• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terus kalau menurut ibu seberapa penting mengikuti seminar/workshop?

VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN YL

41. Terus kalau menurut ibu seberapa penting mengikuti seminar/workshop?

42. Yaa menurut saya penting, itu kan meng-upgrade ilmu ya, maksudnya kalau ilmu kan selalu berkembang gitu, jadi kita bisa meng-upgrade ilmu yang baru.

43. Ada nggak perbedaan penanganan ibu dalam intervensi terhadap ABK sebelum dan sesudah mengikuti seminar?

44. Ya tentunya ada. Jadi kan misalnya ee dulu kan kalau saya lulus kan mungkin kayak penenganan CP misalnya penanganannya seperti iyu, tapi dengan ikut kayak bobath baru jadi sekarang seperti ada pengaruhnya.

45. Pernah ya bu ikut seminar konsep new bobath?

46. Pernah tapi udah agak lama banget.

47. Terus kalau pandangan ibu sendiri mengenai eksistensi OT di kalangan profesi kesehatan lainnya gimana bu?

48. Yaa kalau saya memang OT kan profesi baru, jadi memang awal-awal kan kita memang harus berjuang apa ya, memperkenalkan lah gitu, tapi beberapa tahun ini kan sudah lumayan sih. Misalnya kayak kita seminar untuk guru-guru TK, mereka tau oh kalau anak seperti ini butuh OT.

Sosialisi profesi di profesi yang lain.

49. Kalau misal hubungan ibu dengan rekan-rekan kerja di sini bagaimana?

50. Ya baik.

51. Nggak ada masalah ya.

52. Nggak ada masalah. Ya istilahnya ee overlap itu ya kadang ada, tapi kan mungkin kita bisa kembali ke jalurnya. Ini hlo kalau OT ya seperti ini, fisio seperti ini.

53. Fisio nya ada berapa bu?

54. Fisio nya ada 2.

55. Tadi kan ibu untuk saat ini puas ya jadi OT, nah itu dulu ketika baru lulus, terus 5 tahun pertama misal, kemudian pertengahan, itu ada nggak perbedaan rasa kepuasan itu?

56. Emm di awal karna ya masih profesi baru dan saya lulusan pertama, jadi kan belum ada tuh mau yang dicontoh seperti apa, harus kreatif sendiri.

Pertamanya ya masih kayak bingung, tapi terus ya lama-lama kan mungkin ya itu tadi, dengan apa ya, mungkin ikut seminar mungkin juga temen-temen kan sudah mulai apa mapan tentang OT jadi kita selalu sharing, jadi akhirnya ya terus ohh ya bisa istilahnya apa ya itu mengembangkan sendiri.

57. Berarti dulu sempet awal-awal kesulitan ya bu 58. Iya soalnya saya kan angkatan pertama.

59. Kalau bagian paling berarti sebagai OT menurut ibu apa?

60. Itu apa ya maksudnya?

61. Yaa yang menurut ibu dari pekerjaan ibu itu bernilai gitu.

62. Yaa nilainya bisa membantu orang lain, dalam arti ya itu tadi misalnya ada orang tua yang punya anak ABK, anaknya kok anaknya ada gangguan apa misalnya belum bisa ngomong, belum bisa jalan, belum bisa nulis, oh ternyata setelah kita terapi ada tuh perkembangannya. Itu kan ya apa ya namanya, kita bermanfaat gitu.

63. Kalau penghargaan paling tinggi menjadi seorang OT yang ibu rasakan bu?

64. Yaa kalo penghargaan tertinggi tentunya ini ya ee ya orang tua misalnya ee merasakan apa ya orang tua ngomong sendiri itu kan puas ya. Ee penghargaan dari orang tua, kemudian juga kan otomatis ini penghargaan yang kita inginkan juga dari masalah gaji juga.

65. Kalau masalah gaji bu, bagaimana ibu memandangan gaji dari pekerjaan ini?

66. Yaa kalau saya sudah, ya maksudnya sudah ee ya apa ya, cukuplah. Cukup itu cukup untuk saya untuk mengembangkan diri saya juga sebagai

manusia, sebagai OT gitu. Cuman memang ya harus ditingkatkan. Yah kalau dikatakan cukup nggak cukup berapa pun ya tergantung ya.

