• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

1. Tindakan Siklus I

Hasil pengamatan dan wawancara pada kegiatan pendahuluan digunakan sebagai bahan persiapan untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran siklus I. Tindakan pembelajaran siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setiap tahap tindakan pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat. Agar pembelajaran berjalan dengan maksimal peneliti membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk mengukur indikator keberhasilan penelitian ini, peneliti juga menyusun skala disposisi matematik, jurnal harian, lembar observasi aktivitas siswa, soal tes hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan alat dokumentasi.

Peneliti bersama guru kolabolator mendiskusikan RPP dan LKS yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I dan guru kolabolator juga memberikan arahan tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa. Materi

37

pokok yang akan dipelajari adalah unsur-unsur dan jaring-jaring kubus dan balok. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, mengetahui perkembangan hasil tes akhir sikus siswa dan disposisi matematik siswa setelah diterapkannya model motivasi ARCS dalam pembelajaran matematika.

b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4 pertemuan dilakukannya kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan dilakukannya tes akhir siklus I. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 22 April 2014 sampai dengan 9 Mei 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan model motivasi ARCS. Adapun deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus I diuraikan sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 22 April 2014)

Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII-3 diawali dengan memberi salam dan menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa. Peneliti bertanya “Bagaimana kabarnya hari ini?”. Ada siswa yang menjawab “Baik”, ada juga siswa yang menjawab “Ngantuk”. Tetapi ada beberapa siswa yang masih diam. Agar siswa bersemangat, peneliti menyerukan kepada siswa untuk berdiri kemudian tersenyum kepada teman sebangkunya, seketika semua siswa tertawa dan suasana kelas pun sedikit berubah. Kemudian semua siswa duduk kembali.

Sebelum memulai materi, peneliti mengajak siswa untuk fokus dengan menceritakan kisah inspiratif Thomas Alva Edison (Attention). Seseorang yang waktu kecil hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Edison bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah karena ketika di sekolah Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang tidak berbakat, namun beliau bisa sukses sampai akhir hayatnya dan

karyanya selalu digunakan semua orang. Peneliti menceritakan sekilas perjalanan hidupnya hingga bisa sukses. Banyak siswa yang sangat memperhatikan cerita tersebut. Peneliti membangun semangat motivasi siswa dengan menanyakan,

Siapa yang ingin seperti Edison?”, semua siswa menunjuk tangan, dan bertepuk

tangan dengan penuh keceriaan dan teriakan.

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama adalah unsur-unsur pada kubus. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS 1 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan oleh siswa.

Peneliti menyampaikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini sebagai pengantar agar siswa lebih mudah memahami unsur-unsur kubus. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan soal-soal tantangan pada LKS 1 (Relevance). Saat diskusi dimulai sebagian siswa masih bingung dengan materi yang didiskusikan, mereka kurang mengerti dengan pertanyaan yang ada di LKS 1. Peneliti kemudian berusaha menjelaskan kembali tentang apa yang harus didiskusikan serta pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS 1. Peneliti juga menyiapkan alat peraga bangun ruang untuk membantu siswa memahami unsur-unsur kubus (Relevance). Siswa terlihat lebih antusias setelah peneliti menjelaskan tentang apa yang harus didiskusikan dan memperhatikan alat peraga yang telah disiapkan peneliti.

Peneliti pun berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun (Confidence). Awalnya siswa sedikit kesulitan, tapi proses diskusi berjalan dengan lancar. Saat diskusi berjalan, sebagian siswa tampak menikmati proses pembelajaran, berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa bertanya kepada peneliti “Bu, dibuku paket matematika bidang diagonal kubus ada 6, tapi saya temukan dengan alat peraga hanya 4, lalu dimana dua lagi bu?”. Ada lagi siswa yang mengacungkan tangan dan bertanya “ Bu, sisi kubus dengan bidang kubus apa bedanya?”.

39

Peneliti meminta perwakilan siswa dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa yang maju masih sedikit malu dan ragu. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman satu kelompoknya untuk berbicara, namun akhirnya siswa yang dipilih kelompoknya maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang tidak maju ke depan kelas mendengarkan presentasi kelompok yang sedang tampil, ada beberapa siswa yang bertanya saat dipersilahkan untuk bertanya, siswa bertanya

Bu, membedakan diagonal bidang dan bidang diagonal gimana sih bu?”.

