• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

6. Tindak Tutur Asertif

Dalam penelitian ini ditemukan lima belas macam subtindak tutur yang dapat digolongkan ke dalam tindak tutur asertif, yaitu; (a) memberitahu, (b) mengatakan, (c) menyakinkan, (d) mengibaratkan, (e) memastikan, (f) menyangsikan, (g) membenarkan, (h) menyebutkan, (i) melaporkan, (j) menunjukkan, (k) menjelaskan, (l) mengumumkan, (m) memamerkan, (n) menyampaikan, (o) menegaskan.

commit to user

a. Memberitahukan

Memberitahukan berarti mengatakan kepada orang lain tentang sesuatu yang sebenarnya. Jadi subtindak tutur ‘memberitahu’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur untuk mengatakan sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur ‘memberitahu’ dapat dilihat pada contoh-contoh berikut.

(57) Pargabus do halak na mandok Allah holong rohana alai diosomi ibana Debata, di dokkon holong do rohana alai alo do rohana toho do hita mangkaholongi halak tung pe ibana bou, tungpe ibana roa, tungpe ibana pogos, tungpe ibana so boi mangan dohot na asing.

(58) Amang dohot Inang mulai na sogotan tarsunggul ma hita sian podoman piga jom manaing saonari molo tarsunggul hita jam lima nakkaning saonari jam sebelas kurang tabilangi majolo waktu-waktu kita mulai hita tarsunggul sian podoman sudah berapa kali kita mengeluh, holsohan, marsak, piga hali manang piga-piga hali ma hita dibagasan na samenitton piga jom on hita muruk.

Penutur pada tuturan (57) memberitahukan kepada mitra tutur tentang orang pendusta yang mengatakan dia mengasihi Allah tetapi dia membohongi Tuhan. Dia mengatakan kasihnya tetapi berlawanan dengan pikiranya apakah benar kita mengasihi orang walaupun dia bau, jelek, miskin dan tidak bisa dia makan bersama- sama dengan orang lain. Pertuturan yang disampaikan oleh penutur untuk mengatakan sesuatu orang pendusta yang mengatakan dia mengasihi Allah tetapi dia membohongi Tuhan dan mengatakan kasihnya tetapi berlawanan dengan pikiranya. Penutur dalam hal ini telah mengetahui prinsip kerjasama (maksim kualitas), yaitu mengatakan yang sebenarnya, tidak menambah atau mengurangi.

Faktor yang menentukan terjadinya subtindak tutur ‘memberitahu’ adalah tujuan penuturan yang disampaikan oleh penutur. Penutur bertujuan untuk menyampaikan tentang sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur. Untuk itu

commit to user

penutur memberitahukan kepada mitra tutur atau kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo bahwa kita benar-benar mengasihi Tuhan dengan mempercayai Tuhan dengan segenap hati dan pikiran dan tidak membohongi diri sendiri dan tidak membohongi Tuhan karena kita sudah menerima berkat dari Tuhan.

Tuturan (58) disampaikan oleh penutur untuk mengatakan sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur dalam tuturan ini hanya bisa memberi nasehat kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo, kalau Bapa dan Ibu atau muda mudi bisa meluangkan waktu untuk berdoa memuji dan memuliakan namaNya, maka jiwa kita tidak mengeluh, gusar, tidak ada kesedihan di dalam hati atau kemurungan hati, dan kita bisa menahan marah.

b. Mengatakan

Mengatakan berarti mengemukakan pikiran atau isi hati kepada orang lain. Jadi subtindak tutur ‘mengatakan’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur untuk mengemukakan pikiran atau isi hatinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data-data berikut:

(59) Molo halak na porsea boi dihilala ibana jala boi ibana mandok mauliate di sude pasupasu ni Debata alai molo halak ndang porsea tu Tuhan Yesus ndang boi dihilala ibana jala ndang boi ibana mandokhon mauliate tu Debata.

Dalam tuturan (59) penutur juga sebagai hamba Tuhan mengatakan “Kalau orang yang percaya bisa merasakan dan bisa juga dia mengatakan atau mengucapkan terimakasih atas semua berkat dari Tuhan tetapi kalau orang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak bisa merasakan dan tidak mengatakan atau mengucapkan terimakasih kepada Tuhan”. Pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur untuk mengemukakan hasil kalau orang yang percaya bisa merasakan dan bisa juga

commit to user

mengatakan atau mengucapkan terimakasih karena semua berkat datangnya dari Tuhan, Penutur dan mitra tutur harus mengetahui bahwa berkat Tuhan tidak terhitung nilainya asalkan kita percaya kepadaNya.

