• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Tentang Intensi Berwirasuaha

Dalam dokumen TESIS SOFI HANIFATI AFIFAH S991402018 (Halaman 30-36)

LANDASAN TEORI

B. Teori Tentang Intensi Berwirasuaha

1. Theory of Planned Behaviour

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari

Theory of Reasoned Action (TRA), dimana dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norms (Ajzen, 1991) sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral control. TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ajzen (1991) bahwa TPB is suitable to explain any behavior which requires planning, such as entrepreneurship (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku apa pun yang memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa teori planned behaviour dari Ajzen dapat digunakan untuk menunjukkan intensi berwirausahsa dengan sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Linan (2008) menunjukkan bahwa adanya intensi berwirausaha merupakan indikasi seberapa besar usaha yan akan dilakukan seseorang untuk menampilkan perulaku berwirausaha.

Berdasarkan teori planned behavior tersebut Linan (2008) menjelaskan bahwa intensi berwirausaha dipengaruhi oleh tiga faktor motivasional yang akan memengaruhi munculnya perilaku, yaitu sikap terhadap kewirausahaan, kendali tingkah laku yang dipersepsikan dan norma subjektif.

a. Attitudes Toward Behaviour

Menurut Mowen dan Minor (2002: 319) sikap merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Menurut Azwar (2013: 12) sikap

14

terhadap perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan dan yang tidak diinginkan.

b. Subjectif Norm

Menurut Baron dan Byrne (2003) norma subjektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Lebih lanjut mengenai norma subjektif, Azwar (2013: 12) berpendapat bahwa keyakinan mengenai perilaku yang bersifat normatif dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut akan membentuk norma subektif dalam individu. Ajzen (dalam Linan, 2008) berpendapat persepsi seseorang terhadap penilaian sosial tersebut menjadi acuan bagi individu untuk menyetujui atau tidak keputusannya menjadi wirausaha.

c. Perceived Behavioural Control

Menurut Wijaya (2007) Kontrol perilaku merupakan persepi terhadap kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit. Berikut bagan 1 yang menggambarkan bahwa sikap, kontrol perilaku dan norma subjektif merupakan prediktor dalam membentuk intensi berwirausaha:

Gambar 1. Theory of Planned Behaviour (Ajzen dalam Azwar, 2013)

Attitude Toward Behaviour Subjective Norm Perceived Behavioral Control Intention Behaviour commit to user

15

C.Sikap (attitude) 1. Definisi Sikap (Attitude)

Sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu (Kotler, 2005: 219). Menurut Mowen dan Minor (2002: 319), sikap adalah inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, obyek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu. Tung (2011) mengatakan bahwa:

“attitude toward the behavior is the degree to which a person has a favorable or unfavorable evaluation of a behavior. It depends on the person’s assessment of the expected outcomes of the behavior”.

Artinya sikap terhadap perilaku adalah sejauh mana seseorang memiliki evaluasi menguntungkan atau tidak menguntungkan dari perilaku, hal ini tergantung pada penilaian orang tersebut dari hasil yang diharapkan dari perilaku. Sikap adalah dasar bagi pembentukan intensi (Wijaya, 2008). Menurut Ajzen (2002) sikap mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki evaluasi menguntungkan atau tidak menguntungkan atau penilaian perilaku yang bersangkutan, hal ini diasumsikan bahwa individu melaporkan sikap terhadap perilaku yang tinggi akan lebih cenderung untuk berniat dan kemudian melakukan tindakan yang dipantau yaitu tindakan untuk menjadi pengusaha. Berkaitan dengan kewirausahaan, menurut Gadaam dalam Wijaya (2008) menyatakan bahwa sikap berwirausaha merupakan suatu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi risiko yang akan dihadapi dalam bisnis.

2. Struktur Sikap

Azwar (2013: 24) menerangkan bahwa struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen Kognitif.

Menurut Mann dalam azwar (2013: 24) komponen ini merupakan pengulangan pengetahuan yang dipercayai oleh seseorang, komponen ini berisi kepercayaan tentang penilaian terhadap sesuatu oleh seseorang

16

tentang opini. Lebih lanjut menurut Azwar (2013: 25) sekali kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.

b. Komponen Afektif.

Komponen ini menurut Mann dalam Azwar (2013: 24) merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut aspek emosional. Azwar (2013: 26) komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen Konatif.

Komponen konatif menurut Mann dalam Azwar (2013: 24) merupakan tendensi atau kecenderungan untuk bertindak untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu. Komponen ini merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Komponen ini mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk perilaku nyata. Berbeda dengan komponen konatif, ranah psikomotorik menurut Wahyudin (2008: 32) adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima materi pelajaran. Prilaku ini lebih kepada keterampilan secara fisik. Aspek-aspek ini mencakup tahapan: menirukan, memanipulasi, artikulasi dan naturalisasi.

Gagne (dalam Siregar & Nara, 2014: 8) mengelompokkan sistematika hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut didalamnya terdapat hasil belajar sikap antara lain:

1) Keterampilan Intelektual.

Keterampilan intelektual yaitu kemampuan seseorang untuk berinteraksi denga lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar.

2) Informasi Verbal.

Informasi verbal yaitu seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dalam cara menggambar. commit to user

17 3) Strategi Kognitif.

Strategi kognitif yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.

4) Keterampilan Motorik.

Keterampilan motorik yaitu seseorang belajar melakukan gerak secara teratur dalam urutan tertentu. Cirinya adalah otomatisme atau gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes

5) Sikap. Sikap yaitu keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak

3. Fungsi Sikap

Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologis yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian Katz, Smith, Brunner & white (dalam Uno, 2012: 100) disimpulkan bahwa ada lima fungsi sikap penting. Kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sikap Sebagai Fungsi Insrumental

Sikap sebagai fungsi instrumental semata-mata digunakan untuk mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum seseorang untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman.

b. Sikap Sebagai Fungsi Nilai Ekspresif

Sikap digunakan untuk mengekspresikan nilai untuk mencerminkan konsep diri seseorang. Contoh, seseorang memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda suku dan agama karena memegang kuat nilai-nilai tentang keanekaragaman, kebebasan pribadi dan toleransi.

c. Sikap Sebagai Fungsi Pertahanan Ego

Fungsi sikap sebagai pertahanan ego adalah melindungi diri seseorang dari rasa kecemasan atau ancaman bahaya bagi harga diri orang tersebut.

d. Sikap Sebagai Penyesuaian Sosial

Fungsi sikap sebagai penyesuaian sosial artinya membantu diri seseorang menjadi bagian dari komunitas sosial tertentu di manapun ia berada.

18 e. Sikap Sebagai Perilaku

Fungsi sikap sebagai perilaku adalah sikap itu telah melekat dalam diri seseorang dan menjadi bagian dari perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, sikap yang teramati dari diri individu dalam kehidupan sehari-hari biasanya ditandai oleh orang lain sebagai karakter individu tersebut dalam bertingkah laku.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Azwar (2011: 30) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap objek sikap antara lain:

a. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi atau apa yang sedang dialami seseorang yang dialami seseorang yang meninggalkan kesan kuat dapat menjadi dasar pembentukan sikap seseorang. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Pada umumnya, seseorang cenderung untuk memiliki sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.

c. Pengaruh Kebudayaan

Sikap tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan yang memberi corak pengalan seseorang-seseorang masyarakat asuhannya.

d. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga pada gilirannya konsep tersebut dapat mempengaruhi sikap.

19 e. Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Dalam dokumen TESIS SOFI HANIFATI AFIFAH S991402018 (Halaman 30-36)

Dokumen terkait