• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Komunitas fitoplankton

4.6.5. Tingkat trofik ikan

Komponen ekosistem yang memiliki kontribusi sebagai makanan ikan merupakan komponen ekosistem yang penting untuk mempertahankan keanekaragaman ikan. Komponen ekosistem tersebut meliputi detritus, fitoplankton, zooplankton, makrozoobenthos, pohon hutan, dan insekta darat. Gambar 30 menyajikan kontribusi masing-masing jenis materi makanan untuk mendukung

jumlah species ikan yang mengkonsumsi jenis materi tersebut. Pada umumnya ikan memanfaatkan lebih dari satu jenis makanan baik sebagai makanan utama maupun makanan tambahan.

Keterangan : A. Fitoplankton G. Insekta air

B. Perifiton/alga filamen H. Insekta darat

C. Tumbuhan tingkat tinggi I. Udang

D. Detritus J. Cacing

E. Rotifera K. Ikan

F. Cladocera, copepoda

Gambar 30. Proporsi jumlah species ikan berdasarkan jenis materi yang dikonsumsi

Rotifera merupakan jenis materi yang paling tinggi kontribusinya sebagai makanan ikan. Rotifera merupakan zooplankton yang dominan di lokasi penelitian, sehingga ikan cenderung memanfaatkannya. Detritus dan insekta air merupakan materi makanan yang tinggi kontribusinya setelah Rotifera. Detritus memiliki kontribusi yang tinggi (53,5 %) karena detritus merupakan materi yang melimpah di rawa lebak dan dimanfaatkan ikan pada saat makanan lain terbatas ketersediaannya. Makrozoobenthos di lokasi penelitian didominasi oleh insekta air, sehingga insekta air cenderung memiliki kontribusi yang tinggi sebagai makanan ikan dibandingkan cacing. Fitoplankton dan alga filamen memiliki kontribusi rata – rata 47,2 % dan 49,3 %. Ikan yang memanfaatkan alga adalah ikan herbivora dan ikan omnivora. Bagian tumbuhan tingkat tinggi memiliki kontribusi rata-rata 36,3 %. Insekta darat memiliki kontribusi rata – rata 25,1%. Insekta darat terutama berasal dari hutan yang jatuh ke perairan.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 A B C D E F G H I J K

Jenis materi makanan

J u m la h s p e c ie s i k a n y a n g m e n g k o n s u m s i (% ) Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Ikan digolongkan ke dalam tingkat trofik herbivora, omnivora, karnivora tingkat 1 dan karnivora tingkat 2. Ikan digolongkan herbivora jika memanfaatkan materi tumbuhan / nabati sebagai makanan utama, seperti : fitoplankton, alga filamen, dan bagian tanaman tingkat tinggi (daun, buah, biji, batang). Ikan omnivora adalah ikan yang memanfaatkan materi dari tumbuhan maupun hewan sebagai makanan utama. Sedangkan ikan yang memanfaatkan hewan sebagai makanan utama digolongkan sebagai karnivora. Ikan karnivora tingkat 1 adalah ikan yang memanfaatkan invertebrata kecil sebagai makanan utama, seperti : rotifera, cladocera, copepoda, insekta, dan cacing. Sedangkan ikan karnivora tingkat 2 memanfaatkan ikan kecil atau udang sebagai makanan utama.

Tingkat trofik tiap species ikan yang ditemukan di lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 13. Komunitas ikan di stasiun 1 terdiri dari 7 species ikan herbivora, 13 species ikan omnivora, 9 species ikan karnivora tingkat 1 dan 10 species ikan karnivora tingkat 2. Komunitas ikan di stasiun 2 terdiri dari 6 species ikan herbivora, 10 species ikan omnivora, 4 species ikan karnivora tingkat 1 dan 8 species ikan karnivora tingkat 2. Komunitas ikan di stasiun 3 terdiri dari 5 species ikan herbivora, 12 species ikan omnivora, 9 species ikan karnivora tingkat 1 dan 9 species ikan karnivora tingkat 2. Persentase jumlah species ikan berdasarkan tingkat trofik disajikan pada Gambar 31.

Herbivora Omnivora Karnivora Tk 1 Karnivora Tk 2 Gambar 31. Proporsi jumlah species ikan berdasarkan tingkat trofik

Golongan ikan herbivora paling rendah persentase jumlah spesiesnya di seluruh stasiun. Sedangkan ikan omnivora paling tinggi persentase jumlah speciesnya di

Stasiun 1 17.9% 33.3% 23.1% 25.6% Stasiun 2 21.4% 35.7% 10.7% 32.1% Stasiun 3 14.3% 34.3% 25.7% 25.7%

memiliki relung makanan yang lebih lebar dibandingkan kelompok lain. Oleh karena itu ikan omnivora cenderung lebih besar proporsi jumlah speciesnya. Menurut Deus & Petrere Jr (2003), ikan rawa lebak cenderung bersifat pemakan generalis, karena ketersediaan makanan bervariasi menurut musim. Proporsi kelimpahan ikan (bobot) berdasarkan tingkat trofik disajikan pada Gambar 32.