Peneliti mempersilahkan kelompok yang sedang maju untuk menjawab, mereka

menjawab “diagonal bidang ada 12, sedangkan bidang diagonal ada 6”, kemudian peneliti menambahakan “diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu bidang, seperti ini (peneliti menunjuk garis yang ada pada kubus karton), sedangkan bidang diagonal adalah bidang yang di bentuk dari dua diagonal bidang yang saling berhadapan dan sejajar”.

Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal kepada siswa yang telah memberanikan diri untuk presentasi di depan kelas (Satisfaction) dan meminta siswa lain memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju. Setelah beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mendapatkan kesimpulan tentang materi unsur-unsur kubus. Siswa diminta menyimpulkan materi dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran dengan menjelaskan secara lisan berdiri di tempat duduknya dan peneliti pun menambahkan hasil kesimpulan dari siswa. Sebelum peneliti menutup pertemuan pertama, peneliti memberikan jurnal harian siswa dan menugaskan siswa untuk melengkapinya. Tujuan diberikan jurnal harian siswa agar peneliti mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini.

Pada pertemuan pertama, siswa masih belum terbiasa dan masih sangat kesulitan dalam belajar menggunakan LKS dan dituntut untuk belajar bersama kelompoknya. Karena biasanya siswa dalam kegiatan belajar selalu dituntun oleh

guru dan hanya mendengarkan saja dan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Keadaan siswa di kelas masih sangat berisik, banyak siswa yang masih bercanda dengan temannya, dan melakukan kegiatan lain diluar kegiatan pembelajaran.

2) Pertemuan Kedua (Jumat, 25 April 2014)

Pada pertemuan ini semua siswa hadir mengikuti pembelajaran. Peneliti mengkondisikan siswa untuk belajar. Ketika siswa sudah rapi di tempat duduknya masing-masing, ketua kelas memimpin untuk berdoa dan memberi salam. Peneliti mengawali pembelajaran dengan menyapa semua siswa menanyakan kabar dan

bertanya,”Siap senang-senang hari ini?”. Siswa menjawab,”Siap”.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuat siswa fokus dengan memberikan sebuah teka-teki (Attention). Peneliti berkata “ada dua orang ayah

yang masing-masing mempunyai seorang anak, mereka semua pergi memancing, setiap orang mendapat ikan satu ekor, tetapi setelah dihitung hanya ada tiga ekor

ikan, mengapa?”. Banyak siswa yang tampak antusias untuk menjawab teka-teki tersebut. Ada yang menjawab “ikannya loncat lagi kali bu”, adapula yang menjawab “karna ada yang tidak ikut memancing”. Semua siswa tampak berusaha untuk menyelesaikan teka-taki tersebut. Setelah dua menit berjalan tanpa ada siswa yang bisa menjawab dengan benar kemudian peneliti memberikan jawaban atas teka-teki tersebut “karna yang pergi memancing adalah kakek, ayah

dan anak jadi memang hanya tiga orang yang pergi memancing”. berikut adalah gambar yang diambil saat pembelajaran.

41

Gambar 4.1

Aktivitas Siswa Saat Tahap Attention

Materi pembelajaran pada pertemuan kedua adalah unsur-unsur balok. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. Siswa diminta untuk duduk dengan kelompoknya masing-masing.

Peneliti menanyakan kepada siswa tentang materi pertemuan sebelumnya yaitu unsur-unsur kubus. Sebagian besar siswa lupa tentang materi itu dan ada yang diam saja, tapi ada beberapa siswa yang masih ingat dan langsung mengucapkan unsur-unsurnya serta jumlahnya walaupun terbata-bata, ada juga yang langsung membuka buku catatannya. Setelah itu, peneliti membagikan LKS 2 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan oleh siswa. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan soal-soal tantangan pada LKS 2 (Relevance).

Siswa sudah mulai terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran meskipun ada beberapa siswa yang masih sering bertanya bagaimana cara melengkapi LKS. Peneliti juga menyiapkan alat peraga bangun ruang kali ini untuk membantu siswa memahami unsur-unsur balok (Relevance).

