PANTAI TIMUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM
34 terlihat pembudidaya di beberapa desa memiliki jumlah petakan lebih dari 10 petak, seperti di Desa Geulanggang Baro, Matang Jurong, Matang
Janeng, Keureutou, Alue Campli, Mane Kawan, Cot Usum dan Matang Sijuek Barat. Jika melihat rata-rata pemilikan petakan per pembudidaya, terlihat 30 desa memiliki nilai rata-rata pemilikan petakan lebih dari 2 petak per pemilik.
Pembudidaya tambak di Kabupaten Aceh Utara membudidayakan dua jenis komoditi yaitu bandeng dan udang. Untuk mengurangi resiko kerugian usaha, sebagian besar pembudidaya di kabupaten ini menerapkan teknologi budidaya polikultur udang-bandeng yaitu sebanyak 1961 orang (Tabel 4. 35). Sebanyak 740 orang membudidayakan komoditi bandeng dan 1712 orang membudidayakan komoditi udang. Seluruh pembudidaya di Kecamatan Lapang dan Dewantara melakukan budidaya polikultur bandeng-udang, demikian juga dengan sebagian besar pembudidaya di Kecamatan Muara Batu dan Tanah Pasir.
Tabel 4. 35 Jumlah Pembudidaya berdasar Komoditas dan Sebaran Tahun
Terakhir Produksi menurut Desa dan Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007
Kecamatan Desa
Komoditas BD Tahun
Terakhir Produksi
Bandeng Udang BU
Baktiya Tanjong Glumpang 28 33 2004-2007
Alue Buya 2 11 2000-2007
Matang Raya Barat 91 47 1999-2004
Baktiya Barat Matang Sijuek Barat 30 23 1998-2007
Matang Sijuek Teungoh 34 41 2002-2007
Cot Usen 4 6 2003-2005
Muara Batu Cot Seurani 22 2007
Keude Mane 8 2004 Pante Gurah 12 2004 Ulee Madon 6 2007 Keude Bungkaih 4 11 2004 Samudera Beuringen 18 11 2006-2007 Kuta Krueng 23 7 2007 Lancang 42 7 2006-2007
Gampong Kruet Mate 21 9 2007
LAPORAN AKHIR Bab 4 - 108 Kecamatan Desa Komoditas BD Tahun Terakhir Produksi Bandeng Udang BU Laga Baro 28 2007 Sawang 34 2006
Seunudon Matang Puntong 1 74 2007
Cot Trueng 14
Simpang Peut 1 23
Meunasah Sagou 1 82 2007
Mane Kawan 1 25 2007
Paya Dua Uram 1 19 2007
Matang Karieng 1 62 2007 Matang Lada 1 155 2007 Matang Anou 1 144 2007 Cot Kapiraton 72 2007 Cot Patisah 1 98 2007 Ulee Titi 1 1 2007 Ulee Matang 1 131 2007
Ulee Rubek Barat 1 143
Ulee Rubek Timur 1 54 2007
Lhok Rambideng 1 46 2007
Lhok Geuletuet 1 69 2007
Lhok Puuk 1 82 2007
Alue Campli 1 159 2007
Matang Panyang 1 64 2007
Syamtalira Bayu Lancok 18 15 2007
Dayah Tuha 3 3 2007
Punti 19 13 2007
Dayah Baro 4 2 2007
Baroh Blang Rimuengi 19 14 2007
Tanah Pasir Mns Prey 43 2007
Me Merbo 37 2007
Matang Janeng 85 2007
Gampong Pande 69 2007
Keude Jrat Manyang 13 2007
Mns Cangguek 25 2007
Teupin Gapeuh 96 2007
Mns Cibrek 48 2007
Keutapang 37 2007
Kuala Keureutou Barat 30 2007
Keureutou 50 2007
Tanah Jambo Aye Meunasah Dayah 42 2006
Meunasah Geudong 25 2006 Geulumpang Umpung Unuo 48 Seuneubok Dhou 12 4 2006 Meunasah Merbo 28 2 2006 Matang Jurong 29 2 2006 Teupin Gajah 23 20 2006
Kecamatan Desa Komoditas BD Tahun Terakhir Produksi Bandeng Udang BU Tanjung Dama 11 2007 Kuala Cangkoy 65 2007 Merbo Lama 52 2007 Geulanggang Baro 95 2007 Lueng Baro 69 2007 Matang Baroh 123 2007 Merbo Jurong 76 2007 Matang Tunong 105 2007
Dewantara Ulee Reuleung 14 2007
Paloh Igeuh 25 2007 Ulee Pulo 24 2007 Bangka Jaya 38 2007 Glp Sulu Barat 28 2007 Lc. Barat 266 2007 Paloh Gadeng 78 2007 Bluka Teubai 80 2007 Glp Sulu Timur 97 2007 JUMLAH 740 1712 1961
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2007
Dari Tabel 4. 35 terlihat bahwa sebagian besar tambak-tambak yang ada di Kabupaten Aceh Utara masih aktif dimanfaatkan hingga saat studi ini dilakukan. Sedang di Kecamatan Tanah Jambo Aye, pemanfaatan terakhir tambak di seluruh kecamatan ini tahun 2006.