Sebagai penanda lingual subtindak tutur ‘mengatakan’ adalah kata ‘katakan’ kata tersebut untuk mengemukakan sesuatu yang diketahui penutur. Dalam hal ini penutur mengatakan kepada jemaat tidak perlu kuatir karena Tuhan maha mengetahui, karena Tuhan tinggal di dalam hati dan pikiran kita masing-masing asalkan kita percaya dan nyakin. Dengan demikian penutur telah mematuhi prinsip kerjasama (maksim kualitas), yaitu dengan mengatakan yang sebenarnya, tidak menambah atau mengurangi.

c. Menyakinkan

Menyakinkan berarti usaha seseorang dengan tujuan agar orang lain mempercayainya. Jadi subtindak tutur ‘menyakinkan’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur agar mitra tutur mempercayai apa yang dikatakannya. Untuk memahami subtindak tutur jenis ini dapat diamati tuturan berikut.

(60) Nasa na porsea tu Tuhan Yesus mendirikan dan menjadi karakter ni ngolu na bersuka cita dan bergembira ndang na marsak, ndang na holsoan, supaya hal-hal yang percaya kepada Tuhan selalu bergembira dan bersuka cita.

Klausa pada tuturan (60) Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus mendirikan dan menjadi karakter hidup yang bersuka cita dan bergembira tidak sedih hati, tidak lagi mencemaskan, supaya hal-hal yang percaya kepada Tuhan selalu bergembira dan bersuka cita. Pertuturan yang dilakukan penutur agar mitra tutur mempercayai apa yang dikatakannya tuturan ini merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menyakinkan’, penutur menyakinkan kepada mitra tutur bahwa setiap

commit to user

orang yang percaya bisa mengatakan terimakasih karena semua berkat datangnya dari Tuhan. Penutur berharap kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo maupun bagi orang yang percaya kepada Tuhan bisa mengatakan terimakasih karena semua berkat datangnya dari Tuhan, tetapi kalau tidak percaya kepada Tuhan Yesus maka orang tersebut tidak bisa merasakan bahkan tidak bisa dia mengatakan terimakasih kepada Tuhan itulah perbedaan orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya. Intinya bagi orang yang percaya bisa mengucap syukur dan dapat menyakinkan orang lain baik teman, sahabat, keluarga, masyarakat kita masing-masing yang penting mempercayai Tuhan karena Tuhan memberikan jalan yang benar dan bisa memberikan apa saja yang kita minta kepada Tuhan, untuk itu bersukacitalah dan bergembiralah tidak perlu gusar supaya hal-hal yang percaya kepada Tuhan selalu bergembira dan bersuka cita.

d. Mengibaratkan

Mengibaratkan berarti mengatakan sesuatu dengan ibarat, perbandingan atau perumpamaan. Jadi subtindak tutur ‘mengibaratkan’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur untuk mengatakan sesuatu dengan ibarat, perbandingan atau perumpamaan. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh berikut:

(61) Molo hita halak batak tung massai godang do ende ni halak batak, tangis pe ibana diendehon doi, mekkel pe ibana diendehon doi, ima naninna memahami orang batak bisa di nilai boi dipahami melalui ende na di bahen ibana.

(62) Holan di halak Kristen do adong selamat hari paskah di na lain ndang adong i, molo di na lain holan adong hari hatutubu manang hari kelahiran tetapi kebangkitan tidak di temukan.

commit to user

ketawa pun dia ada juga nyanyiannya untuk itu dikatakan memahami orang Batak bisa dinilai bisa dipahami melalui nyanyian yang telah di nyayikan dia itulah orang Batak. Pertuturan yang disampaikan penutur untuk mengatakan sesuatu dengan maksud penutur adalah orang yang selalu benyanyi bisa kita mengetahui apa orang tersebut merasa senang, bahagia, atau lagi sedih. Dengan demikian penutur dan mitra tutur sama-sama memahami antara yang satu dengan yang lain, seandainya penutur dan mitra tutur bernyanyi untuk menghilangkan stress atau menyampaikan rindu kepada seseorang tidak ada salahnya untuk mencoba. Dalam hal ini penutur mengibaratkan orang tersebut bagaikan orang yang lagi senang, bahagia, atau lagi sedih. Hal ini terlihat pada nyanyian yang di nyanyikan oleh penutur. Penutur hanya menyampaikan apa yang ada di dalam hati maupun apa yang ada di dalam pikiran dengan demikian penutur akan merasa senang dan bahagia kalau sudah di nyanyikan lagu yang dia inginkan. Tujuan tersebut adalah untuk menyenangkan hati dan pikiran dengan tujuan yang baik agar penutur dan mitra tutur merasakan kebahagiaan yang datang dari hati dan pikiran masing-masing dan meminta petunjuk kepada Tuhan karena kasih Tuhan tidak terhitung nilainya.

