungan karena merasa “cukup”

berinteraksi pada media komunikasi online. (Nasrullah, 2016:146)

Computer Mediated Communication atau disingkat CMC diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai komunikasi yang menggunakan komputer sebagai medianya. Komunikasi yang dilakukan dengan mediasi komputer ada sejak komputer digital elektronik pertama ditemukan berkembang pada tahun 1960 yaitu pada saat pertama kali dimulainya pertukaran email prototype. Pada tahun 1990 an komputer pribadi mulai berkembang pesat sejak mulai digunakan untuk mengirimkan email, mengobrol serta menjelajah website, hal ini membuat Computer Mediated and Communications (CMC) mulai diperhatikan oleh banyaknya dikaji.

Konteks dari CMC, komputer bukan hanya sebuah perangkat Personal Computer (PC) ataupun laptop, melainkan pada keseluruhan alat yang mempunyai basis komputer, misalnya smarthphone, tablet dan juga jenis lainnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan mediasi menurut Thurlow, dkk (2004:18), adalah “A medium is some thing via way of means of which, or via which, an impact is produced. In different words, mediation is in reality the procedure or way via way of means of which some thing is transmitted – whether or not it‟s a message, a feeling, a sound, or a ghostly apparition! In the case of conversation, we‟ve already indicated that conversation is constantly channelled via way of means of, and structured on, its context for meaning. Communication is consequently mediated via our interactions with human beings andby way of any range of various verbal and nonverbal modes. Communication can in no way exist in a vacuum .” (mediasi hanyalah proses atau cara di mana sesuatu ditransmisikan – baik sebagai informasi, apa yang dirasakan, suara ataupun penampakan hantu!

Pada permasalahan dalam komunikasi, kami telah menunjukkan bahwa komunikasi yang selalu disalurkan oleh dan juga mempunyai ketergantungan pada konteks maknanya. Sehingga komunikasi menggunakan mediasi melalui interaksi antara kita dengan manusia lain dengan menggunakan banyak mode verbal dan juga non verbal yang berbeda. Komunikasi tidak akan pernah terjadi pada ruang yang hampa).

Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith (2014:4), telah mengungkapkan mengenai Teori Computer Mediated Communications (CMC) yaitu sebagai berikut, “In this section, we start to discover laptop-mediated communique (CMC) as an integration of laptop era with our regular lives. The subject of CMC research how human behaviors are maintained or altered with the aid of using change of data thru machines”. (pada majunya suatu teknologi informasi disaat ini, merupakan type dari komunikasi yang umum digunakan dengan dihubungkan menggunakan internet serta perkembangannya sangat cepat sampai pada penggunaan Computer Mediated Communication (CMC) atau komunikasi yang bermediasikan internet pada setiap komputernya. Pada tahapan ini Computer Mediated Communication (CMC) dilihat menjadi bagian dari koalisi teknologi komputer pada kehidupan manusia setiap harinya).

Penggunaan komputer sebagai media dalam menyampaikan pesannya dari satu orang ke orang lainnya dan bila dibandingkan dengan media face to face (yang mengirimkan serta memaknai sebuah simbol dengan menggunakan tubuh dan pemikiran, maka dengan media teknologi sebuah informasi dapat diintepretasikan, diartikan atupun diimplikasikan menajdi sebuah makna, kata-kata, gesture dan lain sebagainya pada umumnya digunakan dalam komunikasi face to face, sedangkan pada media teknologi meliputi email, chat, video call atau pun sistem berbasis virtual reality lainnya.

Pendapat yang berbeda-beda tentang Computer Mediated Communication (CMC), terdapat pendapat yang menyatakan bahwa dalam melakukan komunikasi dengan Computer Mediated Communication (CMC) dianggap kurang mempunyai sosioemosional bila dibandingkan pada saat melakukan komunikasi tatap muka atau face to face, sedangkan menurut Berger (2015:707) “semuanya berpulang dalam penggunaan Computer Mediated Communication (CMC), setiap penggunaan pola ini mempunyai tujuan yang berlainan dalam penggunaannya dikarenakan untuk mengupayakan interaksi sosial, akan tetapi terdapat pula bertujuan guna meminimalkan keterlibatan penggunaan manusia lain”.

Pada teori dasarnya dari CMC menurut Susan Herring (Thurlow et al., 2004:30), ”In different words, the ones people reading and gaining knowledge of approximately CMC need to understand if and the way communique is one of a kind while it‟s mediated with the aid of using the net. Of course, it‟s additionally exciting to look how styles of communique are being stimulated with the aid of using different new technology like cell phones and to look, for example, how cellular communique compares with net communique”. (Dengan kata lain, seseorang sedang mempelajari dan juga memahami tentang CMC guna mengetahui apakah dan bagaimana komunikasi itu akan berbeda ketika dimediasi oleh internet. Tentu saja, menarik juga untuk melihat bagaimana pola komunikasi dipengaruhi oleh teknologi baru lainnya seperti telpon genggam dan untuk melihat, misalnya penggunaan komunikasi seluler dibandingkan dengan komunikasi internet).

Computer Mediated Communications menurut Thurlow dkk (2004:32) dalam pembahasan akan Komunikasi yang menggunakan intemet sering dipengaruhi beberapa faktor konstekstual, yaitu;

1. Jenis berdasarkan saluran (misalnya email atau website) dan komunikasi yang bisa dilakukannya (misalnya, memakai basis pada bentuk teks, grafik ataupun audio-visual – ataupun menggunakan ketiga basis tadi).

2. Peserta (contohnya laki-laki atau wanita, tua atau muda) dan jumlah peserta (contohnya satu-ke-satu, satu-ke-banyak, banyak-ke-banyak):

panjang (misalnya. jangka panjang atau sekilas) dan sifat interaksi orang (misalnya eksklusif atau profesional).

3. Topik (contohnya petuah medis atau kencan romantis) dan tujuan pertukaran (contohnya ilmiah, eksklusif atau komersial). apakah hubungan tadi sinkron (pada ketika nyata) atau asinkron (yaitu. tidak pada ketika nyata, menggunakan hubungan yang tertunda).

4. Apakah itu publik atau eksklusif (misalnya antarpribadi, grup mini atau massa komunikasi) dan apakah itu dimoderasi atau tidak (contohnya pada bawah supervisi eksklusif atau tidak eksklusif berdasarkan seorang atau tidak).

5. Apa perilaku generik peserta terhadap komunikasi pada internet (contohnya antusias atau skeptis, setengah hati atau berkomitmen).

6. Sudah berapa lamanya mereka melakukannya atau pernah melakukan CMC (contohnya, apakah mereka pendatang baru atau berbagi berpengalaman).

Penggunaan komputer yang menggantikan komunikasi face to face pada saat pandemic seperti saat ini menjadi alat komunikasi alternative yang dapat digunakan bagi perusahaan, dan termasuk pada pemilihan media sebagai strategi yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam melakukan komunikasi dengan pihak pelanggannya.

Dokumen terkait