• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINDAK TUTUR HULAHULA ‘PEMBERI ISTRI’,

4.5 Tindak tutur yang Dominan oleh Pihak Hulahula, dongan

4.5.2 Tindak tutur yang Dominan oleh Pihak dongan

Tindak tutur yang diucapkan dongan sabutuha ‘kawan semarga’ adalah hampir sama dengan yang diucapkan oleh suhut bila dia satu marga dengan suhut paranak atau suhut parboru. Dongan samarganya tentu akan sama atau hampir sama

makna tindak tuturnya dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba. Jadi orang yang sabutuha adalah orang-orang yang memiliki marga yang sama, tentu juga akan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam suatu acara perkawinan. Sebagai orang yang satu marga tentu merasa bersaudara karena memiliki perasaan sepenanggungan karena menganggap bahwa, anak saudaranya merupakan anak kandungnya sendiri. Saanak saboru dalam budaya Batak Toba adalah mencerminkan satu anak satu boru yang tidak bisa kita pilah-pilah satu dengan yang lain berarti anak saudara kita adalah anak kita sendiri. Istilah dongan sabutuha sering juga disebut dengan kata dongan tubu ’kawan lahir’.

4.5.2.1 Tindak tutur dongan sabutuha parboru ‘kawan semarga pihak perempuan’

Tindak tutur dongan sabutuha parboru ‘ kawan semarga pihak perempuan’ adalah hampir sama dengan tindak tutur yang diucapkan pihak hulahula ’ pemberi istri’. Tindak tutur tersebut bermakna untuk memberkati anak perempuan dari dongan sabutuhanya ‘ anak gadis dari kawan semarganya’ supaya menjadi orang yang banyak keturunan, harta dan panjang umur sampai dengan bercucu dan bercicit pada waktu yang akan datang. Tindak tutur dongan sabutuha dalam upacara perkawinan Batak Toba dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Tindak tutur dongan sabutuha parboru ‘kawan semarga pihak perempuan’

No Tindak Tutur Dongan Sabutuha Jenis Tindak Tutur

Kategori 1. Gabe ma hita jala horas tumpahon ni

Ompunta Debata.

Sehat dan banyak keturunanlah kita semua diberkati Tuhan.

T Tbslm Ekspresif

2. Sian naung manungkun raja panungkun, mangalusi raja pangalusi di sintuhu ni sipanganon, ba sungkun ni parjolo tu sungkun ni parpudi, gabe ma nasida na mangalehon gabe hita na manjalo tubu singkatni di nasida horas hita manganton. Sudah bertanya raja penannya,menjawab

raja penjawab tentang makanan,pertanyaan yang pertama ke

pertanyaan yang terakhir, banyak rezekilah mereka yang memberikan begitu juga kita yang menerima datanglah gantinya pada mereka sehat-sehat kita yang memakan.

T Tmjls Representatif

3. Ia manungkun ma nasida siangkupna songon na mardalan sihombarna songon na hundul ba dipaboa nasida.

Mereka bertanya tentang beriring seperti orang yang berjalan dan berhadap-hadapan seperti orang yang duduk telah mereka beritahukan.

T Tmjls Representatif

4. Na mangalap boru ninna nasida umbahen na ro, sinamot pe ninna nungga sae dilehon.

Mereka datang untuk menjemput istri, uang mahar juga sudah mereka berikan.

T Tmjls Representatif

5. Ba pasupasuonma lehonon dohot ampehonon tu nasida.

Kata-kata petuah inilah kami berikan dan sampaikan kepada mereka.

Lanjutan Tabel 36 …

6. Songon nidok ni umpasa ma dohonon mamasumasu hamu: Tangki ma jala balang galinggang jala garege, sai tubu ma anakni borunta I partahi jala ulu baling, panibalnibal jala pareme.

Seperti kata pantunlah saya katakana untuk memberkati kalian: Tangkilah ketapel galingganglah ayakan, semoga lahir anak dari putri kita orang pintar dan panglima, yang kuat dan mempunyai banyak padi.

T Tmbkt Representatif

7. Dangka ni hariara ma pinangaitaithon di dolok ni purbatua, sai tubuma anak ni borunta sitongka panahitnahiton donganna saur matua.

Cabang pohon ara dijalin di atas gunung Purbatua, Semoga lahir anak dari putri kita yang sehat-sehat kawannya sampai tua.

T Tmbkt Representatif

8. Emma tutu!

Jadilah seperti yang kita katakana dam Tuhan memberkati!