Sebagai penanda lingual subtindak tutur ‘mengibaratkan’ adalah memahami orang Batak bisa kita nilai atau dipahami melalui nyanyian yang dinyanyikan baik waktu menangis dia selalu bernyanyi, ketawa dia selalu bernyanyi; itulah orang batak. Oleh karena itu, penutur mengibaratkan perilaku baik seperti bernyanyi walaupun dia lagi senang, bahagia maupun lagi sedih dia selalu bernyanyi biar hati dan pikiranya senang dan tidak ada lagi atau berkurang beban di dalam hatinya. Selain itu, nyanyian merupakan bagian dalam hidupnya karena bisa menuangkan apa yang ada di dalam hati penutur juga menentukan terjadinya subtindak tutur ‘mengibaratkan’.

commit to user

Penutur pada tuturan (62) memberitahu kepada mitra tutur tentang hanya orang Kristen saja ada selamat hari paskah di tempat lain tidak ada, di tempat yang lain hanya ada kelahiran tetapi kebangkitan tidak di temukan. Pertuturan yang disampaikan penutur untuk mengatakan sesuatu dengan mengibaratkan tempat kelahiran kepada minta tutur atau kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo bahwa di tempat lain hanya ada kelahiran sedangkan kebangkitan tidak ditemukan untuk itu penutur memberitahukan alangkah bahagianya dan bersuka cita kita karena Yesus rela mati dan di salipkan untuk menebus dosa-dosa manusia yang ada di dunia ini dan kuasa Tuhan tidak terhitung nilainya.

e. Memastikan

Memastikan berarti menyakini apa yang diucapkannya benar-benar tidak meragukan. Jadi subtindak tutur ‘memastikan’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur untuk menyakini tentang apa yang diucapkannya kepada mitra tutur sama sekali tidak meragukan. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur ‘memastikan’ dapat diamati pada contoh-contoh berikut.

(63) Ai Aut na porsea hamu di si Musa, porsea ma hamu nang di Ahu, ai taringot tu Ahu do disurathon.

(64) Pn : Sitiktik sigompa golanggolang pagarahutna otik sosadia pe na hupatupa hami sai godangma pinasuna.

Mn : Emmada tutu.

Penutur pada tuturan (63) dan (64) menyuruh mitra tutur untuk memastikan sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Begitu juga suatu bahan atau barang yang diikat dengan suatu gelang pengikat, demikian juga makanan yang kita sediakan sedikit banyaknya kita berikan kepada tamu atau famili kita sebagai pertanda keakrapan kita

commit to user

semuanya. Pertuturan yang dilakukan penutur untuk menyakini kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo tentang apa yang diucapkan atau disampaikan pengkhotbah kepada jemaat atau mitra tutur sama sekali tidak meragukan, percayalah kepadanya dan mengakui bahwa kita sebagai ciptaanya pernah menerima berkat atau tidak. Kata ‘percayalah’ merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘memastikan’. Klausa tersebut disampaikan penutur dengan tidak ragu-ragu, karena mitra tutur adalah selalu berusaha untuk mempercayainya dan mengakuinya. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa mitra tutur mempercayai dan mengakui bahwa Tuhan bekerja untuk dia. Faktor yang menentukan terjadinya subtindak tutur ‘memastikan’ terletak pada keyakinan penutur terhadap mitra tutur.

f. Menyangsikan

Menyangsikan berarti meragukan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Jadi subtindak tutur ‘menyangsikan’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur untuk meragukan tentang sesuatu yang belum jelas kebenarannya berupa janji seseorang, kemampuan seseorang atau situasi yang kurang menentu. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diamati pada contoh-contoh berikut.

(65) Olo do sipata songon na lilu rohatta ala penampakan oppugna na joloi gabe didokkon ma gatarida oppungku hubereng kentayangan, gabe lilu ma hita molo adong kesaksian sisongoni.

