• Tidak ada hasil yang ditemukan

84 tingkat pemerintah pusat dan daerah sehingga program

Dalam dokumen Pembangunan Perumahan dan Permukiman di (Halaman 101-106)

pengembangan perumahan dan permukiman bagi KBR dapat terselenggara secara harmoni dan berkelanjutan.  Terbangunnya sistem penyediaan sarana dan prasarana

perumahan dan permukiman yang berdaya guna dan berkelanjutan, sehingga dapat mendukung produktivitas penduduk terutama bagi KBR.

2. Sasaran Operasional

 Terbangunnya kelembagaan lokal sebagai representasi warga masyarakat (Badan Keswadayaan Masyarakat/BKM) yang mampu melakukan peran dan fungsi serta mampu memfasilitasi terjadinya berbagi peran antara warga masyarakat dengan pelaku kunci lain-nya serta mampu memfasilitasi terbangunlain-nya aksesibili-tas dan posisi tawar KBR terhadap pemerintah sebagai pemegang kewenangan dalam penetapan kebijakan dan penganggaran.

 Terfasilitasinya aksesibilitas masyarakat miskin kepada sumber daya keuangan sehingga dapat membantu dan memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas rumah secara berkelanjutan.

 Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak huni pada lingkungan permukiman yang sehat dan harmonis. Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini antara lain: 1. Membangun serta meningkatkan sistem implementasi perencanaan dan pengelolaan sektor hunian yang memi-hak pada kepentingan komunitas berpenghasilan rendah. Hasil antara (output) yang diharapkan adalah terben-tuknya Badan Koordinasi Pengembangan dan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Daerah (BKP4D). Hasil akhir (outcome) yang diharapkan adalah tersusunnya Rencana Pengembangan dan Pemba-ngunan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D). 2. Membuka akses dan sistem pembiayaan perumahan

yang terjangkau dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas perumahan dan lingkung-an masyarakat miskin perkotalingkung-an. Hasil lingkung-antara ylingkung-ang diharapkan adalah terbentuknya lembaga keuangan lokal di daerah dan hasil akhir yang diharapkan adalah terlem-baganya sistem pembiayaan perumahan dan permu-kiman yang memihak kepada KBR.

3. Peningkatan kualitas lingkungan bagi permukiman miskin dan berpendapatan rendah. Hasil antara komponen ini adalah terbangunnya Kelembagaan Masyarakat dengan nama generik Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), dan sebagai hasil akhir adalah tersusunnya Neigh-borhoods Upgrading Plan's (NUP) untuk peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

4. Peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan sek-tor terkait untuk melaksanakan program. Komponen keempat ini mencakup (i) Pelaksanaan dan penyeleng-garaan pelatihan bagi aparat pemerintah dan masyarakat; (ii) Pelaksanaan dan pengembangan sosialisasi bagi kha-layak sasaran pemanfaat langsung dan khakha-layak sasaran masyarakat luas secara menyeluruh; (iii) Pelaksanaan pengembangan masyarakat melalui proses pengorgani-sasian masyarakat secara organik dan berkelanjutan; (iv) Pengembangan kelembagaan, baik untuk instansi/insti-tusi di tingkat pemerintah maupun di tingkat masyarakat; Komponen ini menjadi pengikat ketiga komponen lainnya yang berperan sebagai elemen penyedia dan pemberi masukan yang dibutuhkan.

Instansi Pelaksana

Departemen Pekerjaan Umum Lokasi

NUSSP dilaksanakan di 32 Kota/Kabupaten yang dipilih secara kompetitif berdasarkan kriteria tertentu. Kota-kota terse-but antara lain (i) wilayah Sulawesi mencakup Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kab. Muna, Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota Makassar, Kab. Bulukumba, Kab. Gowa, Kab. Jeneponto, Kab. Bone, Kota Palopo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Timur, Kab. Polewali, Kota Palu; (ii) wilayah Jawa, Kalimantan Barat dan NTB mencakup Kota Tangerang, Kab. Serang, Kab. Subang, Kota Sukabumi, Kota Yogyakarta, Kab. Rembang, Kota Pontianak, Kota Surabaya, Kab. Lamongan, Kota Mataram; (iii) wilayah Sumatera meliputi Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kota Padang, Kota Jambi, Kota Bengkulu, Kota Palembang, dan Kota Bandar Lampung.

