• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terminologi dan Diskursus Teori Sustainability dalam Lingkup Built Environment Environment

”Keilmuan Desain Interior dan Diskursus Sustainable Interior Design”

2.4 Terminologi dan Diskursus Teori Sustainability dalam Lingkup Built Environment Environment

Teori sustainability dalam lingkup built environment telah berkembang pesat. Salah satu indikatornya adalah semakin banyak publikasi ilmiah yang dihasilkan terkait dengan sustainability. Teori yang terbahas dalam banyak publikasi ilmiah tersebut dikemukakan secara terminologis sesuai lingkup bidang ilmu masing-masing. Sustainability dalam terminologi keilmuan masing-masing tersebut dibahas pada penelitian ini dalam batasan konsep sustainable development. Konsep sustainable development yang muncul dan berkembang di masing-masing peminatan studi mengalami proses penyesuaian dalam hal penekanan bahas maupun detail pengistilahan untuk masing-masing aspeknya. Hal tersebut terjadi mengikuti proses dan logika bahas dari masing-masing peminatan ilmu yang tentu saja dirumuskan untuk menuju apa yang

menjadi penekanan dalam tiap peminatan ilmu tersebut. Berikut diuraikan beberapa teori dari pengembangan konsep sustainable development dari berbagai terminologi, dikemukakan untuk memberikan gambaran beragamnya perkembangan dan kesenjangan yang ada.

Dalam lingkungan para aktivis lingkungan, istilah ‘sustainable development’ telah digunakan secara luas sebagai kata kunci dalam memelihara kelangsungan lingkungan global. Bagaimanapun juga, masih banyak definisi yang kurang jelas dan interpretasi yang beragam mengenai ‘sustainable development’ yang diadopsi dalam lingkup bidang ilmu masing-masing. Meskipun demikian definisi yang paling representatif dan secara luas diterima adalah definisi yang digunakan di Report of the Brundtland Commission, “Our Common Future” (1987) yang biasa juga disebut sebagai Brundtland Report, sebagai berikut: “Development that meets the basic need of the present and increases the opportunity to pursue a better life without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Konsep sustainable development terdiri dari 3 pilar utama yaitu ekologi, sosial dan ekonomi, seperti yang tergambarkan dalam gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3. Sustainable Development (IUCN 2006)

Konsep utama pemikiran sustainability menjadi ide dalam 3 dimensi, yaitu environmental, social dan economic sustainability. Ketiga dimensi tersebut digambarkan dalam berbagai variasi bagan, sebagai pilar, lingkaran terpusat, dan juga lingkaran yang saling mengunci. IUCN Programme 2005-2008 mengadopsi bagan lingkaran yang saling mengunci untuk mendemonstrasikan 3 kebutuhan objektif menjadi saling berintegrasi, dengan dimensi antara ketiganya sebagai keseimbangan, yaitu sustainability.

Konsep dimensi utama sustainable development tersebut bersifat global, sehingga banyak dikembangkan dan disesuaikan dalam masing-masing bidang pembangunan, utamanya bidang pembangunan lingkungan fisik (built environment). Gambar 2.4, 2.5, 2.6 dan 2.7 Berikut adalah beberapa deskripsi pengembangan bagan konsep sustainable development yang diadopsi dan disesuaikan dengan peminatan masing-masing ilmu, institusi, maupun lembaga berkaitan dengan pengembangan dengan mengacu pada perencanaan sustainable development (sebagian digambar ulang untuk visualisasi yang lebih jelas):

Gambar 2.4. Sustainable Development Challenge (The Local Agenda 21 Planning Guide (ICLEI, 1996) Sustainable Development Challenge mengemukakan gambaran bahwa akan selalu ada proses pembangunan yang berbeda, yaitu economic development, community development, dan ecological development. Setiap proses pembangunan tersebut memiliki imperatif yang berbeda. Imperatif masing-masing proses pembangunan tersebut saling berkontradiksi. Sustainable development, adalah proses yang membawa keseimbangan pada ketiga proses pembangunan tersebut. Implementasi strategi sustainable development mempengaruhi negosiasi masing-masing proses pembangunan.