Gambar 4.2

Aktivitas Siswa saat Berdiskusi Menggunakan Karton (Relevance)

Siswa terlihat lebih antusias dengan adanya karton yang berbentuk balok dan kubus tersebut. Peneliti berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun (Confidence). Berikut adalah gambar yang diambil saat pembelajaran.

Gambar 4.3

Peneliti Memberikan Bimbingan dengan Pernyataan yang Membangun (Confidence)

Kelompok yang sudah selesai berdiskusi mengenai unsur-unsur balok dan menyelesaikan soal dalam LKS 2 mempresentasikan hasil diskusi yang telah

43

didapatkannya didepan kelas, dan kelompok lain meresponnya dengan melakukan tanya jawab dan bertukar pendapat dengan bantuan peneliti sebagai fasilitator. Siswa yang awalnya malu-malu dengan sendirinya terpancing untuk berbicara dengan teman kelompoknya di depan kelas walaupun masih agak gugup dalam berbicara.

Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal kepada siswa yang telah memberanikan diri untuk presentasi di depan kelas (Satisfaction) dan meminta siswa lain memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju. Setelah sebagian kelompok mempresentasikan diskusinya dan membahas masing-masing kelompok satu soal yang tedapat pada LKS 2, siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pelajaran hari ini tentang unsur-unsur kubus dan balok serta karakteristiknya.

Gambar 4.4

Aktivitas Siswa saat Presentasi

Pada pertemuan kedua ini dalam proses pembelajaran sudah mulai membaik dari pertemuan pertama. Siswa sudah mulai terbiasa sedikit demi sedikit menggunakan LKS dalam belajar walaupun masih ada siswa yang bingung dalam mengerjakan LKS. Siswa juga mulai terbiasa berdiskusi dengan temannya dalam menyelesaikan masalah meskipun masih ada siswa yang pasif dan diam saja dengan kelompoknya.

3) Pertemuan Ketiga (Selasa, 29 April 2014)

Pada pertemuan ini terdapat 2 siswa tidak hadir mengikuti pembelajaran tanpa keterangan. Peneliti masuk kelas dan langsung mengkondisikan siswa untuk duduk di tempatnya masing-masing dan memulai untuk belajar matematika. Siswa membaca doa dan memberikan salam. Peneliti membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa dengan suara lantang,” bagaimana kabar kalian hari ini?”, sebagian besar siswa menjawab, “Baik..”.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuat siswa fokus dengan menceritakan sebuah cerita inspiratif “There’s not perfect father” (Attention). Peneliti menceritakan kisah seorang anak SMA yang memiliki seorang ayah yang cacat yang berjuang untuk anaknya, namun anak itu tidak mengerti dengan kasih saying dan pengorbanan ayahnya. Si anak ini lebih memilih bersedih dan mencoba untuk bunuh diri. Tapi saat ia mencoba untuk bunuh diri, ayahnya berusaha menyelamatkannya. Saat itu si anak akhirnya sadar bahwa walaupun ayahnya tak sempurna, namun ayahnya tetap selalu berusaha memberikan cinta dan kasih sayangnya sesempurna mungkin. Saat itu emosi siswa peneliti arahkan untuk bersemangat, memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua mereka.

Materi pembelajaran pada pertemuan ketiga adalah jaring-jaring kubus. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS 3 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan oleh siswa. Peneliti memberikan LKS 3 kepada setiap kelompok. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan soal-soal tantangan pada LKS 3 (Relevance). Selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa dan sekaligus memeriksa tugas rangkuman berkaitan materi pertemuan lalu tentang unsur-unsur kubus. Sebagian siswa masih ingat dan mengerjakan tugas tersebut dan ada juga siswa yang lupa dan langsung membuka buku paket matematika. Peneliti juga melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari hari ini dengan menanyakan poin-poin untuk menemukan jaring-jaring kubus. Pembelajaran kali ini siswa mengerjakan LKS dengan bantuan beberapa karton persegi yang akan disusun menjadi jaring-jaring kubus (Relevance). Berikut gambar yang diambil saat pembelajarn berlangsung.