(66) Nakkaning sipitu dai hape saonari sidua dai, sidua dai adong rasana sapot- sapotna ima na parjolo tabo na paduahon gatio adong muse sapot-sapotna. Penutur pada tuturan (65) kadang-kadang hati kita seperti tersesat, karena penampakan nenek kita yang dulu, jadi di katakan sudah kulihat nenekku gentanyangan, jadi kita tersesat kalau ada kesaksian seperti itu, tidak bermaksud untuk mengurangi ucapan syukur kepada Tuhan yang telah disampaikan penutur kepada mitra tutur, tetapi untuk menyangsikan kapan kita dipanggil Tuhan, Hal ini

commit to user

terbukti pada klausa kita tidak mengetahui kapan kita dipanggil Tuhan. Klausa yang disampaikan penutur tersebut merupakan subtindak tutur ‘menyangsikan’, karena mitra tutur berjanji kepada penutur sebelum kita dipanggil Tuhan. Frasa-frasa yang disampaikan mitra tutur tersebut mengandung maksud bahwa mitra tutur siap kapan dipanggil Tuhan dan memenangkan hati dan pikiran jemaat pada saat beribadah di Gereja HKBP Solo.

Sebagai faktor penentu terjadinya subtindak tutur ‘menyangsikan’ terletak pada ucapan mitra tutur yang berbeda dengan kenyataannya. Hal ini terbukti pada frasa-frasa tidak mengetahui kapan kita dipanggil Tuhan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur atau jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo tersebut untuk menjanjikan untuk bertobat dan mau menjadi pengikut Tuhan sekarang sampai selama-lamanya.

Penutur pada tuturan (66) bertanya kepada mitra tutur tentang tujuh rasa padahal sekarang dua rasa, dua rasa ada rasanya kelat, tajam, asam mengenai cita rasa itulah yang pertama yang kedua sudah jernih ada juga kelat, tajam, asam mengenai citarasanya. Pertuturan yang disampaikan penutur untuk meragukan tentang sesuatu yang belum jelas kebenarannya apa benar tujuh rasa, dua rasa atau hanya satu rasa saja air tersebut. Klausa yang disampaikan penutur tersebut bermaksud sangsi terhadap jawaban mitra tutur, klausa tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menyangsikan’. Jawaban mitra tutur disangsikan oleh penutur, karena penutur mengingat kegagalan pada jemaat yang tidak mempercayai dan mengakuinya, bahwa mitra tutur telah ingkar janji dengan mengatakan berhasil ternyata gagal. Kemudian pada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo mitra tutur apa yang telah dipercayai dan diyakini dalam hidupnya apakah penutur sangsi terhadap mitra tutur tersebut.

commit to user

g. Membenarkan

Membenarkan berarti menyatakan sesuatu yang dilihat, didengar atau diketahuinya adalah benar atau mengakui kebenarannya. Jadi subtindak tutur ‘membenarkan’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur untuk menyatakan sesuatu yang dilihat, didengar atau diketahui adalah benar atau mengakui kebenarannya. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diamati pada contoh berikut.

(67) Manat mardongan tubu elek marboru somba marhulahula.

Tuturan (67) Orang Batak Toba yang mengetahui adat istiadat Batak Toba harus

menghargai hula-hula menyayangi pihak boru dan menghargai teman semarga

pertuturan yang dilakukan penutur untuk mitra tutur atau kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo menyatakan sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui benar atau mengakui kebenarannya. Hal ini terbukti pada kata orang Batak, dalam adat istiadat Batak Toba kita harus menghormati orang yang lebih tua dari kita baik dari pihak perempuan maupun pihak dari laki-laki jadi yang diucapkan oleh penutur tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘membenarkan’ atau sesuatu yang dibenarkan oleh penutur tentang menghargai hula-hula menyayangi pihak boru dan menghargai teman semarga.

Sebagai faktor penentu terjadinya subtindak tutur ‘membenarkan’ adalah tuturan mitra tutur yang diulangi oleh penutur. Tuturan tersebut menyatakan sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui adalah benar dan mengakui kebenarannya dan kita harus menghargai hula-hula menyayangi pihak boru menghargai teman semarga pertuturan yang dilakukan penutur untuk mitra tutur atau kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo agar jemaat yang mendengar dapat memberitahukan kepada orang

commit to user

lain bahwa adat istiadat orang Batak Toba juga sungguh luar biasa. Demikian juga hidup manusia harus saling membantu, saling menghormati hak dan kewajibannya, saling merasa senasib sepenanggungan. Apabila ini terbina dengan baik, maka kedamaian dan kesatuan akan terwujud, seperti buah pisang yang sangat enak dan manis.

h. Menyebutkan

Menyebutkan berarti mengemukakan tentang sesuatu kepada orang lain, biasanya hal tersebut lebih dari satu. Jadi subtindak tutur ‘menyebutkan’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur dengan maksud untuk mengatakan sesuatu yang jumlahnya lebih dari satu. Untuk memperoleh gambaran tentang subtindak tutur semacam ini, dapat diamati pada contoh-contoh berikut.

