• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4. Tindakan Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang bermula dari kegiatan sebelumnya atau kegagalan penutur atau mungkin akibat yang ditimbulkan, atau kegagalannya. Pada penelitian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo ditemukan tujuh macam subtindak tutur yang dapat dikategorikan ke dalam tindak tutur ekspresif, yaitu; (a) bersimpati, (b) mengakui, (c) memuji, (d) bersyukur, (e) meminta maaf, (f) menolak, dan (g) merestui.

a. Bersimpati

Bersimpati berarti ikut serta merasakan perasaan orang lain. Jadi subtindak tutur ‘bersimpati’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan oleh penutur untuk ikut serta merasakan perasaan mitra tuturnya. Untuk memahami subtindak tutur jujur jenis ini dapat diperhatikan contoh-contoh berikut.

(36) Suang songoni nang Huriatta on ikkon berenggotta do mujizat, ai ndang naung mujizat i boi tabahen lahan parkir i.

(37) Hape ndang di boto na poso on aha do maksutni amatta on, ibana holan na makail halak jolma na asi rohana mida ibana, boi do ibana magan secara gratis, godang jolma simpati tu ibana ima sibolis na paotootohon angka jolma.

Penutur pada tuturan (36) dan (37) memberitahu kepada mitra tutur tentang mujizat, Begitu juga jemaat gereja kita harus melihat mujizat, bukanya itu sudah mujizat bagi kita semua bisa gereja kita ini membuat lahan parkir. Pada tuturan (37) Padahal yang mudah ini tidak mengetahui maksud bapak ini hanya memancing orang yang kasihan sama dia, bisa dia makan secara gratis, banyak orang simpati sama dia itulah iblis yang mau membodohbodohi manusia. Pertuturan yang dilakukan oleh

commit to user

penutur untuk ikut serta merasakan perasaan mitra tuturnya. Alasan penutur memakai kata mujizat karena mujizat sungguh luar biasa dalam hidup kita maupun dalam gereja kita untuk itu jangan cepat kita berbangakan diri. Biasanya orang yang dapat berkat pasti berbahagia dan bersyukur karena Tuhan telah memberikan mujizat bagi kita semua. Mujizat tersebut mengandung makna untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan dan hati kita juga bersuka cita. Demikian juga dengan penutur menyampampaikan rasa suka citanya sebagai umat Kristen. Penutur juga mengatakan segala sesuatu datang dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tuturan tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘bersimpati’. Rasa suka yang lain, penutur mengajak mitra tutur (jemaat) untuk berdoa bersama-sama kepada Tuhan yang maha kuasa agar dosa dan kesalahan kita diampuni oleh Tuhan dan di terima Tuhan.

Faktor yang menentukan terjadinya subtindak tutur ‘bersimpati’ adalah kabar bahagia yang diterima oleh penutur karena lahan parkir sudah bisa dibeli dan berjalan dengan baik sesuai yang diinginkan oleh jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. Selain itu, tujuan pertuturan penutur juga menjadi faktor penentu terjadinya subtindak tutur ‘bersimpati’.

b. Mengakui

Mengakui berarti mengakui akan sesuatu hal yang dilakukannya atau perbuatan orang lain. jadi subtindak tutur ‘mengakui’ adalah tindakan pertuturan yang disampaikan oleh penutur untuk mengakui akan suatu hal yang dikerjakannya akan perbuatan mitra tuturnya, bisa berupa dosa, kesalahan peristiwa, keberhasilan, dan lain-lain. Contoh berikut akan menjadikan lebih jelas tentang subtindak tutur ‘mengakui’.

commit to user

(38) Asa hatop ho mate molo adong kesalahanmu tu sahalak mangaku salah maho, molo adong parsaoranmu naso denggan marsaor maho, disuruh parubat ima ibana asa mulak.