T Tmgsh Komisif

9. Ni umpat duhungduhung di harangan ni silape, horas ma hita madingin mamora jala gabe.

Dicabut duhungduhung dihutan silape, sehat walapiatlah kita dan kaya serta banyak keturunan.

T Tmbkt Representatif

10. Emma tutu!

Jadilah seperti yang kita katakana dam Tuhan memberkati!

T Tmgsh Komisif

11. Tubu ma hariara di holangholang ni huta, sai tubuma anak dohot boru muna na sangap jala marroha.

Tumbuhlah pohon ara diantara kampung, semoga lahir anak kalian yang terhormat dan orang pintar.

Lanjutan Tabel 36 … 12. Emma tutu!

Jadilah seperti yang kita katakana dam Tuhan memberkati!

T Tmgsh Komisif

13. Tubu ma dingindingin di lumban tongatonga, tangkasma maduma tu mangkasanma na mamora.

Tumbuhlah dingindingin di kampung tengah, sudah jelas/enak yang banyak keturunan dan panjang umur lebih baik lagi jika menjadi kaya.

T Tmbkt Representatif

14. Emma tutu!

Jadilah seperti yang kita katakana dam Tuhan memberkati!

T Tmgsh Komisif

15. Ba tu ise ma andehononhu hataon?

Kepada siapakah saya sampaikan pembicaraan ini?

T Tbty Direktif

Dari tindak tutur di atas dapat di kelompokkan tindak tutur yang dominan seperti dalam Tabel 37 di bawah ini.

Tabel 37. Tindak Tutur yang Dominan oleh Dongan Sabutuha Parboru ‘kawan semarga pihak perempuan’

No Jenis–jenis tindak tutur Kategori Jumlah kalimat 1. Tindak tutur bersalam ( T Tbslm) Ekspresif 1 2. Tindak tutur memberkati (T Tmbkt) Representatif 5 3. Tindak tutur memohon (T Tmhn) Direktif - 4.. Tindak tutur memuji ( T Tmmj) Representatif - 5. Tindak tutur meminta (T Tmmt) Direktif - 6. Tindak tutur Berjanji (T Tbjj) Komisif - 7. Tindak tutur menyarankan ( T Tmyrn) Representatif 1

Lanjutan Tabel 37 …

8. Tindak tutur memperingatkan ( T Tmprgt) Direktif - 9. Tindak tutur mengesahkan ( T T mgsh) Komisif 4 10. Tindak tutur berterima kasih (T Tbk) Ekspresif - 11. Tindak tutur memjawab ( T Tmjw) Representatif - 12. Tindak tutur menjelaskan ( T Tmjls) Representatif 3 13. Tindak tutur bertanya ( T Tbty) Direktif 1

Dari tindak tutur di atas yaitu tindak tutur yang diucapkan oleh dongan sabutuha ‘ kawan semarga’ pihak perempuan terdapat tindak tutur yang paling dominan adalah tindak tutur memberkati (T Tmbkt) yaitu memberikan berkat kepada keluarga pengantin diberi kebahagian, keturunan yang banyak dan harta. Tindak tutur tersebut yaitu memberkati lebih banyak karena fungsi hulahula’ pemberi istri’ dan dongan tubu’ kawan semarga’ pengantin perempuan ataupun suhut dengan dongan tubu adalah sama dalam upacara perkawinan yaitu memberkati kedua pengantin. Sesuai dengan budaya Batak Toba bahwa dalam upacara perkawinan Batak Toba fungsi dongan sabutuha pihak perempuan adalah memberkati, menjelaskan dan mengesahkan hal itu dapat ditemukan dalam tindak tutur, Songon nidok ni umpasa ma dohonon mamasumasu hamu: Tangki ma jala balang galinggang jala garege, sai tubu ma anakni borunta I partahi jala ulu baling, panibalnibal jala pareme ‘seperti kata pantunlah kami ucapkan: beliunglah juga ketapel tampi juga ayakan, semoga lahir anak dari boru kita ini pemimpin juga panglima , anak yang kuat juga mempunyai banyak padi’ tindak tutur memberkati ini berfungsi untuk memberikan

berkat kepada anak perempuannya supaya mempunyai anak yang bisa diandalkan dan orang yang berhasil di kemudian hari.

Tindak tutur mengesahkan adalah tindak tutur yang mengiakan apa yang dituturkan oleh saudaranya yaitu dalam memberikan berkat kepada anak perempuannya. Dalam hal ini kawan semarga satu pendapat dengan saudranya ‘orang tua pengantin perempuan’ yang memberkati anak perempuannya yaitu dengan mengucapkan Emma tutu! ‘Tuhan memberkati semoga terjadi seperti yang kita katakan!’ Dalam hal ini kawan semarga pihak perempuan mengesahkan apa yang disebut saudara semarganya.