Gambar 2.5. The Concept of Sustainable Construction (Bourdeau, 1998)

The Concept of Sustainable Construction mengemukakan gambaran bahwa faktor kompetitif dalam bidang konstruksi secara tradisi adalah cost, quality, dan time. Kemudian interaksi antara masing-masing faktor tersebut berkembang memunculkan faktor resource depletion (dari quality dan cost), harmful emissions, health (dari cost dan time), dan biodiversity (dari time dan quality). Perkembangan terakhir adalah munculnya faktor economic constraint, environmental quality, dan social equity- cultural heritage yang merupakan faktor pendukung sustainable construction.

Gambar 2.6. Triangle for Triple P: People, Planet, and Prosperity, Proposed by UN – since the Earth

Summit in Johannesburgh, 2002 ( the term Prosperity has replaced Profit)

Triangle for Triple P: People, Planet, dan Prosperity adalah 3 area dari sustainable development yang dikemukakan oleh hasil pertemuan bangsa-bangsa peserta Earth Summit di Johannesburgh pada tahun 2002 (gambar 2.6), dengan perubahan pada ‘prosperity’ yang menggantikan ‘profit’. Triple P yang dimaksud adalah:

People: peningkatan kemakmuran dan lingkungan yang baik harus menguntungkan

pengangguran, pemukiman kaum miskin, dan polusi harus dikendalikan demi keadilan.

Planet: ancaman terhadap lingkungan termasuk perubahan iklim, kualitas udara,

racun kimia, punahnya spesies dan rusaknya habitat. Sustainable development diharapkan untuk dapat mengatasi masalah tersebut, diantaranya dengan konsumsi sumberdaya minyak dan gas secara efisien serta mengembangkan alternatif penggantinya.

Prosperity: perkembangan ekonomi yang memacu kemakmuran. Bidang bisnis yang

memproduksi barang dan jasa yang memuaskan konsumen dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan.

Gambar 2.7. Objectives and its fields of sustainable building policies

(OECD – Organization for Economic Co-operaton and Development; Ando, 2005:243)

Objectives and its fields of sustainable building policies adalah bagan grouping dari 3 kategori tujuan yang saling overlapping (environmental, economic dan social), diuraikan dalam tahap aplikasi dan lingkup kebijakan sebagai berikut: efisiensi pengunaan sumberdaya; hemat energi; pencegahan dan penanggulangan polusi; peningkatan fungsi sosial; dan penggunaan metode yang sistematik.

Berikut adalah koleksi sebagian dari berbagai bagan sebagai gambaran semakin berkembangnya konsep sustainable development yang diadopsi oleh berbagai kepentingan, termasuk di dalamnya akademik, industri, lembaga non profit, lembaga pemerintah, dan lain-lain:

Berbagai bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah environment atau environmental, social, dan economic untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.8. Bagan Sustainable Development 1

(http://louiskennedy.wordpress.com/2011/01/26/back-again)

Gambar 2.9. Bagan Sustainable Development 2

Gambar 2.10. Bagan Sustainable Development 3

(http://www.eoearth.org/article/Economic,_social,_and_environmental_elements_of_development)

Gambar 2.11. Bagan Sustainable Development 4

Gambar 2.12. Bagan Sustainable Development 5

(http://sustainability-ayersj.blogspot.com/2009/04/what-is-sustainability.html)

Gambar 2.13. Bagan Sustainable Development 6

(http://www.atelier-3.com/2004/2_Concepts/2004.02_UN-Te/index.html)

Bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah environment, community, dan economy untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.14. Bagan Sustainable Development 7

(http://www.kinglobal.org/about.php)

Bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah ecology, social, dan economy untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.15. Bagan Sustainable Development 8

(http://www.grin.com/en/e-book/149393/corporate-social-responsibility-of-fraport-ag)

Bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah ecology, equity, dan economy untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.16. Design for the Triple Top Line: A New Definition of Quality (http://www.mcdonough.com/speaking-writing/design-for-the-triple-top-line)

Bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah ecology, society, dan economy untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.17. Bagan Sustainable Development 9 (http://www.clearcreekwater.org/watershed-management.html

Bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah environment, society, dan economy untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.18. The three nested systems of sustainability - the economy wholly contained by society,

wholly contained by the biophysical environment. (http://en.wikipedia.org/wiki/Ecological_economics)

Berbagai bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah planet, people, dan prosperity untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.19. The Three Pillars: People, Planet and Prosperity

Gambar 2.20. Bagan Sustainable Development 10

(http://www.shafernet.com/green.html

Gambar 2.21. Bagan Sustainable Development 11 (http://www.essenscia.be/en/sustainable_development

Gambar 2.22. Bagan Sustainable Development 12 (http://www.libertasinvivo.com/blog/?p=209

Berbagai bagan yang dikembangkan dari pemahaman sustainable development dengan menggunakan istilah planet, people, dan profit untuk ketiga pilarnya.