(39) Di ingot Debata ima tu si Abraham, si Isak, si Jakhop, ima na di dokhon Debata mangosogoso ga muruk be antong Tuhan I luar biasa do antong gabe aha ma di dokhon Tuhan ai molo muruk pe ho molo mardosa pe bangso i sekian ribu ai adong dope lima ratus na burju ah lima ratus do di dokhon ho, molo adong lima ratus ga menak be ahu di dokhon Tuhan i. Tuturan (38) dan (39) penutur dalam menyampaikan khotbah mengakui kalau kamu mau cepat mati kalau ada kesalahanmu kepada orang lain mengaku salah kamu kepadanya, kalau ada parsaoranmu yang tidak baik bicaralah kepadanya, disuruh tukang obat itu dia agar dia pulang. Sedangkan dalam tuturan (39) Tuhan mengingat kepada si Abraham, si Isak, si Jakhop, itu yang dikatakan Tuhan mangosogoso sudah marah Tuhan dan luar biasa apa yang dikatakan Tuhan, kalau kamu marah kalau berdosa bangsa itu sekian ribu masih ada lima ratus yang baik apa kamu katakan kalau ada lima ratus sudah tenang aku itulah yang di katakan Tuhan. Jadi perbedaan kalau kamu mau cepat mati akui kesalahanmu kepada orang lain, begitu juga kalau ada parsaoranmu yang tidak baik bicaralah kepadanya, baru Tuhan mengingat janjinya dan patiknya kepada si Abraham, si Isak, si Jakhop, kalau berdosa bangsa itu sekian ribu masih ada lima ratus yang baik apa kamu katakan kalau ada lima ratus sudah tenang aku itu yang di katakan Tuhan. Pertuturan yang disampaikan oleh penutur untuk mengakui akan suatu hal yang dikerjakannya akan perbuatan mitra tuturnya, bisa berupa dosa, kesalahan peristiwa dan keberhasilan. Hal ini dilakukan penutur agar mitra tutur menaruh simpati kepada seluruh jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. Dengan demikian, tujuan penutur dikatakan kita harus tekun beribadah memuji Tuhan sekarang sampai selama-lamanya karena mitra tutur terpengaruh dengan ucapan penutur dan melaksanakan apa yang diharapkan oleh penutur. Kata ‘mengakui’ pada tuturan tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘mengakui’.

commit to user

c. Memuji

Memuji berarti menyatakan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap baik kepada orang lain. jadi subtindak tutur ‘memuji’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur untuk menyatakan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap baik kepada mitra tuturnya. Tuturan-tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan kepada contoh-contoh berikut.

(40) Suang songoni angka parhobasion na dipatupa hami di tongga-tongga huriam sai homa Tuhan na mandongani tarnulobi manyan Tuhan apala sadarion marlasni rohanami situtu do hami lao mamuji goarmu alana nunga di patulus ho sakkap ni huriam ima nunga tartuhor hamibe lahan parkir ima na sai di patulus ho do.

(41) Puji hamuma Jahowa, endehon hamuna ende naimbaru jala padenggan hamuna sarune ni halak Kristen marolopolop mamuji dohot mangendehon ende naimbaru ni Tuhan Jahowa

Penutur pada tuturan (40) mengatakan begitu juga parhobasion yang sedang kami kerjakan atau kami jalankan di tengah-tengah jemaat gerejamu, hanya engkau Tuhan yang memberkati kami apalagi hari ini kami lagi bahagia dan kami memuji namamu karena sudah mengabulkan permintaan jemaat gereja yaitu kami sudah bisa membeli lahan parkir hanya engkaulah yang bisa memberikan jalan yang terbaik untuk kami Tuhan. Dalam hal ini, penutur mengiginkan jemaat untuk memuji dan memuliakan nama Allah dengan senang tiasa, pujian tersebut ditujukan kepada mitra tutur. Maksud penutur agar mitra tutur tertarik untuk memuji dan memuliakan namanya Allah, sehingga mitra tutur mau memilih Tuhan sebagai kepercayaan dan keyakinannya sekarang dan untuk selama-lamanya.

Tuturan (41) Pujilah Tuhan, nyanyikanlah nyanyian yang baru dan perbaiki sarune orang Kristen marolopolop memuji dan menyanyikan nyanyian yang baru kepada Tuhan. Mari kita memuji nama Tuhan dengan nyanyian yang baru dengan

commit to user

semangat yang baru kehidupan yang baru, dan semangat yang baru, mari kita berkata- kata pujilah Tuhan dan jadikan kami Tuhan menjadi anak-anak Tuhan yang dapat memuliakan namamu sekarang sampai selama-lamanya. Tuhan adalah segalanya bagiku, karena berkatnya tiada terhitung nilainnya merupakan penanda lingual ‘memuji’ karena penutur mengatakan karakter yang baik kepada seluruh anak-anak Tuhan. Maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur tersebut agar mitra tutur mengetahui karakter semua anak-anak Tuhan tanpa terkecuali. Dalam hal ini, mitra tutur juga berkedudukan sebagai pemilih berhak memilih apa yang telah dipercayai dan diakui di dunia ini. Mitra tutur berkeinginan agar Tuhan yang dipercayai dan di akui di dalam hati dan pikirannya adalah Tuhan.