67. Iya bu he he. Ini jam kerjanya sampai jam berapa bu?

68. Biasanya hari normal sampai jam 2. Jumat sampai jam 11. Sabtu libur, 5 hari kerja di sini.

69. Terus kayak jaminan sosial dan tunjangan ada bu?

70. Ada BPJS kesehatan, BPJS ketenaga kerjaan itu ada.

71. Selam praktek atau bekerja, kira-kira lebih banyak mana perkembangan terapi ABK yang ibu tangani, mengalami kemajuan, stagnan, atau malah kemunduran?

72. Emm ya piye ya. Mungkin 50:50 ya. Ada yang maju, tapi ada juga yang stagnan.

73. Mungkin misal kalau dipersenkan bu?

74. Yaa 70% maju, 30% stagnan lah.

75. Terus biasanya strategi atau pendekatan yang ibu gunakan apa bu dalam menangani ABK?

76. Ya saya strateginya misalnya apa namanya perilaku itu kan misalnya shaping, ee apa mengulang-ulang, terus kemudian ada juga ee prompt atau bantuan, juga ada kita mulai dari depan forward chaining nah itu. Juga nanti pake reinforcement, paling kalau apa namanya punishment itu tadi misalnya enggak, hanya suara aja.

77. Kalau tantangan terbesar dalam pekerjaan ini apa bu?

78. Ee tantangan terbesar ya, itu apa namanya peran serta orang tua sih. Jadi kalau kita udah terapi tapi orang tua nggak lanjutkan di rumah kan juga sia-sia kan.

79. Dan apa yang membuat ibu tetap termotivasi?

80. Ee ya apa ya, mungkin juga sudah pertema seneng sama anak-anak dulu.

Otomatis kan kebetulan di sini juga pediatri, jadi udah sesuai gitu. Ya juga lingkungan kerja.

81. Pada tahap ini, ibu lebih merasan pekerjaan ibu itu pekerjaan, karir

atau lebih ke panggilan hidup?

82. Kalau karir kelihatannya enggak ya mbak. Yaa panggilan hidup, dan juga bisa untuk hidup.

83. Kenapa bu? Alasannya apa?

84. Alasannya ya sudah, emm gini kalau saya kan nggak bisa jauh dari keluarga, jadi yaudah maksudnya deket-deket sini aja. Itu alasan personal sih ya. Deket rumah, tetep mengawasi orang tua kayak gitu. Yaa itulah.

Lingkugan kerja juga sudah cukup enak.

85. Terus kalau misal ibu mengalami kesulitan terhadap orang tua pasien.

Gimana atau apa yang ibu lakukan?

86. Yaa pertama ya kita kasih home program. Home program itu kan kita kasih, dijalankan atau enggak gitu misalkan. Kalau enggak, kok nggak dijalankan kenapa gitu. Ee apa namanya kalau nggak dijalankan otomatis kemajuan juga nggak bisa dicapai. Nanti ibu setiap kali ke sini akan jadi membuang waktu aja kalo nggak dilanjutkan di rumah kayak gitu. Ya pendekatannya itu tadi, dengan apa ya mbak, edukasi verbal. Kalau pas deket-deket rumah kadang-kadang ya ditengok he he. Kalau jauh ya paling hanya verbal aja. Tapi lebih banyak yang baik sih hubungan dengan orang tua, kalau yang sulit paling hanya 1 2.

87. Tadi kan ibu bilang puas ya, nah itu seberapa besar hal itu berpengaruh pada kinerja ibu selanjutnya dalam bekerja?

88. Ya otomatis kalau menangani pasien banyak yang berhasil kan, bertambah usia kan otomatis inginnya nggak menangani pasien aja. Misalnya ada keinginan misal buka di rumah, atau mungkin ngajar training.

89. Terus menurut ibu faktor-faktor apa saja yang membuat kepuasan ibu berdampak pada kinerja ibu?

90. Emm ya pertama faktor mungkin satu penerimaan juga ya, penerimaan profesi, terus juga apa tu, ee faktor e ini apa kemajuan pasien, kemudian finansial.

91. Harapan untuk diri ibu dan pasien?

92. Ya harapan saya semoga OT bisa lebih dikenal, terus kemudian juga ee apa namanya OT juga lebih berkembang. Untuk diri sendiri ya satu kesejahteraan semakin meningkat, kemudian harapan saya saya ingin kalau bisa nih bisa lanjutkan lagi sekolah, kemudian mungkin punya klinik gitu.

