• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mifa Bersaudara

2. TEORI DASAR

PAPER COMPETITION

Indonesian Student Mining Competition XIII

Gambar 1 Tampak atas Megapond dan Kolam Pengendapan

1.1. Rumusan Masalah

a. Berapakah curah hujan maksimum yang mungkin terjadi di sekitar wilayah pertambangan?

b. Berapa volume dan debit air total yang terdapat di megapond pada kondisi curah hujan maksimum?

c. Bagaimana pengaruh penambahan luas IPD terhadap volume air maksimum di megapond?

1.2. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengevaluasi kapasitas megapond agar dapat menampung volume air saat curah hujan maksimum.

b. Untuk mengetahui pengaruh penambahan luas catchment area IPD terhadap kapasitas megapond.

c. Terdapatnya inovasi dalam mencegah terjadinya banjir di wilayah pertambangan dengan adanya check flood graphic.

1.3. Batasan Masalah

a. Tidak memperhitungkan air tanah dan evaporasi.

b. Kapasitas megapond dihitung saat kondisi optimum.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

 Menciptakan inovasi baru, yaitu check flood graphic untuk mempermudah pekerja dalam mitigasi banjir.

 Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi kapasitas megapond saat curah hujan maksimum.

b. Bagi Mahasiswa

 Melihat langsung permasalahan di lapangan sehingga menjadi sebuah pengalaman berharga.

 Dapat mengimplementasikan teori yang dipelajari di kuliah secara langsung di lapangan

2. TEORI DASAR

Dalam penelitian ini digunakan beberapa rumus perhitungan sebagai berikut:

2.1 Curah Hujan

Perhitungan curah hujan tahunan menggunakan distribusi gumbel sebagai berikut:

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + (𝑌𝑇− 𝑌𝑀

𝑆𝑀 ) 𝑆

Keterangan:

XT: Perkiraan nilai curah hujan yang terjadi untuk periode ulang hujan T tahun (mm/hari)

𝑋̅: Curah hujan rata – rata (mm/hari) S: Standar deviasi data sampel curah hujan YT: Reduce variate, mempunyai nilai yang berbeda pada setiap periode ulang YM: Reduced mean, yang tergantung pada jumlah data (n)

SM: Reduced standard deviation berdasarkan dari jumlah data (n)

Distribusi Gumbel adalah suatu teori dengan harga ekstrim yang menunjukan bahwa dalam deret harga-harga ekstrim X1, X2, X3, ..., Xn, dimana samplenya sama besar, dan X merupakan variabel berdistribusi eksponensial, maka probabilitas kumulatifnya P dalam nama sebarang harga di antara n buah harga Xn

akan lebih kecil dari harga tertentu.

2.2 Intensitas Hujan

Suroso (2006) menyatakan bahwa intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu di mana air tersebut terkonsentrasi, dengan satuan mm/jam. Satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi akan memiliki ketinggian satu milimeter jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap. Ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan sebagai berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Intensitas Hujan Menurut BMKG

Kriteria Hujan Intensitas Hujan (mm/hari)

Berawan 0

Ringan 0.5 – 20

Normal 20 -50

Lebat 50-100

Sangat Lebat 100-150

Ekstrem >150

Berikut adalah persamaan Mononobe yang digunakan dalam penelitian:

I: Intensitas curah hujan (mm/jam) t: Lamanya waktu hujan / waktu konstan (jam)

R24: Curah hujan maksimum (mm)

3

PAPER COMPETITION

Indonesian Student Mining Competition XIII

2.3 Debit dan Volume Air

Untuk menghitung jumlah air limpasan permukaan dari daerah tangkapan hujan digunakan rumus rasional, yaitu:

𝑄 = 0.278 × 𝐶 × 𝐼 × 𝐴 I: Intensitas hujan (mm/h) A: Luas daerah (km2) V: Volume (m3) t : Waktu (s)

Berikut adalah tabel nilai koefisien limpasan berdasarkan daerahnya:

Tabel 2 Nilai Koefisien Limpasan

Sumber: Diktat Sistem Penyaliran Tambang ITB Prodi Teknik Pertambangan 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di panel selatan PT Mifa Bersaudara yang berlokasi di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan analitis

3.3. Data Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu:

a. Data Primer yang diperoleh secara langsung dari perusahaan PT Mifa Bersaudara.

b. Data Sekunder berupa data yang telah diolah terlebih dahulu dan sebagai informasi tambahan dalam penelitian.

3.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis data

kuantitatif deskriptif. Berikut adalah alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian 4. PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Curah Hujan

Pada penelitian ini digunakan data curah hujan dari BMKG Kabupaten Aceh Barat yang terdapat pada lampiran 1.

Dengan adanya data tersebut maka dapat dilakukan pemodelan curah hujan tahunan dengan distribusi gumbel dan intensitas hujan dengan menggunakan persamaan mononobe yang terdapat pada lampiran 2 dan 3. Data curah hujan berjumlah 38 tahun (1982-2019) menggunakan perhitungan annual series. Periode ulang yang digunakan adalah 5 tahun dengan probability 20%. Berikut adalah pemodelan curah hujan tahunan PT Mifa Bersaudara:

Gambar 3 Grafik Pemodelan Curah Hujan y = 147,06x0,3804

4

PAPER COMPETITION

Indonesian Student Mining Competition XIII

Gambar 4 Grafik Intensitas Hujan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut:

 Curah Hujan : 191,25 mm

 Intensitas Hujan : 7,97 mm/hari 4.2. Catchment Area IPD

Penelitian ini dilakukan di panel selatan wilayah tambang dengan catchment area berupa in pit dump seluas 120 Ha.