d. Bersyukur

Bersyukur berarti mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan. Jadi subtindak ‘bersyukur’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur untuk mengucapkan rasa terima Kasih Kepada Tuhan atas segala kebaikan yang telah dikaruniakan oleh-Nya. Untuk lebih jelaskanya dapat diperhatikan contoh-contoh berikut.

(42) Huria ni Tuhanta las disima taida mangurupi roha mangolu dohot na porsuk tong do mandok mauliate di adopan ni Debata ido rasa syukur na sisongon on akan menurunkan iri hati molo adong leat manang late rasa kesal dohot na adong kebencian.

Penutur pada tuturan (42) Jemaat gereja Tuhan justru disitu kita dapat melihat menolong dan membantu, hati yang hidup dan kesusahan selalu mengatakan terimakasih di hadapan Tuhan, rasa syukur yang seperti ini akan menurunkan iri hati kalau ada bentuk atau rupa atau iri hati rasa kesal dan ada kebencian. Bersyukur kepada Tuhan kalau Tuhan masih memberikan kita kesempatan menjadi anak-anak Allah. Kata ‘Bersyukur kepada Tuhan’ merupakan penanda lingual subtindak tutur

commit to user

‘bersyukur’. Faktor penentu dari subtindak tutur bersyukur tersebut terletak pada klausa berikutnya, yaitu banyak hal-hal yang telah bisa diselesaikan. Kata ‘Bersyukur kepada Tuhan’ merupakan ungkapan rasa terima kasih yang sangat mendalam kepada Tuhan, karena banyak masalah yang sangat rumit nampaknya mustahil terselesaikan, tetapi kenyataannya masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dan Tuhan selalu menolong kita.

e. Meminta Maaf

Meminta maaf berarti menyatakan maaf untuk orang lain atas sesuatu bisa kesalahan, dosa atau kekurangannya kepada orang lain. jadi subtindak tutur ‘meminta maaf’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan oleh penutur atas kesalahan, dosa, atau kekurangan orang lain. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada data berikut.

(43) Dung di bege ibana i roma ho tusimatuami jadi hita sasintongna salah satunya racun yang ada adalah dalam pikiran kita sendiri, hita sendiri do mambahen dibagasan goar ni rohantta, jadi marhite na marsimatua alani kesalahan banung pe nengneng ake, nengneng simatua i alai hita do na mambahen kesalahan jadi didokma alani hita do gabe sisongoni dengan kita mengasihi mereka, kejahatan hari ini laho marsihaholongan ni Debata, alani i tapangoluma Debata dibagas ngolutta asa marlasniroha Debata mardongan dohot hita.

Penutur dalam tuturan (43) setelah didengar dia datanglah dia kepada mertuanya jadi kita sendiri, sebenarnya salah satunya racun yang ada adalah racun dalam pikiran kita sendiri, kita sendiri yang membuat di dalam nama yang ada di dalam hati kita. Jadi karena yang punya mertua karena kesalahan walaupun cepat marah, cepat marah mertuanya tetapi kita yang membuat kesalahan jadi dikatakanlah gara-gara kita jadi seperti itu dengan kita mengasihi mereka, kejahatan hari ini untuk saling mengasihi Tuhan, untuk itu kita hidupkan Tuhan di dalam hidup kita biar

commit to user

kesalahan, dosa, atau kekurangan orang lain untuk itu penutur dan mitra tutur meminta maaf kepada saudara, teman dan minta maaf kepada pencipta untuk menghapuskan dosa-dosa kita yang sengaja maupun tidak sengaja. Subtindak tutur ‘meminta maaf kepada saudara kita terlihat dengan jelas adanya penanda lingual ‘dimaafkan kekurangan kita,kesalahan dan dosa-dosanya’. Dengan mengatakan ‘dimaafkan dosanya’, maka jelas bahwa penutur telah bermaksud untuk memintakan maaf atas dosa atau kesalahan orang lain. Penutur dan mitra tutur juga memohon kepada Tuhan Yesus agar menerima apapun yang dilakukan yang sengaja maupun tidak sengaja.

