• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 30-35)

PROGRES PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA

2.1.3. TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

Berdasarkan permasalahan yang masih dihadapi, kebijakan dan hasil-hasil yang telah dicapai saat ini, maka masih diperlukan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan, dan meningkatkan keberhasilan yang sudah dicapai sebelumnya serta melakukan penajaman pelaksanaan reformasi birokrasi dan tata kelola, sebagaimana di bawah ini.

a. Penataan Kelembagaan

1) Penguatan sistem reformasi birokrasi untuk memberikan acuan yang kuat yang bersifat sistemik dan komprehensif, baik secara legalitas formal maupun secara teknis dalam setiap tahapan pelaksanaan reformasi birokrasi secara keseluruhan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a) Melanjutkan perluasan dan pemantapan RB di K/L dan

juga memulai upaya RB di daerah.

b) Merancang instrumen monitoring dan evaluasi yang mampu menilai dan mengukur kemajuan pelaksanaan program RB pada K/L dan Pemda.

c) Memperkuat kapasitas K/L dan Pemda dalam

pelaksanaan RB.

d) Mendorong inovasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan.

e) Mendorong dilakukannya pertukaran pengetahuan (knowledge sharing/ management) antara K/L dan Pemda.

f) Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan RB.

2) Melanjutkan dan melakukan penajaman dalam penataan kelembagaan untuk menjamin terbangunnya organisasi pemerintah pusat dan daerah yang rasional dan proporsional sehingga mampu melaksanakan seluruh

tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta

pelayanan masyarakat secara efektif, efisien, dan optimal. Adapun tindak lanjut yang dilakukan, sebagai berikut :

a) Penyempurnaan peraturan dan penataan organisasi Lembaga Pemerintah Non Kementerian, sebagai kelanjutan penataan organisasi Kementerian Negara yang telah ditata berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan peraturan pelaksanaannya, termasuk didalamnya mengenai hubungan fungsional antara Kementerian dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan Pemerintah Daerah. Hal ini dimaksudkan agar kelembagaan LPNK dan Kementerian dapat lebih sinergis, efisien dan efektif dalam menjalankan tugas pemerintahan dan pembangunan;

b) Penyusunan grand design sistem kelembagaan sebagai ketentuan payung (umbrella provision) yang memuat format dasar kelembagaan pemerintah dan menjadi acuan keseluruhan jenis kelembagaan pemerintah, baik

kementerian negara, lembaga pemerintah non

kementerian, lembaga setingkat kementerian,

kesekretariatan lembaga negara, lembaga non- struktural, dan instansi pemerintah lainnya;

c) Evaluasi dan penataan organisasi Lembaga Non Struktural (LNS) termasuk organisasi kesekretariatan pendukungnya (Sekretariat Lembaga Negara) sebagai upaya menempatkan LNS ke dalam posisi dan peran yang tepat sehingga pelaksanaan tugas dan fungsinya akan lebih efektif dan efisien;

d) Evaluasi dan penataan Organisasi Perangkat Daerah guna menyusun kelembagaan organisasi satuan kerja perangkat daerah yang lebih proporsional, efektif, dan efisien serta benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata daerah.

b. Penataan Otonomi Daerah

1) Berkaitan dengan penataan otonomi daerah khususnya pembatasan pemekaran daerah, maka (a) perlu dilakukan sosialisasi, diseminasi dan kajian usulan berdasarkan

Desartada dan PP Nomor 78 Tahun 2007 kepada

Pemerintah Daerah. (b) Perlu dilakukan proses

penyelarasan dalam revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 dengan Desartada dalam hal penataan daerah. (c) Perlu dilakukannya konsolidasi dengan pakar dan stakeholders mengenai beberapa isu-isu krusial RUU Pilkada.

2) Sedangkan dalam pembenahan dan penyempurnaan

pengelolaan keuangan daerah, maka diperlukan tindak lanjut antara lain:

(a) Terkait permasalahan DAK, akan dioptimalkan koordinasi pengalokasian DAK ke daerah dan perlu ditingkatkan asistensi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan DAK agar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari kementerian teknis.

(b) Peningkatan frekuensi dan kualitas pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah perlu dilaksanakan untuk mendorong pemerintahan daerah agar meningkatkan proporsi belanja langsung dengan berpedoman pada Permendagri No 22 Tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012.

(c) Pengefektifan proses asistensi dan

pembinaan/pengawasan penyusunan APBD Provinsi dan pelaksanaan/pertanggungjawaban APBD

(d) Perlu diadakan perbaikan proses recruitment personaliayang membidangi masalah keuangan daerah dan peningkatan kapasitas melalui training dan pelatihan.

c. Sumber Daya Manusia Aparatur

1) Tindak lanjut penataan SDM aparatur diarahkan untuk mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen kepegawaian yang berbasis kinerja atau berorientasi kepada sistem merit yang mencakup seluruh aspek

rekruitmen/seleksi, diklat, promosi, remunerasi, penegakan disiplin serta peraturan termasuk peningkatan tertib administrasi kepegawaian.