Tindak tutur menjelaskan juga dituturkan dongan sabutuha ‘kawan semarga’ pihak perempuan yaitu untuk menjelaskan apa yang perlu kepada borunya untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Tuturan tersebut dapat dijumpai dalam kalimat na mangalap boru ninna nasida umbahen na ro, sinamot pe ninna nungga sae dilehon ‘mereka datang mengambil istri dan uang mahar juga sudah diberikan’. Makna dari tuturan ini adalah menjelaskan bentuk pesta yang diadakan. Adat tentang itu juga sudah di laksanakan pihak laki-laki yaitu dengan membayar mahar pada pihak perempuan, sebagai tanda penghormatan pihak laki-laki terhadap pihak perempuan. Makna lain yang dikandung kalimat itu adalah untuk menjelaskan kepada raja-raja dan semua hadirin bahwa, pihak laki-laki ini adalah orang yang beradat yang tahu hak dan kewajibannya.

Tindak tutur memohon tidak dijumpai karena kedudukan dongan sabutuha ‘ kawan semarga’ pihak perempuan lebih tinggi dari pihak boru ‘ penerima istri’ jadi

dalam budaya Batak Toba status yang lebih tinggi tidak pantas bermohon kepada status yang lebih rendah.

4.5.2.2 Tindak Tutur Dongan Sabutuha Paranak ‘Kawan Semarga Pihak Laki-Laki’

Tindak tutur dongan sabutuha paranak ‘kawan semarga pihak laki-laki’ merupakan tindak tutur yang hampir sama dengan tindak tutur boru karena posisi kawan semarga pihak laki-laki pada saat itu adalah sebagai boru pada saat perta perkawinan dilaksanakan. Berikut ini adalah tindak tutur kawan semarga pihak laki-laki.

Tabel 38. Tindak Tutur Dongan Sabutuha Paranak ‘Kawan Semarga Pihak Laki-Laki’

No Tindak tutur dongan sabutuha paranak ‘kawan semarga pihak laki-laki’

Jenis tindak tutur

Kategori 1. Horas jala gabe !

Sehat-sehat dan banyak keturunan !

T T bslm Ekspresif

2. Tambama panggabean parhorasan dihita on saluhutna.

Bertambah-tambahlah harta dan kesehatan bagi kita seluruhnya

T Tmhn Direktif

3. Sian naung marliatliat angka hata sigabegabe,gabe suhut ni gabean ni raja,gabe nang raja na manggabei suhut jala horas hitaon saluhutna.

Sudah banyak kata-kata petuah, banyak keturunanlah membuat pesta begitu juga raja yang memberikan kata petuah dan sehat sejahtera kita seluruhnya.

Lanjutan Tabel 38 …

4. Sitambama tuhor ni bosi, hata pasupasu na uli ima diingot tondi.

Bertambahlah uang besi, kata-kata petuah yang indah itulah kita ingat.

T Tmhn Direktif

5. Sahatsahat ni soluma sahat tu bontean, nungga sahat pasupasu i sahat ma nang tu hita nang panggabean.

Sampailah perahu sampai ke pelabuhan, sudah sampai kata petuah kepada kita sampailah kita sehat,banyak keturunan dan kaya.

T Tbk Ekspresif

6. Binanga ni sihombing binongkak di tarabunga,tu sanggarma amporik tu lubangma satua sinur na pinahan gabe nang na niula.

Sungai si Hombing di bending di Tarabunga, ke pimpinglah burung pipit ke lobanglah tikus.

T Tmhn Direktif

7. Simbur ma godang ma nametmet, penggeng laho matua.

Cepat besarlah anak yang kecil, sehat-sehat sampai tua.

T Tmhn Direktif

8. Mardakkama ubanna limutlimutun tanggurungna.

Bercabanglah ubannya sampai berlumutlah punggungnya.

T Tmhn Direktif

9. Horas pardalandalan mangomoma nang partigatiga.

Sehat-sehat yang di perjalanan dan beruntunglah yang berdagang.

T Tmyrn Representatif

10. Horas ma hita on saluhutna! Sehat-sehatlah kita seluruhnya!

T Tbslm Ekspresif

11. Emma tutu!

Jadilah seperti yang kita katakana dn Tuhan memberkati!

