• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.Variabel Penelitian 1.Variabel Penelitian

Dalam dokumen TESIS SOFI HANIFATI AFIFAH S991402018 (Halaman 57-61)

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.Variabel Penelitian 1.Variabel Penelitian

Pada penelitian ini ada tiga jenis variabel yaitu: d. Variabel Eksogen

Variabel eksogen atau independen atau variabel bebas menurut Sugiyono (2009: 39) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel eksogen pada penelitian ini adalah need for achievement dan locus of control.

e. Variabel Endogen

Variabel endogen atau dependen (terikat) menurut Sugiyono (2009: 39) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel endogen pada penelitian ini adalah intensi berwirausaha.

f. Variabel Intervening

Variabel intervening menurut Trucman dalam Sugiyono (2010: 39) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sikap (attitude) siswa.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Need for achievement

Need for achievement mengacu pada usaha untuk menjadi lebih baik, smenjadi sukses dan merasa berkompeten. Seseorang dengan need for achievement tinggi akan memiliki keinginan yang kuat untuk mengerjakan tugas-tugas yang menantang, memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang dikerjakan dan pada saat selesai dalam mengerjakan suatu pekerjaan, seseorang tersebut menginginkan umpan balik.

Need for achievement pada penelitian ini menggunakan teori McClelland (dalam Larsen & Buss, 2002) dengan indikator pertama yaitu commit to user

41

menyukai kegiatan yang menantang; seperti mampu mengerjakan tugas baru yang lebih sulit dari tugas sebelumnya, melakukan usaha semaksimal mungkin untuk meraih nilai yang sempurna, berani mengerjakan tugas dengan penuh resiko dan banyaknya hambatan menghalangi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Indikator kedua yaitu menikmati tugas-tugas yang memiliki tanggung jawab secara pribadi; seperti berani bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dijalani, takut menerima resiko atas tugas yang dijalani, dalam mencapai prestasi di sekolah saya berusaha mencapai kesuksesan rata–rata dan melimpahkan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab saya kepada orang lain. Indikator ketiga yaitu menyukai tugas-tugas yang memiliki umpan balik; tidak suka menerima kritik & saran dari orang lain atas tugas yang dikerjakan, penilaian yang diberikan oleh orang lain atas tugas membuat membuat saya lebih bersemangat, membutuhkan umpan balik untuk setiap pekerjaan yang dilakukan dan kritik yang diberikan oleh orang lain dapat menurunkan semangat saya untuk bekerja.

b. Locus of Control

Locus of control merupakan keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau diluar kendali dirinya yaitu eksternal. Locus of control internal adalah sejauh mana seseorang mengharapkan dan meyakini bahwa sebuah reinforcement atau hasil dari perilaku mereka adalah tergantung pada perilaku atau karakterisrik personal mereka sendiri. Orang yang memiliki locus of control internal yakin bahwa dirinya bertanggung jawab dan memiliki kontrol atas kejadian-kejadian yang dialaminya. Individu dengan locus of control internal meyakini bahwa kesuksesan atau kegagalannya merupakan buah dari perilakunya sendiri.

Indikator locus of control pada penelitian ini adalah internal locus of control dan external locus of control. Alat ukur untuk mengukur locus of control pada penelitian ini menggunakan teori dari Levenson (1973) yaitu

42

tiga jenis item yang berjumlah 24 item pertanyaan yaitu tentang internal locus of control, powerful others, dan external. Akan tetapi disesuaikan dengan penelitian ini, sehingga hanya dipakai dua item pertanyaan yaitu tentang internal locus of control dan external locus of control. Indikator

locus of control internal antara lain: Bisa atau tidaknya menjadi wirausaha tergantung pada kemampuan saya, apakah saya akan mengalami kegagalan pada saat berwirausaha tergantung seberapa baik saya mampu untuk menjalankannya, pada saat saya berencana membuat sebuah usaha saya ragu bisa mewujudkannya, seberapa banyak teman yang saya miliki tergantung dari seberapa baik saya terhadap orang lain, saya kurang mampu menentukan apa yang akan terjadi dalam hidup saya, saya ragu bisa mempertahankan keinginan untuk berwirausaha kelak, pada saat saya mendapatkan apa yang saya inginkan itu karena saya bekerja keras untuk mendapatkannya dan kehidupan saya ditentukan oleh tindakan saya sendiri.

Indikator locus of control eksternal antara lain kejadian–kejadian di kehidupan saya sejauh ini terjadi karena kebetulan, seringkali tidak ada kesempatan bagi saya untuk melindungi keinginan saya dari kejadian yang bernasib buruk, saya sering menemui kejadian yang akan terjadi maka tidak terjadi, pada saat saya mampu berwirausaha nanti, itu terjadi karena saya beruntung, menurut saya kurang bijaksana apabila saya membuat rencana terlalu jauh karena banyak hal yang terjadi nantinya berubah menjadi nasib buruk, apakah nantinya saya akan mengalami kegagalan atau keberuntungann dalam berwirausaha itu dikarenakan keberuntungan, apakah saya bisa atau tidak menjadi wirausahawan itu lebih karena takdir yang menentukan dan bisa atau tidaknya saya menjadi wirausahawan bergantung pada apakah saya beruntung berada di waktu dan tempat yang tepat.

c. Sikap (Attitude)

Sikap mengacu pada kecenderungan untuk bereaksi secara efektif dalam menanggapi risiko yang akan dihadapi dalam bisnis. Indikator sikap pada penelitian ini menggunakan teori dari Gadaam (dalam Andika & Madjid 2012) dengan indikator yang pertama yaitu tertarik dengan peluang commit to user

43

usaha, seperti tertarik untuk menciptakan usaha karena ada peluang. Indikator kedua yaitu pandangan positif mengenai kegagalan usaha seperti selalu berfikir bahwa kegagalan dalam usaha merupakan awal dari kesuksesan. Indikator ketiga yaitu suka menghadapi risiko bisnis seperti memahami bahwa dalam berwirausaha pasti ada resikonya.

d. Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha mengacu pada keyakinan dan kesadaran dari seorang individu bahwa mereka berniat untuk mendirikan sebuah usaha bisnis baru dan berencana untuk melakukannya di masa depan. Intensi berwirausaha pada penelitian ini diukur dengan indikator dari Linan (2008) pertama mengembangkan diri dalam menciptakan usaha yaitu mengikuti program-program kewirausahaan yang dapat membantu dalam menciptakan usaha baru (berwirausaha). Indikator kedua niat berwirausaha setelah lulus yaitu berniat berwirausaha setelah lulus dari SMK. Indikator ketiga bekerja sama untuk memulai usaha yaitu akan bekerja sama dengan teman-teman untuk mulai berwirausaha. Indikator keempat adalah mencari peluang usaha yaitu berusaha mencari informasi peluang usaha untuk usaha saya dimasa datang. Indikator kelima adalah memperbanyak hubungan dengan wirausahawan yaitu akan memperbanyak hubungan dengan wirausahawan.

Pengukuran need for achievement, locus of control, sikap dan intensi berwirausaha menggunakan model skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) bobot 1 2. Tidak Setuju (TS) bobot 2 3. Netral (N) bobot 3 4. Setuju (S) bobot 4 5. Sangat Setuju (SS) bobot 5

44

Dalam dokumen TESIS SOFI HANIFATI AFIFAH S991402018 (Halaman 57-61)

Dokumen terkait