• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Tingkat Kegiatan Sosial

Dalam dokumen Laporan DAn Praktikum Dan Revisi.docx (Halaman 84-95)

sosial di Desa Kemantren dikategorikan masih kurang. Sekitar 51 % kegiatan sosial masih tergolong rendah, sedangkan 37 % menunjukkan persentase angka sedang, dan hanya 12 % yang dikategorikan tinggi. Adanya beberapa kegiatan sosial yang tidak optimal menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap aktivitas organisasi desa. Lebih dari itu, sistem penyelenggaraan kegiatan dan organisasi sosial di desa tidak terdistribusi dengan baik sehingga menjadi tidak merata di beberapa wilayah. Tidak meratanya kegiatan tersebut ke seluruh desa berdampak pada melemahnya peningkatan pemberdayaan masyarakat di Desa Kemantren. Padahal jika merujuk pada hasil social mapping, beberapa kegiatan sosial desa telah terprogram dengan baik seperti PKK dan Karang Taruna.

Klasifikasi tersebut didasarkan pada beberapa kegiatan yang ada di desa, keikutsertaan, dan konstribusi masyarakat dalam suatu kegiatan. Merujuk pada hal tersebut, pengkategorian tinggi, sedang dan rendah suatu kegiatan sosial dapat dilihat dalam beberapa rincian grafik dibawah ini.

Diagram 4 1 Tingkat Kegiatan Sosial

Kerja Bakti Bersih Desa PKK Arisan Rewang Karang Taruna 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Jenis Kegiatan Sosial

Grafik diatas menunjukkan beberapa kegiatan sosial yang ada di Desa Kemantren. Kerja bakti, bersih desa dan rewang (membantu tetangga) menjadi kegiatan yang paling sering diadakan di lingkungan desa. Bentuk-bentuk kegiatan sosial tersebut, merupakan agenda rutin desa baik dalam hitungan bulan ataupun tahun. Adanya kegiatan sosial seperti kerja bakti menunjukkan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Sehingga tidak heran jika lingkungan masyarakat di Desa Kemantren selalu terlihat bersih. Umumnya, kegiatan kerja bakti tersebut diadakan dalam kurun waktu satu minggu sekali. Disamping itu, kegiatan bersih desa juga menjadi agenda rutin dari aparatur desa setempat.

Selain bentuk kegiatan tersebut, kebudayaan rewang juga masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Kemantren. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa sikap gotong royong masih dipertahankan oleh masyarakat desa. Namun demikian, peneliti juga melihat beberapa kegiatan sosial seperti PKK, arisan dan karang taruna masih kurang digalakkan. Statistik kegiatan PKK menunjukkan bahwa kegiatan PKK tidak merata di semua wilayah desa. Perbandingan yang hampir sam juga terjadi pada kegiatan arisan dan karang taruna. Padahal bentuk- bentuk kegiatan sosial tersebut sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat.

Mekanisme birokrasi desa juga menunjukkan adanya keajegan dalam implementasi program desa. Beberapa kendala seperti sumber daya manusia, dan inisiasi masyarakat menjadi kendala utama dalam mendorong pengembangan- pengembangan program di kawasan Desa Kemantren. Merujuk pada anggapan tersebut, berikut peneliti menyajikan gambaran umum mengenai keikutsertaan penduduk dalam kegiatan sosial.

Berdasarkan bentuk-bentuk kegiatan yang ada di Desa Kemantren, grafik diatas menunjukkan tingkat partisipasi penduduk dalam kegiatan sosial. Terlihat bahwa antusiasme penduduk sangat tinggi dalam kegiatan kerja bakti, bersih desa dan juga rewang. Kegiatan sosial yang bersifat bahu membahu nampaknya menjadi salah satu kelebihan dari masyarakat Kemantren. Kepedulian terhadap orang lain juga ditunjukkan dari tingginnya minat masyarakat setempat untuk membantu orang lain. Peneliti melihat adanya pranata sosial yang mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial. Penduduk yang tidak ikut dalam kegiatan sosial cenderung akan mendapat sanksi sosial. Umumnya, hubungan mereka akan menjadi merenggang, sehingga hal tersebut mendorong penduduk untuk turut berpartispasi dalam kegiatan yang dimaksud.