Gambar 2.23. Bagan Sustainable Development 13 (http://www.bi-consultancy.nl/adriaan

Gambar 2.24. Bagan Sustainable Development 14 (http://www.downtownsquamish.com/node/362

Gambar 2.25. Bagan Sustainable Development 15

Gambar 2.26. Bagan Sustainable Development 16 (http://www.ecobagmedia.com.au/ecobagmedia_about.html

Gambar 2.27. Bagan Sustainable Development 17 (http://www.triplepundit.com/2010/08/people-planet-and-profit-in-land-development

Gambar 2.28. Bagan Sustainable Development 18 (http://www.triplepundit.com/2011/01/like-life-sustainable-development-fractal

Selain itu ada beberapa definisi konsep sustainable development yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkup bahas masing-masing ilmu lingkup built environment. Berikut definisi konseptual sustainability dari beberapa paper (tabel 2.2): Tabel 2.2 Definisi dalam konteks sustainability

Peneliti dan Topik Definisi dalam konteks sustainability

Kibert (2005) :

“Sustainable Construction”

…sustainable construction addresses the ecological, social, and economic issues… (p.9)

…sustainable design addresses… environmental impacts, social consequences, and economic performance… (p.110)

Pitts (2004)

“Sustainability and Profit”

… sustainable development classified: economic-environmental-social sustainability  so called three Es: economics, environment, equity (p.4)

Luke (2004)

“Design for a Sustainable Future”

…as improved environmental and social performance mirrors itself in increased profit (p.15)

Conte & Monno (2001)

“Integrating Expert and Common Knowledge for Sustainable Housing Management” (p.11-28)

…the triple society-economy-environment system… meets a correct social-economic-environmental equilibrium…

Larasati (2007)

“Sustainable Housing in Indonesia”

These aspects of sustainable building measures are limited to the environmental aspects of sustainability, while in the case of Indonesia, ecomomic and social-cultural aspects play an important role in housing development as well.

Lerario & Maiellaro (2001)

“Support Measures for Sustainable Building”

These change must embrace environmental stewardship, social responsibility, and economic viability.

Bartuska (2007)

“Understanding Environment(s) Built and Natural”

Sustainability requires the optimization of three similar variables: social, environment, and economic.

… sustainable society as one that creatively addresses the three E’s – (social) equity, (environmental) ecology, and economy.

McClure (2007)

“Livable/Sustainable Communities”

… to sustain a culture-socially, ecologically, and economically.

The inherent value of the planet Earth must be considered holistically: natural capital, social capital, economic capital.

Jones (2008)

“Environmentally Responsible Interior Design”

Sustainable practices: practices that provide ongoing economic and social benefits without degrading the environment (p.92)

Selain definisi tersebut di atas, masih ada banyak definisi yang mungkin sama dan juga berbeda dalam paper-paper yang lain untuk menguraikan konsep sustainable development dan aspeknya. Namun demikian, Grunkemeyer (2000) menyatakan hal tentang keberbedaan definisi sustainable development sebagai berikut:

Sustainability has many definitions which are vague ambiguous, thus underlining the diversity of perspectives related to the concept whose power resides in the integration of

economic, social, and ecological systems, previously treated in a separate manner …

Mengacu pada pernyataan yang dikemukakan oleh Grunkemeyer tersebut, maka bahasan pada penelitian ini juga akan menguraikan konsep sustainability dalam lingkup aspek dengan pilihan istilah ekologi, sosial, dan ekonomi. Istilah ekologi, sosial, ekonomi tersebut dipilih untuk menyamakan persepsi dan esensi aspek bahas sustainability, meskipun dalam banyak bahasan digunakan istilah yang berbeda. Selain itu juga untuk tujuan mendekatkan kesenjangan terminologi teoritis terkait bahasan sustainable development dan aspek atau pilar bahasnya.