4.3.4. Proses Pasca Panen Hasil Budidaya
Kondisi eksisting penanganan pascapanen hasil tambak baik udang maupun bandeng juga utamanya masih terbatas pada penanganannya saja belum ke pengolahannya. Untuk memenuhi kebutuhan es dalam penanganannya, para agen-agen pembeli sudah membawanya sendiri yang diperoleh dari tempat lain di luar Kabupaten Aceh Utara. Sampai saat ini Kabupaten Aceh Utara belum memiliki fasilitas pabrik es. Tetapi direncanakan akan dibangun pabrik es yang berlokasi di Kecamatan Sineudon dengan kapasitas 5 ton/hari yang dibiayai dari proyek FAO.
Walaupun para agen-agen pembeli sudah menerapkan system rantai dingin (cold chain system), tetapi mereka belum memperhitungkan perbandingan
LAPORAN AKHIR Bab 4 - 110
antara jumlah es yang diperlukan dengan jumlah ikan/udang dan teknik penataan ikan/udang dalam wadah (blong atau keranjang plastik) yang masih seenaknya.
Kegiatan pengolahan ikan dan atau udang juga belum ada. Semua hasil panen dipasarkan dalam bentuk segar dengan tujuan utama Medan dan sebagian kecil ke Banda Aceh. Untuk keperluan sehari-hari yaitu sebagai lauk-pauk, masyarakat setempat melakukan pengolahan dalam bentuk digoreng atau disayur.
4.3.5. Kelembagaan Perikanan Budidaya Tambak Lembaga Penentu Kebijakan
Dinas teknis penentu kebijakan kelautan dan perikanan di Kabupaten Aceh Utara diserahkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara dengan menyerahkan urusan perikanan dan kelautan kepada lembaga tersendiri ini merupakan langkah yang sangat tepat mengingat begitu besar potensi dan permasalahan tambak yang dihadapi oleh Kabupaten Aceh Utara.
Kelompok Petani Tambak
Badan Musyawarah Petani Tambak (BMPT) merupakan organisasi kelompok petani tambak yang berdomisili di level kecamatan. Lembaga tersebut, membawahi kelompok-kelompok petambak yang berdomisili di level desa yang lokasinya berdekatan. Tujuan dari pembentukan kelompok ini adalah untuk mewadahi kepentingan-kepentingan mereka dalam berhubungan dengan pihak lain. Dari informasi yang dihimpun di lapangan, BMPT di Kabupaten Aceh Utara kurang berkembang dengan baik. Pasca tsunami, untuk mewadahi kelompok petambak yang mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga donor, kemudian dibentuk UPT-UPT berdasarkan obyek produksi, UPT tambak sendiri ada sebanyak 11 unit yang tersebar di
beberapa desa. Namun demikian, UPT ini juga kurang berkembang dengan baik.
Lembaga Penyuluh Lapangan
Tugas pembinaan dan penyebaran informasi kepada petambak di Kabupaten Aceh Utara diserahkan kepada Penyuluh Lapangan. Penyuluh lapangan di Kabupaten Aceh Utara, berkedudukan di level kecamatan. Dalam satu kecamatan biasanya mempunyai 1-3 orang penyuluh lapangan. Disamping penyuluh lapangan, Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Aceh Utara juga mengangkat pejabat selevel Kepala Cabang Dinas yang berkedudukan di level kecamatan.