45

Gambar 4.5

Aktivitas Siswa saat Menyusun Karton Menjadi Kubus

Siswa terlihat lebih antusias dengan adanya karton persegi yang dapat dibentuk menjadi kubus tersebut. Peneliti berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun (Confidence).

Kelompok yang sudah selesai berdiskusi mengenai unsur-unsur balok dan menyelesaikan soal dalam LKS 3 mempresentasikan hasil diskusi yang telah didapatkannya didepan kelas, dan kelompok lain meresponnya dengan melakukan tanya jawab dan bertukar pendapat dengan bantuan peneliti sebagai fasilitator. Siswa yang awalnya malu-malu dengan sendirinya terpancing untuk berbicara dengan teman kelompoknya di depan kelas walaupun masih agak gugup dalam berbicara.

Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal kepada siswa yang telah memberanikan diri untuk presentasi di depan kelas (Satisfaction) dan meminta siswa lain memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju.

Setelah sebagian kelompok mempresentasikan diskusinya dan membahas masing-masing kelompok satu soal yang tedapat pada LKS 3, siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pelajaran hari ini. Selanjutnya peneliti menutup

pertemuan ketiga dengan menyerukan siswa, “Semangaat..” dan memberitahu

4) Pertemuan Keempat (Jumat, 2 Mei 2014)

Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam dan memeriksa kehadiran siswa. Kali ini semua siswa hadir semua. Peneliti menanyakan kabar siswa dan seperti biasa siswa ada yang menjawab dengan semangat dan ada siswa yang menjawab dengan tidak bergairah. Selanjutnya siswa dikondisikan untuk duduk sesuai kelompok yang lalu pada pertemuan ketiga.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuat siswa fokus dengan memberikan sebuah teka-teki (Attention). Peneliti berkata “ada dua ekor keledai yang membawa beberapa karung gandum dipunggungnya, keledai A membawa lebih banyak karung gandum dipunggungnya daripada keledai B, jika satu karung dari keledai B dipindahkan ke keledai A maka keledai A membawa gandum 2 kali banyaknya dari keledai B, namun jika satu karung dari keledai A dipindahkan ke keledai B maka kedua keledai tersebut membawa beban yang sama, berapa jumlah karung gandung yang dibawa masing-masing keledai

tersebut?”. Banyak siswa yang tampak antusias untuk menjawab teka-teki tersebut. Semua siswa tampak berusaha untuk menyelesaikan teka-taki tersebut. Setelah dua menit berjalan tanpa ada siswa yang bisa menjawab dengan benar kemudian peneliti memberikan jawaban atas teka-teki tersebut “keledai A

membawa 7 karung gandum dan keledai B membawa 5 karung gandum”.

Gambar 4.6

Aktivitas Siswa saat Tahap Attention

Materi pembelajaran pada pertemuan keempat adalah jaring-jaring balok. Peneliti memberikan LKS 4 kepada setiap kelompok. Siswa secara berkelompok

47

diarahkan untuk mendiskusikan soal-soal tantangan pada LKS 4 (Relevance). Selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa berkaitan materi pertemuan lalu tentang jaring-jaring kubus. Sebagian siswa masih ingat dan ada juga siswa yang lupa dan langsung membuka buku paket matematika. Peneliti juga melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari hari ini dengan menanyakan poin-poin untuk menemukan jaring-jaring balok. Sama dengan pembelajaran sebelumnya siswa mengerjakan LKS dengan bantuan beberapa karton persegi panjang yang akan disusun menjadi jaring-jaring balok (Relevance). Berikut gambar yang diambil saat pembelajarn berlangsung.

Gambar 4.7

Aktivitas Siswa saat Menyusun Karton Menjadi Balok

Siswa terlihat lebih antusias dengan adanya karton persegi panjang yang

dapat dibentuk menjadi balok tersebut. Siswa berkata “kita mau main ya bu?”. Ada juga yang berkata “nah, gini donk bu, kan seru dan cepet ngerti..”. Peneliti

berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun (Confidence).