93. Kalau untuk pasien bu?

94. Kalau untuk pasien yaa apa itu ada kemajuan, terus mungkin kalau bisa apa ya mereka ee masuk dalam kehidupan yang bersama, maksudnya bisa yang, dia kan anak ABK, maksudnya bisa berbaur kayak gitu, berpartisipasi dalam masyarakat.

95. Ee kalau misalkan skala 1-10, tingkat kepuasan kerja ibu sebagai OT berapa bu?

96. Emm yaa 8 lah. Cukup puas.

97. Oh iya cukup puas ya bu berarti he he. Ee mungkin itu aja bu, terima kasih banyak ya bu waktunya.

98. Iya sama-sama.

VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN YL

Pewawancara : Tika Hayyukarina

Responden : YL

Lokasi Wawancara : Di klinik tempat responden bekerja

Waktu : 11.00-11.20 WIB

Keterangan : Cetak tebal: peneliti Cetak biasa: responden Kode Wawancara : YL

No. Verbatim Wawancara

1. Jadi selama ini apakah ibu puas menjadi seorang okupasi terapis?

2. Ya kalau dikatakan puas sekali sih belum ya, tapi kalau puas sudahlah, maksudnya ee itu sudah menjadi juga selain profesi juga sebagai apa ya ee bisa membantu sesama ya, ya kalau ada yang misalkan ya selain tadi profesi pekerjaan kan membantu untuk sesama, kayak gitu.

3. Mungkin bisa disebutkan bu hal-hal apa saja yang membuat ibu menjadi puas?

4. Puas itu satu melihat anak bisa berkembang , maksudnya ada progres atau perkembangan. Yang kedua ee melihat orang tua ee semangat misalnya, memberikan pelayanan ke anak, maksudnya memberikan pelayanan ke anaknya misalnya ee nganter atau mungkin juga melanjutkan terapi apa materi-materi di rumah itu kepuasan. Terus yang ketiga ya penghargaan dalam arti juga secara finansial.

5. Ibu tadi menyebutkan puas karna ada progres dari perkembangan anak ya, berarti perkembangan terapinya ada kemajuan gitu, nah itu seberapa besarkah perkembangan terapi ABK memberikan dampak pada kepuasan ibu dalam bekerja?

6. Ya tentunya besar sekali ya. Kalau anak itu dia berkembang apa dengan baik dengan cepat itu kan otomatis puas. karna berarti apa yang kita lakukn itu ternyata tidak sia-sia gitu.

7. Nah kenapa penrkembangan terapi tersebut dapat memberikan dampak kepuasan pada ibu?

8. Yaa itu tadi, ee puas karna kan mungkin dari anak yang mungkin hanya bisa baru kemarin guling-guling tok sekarang udah agak duduk atau mungkin udah mulai bisa berdiri, gitu kan seneng gitu. Berarti kan ee apa memberikan nilai nilai apa ya namanya, nilai perkembangan atau nilai hidup untuk anak itu.

9. Terus kalau bagaimana hubungan antara perkembangan terapi yang positif dan kepuasan kerja yang muncul?

10. Ya kalau banyak yang berkembang itu kan ee kepuasan kita itu ibaratkan kepercayaan diri kita naik gitu ya, kita oh berarti kan saya mampu, ya kepuasan mempengaruhi juga kepercayaan diri gitu.

11. Lalu gimana perkembangan yang positif itu dapat berdampak pada pengalaman yang ibu rasakan?

12. Iya otomatis berarti kalau misalnya saya nangani kasus A dan berhasil gitu ya, berarti kan ee istilahnya saya juga misalnya nanti ee ada kasus lagi seperti itu oh pake teknik ini berhasil gitu, mungkin bisa diterapkan gitu ke kondisi yang agak mirip, bukan mirip sekali, oh kalau gini mungkin bisa diterapkan meskipun gak 100 persen kayak gitu.

13. Kalau misalkan tekniknya kurang bisa diterapkan di kondisi tertentu misalkan, yang ibu lakukan apa kira-kira?

14. Ya kita harus assessment dulu ya, mungkin memang ada beberapa aspek yang mungkin tidak 100 persen cocok gitu, jadi ya assessment dulu yang betul, memakai teknik yang tadi.

15. Terus kalau seberapa besar pengalaman-pengalaman tadi