Dari tindak tutur diatas dapat dikelompokkan tindak tutur yang dominan dari tindak tutur dongan sabutuha ‘kawan semarga’ pihak laki-laki sebagai berikut.

Tabel 39. Tindak tutur yang dominan dari dongan sabutuha ‘kawan semarga’ pihak laki-laki

No Jenis–jenis tindak tutur yang diucapkan Kategori Jumlah kalimat 1. Tindak tutur bersalam ( T Tbslm) Ekspresif 2 2. Tindak tutur memberkati (T Tmbt) Representatif - 3. Tindak tutur memohon (T Tmhn) Direktif 5 4. Tindak tutur memuji ( T Tmmj) Representatif - 5. Tindak tutur meminta (T Tmmt) Direktif - 6. Tindak tutur Berjanji (T Tbjj) Komisif - 7. Tindak tutur menyarankan ( T Tmyrn) Representatif 1 8. Tindak tutur memperingatkan ( T Tmprgt) Direktif - 9. Tindak tutur mengesahkan ( T T mgsh) Komisif 1 10. Tindak tutur berterima kasih T Tbk Ekspresif 1 11. Tindak tutur memjawab ( T Tmjw) Representatif - 12. Tindak tutur menjelaskan ( T Tmjls) Representatif 1 13. Tindak tutur bertanya ( T Tbty) Direktif -

Dari tindak tutur diatas ditemukan bahwa tindak tutur memohon yang diprioritaskan yaitu memohon kepada pihak hulahula supaya pihak penerima istri mendapat banyak keturunan dan kesehatan pada waktu yang akan datang. Hal ini dapat kita lihat dalam contoh: Tambama panggabean parhorasan dihita on saluhutna ‘ tambalah keturunan dan kesehatan pada waktu yang akan datang’. Tindak tutur ini bermakna memohon agar pihak hulahula ’pemberi istri’ memberkati mereka supaya

mendapat banyak keturunan dan sehat selalu. Kalimat Tambama panggabean parhorasan dihita on saluhutna biasanya dikatakan dengan kata Tambama panggabean dohot parhorasan dihita on saluhutna yaitu dengan menambahkan kata dohot ‘dan’ dalam bahasa Batak Toba. Kata dohot bermakna ikut dan bermakna dan di dalam bahasa Batak Toba. Dalam tuturan diatas yang ditekankan adalah panggabean bermakna banyak keturunan dan parhorasan bermakna kesehatan, jadi hal itulah yang paling ditekankan dalam tuturan di atas.

Tindak tutur bersalam merupakan tindak tutur yang diutamakan pihak boru kepada pihak hulahula karena pihak pemberi istri adalah kelompok yang paling tinggi kedudukannya dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba. Hal itulah makanya pihak boru ‘penerima istri’ selalu menyapa lebih dahulu pihak pemberi istri ’hulahula’ disamping itu pemberi istri dipercayai yang bisa memberikan berkat kepada pihak saudara perempuanya. Tindak tutur bersalam biasanya di dahului dengan kalimat horas jala gabe ‘sehat dan banyak keturunan’ atau Gabe jala horas ‘banyak keturunan dan sehat’. Makna kalimat diatas adalah supaya selalu sehat dalam kehidupan dan banyak keturunan pada waktu yang akan datang.

Tindak tutur menjelaskan juga dijumpai dalam tindak tutur yang diucapkan kawan semarga pihak laki-laki seperti dalam kalimat: Sian naung marliatliat angka hata sigabegabe, gabe suhut ni gabean ni raja, gabe nang raja na manggabei suhut jala horas hitaon saluhutna ‘ Sudah silih berganti raja memberkati, banyaklah keturunan yang membuat pesta begitu juga raja yang memberkati dan sehat kita semua’ dalam kalimat diatas makna yang diucapkan adalah menjelaskan bahwa sudah

banyak kata-kata petuah yang kita terima dari pihak pemberi istri semoga kita banyak keturunan dan sehat selalu, begitu juga raja yang memberikan berkat kepada kita.

Tindak tutur memberkati tidak dijumpai dalam tindak tutur dongan sabutuha ‘kerabat semarga’ pihak laki-laki karena pihak boru ‘penerima istri’ tidak boleh memberkati hulahula ‘pemberi istri’ tetapi pihak penerima istri harus memohon kepada pemberi istri. Tindak tutur berjanji juga tidak bisa dilakukan dongan sabutuha pihak laki-laki kepada pemberi istri karena pihak pemberi istri membutuhkan wujud nyata penghormatan dari kawan semarga pihak borunya.

Dokumen terkait