Dana

Total dana mencapai USD 106,7 juta, yang terdiri dari danaan luar negeri sebesar USD 83,9 juta, dan dana pen-damping USD 22,8 juta.

85

Waktu

Maret 2005-Desember 2009

Pencapaian

Sampai dengan bulan Agustus tahun 2008, NUSSP telah melakukan penanganan permukiman kumuh seluas 7.675,78 hektar di kota-kota sasaran proyek.

6.2 Permukiman 6.2.1 Program

Terdapat 4 program permukiman yang tercantum dalam RPJM yaitu program pemberdayaan masyarakat, program pengembangan kelembagaan, program pengembangan kiner-ja air minum dan air limbah, dan program peningkatan kinerkiner-ja persampahan dan drainase. Sementara itu terdapat 1 (satu) program yang baru saja dicanangkan yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

A. Program Pemberdayaan Masyarakat

Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, baik individual maupun kelompok dalam pening-katan kualitas lingkungan.

Tujuan

Tujuan program ini adalah (i) meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peranan air minum dan air limbah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya; (ii) meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanganan persoalan persampahan dan drainase.

Sasaran

Sasaran program ini adalah (i) meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat; (ii) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum dan air limbah; (iii) berkurangnya timbulan sampah; (iv) menurunnya perambahan terhadap su-ngai, kanal, dan saluran drainase; dan (v) meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanganan persampahan dan drainase.

Kegiatan

Kegiatan program diantaranya (i) kampanye publik, medi-asi, dan fasilitasi kepada masyarakat mengenai perlunya peri-laku hidup bersih dan sehat, (ii) peningkatan peran sekolah

dasar dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, (iii) pelaksanaan percontohan dan pengembangan peran masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber air baku, (iv) pelaksanaan percontohan dan pengembangan peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan, (v) pelestarian budaya dan kearifan lokal yang mendukung pelestarian dan penjagaan kualitas air baku, (vi) pengembang-an budaya penghargapengembang-an dpengembang-an hukumpengembang-an (reward and punish-ment) terhadap partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan, (vii) peningkatan peran charity funddan LSM/NGO, (viii) peningkatan kapasitas masyarakat dengan berdasar kepada pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach/demand driven), partisipatif, pilihan yang diinformasikan (informed choice), keberpihakan pada masyarakat miskin (pro-poor), gender, pendidikan, dan swa-daya (self-financing), (ix) pelibatan masyarakat dalam peren-canaan awal, desain, konstruksi maupun operasi dan pemeli-haraan, khususnya di daerah eks bencana alam sebagai upaya pemulihan, (x) kampanye penyadaran publik (public awareness campaign) mengenai 3R (reduce, reuse, recycle), (xi) pengem-bangan pusat daur ulang (recycle center) yang berbasis masyarakat di kota metropolitan dan kota besar, (xii) pemasyarakatan struktur pembiayaan dalam penanganan per-sampahan dan drainase, (xiii) pengembangan kapasitas bagi pemulung dan lapak di kota metropolitan dan kota besar, (xiv) pengembanganvermi compost dan pengomposan yang berba-sis masyarakat di kota besar dan kota sedang, (xv) proyek per-contohan pengembangan produk pertanian organik skala kecil sebagai upaya pengembangan pasar kompos, (xvi) kampanye penyadaran publik (public awareness campaign) mengenai perlunya saluran drainase dalam mengurangi genangan di kota metropolitan, kota besar, dan kota sedang, (xvii) peningkatan pemeliharaan dan normalisasi saluran drainase yang berbasis masyarakat pada kawasan-kawasan kumuh di kota metropoli-tan, kota besar, dan kota sedang.

Instansi Pelaksana

Departemen Pekerjaan Umum

Lokasi

Lokasi pelaksanaan program tersebar di seluruh wilayah Indonesia

86

Dana

Sumber dana berasal dari APBN, dan menunjukkan kecen-derungan menurun dari Rp. 19 Milyar pada tahun 2006 menja-di Rp. 13 Milyar pada tahun 2008.

- 19.000 18.000 13.000

Sumber : Bappenas, 2009

TABEL VI.3 ALOKASI DANA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN 2005-2008 (JUTA RUPIAH)

2005 2006 2007 2008

Waktu

Tahun 2005 sampai dengan 2009

B. Program Pengembangan Kelembagaan

Selain pemberdayaan masyarakat, kelembagaan yang terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman juga harus dikembangkan. Pengembangan kelembagaan disi-ni mencakup penataan peraturan perundang-undangan maupun lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembangunan air minum dan air limbah. Tujuan

Melakukan penataan kembali peraturan perundang-un-dangan dan pengembangan kelembagaan yang terkait dengan pembangunan air minum, air limbah, persampahan, dan drainase untuk mewujudkan sistem kelembagaan dan tata lak-sana pembangunan air minum, air limbah, persampahan, dan drainase yang efektif.