Namun berbeda halnya dengan kegiatan seperti PKK, arisan, dan karang taruna. Tidak ada kontrol masyarakat yang mengharuskan mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut. Namun demikian, data diatas juga memberikan gambaran bahwa, tingkat antusiasme masyarakat cukup tinggi terhadap kegiatan tersebut. Disamping jumlahnya yang sangat sedikit dan tidak merata.

81

Tabel 4 2 Keikutsertaan Kegiatan Sosial

Kerja Bakti Bersih Desa PKK Arisan Rewang Karang Taruna 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Keikutsertaan Kegiatan Sosial

Iya Tidak 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Durasi Kegiatan Kerja Bakti

2 4 6 8 10 12 14 16 18

Tiga bentuk grafik diatas memberikan 3 informasi berbeda namun saling berhubungan antara satu sama lain. Grafik pertama memberikan gambaran tentang durasi kegiatan kerja bakti umumnya dilakukan masyarakat Kemantren. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa durasi kegiatan kerja bakti tertinggi umumnya berlangsung 1-1,5 jam. Angka tersebut menunjukkan bahwa kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga memiliki durasi yang cukup pendek. Namun, peneliti melihat beberapa variasi durasi kegiatan yang beragam dari beberapa responden. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada durasi yang bersifat tetap ketika melakukan kegiatan kerja bakti. Disamping itu, keadaan lingkungan wilayah desa juga menjadi bagian penting dalam melihat durasi yang diperlukan penduduk ketika melakukan kerja bakti.

Lebih jauh, grafik selanjutnya juga memberikan keterangan mengenai intensitas kerja bakti penduduk dalam kurun waktu 3 bulan. Berdasarakan data tersebut, terlihat bahwa dalam kurun waktu 3 bulan, penduduk umumnya melakukan kegiatan kerja bakti sebanyak 3 kali dalam 3 bulan. Jumlah tersebut tidak bersifat rutin, karena di beberapa wilayah desa, warga juga melakukan kerja bakti lebih dari 4 kali dalam 3 bulan. Hal ini tentunya disesuaikan dengan keadaan

Tabel 4 3 Kegiatan Kerja Bakti 0 10 20 30 40 2 38 2 Kontribusi Frekuensi

wilayah desa dan kepentingan penduduk setempat. Lebih dari itu, peneliti juga menyajikan data tentang bentuk-bentuk kontribusi dari penduduk ketika melakukan kerja bakti. Merujuk pada data tersebut, jumlah penduduk yang memberikan sumbangan tenaga sangat dominan dibandingkan penduduk yang berkontribusi dalam hal ide dan makanan. Hal ini tergolong wajar karena bentuk kegiatan kerja bakti lebih membutuhkan tenaga manusia. Namun demikian, jumlah penduduk yang memberikan ide dan sumbangan makanan juga terlampau kecil. Diperlukan adanya suatu mekansime yang mengatur penyelenggaraan kerja bakti yang lebih efektif dan efisien.

Disamping kegiatan kerja bakti, tabel berikut ini juga memberikan gambaran mengenai kegiatan bersih desa di desa kematren.

Kegiatan bersih desa dapat diklasifikasika sebagai sebuah indikator kebersihan wilayah desa. Dalam tabel terlihat jelas durasi bersih desa yang

Tabel 4 4 Kegiatan Bersih Desa 1 kali 2 kali 3 kali >4 kali 0 5 10 15 20 25 30 35

Intensitas bersih desa dalam 1 tahun

Frekuensi

<1 jam 1-1,5 jam >1,5-2 jam >2 - 2,5 jam 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Durasi Kegiatan Bersih desa

Frekuensi 0 10 20 30 40 1 37 1 1 Kontribusi Frekuensi

umumnya dilakukan oleh penduduk. Dalam 1 tahun, umumnya masyarakat membersihkan desa sebanyak 1 kali dengan durasi rata-rata selama 1-1,5 jam. Banyak sedikitnya waktu yang digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bersih desa menunjukkan tingkat antusiasme masyarakat ketika kegiatan berlagsung. Sebgai sebuah kegiatan yang dilakukan hanya beberapa kali dalam satu tahun, durasi 1-1,5 tergolong cukup cepat. Padahal, jika membandingkan dengan kegiatan seperti kerja bakti, waktu tersbut relatif sangat singkat. Hampir tidak ada alasan yang cukup kuat untuk memperkuat melakukan kegiatan bersih desa secepat itu. Semakin cepatnya durasi penduduk ketika melakukan suatu kegiatan merupakan sebuah manifestasi dari adanya penurunan minat penduduk terhadap suatu kegiatan.