Herbivora Omnivora Karnivora Tk 1 Karnivora Tk 2

Gambar 32. Proporsi kelimpahan ikan (bobot) berdasarkan tingkat trofik

Proporsi kelimpahan ikan karnivora tingkat 2 di stasiun 2 cenderung lebih tinggi, karena ikan karnivora tingkat 2 lebih mudah memangsa di stasiun 2 yang merupakan rawa terbuka. Perairan di stasiun 2 juga memiliki kecerahan yang lebih tinggi. Semakin tinggi kecerahan air, maka pemangsa lebih mudah melihat mangsa. Menurut Poully & Rodriguez (2004), kecerahan air 20 cm merupakan batas terendah untuk ikan predator melihat mangsa. Ketersediaan jenis makanan yang sesuai tingkat trofik tiap jenis ikan merupakan faktor yang mendukung keanekaragaman ikan di perairan tersebut. Semakin tinggi keragaman jenis makanan ikan yang tersedia, maka semakin banyak jenis ikan yang dapat didukung oleh ekosistem tersebut . Kelimpahan karnivora tk 1 paling rendah untuk seluruh stasiun. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan pakan alami hewan renik di rawa lebak berfluktuatif berdasarkan musim, sehingga ikan cenderung untuk bersifat omnivora.

Ikan yang termasuk herbivora di lokasi penelitian antara lain : Belontia hasselti, Helostoma temminckii, Leptobarbus hoevenii, Labiobarbus ocellatus, Osteochilus kalabau, Osteochilus triporos, Puntioplites waandersi, Thynnichthys polylepis, dan Trichogaster leerii. Ikan herbivora di lokasi penelitian pada umumnya memanfaatkan

Stasiun 1 34.1% 33.5% 8.8% 23.6% Stasiun 2 28.1% 11.1% 2.9% 57.8% Stasiun 3 26.9% 31.3% 12.9% 28.8%

alga sebagai makanan utamanya. Ikan yang memanfaatkan bagian tumbuhan tingkat tinggi sebagai makanan utama adalah : Belontia hasselti dan Leptobarbus hoevenii.

Ikan yang termasuk omnivora antara lain : Amblyrhynchichthys truncatus, Bagrichthys macracanthus, Barbodes schwanenfeldii, Cyclocheilichthys apogon, Cyclocheilichthys enoplos, Cyclocheilichthys heteronema, Cyclocheilichthys janthochir, Hampala macrolepidota, Luciosoma trinema (di stasiun 2), Macrognathus aculeatus, Mastacembelus erythrotaenia, Pangasius micronemus, Parachela hypophthalmus,

Parambassis macrolepis (di stasiun 2), Pristolepis grooti, Pseudeutropius

brachypopterus, Puntius lineatus, Rasbora argyrotaenia, Rasbora borneensis, Rasbora cephalotaenia. Terdapat dua species yang di stasiun 1 dan 3 merupakan ikan karnivora tingkat 1, namun di stasiun 2 merupakan ikan omnivora yaitu Luciosoma trinema dan Parambassis macrolepis. Ikan Luciosoma trinema di danau Sabuah, Kapuas (Buchar 1998) dan di danau Sentarum (Giesen 1987 dalam Mackinnon 2000) merupakan ikan omnivora, tetapi cenderung pemakan zooplankton. Ikan Parambassis di danau Cala Sumatera Selatan merupakan pemakan perifiton maupun serangga (Nurdawati & Prasetyo 2006). Keterbatasan materi makanan berupa hewan renik di stasiun 2, mengakibatkan ikan Luciosoma trinema dan Parambassis macrolepis memakan materi dari tumbuhan juga.

Ikan yang termasuk karnivora tingkat 1 antara lain : Anabas testudineus, Botia macracanthus, Ceratoglanis scleronema, Chonerhinos modestus, Clarias batrachus, Kryptopterus lais, Kryptopterus macrocephalus, Kryptopterus limpok (di stasiun 3),

Luciosoma trinema, Nandus nebulosus, Parambassis macrolepis, Pristolepis grooti (di

stasiun 3) dan Puntius lineatus (di stasiun 3). Ikan Kryptopterus limpok di stasiun 1 dan 2 merupakan karnivora tingkat 2, namun di stasiun 3 cenderung merupakan karnivora tingkat 1. Perbedaan tingkat trofik ini disebabkan oleh terbatasnya mangsa berupa ikan kecil di stasiun 3 dibanding di stasiun 2. Ikan Kryptopterus limpok di danau Sentarum merupakan ikan karnivora tingkat 2 (Giesen 1987 dalam Mackinnon 2000). Ikan Pristolepis grooti dan Puntius lineatus sebenarnya merupakan ikan omnivora, tetapi ternyata di stasiun 3 cenderung menjadi karnivora tingkat 1. Ikan Puntius di danau Sabuah, Kapuas memakan herbivora pemakan fitoplankton (Buchar 1998) dan di danau Sentarum pemakan tumbuhan tingkat tinggi (Giesen 1987 dalam Mackinnon

memakan insekta dan zooplankton (Buchar 1998) Di stasiun 3 ikan Pristolepis grooti

dan Puntius lineatus memanfaatkan ketersediaan insekta darat yang melimpah sebagai

makanan ikan. Dengan demikian ketersediaan hanyutan insekta darat cenderung dipilih sebagai makanan oleh kedua species ikan tersebut dibanding materi dari tumbuhan. Ikan yang termasuk karnivora tingkat 2 antara lain : Belodontichthys dinema, Channa pleurophthalmus, Channa lucius, Coius quadrifasciatus, Kryptopterus apogon, Kryptopterus limpok, Kryptopterus micronema, Lycothrissa crocodiles,

Hemibagrus nemurus, Hemibagrus nigriceps, Ompok hypophthalmus, Oxyeleotris

mormorata, dan Wallago leerii.