Sasaran

Sasaran program ini adalah (i) meningkatnya koordinasi dan kerjasama antarkegiatan dan antarwilayah dalam pemba-ngunan air minum dan air limbah, (ii) terciptanya peraturan perundang-undangan yang mengatur kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pembangunan air minum dan air limbah, (iii) meningkatnya peranan badan usaha milik swasta dalam pembangunan dan pengelolaan air minum dan air limbah, (iv) tersedianya sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan, (v) terselesaikannya revisi peraturan perundang-undangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan

air minum dan air limbah, (vi) pulihnya kinerja lembaga pe-ngelola pelayanan air minum dan air limbah pada daerah eks bencana alam, (vii) tersedianya perangkat perundang-undang-an yperundang-undang-ang mengatur hubungperundang-undang-an kerjasama perundang-undang-antara pemerintah dperundang-undang-an swasta dalam pengelolaan persampahan dan drainase, (viii) terciptanya sumber-sumber pembiayaan baru bagi pena-nganan persampahan dan drainase, (ix) meningkatnya kualitas koordinasi dan kerjasama antarwilayah dalam penanganan persampahan dan drainase.

Kegiatan

Kegiatan program ini diantaranya adalah (i) penyusunan peraturan presiden tentang kerjasama antarwilayah (regional-isasi) dalam pembangunan dan pengelolaan air minum dan air limbah, (ii) penyusunan peraturan presiden tentang kerjasama antara BUMN/BUMD dengan BUMS, (iii) peningkatan ker-jasama BUMD dengan BUMS yang saling menguntungkan, akuntabel, dan transparan, (iv) pengembangan water supply and wastewater fund,(v) penyusunan peraturan presiden ten-tang penerbitan obligasi oleh BUMD, (vi) pemberian bantuan teknis pada lembaga pengelola pelayanan air minum dan air limbah pada daerah eks bencana alam, (vii) reviewdan revisi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan persoalan persampahan dan drainase, (viii) penyusunan naskah aka-demik rencana undang-undang persampahan, (ix) penyusunan kebijakan, strategi, dan rencana tindak penanggulangan sam-pah secara nasional, (x) pelaksanaan proyek percontohan regionalisasi penanganan persampahan dan drainase, (xi) peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, (xii) proyek percontohan kerjasama pemerintah dan BUMS dalam pengelolaan persampahan, serta (xiii) pem-berian bantuan teknis pada lembaga pengelola pelayanan per-sampahan dan drainase pada daerah eks bencana alam. Instansi Pelaksana

Departemen Pekerjaan Umum Lokasi

Lokasi pelaksanaan program tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Dana

Sumber dana berasal dari APBN, dan menunjukkan kecen-derungan menurun dari Rp. 38,4 Milyar pada tahun 2006 men-jadi Rp. 22,2 Milyar pada tahun 2008.

87

38.400 29.000 22.272

Sumber : Bappenas, 2009

TABEL VI.4

ALOKASI DANA PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN TAHUN 2005-2008 (JUTA RUPIAH)

2005 2006 2007 2008

Waktu

Tahun 2005 sampai dengan 2009 Pencapaian

Terdapat dua pencapaian penting yaitu (i) Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; (ii) penetapan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

C. Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah

Program ini mencakup kinerja penyediaan air minum dan penanganan air limbah baik yang dilaksanakan oleh pemerin-tah, maupun masyarakat.

Tujuan

Tujuan program adalah meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang dilaksanakan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) dan yang dilaksanakan oleh komunitas masyarakat secara optimal, efisien, dan berkelanjutan. Sasaran

Sasaran program ini adalah (i) meningkatnya cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang dikelola oleh BUMD, (ii) meningkatnya kinerja BUMD pengelola air minum dan air limbah hingga berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), (iii) meningkatnya cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang dikelola secara langsung oleh masyarakat.