Kelompok yang sudah selesai berdiskusi mengenai jaring-jaring balok dan menyelesaikan soal dalam LKS 4 mempresentasikan hasil diskusi yang telah didapatkannya didepan kelas, dan kelompok lain meresponnya dengan melakukan tanya jawab dan bertukar pendapat dengan bantuan peneliti sebagai fasilitator. Siswa yang awalnya malu-malu dengan sendirinya terpancing untuk berbicara dengan teman kelompoknya di depan kelas walaupun masih agak gugup dalam

berbicara. Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal kepada siswa yang telah memberanikan diri untuk presentasi di depan kelas (Satisfaction) dan meminta siswa lain memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju.

Setelah sebagian kelompok mempresentasikan diskusinya dan membahas masing-masing kelompok satu soal yang tedapat pada LKS 4, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran hari ini dengan menanyakan poin-poin penting yang telah dipelajari siswa. Sebelum peneliti menutup pembelajaran pertemuan keempat, peneliti memberikan jurnal harian siswa dan menugaskan siswa untuk melengkapinya. Tujuan diberikan jurnal harian siswa agar peneliti mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini. Selanjutnya peneliti menutup pertemuan keempat dengan menyerukan siswa, “Semangaat..” dan

memberitahu siswa bahwa akan ada tes pada pertemuan selanjutnya.

5) Pertemuan Kelima (Jumat, 9 Mei 2014)

Pada pertemuan kelima dilakukan tes hasil belajar siswa pada siklus I yang berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model motivasi ARCS. Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa. Peneliti menghimbau kepada siswa untuk mengumpulkan buku paket, buku catatan, LKS dan sumber bahan belajar yang lain di depan meja temannya agar siswa tidak menyontek dan melihatnya. Sebagian siswa tampak siap untuk memulai tes dan ada siswa yang tampak tegang untuk memulai tes. Kemudian peneliti terlebih dahulu membagikan skala disposisi matematik siklus I dengan memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk melengkapinya.

Selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat yaitu unsur-unsur serta jaring-jaring kubus dan balok. Soal tes siklus I ini terdiri dari 5 butir soal yang sudah divalidasi. Selama tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih bertanya dan

49

melirik-lirik dengan temannya. Dokumentasi siswa pada saat mengerjakan tes akhir dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8

Aktivitas Siswa Saat Mengerjakan Tes Akhir Siklus I c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data

Tahap pengamatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti dan kolaborator mengamati hasil tindakan penerapan ARCS dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data skala disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil tes akhir siklus. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus I :

1) Disposisi Matematik Siswa

Skala disposisi matematik terdiri dari 27 butir pernyataan yang terdiri dari 13 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif dengan indikator: 1) Rasa percaya diri terdiri dari 7 item; 2) Fleksibilitas terdiri dari 2 item; 3) Ketekunan terdiri dari 7 item; 4) Keingintahuan terdiri dari 3 item; 5) Reflektif terdiri dari 3 item; 6) Menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari terdiri dari 3 item; 7) Mengapresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan sebagai bahasa terdiri dari 2 item.

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh skor rata-rata dalam persen disposisi matematik siswa sebesar 67,72%. Dari hasil data yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu hasil skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai nilai rata-rata 70%.

Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi matematik. Dari Gambar 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-rata disposisi matematik yang paling rendah adalah pada aspek keingintahuan. Melalui hasil pengamatan peneliti, secara umum siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Siswa belum terbiasa bertanya tentang apa yang mereka belum pahami atau pekerjaan soal mereka. Hasil skor skala disposisi matematik siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 9.

Berikut ini akan ditampilkan secara visual aspek disposisi matematik siswa di kelas VIII-3 pada siklus I.

Gambar 4.9

Disposisi Matematik Siswa Siklus I

Pada aspek percaya diri, rata-rata skor kepercayaan diri siswa sebesar 66,26%. Rata-rata skor percaya diri lebih besar 1,82% dari aspek keingintahuan. Sebagian siswa masih belum percaya diri dengan kemampuannya dilihat dari siswa masih melihat pekerjaan temannya saat menyelesaikan soal dalam LKS dan

66.26 67.86 68.44 64.44 69.52 71.43 66.90

Disposisi Matematik Siswa Siklus I

51

saat ujian akhir siklus I. Siswa masih belum berani untuk berargumentasi di depan kelas, siswa masih malu-malu dan saling tunjuk saat mempresentasikan hasil

Dokumen terkait