Lebih dari itu, peneliti juga menemukan beberapa variasi jumlah kegiatan bersih desa dalam 1 tahun. Terdapat perbedaan jumlah yang cukup besar antara penduduk yang mengikuti kegiatan bersih desa 1 tahun sekali dengan mereka yang mengikutinya diatas frekuensi tersebut. Jika umumnya kegiatan bersih desa dilakukan 1 kali dalam 1 tahun, namun di Desa Kemantren peneliti menemukan variasi jumlah hingga intensitas diatas 4 kali. Namun secara umum kegiatan bersih desa juga menjadi agenda dari pemerintah desa dalam menggalakkan kegiatan-kegiatan sosial. lebih jauh, bentuk-bentuk konteribusi masyarakat dalam kegiatan tersebut, selalu menunjukkan grafik dimana sumbangan tenaga lebih tinggi dibandingkan sumbangan dalam bentuk lainnya.

84

1 kali 2 kali 3 kali >4 kali 0 2 4 6 8 10 12

Intensitas PKK dalam 3 bulan

Frekuensi

1-1,5 jam >1,5-2 jam >2 - 2,5 jam 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Durasi Kegiatan PKK Frekuensi 0 2 4 6 8 8 2 4 Kontribusi

Kegiatan PKK merupakan suatu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di wilayah desa. 3 tabel diatas merupakan sampel penelitian terhadap 3 indikator utama dalam menganalisis kegiatan PKK. Merujuk pada tabel pertama, durasi kegiatan PKK umumnya berlangsun selama 1-1,5 jam, dengan intensitas tertinggi sebanyak 1 kali dalam 3 bulan. 2 data tersebut memberikan sebuah informasi baru bahwa umumnya kegiatan PKK tidak berjalan secara rutin setiap bulannya. Padahal jika merujuk pada hasil social mapping kemarin, program PKK dicanangkan untuk memperluas keahlian dan keterampilan para anggota PKK. Intensitas tersebut juga menunjukkan bahwa penyelenggaraan kegiatan PKK belum dikelola secara teratur.

Lebih jauh, peneliti juga menemukan bahwa dalam kegiatan PKK sekalipun, sumbangan tenaga juga tetap menduduki peringkat yang lebih tinggi, disamping sumbangan-sumbangan lainnya. Disini juga terlihat tingkat partisipasi masyarakat yang cukup rendah dalam menyumbangkan idenya, sehingga kegiatan juga menjadi sulit berkembang. Pemerintah Desa Kemantren perlu mengkaji dan membuat inovasi-inovasi baru untuk menggalakkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat khusunya ibu-ibu PKK.

Disamping kegiatan PKK, kegiatan seperti arisan juga masih terdapat di Desa Kemantren. Setiap kali kegiatan arisan diadakan, durasi kegiatan umumnya berlangsung selama 1-1,5 jam. Intensitas kegiatan ini juga rata-rata berlangsung lebih dari 4 kali dalam 3 bulan. Konstribusi tenaga seperti mengaji menjadi konribusi terbanyak masyarakat ketika kegiatan ini sedang berlangsung. Namun sumbangan dalam bentuk lainnya dan juga makanan ataupun barang menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki mekanisme yang cukup baik dalam implementasinya.

Kegiatan arisan umumnya dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mandiri, serta menggalakkan sikap saling membantu. Adanya kegiatan arisan merupakan sebuah indikasi yang menunjukkan bahwa kegiatan ini masih dianggap perlu untuk menunjang kahidupan ekonomi masyarakat. Namun demikian, berdasarkan hasil social mapping, peneliti menemukan adanya suatu bentuk arisan baru yang dikembangkan di masyarakat Kemantren. Umumnya

Tabel 4 6 Kegiatan Arisan 1 kali 2 kali 3 kali >4 kali 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Intensitas arisan dalam 3 bulan

Frekuensi

1-1,5 jam >1,5-2 jam >2 - 2,5 jam 0 2 4 6 8 10 12

Durasi Kegiatan arisan

Frekuensi 0 4 8 12 4 10 5 Kontribusi Frekuensi

arisan ini dilakukan dikalangan para pekerja kuli bangunan, dengan tujuan saling membantu antar pekerja kuli. Lebih jauh, konsep yang digunakan dalam arisan ini juga hampir sama dengan konsep arisan pada umumnya. Pranata baru tersebut juga menunjukkan sikap saling memberdayakan antar masyarakat desa.