Faktor yang menentukan terjadinya subtindak tutur 'meminta maaf' terletak pada keadaan orang yang telah melakukan kesalahan baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Penutur dan mitra tutur tidak mungkin dapat minta maaf atas dosa- dosanya. Selain itu, keadaan penutur dan mitra tutur yang masih melakukan kesalahan, dan pelangaran juga menjadi faktor penentu terjadinya subtindak tutur ‘meminta maaf’.

f. Menolak

Menolak berarti tidak mau menerima sebuah tawaran atau ajakan orang lain. jadi subtindak tutur ‘menolak’ adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur untuk tidak mau menerima tawaran atau ajakan dari mitra tutur. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh berikut.

(44) Halak na jogal ima halak naso olo membege hatani halak, manang isepe na mandokhon hata tu ibana ndang di tangihon, hula-hulana pe mandokhon hata ndang olo mambege, dohot natua-tuana pe mandokhon hata ndang di tangihon, ise namandokhon hata ndang olo mambege.

commit to user

Pada pertuturan (44) Orang yang keras hatinya yaitu orang yang tidak mau mendengar perkataan orang lain, siapapun yang berbicara kepadanya tidak mau mendengar, teman semarga juga berbicara tidak mau mendengarkan dan tidak

menghargai, begitu juga orang tuanya berbicara atau mengatakan sesuatu kepadanya

tidak mau mendengarkan, siapapun yang berbicara kepadanya tidak mau mendengarkan. Pertuturan yang disampaikan penutur untuk tidak mau menerima tawaran atau ajakan dari mitra tutur atau orang lain, baik teman semarga, orang tuanya, siapapun yang berbicara atau mengatakan perkataan kepadanya tidak mau mendengarkan. Klausa tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menolak’.

Faktor yang menentukan terjadinya subtindak tutur ‘menolak’ adalah tujuan pertuturan yang di sampaikan oleh penutur. Penutur dalam hal ini bertujuan melestarikan semua ajaran Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Mitra tutur agar membatalkan rencana yang dilakukan orang yang keras hatinya dan tidak mau mendengarkan perkataan orang lain baik teman semarga dan orang tuanya sendiri tidak mau mendengarkan. Untuk itu pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur untuk tidak melakukan hal seperti itu, siapapun yang berbicara kepada kita baik teman, sahabat, keluarga, teman semarga, dan orang tua kita harus mendengarkan perkataan mereka semua biar kita mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kita.

g. Merestui

Merestui berarti memberikan sesuatu yang berhubungan dengan doa atau keselamatan kepada orang lain. jadi subtindak tutur ‘merestui’ adalah tindak pertuturan yang dilakukan mitra tutur dengan tujuan memberikan doa atau

commit to user

keselamatan kepada penutur. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh berikut.

(45) Alai na jelas dihamu angka dongan kita tidak akan miskin kalau kita mengajari orang lain, manang hupakke pe manang aha alai molo ndang lomoni Tuhan i ndang terkabul i, alai molo tapasahat sudenang tu Tuhan kita akan semakin baik

Tuturan (45) kata ‘merestui’ yang disampaikan mitra tutur merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘merestui’. Penutur Biar lebih jelas kepada kamu teman kita tidak akan miskin kalau kita mengajari orang lain, atau kita pakai apapun kalau Tuhan tidak berkenan tidak mungkin terkabul, tetapi kalau kita serahkan semuanya kepada Tuhan kita akan semakin baik. Tutur tersebut memberikan sesuatu yang berhubungan dengan doa atau keselamatan kepada orang lain dan meminta doa restu kepada Tuhan agar doa-doanya terkabul. Dalam hal ini, penutur hanya bisa berdoa dan memohon semoga doa penutur maupun mitra tutur semuanya terkabul dan merestui usaha dan pekerjaan jemaat, pendidikan, jemaat yang merindukan keturunan, jemaat yang sakit yang ada di Gereja HKBP Solo.

Dokumen terkait