(68) Molo adong na mandokhon ndang adong be pejabat na denggan di Negara ta on, ise mandokhon masih banyak molo ndang adong i ga maup hita, alani i boi ma tabereng alani asi ni roha ni Debata do.

Klausa pada tuturan (68) penutur memberitahukan kepada mitra tutur tentang apa yang terjadi pada diri kita semuanya, kalau ada yang mengatakan tidak ada lagi pejabat yang baik di Negara kita ini, siapa yang mengatakan seperti itu masih banyak kalau tidak ada sudah hancur kita, masih banyak yang baik untuk itu kita bisa melihat kasih Tuhan kepada kita. Pertuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur dengan maksud untuk mengatakan sesuatu yang jumlahnya lebih dari satu dalam hal ini berkedudukan sebagai anak-anak Tuhan dan menyambut rencana-rencana Tuhan yang diberikan kepada umat manusia dan Tuhan sudah berjanji bahwa semua orang-orang yang percaya kepada Dia dosa-dosanya telah kutanggung dikayu salip. Apapun yang kita inginkan semua bisa karena kasih Tuhan untuk itu manusia harus bisa menyanyangi antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, kata ‘yakni’

commit to user

merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menyebutkan’. Tujuan penuturan yang disampaikan oleh penutur, yakni menyebutkan rencana Tuhan kepada umatnya menjadi faktor yang menentukan subtindak tutur ‘menyebutkan’.

i. Melaporkan

Melaporkan berarti memberitahukan sesuatu kepada orang lain tentang apa yang dialami atau diamati oleh penutur. Biasanya subtindak tutur ‘melaporkan’ dituturkan oleh penutur yang berstatus sosial lebih rendah dari pada mitra tutur. Jadi subtindak tutur ‘melaporkan’ adalah suatu tindak di mana penutur memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur tentang apa yang dialami atau diamati oleh penutur. Untuk memahami subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh-contoh berikut

(69) Molo nunga bersuka cita aha be naso mago angka arsak ni roha dohot pikiran niba songgon na di endehon angka parkor mazmur si nakkaning sude do tunduk di hatam segala sesuatu yang di sampaikan oleh firman Tuhan sibolis i pe mabiar.

(70) Dung tokke ibana sai godang do marsigir tu ibana, molo adong jolma marutang tu ibana ndang di igot ibana molo adong marutang molo di bayar mauliate molo ndang di bayar tong mandok mauliate.

Pada tuturan (69) dan (70) kalau sudah bersukacita apa tidak hilang semua kesedihan hati dan pikiran kita sama seperti yang dinyanyikan koor mazmur yang tadi, semua tunduk dalam perkataanmu segala sesuatu yang di sampaikan oleh firman Tuhan iblis aja takut. Begitu juga, setelah juragan dia selalu banyak orang datang untuk meminta kepadanya, kalau ada orang berutang kepadanya tidak diingat dia kalau ada berutang kalau di bayar mengucapkan banyak terimakasih kalau tidak di bayar selalu mengatakan terimakasih. Penutur memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur tentang apa yang dialami atau diamati oleh penutur untuk itu sebagai anak-anak Tuhan harus selalu mengucap syukur karena Tuhan bisa melakukan apa saja dalam hidup kita. Klausa tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘melaporkan’.

commit to user

Laporan tersebut diberi keterangan oleh penutur bahwa Tuhan dapat memperbaiki hati dan pikiran, keamanan yang ada di dalam keluarga kita masing-masing dan di lingkungan yang ada di sekitar kita.

Tuturan yang disampaikan penutur merupakan tuturan memberitahukan tentang kepercayaan jemaat terhadap Tuhan. Apabila tuturan tersebut diamati secara mendalam maka tuturan tersebut termasuk subtindak tutur ‘melaporkan’. Sebagai faktor penentu subtindak tutur ‘melaporkan’ adalah status sosial penutur dan mitra tutur. Kedudukan penutur adalah sebagai pendeta yang memberitahukan kepada jemaat bahwa Tuhan adalah segala-galanya tidak ada yang bisa menandingi apapun yang ada di dunia ini.

j. Menunjukkan

Menunjukkan berarti memperlihatkan, memberitahukan, atau menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang dimaksud subtindak tutur ‘menunjukkan’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur untuk memperlihatkan, memberitahukan, atau menyatakan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan-tuturan subtindak tutur ‘menunjukkan’ dapat diamati pada data berikut.

(71) Ndang di tanda sisean i Tuhan i rap mangan dohot nasida, jala minggu na lewat nunga di patuduhon jala marjala dekke dohot si Petrus dohot

Dokumen terkait