Secara rinci sasaran pembangunan air minum adalah meningkatnya cakupan pelayanan air minum perpipaan secara nasional hingga mencapai 40 persen pada akhir tahun 2009 dengan perincian cakupan pelayanan air minum perpipaan untuk penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan diharapkan dapat meningkat hingga mencapai 66 persen dan di kawasan perdesaan meningkat hingga mencapai 30 persen. Sedangkan sasaran pembangunan air limbah adalahopen defecation free (stop buang air besar sembarangan) untuk semua kabupa-ten/kota hingga akhir tahun 2009.

Kegiatan

Kegiatan program ini diantaranya adalah 1. Restrukturisasi manajemen PDAM dan PDAL;

2. Peningkatan jumlah PDAM dan PDAL yang berpredikat WTP di kota metropolitan dan besar;

3. Peningkatan kapasitas (Capacity building) bagi PDAM dan PDAL melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan, optimasi rasio pegawai dan pelanggan;

4. Revisi peraturan mengenai struktur dan penentuan tarif; 5. Penurunan kebocoran melalui penggantian pipa bocor dan

berumur, penggantian pipa air, penegakan hukum ter-hadap sambungan liar (illegal connection), peningkatan efisiensi penagihan;

6. Peningkatan operasi dan pemeliharaan;

7. Penurunan kapasitas tidak terpakai (idle capacity); 8. Refurbishment terhadap sistem penyediaan air minum dan

pembuangan air limbah yang telah terbangun;

9. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum dan air limbah;

10. Pengembangan pelayanan air minum dan air limbah yang berbasis masyarakat;

11. Pengembangan pelayanan sistem pembuangan air limbah dengan sistem terpusat pada kota-kota metropolitan dan besar;

12. Penyediaan air minum dan prasarana air limbah bagi kawasan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah; 13. Pengembangan teknologi pengolahan lumpur tinja dan air

minum;

14. Restrukturisasi hutang PDAM dan PDAL khususnya yang terkait dengan pinjaman luar negeri melalui subsidiary loan agreement(SLA); serta

15. Perbaikan prasarana dan sarana air minum dan air limbah yang rusak serta pembangunan dibeberapa permukiman baru pada lokasi eks bencana alam.

Instansi Pelaksana

Departemen Pekerjaan Umum Lokasi

Lokasi pelaksanaan program tersebar di seluruh Indonesia Dana

Sumber dana berasal dari APBN, dan menunjukkan kecen-derungan terus meningkat dari Rp. 468 Milyar pada tahun 2005 menjadi Rp. 1,8 Triliun pada tahun 2008.

88

Waktu

Tahun 2005 sampai dengan 2009 Pencapaian

Hasil yang telah dicapai dari program pengembangan ki-nerja pelayanan air minum dan air limbah semenjak awal RPJMN adalah sebagai berikut :

467.998,6 765.946 1.220.326,5 1.821.391,4

Sumber : Bappenas, 2009

Sumber: Departemen PU, 2007

TABEL VI.5

ALOKASI DANA PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA AIR MINUM DAN AIR LIMBAH

TAHUN 2005-2008 (JUTA RUPIAH)

2005 2006 2007 2008

1. Pengembangan prasarana dan sarana air minum bagi IKK (Ibu Kota Kecamat-an)

1.043 865 766 2.674 L/detik

2. Pengembangan prasarana dan sarana air minum bagi MBR (Masyarakat Berpeng-hasilan Rendah) Perkotaan (RSH dan ku-muh, serta nelayan)

943 571 70 1.584 L/detik

4. Pengembangan prasarana dan sarana air minum bagi ibukota kabupaten pemekaran.

943 571 70 1.584 L/detik

TABEL VI.6

PENCAPAIAN PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PELAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH

NO NAMAKEGIATAN

HASILPENCAPAIAN2005-2007 TOTAL PENCAPAIAN 2005-2007

SATUAN

2005 2006 2007

3. Penyehatan PDAM 60 728 400 1.188 L/detik

5. Pengembangan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat menengah keatas (KPS/Turnkey/Swasta)

550 500 - 1.050 L/detik

6. Pengembangan prasarana dan sarana air minum perdesaan melalui DAK dan APBD

1.023 2.550 2.879 6.452 L/detik

7. Penyediaan air minum berbasis masya-rakat (PAMSIMAS) di desa rawan air/ter-pencil

- - 311 311 L/detik

8. Pengelolaan air limbah 46/29.150 84/615.894 87/287.984 217/933.028 kab-kota/jiwa

penduduk Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

89

Dalam dokumen Pembangunan Perumahan dan Permukiman di (Halaman 101-106)