Berikut adalah peta situasi tambang dan catchment area PT Mifa Bersaudara:

Gambar 5 Peta Situasi Tambang PT Mifa Bersaudara

Gambar 6 Peta Catchment Area IPD

Gambar 7 Aliran Air di Wilayah Pertambangan

Gambar 8 Luas Catchment Area IPD 4.3. Data Pompa

Pompa yang digunakan di panel selatan wilayah pertambangan PT Mifa Bersaudara adalah MF 385 dan MF 380 dengan debit masing-masing pompa secara berurutan adalah 120 l/s dan 100 l/s. Kedua pompa tersebut memompa air yang berasal dari sump pit tambang menuju megapond dengan debit total 0,16 m3/s.

4.4. Debit dan Volume Air Total

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Q = 0,278 x C x I x A maka didapatkan debit dan volume air sebagai berikut:

 Debit air limpasan: 2,66 m3/s

 Debit pompa: 0,16 m3/s

 Volume air limpasan: 229.680 m3

 Volume air pompa: 11.455 m3

Sehingga debit dan volume total air adalah 2,78 m3/s dan 241.135 m3.

4.5. Kapasitas Megapond dan Kolam Pengendapan

a. Kapasitas Megapond

Berdasarkan data yang didapatkan dari perusahaan maka diketahui volume megapond sebesar 300.000 m3. b. Kapasitas Kolam Pengendapan

Tabel 3 Volume Kolam Pengendapan Kolam Volume (m3)

Kolam 1 1250

Kolam 2 1250

Kolam 3 4461

Kolam 4 1250

Kolam 5 1250

Total 9461

0 20 40 60 80 100 120

0 10 20 30

Intensitas Hujan

Waktu Konsentrasi

2 (tahun) 5 (tahun) 10 (tahun) 20 (tahun) 25 (tahun) 50 (tahun)

5

PAPER COMPETITION

Indonesian Student Mining Competition XIII

Gambar 9 Layout Kolam Pengendapan 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Water Balnaced

Eq (Periode ulang 5 thn):

A : 120 Ha

Air tanah : 0 m3/Ha/hari Debit pompa aktual : 0,16 m3/s Waktu pemompaan : 20,4 jam Outflow megapond : 0,45 m3/s Waktu air keluar dari megapond: 22,8 jam Kapasitas megapond : 300000 m3 Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data diatas maka didapatkan grafik water balanced seperti dibawah ini:

Gambar 10 Water Balanced

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dengan curah hujan maksimum 191,25 mm, air yang masuk ke megapond melebihi kapasitas pada hari ke 4-12 sehingga dapat menyebabkan megapond meluap dan terjadi banjir. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 5.2. Check Flood Graphic

Pada penelitian ini menggunakan variasi penambahan luas IPD yang terlampir pada lampiran 5

Gambar 11 Check Flood Graphic

Grafik diatas dapat mempermudah dalam pengecekan banjir di sekitar megapond dengan mengatur debit keluar megapond menuju kolam pengendapan. Selain itu, semakin bertambah luas IPD maka volume air maksimal yang tertinggal di megapond juga semakin besar sehingga diperlukan debit keluar yang besar pula agar kapasitas megapond sebesar 300000 m3 masih dapat menampung air limpasan dan pompa agar tidak meluap.

5.3. Neraca Air

Gambar 12 Grafik Neraca Air Tahun 2021 Water Balanced

Vol Air Masuk (m3) Volume Air Keluar (m3)

Volume Air Tertinggal di Megapond Kapasitas Megapond

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000

0 50 100 150 200

Volume Maksimal (m3)

Luas Catchment Area (m2) Check Flood

Volume air maksimal di megapond 0,35 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 0,45 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 0,7 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 0,9 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 1,2 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 1,5 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 0,25 m3/s (m3) Volume air maksimal di megapond 0,2 m3/s (m3)

-600000 -400000 -200000 0 200000 400000 600000 800000

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Volume Akhir (m3)

Bulan Neraca Air Thn 2021 y = 199,53x0,3769

6

PAPER COMPETITION

Indonesian Student Mining Competition XIII

Dengan adanya neraca air maka pihak perusahaan dapat melakukan pengontrolan pada megapond di bulan apa saja harus dikurangi air nya agar bulan selanjutnya saat volume air meningkat masih dapat menampung sesuai dengan kapasitas megapond. Data volume air per bulan akan dilampirkan pada lampiran 6.

6. KESIMPULAN

6.1. Perhitungan curah hujan dengan distribusi gumbel dan periode ulang 5 tahun didapatkan curah hujan maksimum per hari sebesar 191,25 mm sedangkan intensitas hujan dengan persamaan mononobe sebesar 7,97 mm/hari.

6.2. Berdasarkan perhitungan curah hujan, maka didapatkan volume limpasan 229.680 m3, Q limpasan 2,66 m3/s dan volume air pompa sebesar 11.455 m3 sehingga total volume air dan debit air sebesar 241.135 m3 dan 2,78 m3/s.

6.3. Penambahan luas IPD untuk 5 tahun kedepan dapat meningkatkan volume air sehingga diperlukannya pengaturan debit pada inlet kolam pengendapan hingga 1,5 m3/s agar air masih dapat tertampung di megapond dengan kapasitas 300.000 m3. 7. Saran

7.1. Melakukan penambahan tinggi pada tanggul megapond.

7.2. Melakukan pengaturan pada debit air di inlet kolam pengendapan dengan menambahkan pompa pada inlet kolam pengendapan.

7.3. Melakukan penambahan saluran air dari megapond ke kolam pengendapan.

7.4. Memindahkan letak treatment kualitas air agar jarak dan waktu yang dibutuhkan TSS untuk mengendap juga bertambah.

DAFTAR PUSTAKA