Jumlah PPL di Aceh Utara menurut informasi Kepala Penyuluhan Pertanian Aceh Utara sebanyak 27 orang, yang terdiri dari 16 orang PNS dan 11 orang honorer. Pada sisi lain jumlah kecamatan di kabupaten ini sebanyak 27 kecamatan, sehingga 1 orang PPL harus melayani 1 kecamatan. Daftar nama penyuluh di daerah ini disajikan pada Tabel 4. 36.
Tabel 4. 36 Daftar Nama Penyuluh menurut Wilayah Kerja di Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2007
No Nama Wilayah Kerja
1 M. Jamil Kecamatan Langkahan 2 Munadir, S.P Kecamatan Simpang Keramat 3 Sri Rahayu Kecamatan Syamtalira Bayu 4 Musliadi Kecamatan Syamtalira Bayu 5 Syadli Kecamatan Syamtalira Bayu 6 Fitri Hartini Kecamatan Dewantara 7 Samsul Bahri Kecamatan Dewantara 8 Muchliani, SST Kecamatan Dewantara 9 Syamsul Bahri, Amd. Pi Kecamatan Muara Batu V 10 Lahmuddin Syah, S.Pi Kecamatan Muara Batu 11 Nur Hasanah Kecamatan Muara Batu
12 Cut Latifah Hanum Kecamatan Samudera Geudong 13 Darmawan Kecamatan Samudera
14 Rita Asmiati Kecamatan Samudera 15 Ilyas Kecamatan Samudera 16 Musafir Kecamatan Baktiya Barat 17 Ishak Kecamatan Baktiya Barat 18 Munthasir Kecamatan Lhoksukon 19 Ida Delvina, S.Pi Kecamatan Lhoksukon 20 Mansur Kecamatan Seunuddon 21 Darwis, S.P Kecamatan Seunuddon
LAPORAN AKHIR Bab 4 - 112
No Nama Wilayah Kerja
22 Zulkifli Kecamatan Geredong Pase 23 Aisyah Kecamatan Sawang
24 Tarmizi, S.Pi Kecamatan Tanah Jambo Aye 25 M. Nasir, SST Kecamatan Tanah Pasir 26 Syamsul Bahri Kecamatan Panton Labuh 27 Syafrudin Kecamatan Lapang
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007
Lembaga Permodalan
Sejak tambak tidak memberikan hasil produksi yang baik, lembaga permodalan kurang tertarik lagi untuk mendanai usaha tambak. Akibatnya para pembudidaya banyak yang tidak mampu melanjutkan usaha budidaya karena ketiadaan modal usaha. Selain dari modal sendiri, secara umum petani tambak sangat mengharapkan bantuan permodalan dari donatur baik dari pemerintah maupun dari lembaga donor.
Lembaga Pengolah dan Lembaga Pemasaran
Secara umum, petani tambak di Aceh Utara belum mengembangkan teknologi peningkatan nilai tambah. Hasil tambak masih dijual dalam bentuk segar. Produk udang dalam bentuk segar, biasanya dijual ke pedagang pengumpul untuk kemudian dijual ke Medan. Sedangkan untuk produk bandeng, selain dijual ke luar daerah melalui saluran pedagang pengumpul, juga dilakukan oleh pedagang pengecer yang menjual ikan segar langsung ke konsumen.
Rantai pemasaran produk tambak di Kabupaten Aceh Utara relatif sederhana. Lembaga pemasaran hasil tambak di Kabupaten Aceh Utara relatif berkembang dengan baik. Lembaga pemasaran yang ada terdiri dari pedagang pengumpul lokal, pedagang pengumpul dan pedagang besar. Pedagang pengumpul lokal, secara tradisional masih memegang peranan yang sangat penting dalam rantai pemasaran hasil tambak. Pemasaran produk tambak, baik itu udang atau bandeng masih dilakukan oleh pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul biasanya akan datang ke lokasi tambak untuk melakukan pembelian bandeng atau udang. Namun tidak jarang,