2) Mempercepat penyelesaian penyempurnaan berbagai

kebijakan berupa peraturan perundang-undangan di bidang SDM Aparatur .

3) Pengendalian jumlah, distribusi dan komposisi PNS melalui pengendalian formasi termasuk penyempurnaan sistem rekruitmen dan seleksi pegawai secara obyektif, adil/tidak diskriminatif dan transparan serta bebas KKN. 4) Penataan pegawai, guna menjamin jumlah dan kualifikasi

pegawai di masing-masing unit kerja sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif, efisien dan produktif. Di samping itu ditempuh pula penyempurnaan sistem remunerasi agar memenuhi prinsip adil, layak dan transparan sesuai dengan beban

kerja dan tanggung jawabnya, guna mendorong

terbentuknya PNS yang profesional dan produktif.

5) Pembangunan dan penerapan sistem manajemen

kepegawaian yang berorientasi pada prestasi kerja

(kinerja), dalam rangka mendorong peningkatan

profesionalisme, kinerja dan akuntabilitas PNS. Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja PNS akan ditempuh pengembangan sistem diklat yang berbasis kompetensi guna mendukung pelaksanaan manajemen kepegawaian yang berbasis kinerja. Perbaikan system

manajemen kepegawaian juga dilakukan melalui

pengembangan system informasi kepegawaian berbasis TIK.

6) Peningkatan integritas, netralitas, etika dan disiplin serta perlindungan hukum PNS melalui pelaksanaan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS secara konsisten.

d. Regulasi

Tindaklanjut yang masih di perlukan dalam penyempurnaan regulasi adalah pengkajian terhadap 4500 peraturan daerah

akan tetap dilaksanakan sampai dengan tahun 2011. Selain pengkajian terhadap Peraturan Daerah harmonisasi peraturan perundangan bersama instansi terkait akan di laksanakan secara kontinu.

e. Sinergi Pusat dan Daerah

1) Sinergi pusat dan daerah dalam peningkatan kualitas

pelayanan publik, akan difokuskan pada upaya

menerbitkan landasan hukum agar terwujud kepastian dalam penyelenggaraan pelayanan publik; meningkatkan kualitas manajemen pelayanan; melakukan penataan

kelembagaan pelayanan; dan mendorong inovasi

pelayanan pada lingkungan pemerintahan daerah, serta mengembangkan sistem pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik yang efektif.

2) Mempercepat penyusunan peraturan perundang-undangan mengenai peningkatan kualitas pelayanan publik, khususnya peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

3) Perlu dilakukan pendalaman substansi pelayanan dasar pada urusan wajib yang akan dituangkan dalam materi dalam Revisi UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah 4) Perlu dilakukan koordinasi secara kontinyu dengan sektor

dalam rangka pemantauan perkembangan penerapan SPM di daerah.

5) Sosialisasi sekaligus bimbingan teknis terhadap penerapan kualitas pelayanan pada instansi pemerintah pusat maupun daerah, dan meningkatkan kapasitas, profesionalisme dan integritas SDM pelayanan publik.

6) Meningkatkan koordinasi pada instansi pemerintah dalam rangka menyederhanakan prosedur persyaratan, waktu, dan biaya dalam pelayanan perijinan di bidang investasi dan pelayanan sipil. Pada saat bersamaan juga dilaksanakan evaluasi dan penilaian terhadap pemerintah daerah dan unit pelayanan publik dengan tujuan menilai kualitas kinerja pelayanan publik instansi pemerintah.

f. Penegakan Hukum

1) Meningkatkan koordinasi antara lembaga penegak hukum sehingga dapat melakukan kerjasama yang baik dalam penanganan kasus-kasus korupsi.

2) Meningkatkan integritas aparatur penegak hukum melalui peningkatan kualitas pengembangan SDM di masing- masing lembaga penegak hukum.

g. Data Kependudukan

1) Perluasan Penerapan KTP Elektronik yang dilengkapi biometrik dan chip di 300 Kabupaten/Kota melanjutkan tahun 2011 yang diterapkan di 197 Kab/Kota, sehingga pada akhir tahun 2012 penerapan KTP Elektronik sudah dilakasanakan di seluruh Kab/Kota di seluruh Indonesia. 2) Melakukan sosialisasi secara luas dalam upaya merubah

budaya masyarakat yang pasif menjadi masyarakat yang aktif dalam melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan dan mencatatkan diri penduduk bersangkutan dan keluarganya atas peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya dengan memberikan data diri penduduk yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. 3) Menyiapkan SOP secara menyeluruh yang berkaitan

dengan bisnis proses pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan penyelenggaraan SIAK bagi aparat pusat dan daerah.

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 30-35)