Berbeda halnya dengan kegiatan sebelumnya, rewang umumnya dilakukan berdasarkan asas sukarela dan tenggang rasa. Konsep bangunan masyarakat yang kuat dengan kolektifitas yang cukup tinggi, memungkinkan kegiatan rewang masih sangat kental di kalangan masyarakat Kemantren. Grafik diatas menunjukkan variasi kegiatan yang hampir merata mulai dari 1 hingga lebih dari 2,5 jam. Peneliti melihat kuatnya indikasi kontrol masyarakat terhadap warga dalam kegiatan rewang. Umumnya penduduk akan berusaha untuk membantu tetangga (rewang) hingga kegiatan tersebut selesai. Unit aktivitas utam yang paling sering ditemukan oleh peneliti adalah para kaum ibu-ibu. Mereka

Tabel 4 7 Kegiatan Rewang

1 kali 2 kali 3 kali 0 5 10 15 20 25

Intensitas rewang dalam 3 bulan

Frekuensi

1-1,5 jam >1,5-2 jam >2 - 2,5 jam >2,5 jam 0 2 4 6 8 10 12

Durasi Kegiatan Rewang

Frekuensi mem berik an s umba ngan mak anan /bar ang mem berik an s um bang an te naga mem berik an s umba ngan ide Lain nya 0 10 20 30 2 30 1 2 Kontribusi Frekuensi

berusaha untuk membantu kegiatan warga lain yang ada disekitar rumahnya. Disinilah kontrol masyarakat sangat kuat dalam mempertahankan kegiatan rewang sebagai sebuah bagian dari gotong royong. Hal tersebut juga diperjelas dalam tabel intensitas rewang yang dilakukan oleh penduduk. Umumnya kegiatan ini bersifat tidak menentu setiap bulannya, namun secara garis besar penduduk selalu mengikuti kegiatan rewang minimal 1 kali dalam satu bulan. Lebih jauh, penduduk lebih mengandalkan sumbangan tenaga untuk menjadi prioritas dalam kegiatan rewang. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan rewang lebih banyak berlangsung ketika ada kegiatan-kegiatan yang membutuhkan tenaga manusia seperti membantu tuan rumah memasak ataupun mendirikan tenda acara.

1 kali 3 kali 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Intensitas karang taruna dalam 3 bulan

Frekuensi

>1,5-2 jam >2 - 2,5 jam >2,5 jam 0 1 2 3 4 5 6 7

Durasi Kegiatan Karang Taruna

Frekuensi 0 2 4 6 2 5 3 Kontribusi Frekuensi

Selain kegiatan PKK, kegiatan lain yang juga menunjang pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan karang taruna. Grafik diatas menunjukkan bahwa umumnya durasi kegiatan karang taruna berada pada kisaran 1,5 hingga 2 jam. Lebih jauh, intensitas pertemuan mereka dalam 3 bulan rata-rata satu kali pertemuan. Sebagai sebuah wadah masyarakat untuk menyalurkan ide dan fikiran, karang taruna di Desa Kemantren belum mampu berjalan secara independen. Kepala desa juga mengeluhkan hal yang sama. Hampir tidak ada sosok pemuda yang mampu menjadi penggerak dalam organisasi karang taruna. Bahkan kegiatan mereka hanya terlihat ketika hari kemerdekaan tiba. Sehingga tidak heran jika sebagian besar responden memberikan kontribusinya dalam bentuk tenaga.

Padahal jika melihat keadaan sosial dan ekonomi di desa kematren, organisasi sosial seperti karang taruna dan ibu-ibu PKK harusnya menjadi prioritas pembangunan manusia. Karang taruna memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pemberdayaan di wilayah Desa Kemantren. Optimalisasi birokrasi dari desa sangat diperlukan untuk mendorong pergerakan karang taruna untuk membant terlaksananya program-program desa.

4.2

Partisipasi Kegiatan Keagamaan

Tabel 4 8 Kegiatan Karang Taruna

61.22% 30.61%

8.16%

Tingkat Kegiatan keagamaan

Rendah Sedang tinggi

Diagram diatas merupakan total tingkat kegiatan keagamaan di Desa Kemantren. Sebesar 61% bagian diagram menunjukkan bahwa tingkat kegiatan

Dalam dokumen Laporan DAn Praktikum Dan Revisi.docx (Halaman 84-95)

Dokumen terkait