• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Keuangan

Dalam dokumen Reaching a New Height: (Halaman 47-50)

Secara umum kondisi keuangan Perseroan pada tahun 2010 menunjukkan keadaan yang sehat seiring dengan peningkatan industri otomotif yang sangat baik. Perseroan berhasil meningkatkan Pendapatan Bersih secara signifikan sekaligus melakukan efisiensi yang dapat menekan Beban Pokok Pendapatan dan Beban Usaha sehingga menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan dan mencapai suatu titik baru sebagai Perusahaan dengan Laba Bersih diatas satu triliun.

1. Laba Bersih

Perseroan berhasil mencetak kenaikan Laba Bersih sebesar 48,5% dari Rp 768,3 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 1,14 triliun. Kenaikan Laba bersih ini disebabkan oleh keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan Pendapatan Bersih sekaligus melakukan efisiensi Beban Pokok Pendapatan sebesar 0,5%, dan efisiensi Beban Usaha sebesar 0,7%, sehingga persentase laba usaha terhadap Pendapatan Bersih dari 8,0% menjadi 9,2%. Kenaikan Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities sebesar 49,3% dari Rp 509,8 miliar menjadi Rp 761,2 miliar juga merupakan komponen yang penting atas peningkatan Laba Bersih Perseroan.

a. Laba Kotor

Perseroan mencatat total laba kotor sebesar Rp 1.152,6 miliar atau meningkat 21,5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 948,6 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh

keberhasilan Perseroan meningkatkan Pendapatan Bersih, dan diikuti dengan program-program efisiensi dalam Beban Pokok Pendapatan.

b. Pendapatan Bersih

Perseroan mencatat terjadinya peningkatan Pendapatan Bersih tahun 2010 sebesar 18,8% terhadap Pendapatan Bersih tahun sebelumnya dari Rp 5,27 triliun menjadi Rp 6,26 triliun. Peningkatan ini terjadi, terutama seiring dengan peningkatan produksi otomotif domestik yang berdampak pada peningkatan penjualan komponen otomotif Perseroan ke segmen pasar pabrikan atau Industri Otomotif (OEM). Selain itu, Perseroan juga mencatat terjadinya peningkatan penjualan di segmen pasar suku cadang pengganti atau Replacement

Market (REM) dan penjualan ekspor. c. Beban Usaha dan Laba Usaha

Jumlah Beban Usaha meningkat sebesar 9,6% atau menjadi Rp 579,5 miliar dibandingkan Rp 528,6 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan beban usaha ini terutama dipicu oleh kenaikan Beban Penjualan sebesar 21,1%, yang berkaitan dengan kenaikan Pendapatan Bersih dan Beban Umum & Administrasi sebesar 3,8%. Pelaksanaan upaya efisiensi operasional Perseroan berhasil menurunkan persentase Beban Usaha terhadap Pendapatan Bersih, dari 10,0% menjadi 9,3%. Kondisi tersebut menyebabkan naiknya Laba Usaha sebesar 36,5%, yaitu dari Rp 420,0 miliar menjadi Rp 573,1 miliar.

Laporan Tahunan 2010 | Annual Report 2010 | PT Astra Otoparts Tbk.

d. Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entitites

Perseoran mencatat kenaikan signifikan Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities sebesar 49,3% dari Rp 509,8 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 761,2 miliar pada tahun 2010. Kontribusi peningkatan Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities tahun 2010 terutama berasal dari Perusahaan Asosiasi yang memproduksi shock absorber, clutch disc/clutch cover,

door frame, door lock, brake system (disc & drum), rear axle, propeller shaft, automotive & motocycle battery, air conditioner, compressor, spark plug, radiator, alternator, stick coil, gasket,

dan engine valve.

Kenaikan Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities juga dipicu dari peningkatan industri otomotif, dan usaha-usaha efisien sehingga menurunkan Beban Pokok Pendapatan dan Beban Usaha pada Perusahaan-Perusahaan tersebut.

2. Aset

Jumlah Aset Perseroan pada tahun 2010 mencapai Rp 5,6 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp 2,2 triliun dan Aset Tidak Lancar senilai Rp 3,4 triliun. Jumlah Aset tersebut meningkat sebesar 20,3% dibandingkan dengan jumlah Aset pada tahun 2009 sebesar Rp 4,6 triliun.

a. Aset Lancar

Perseroan mencatat kenaikan nilai Aset Lancar sebesar 3,2% menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan dengan jumlah Aset Lancar

c. Operating Expenses and Income

The total Operating Expenses rose by 9.6 % to Rp 579.5 billion in 2010, compared to Rp 528.6 billion in previous year. The increase of the expenses was due to the rise in Sales Expenses and General and Administrative Expenses by 21%, which related to increase of Net Revenue and 3.8% respectively. The efficiency measures lowered the percentage of Operating Expenses in Net Revenue from 10.0% in the previous year to 9.03% in 2010.

Consequently, the Operating Income rose by 36.5% from Rp 420 billion to Rp 573.1 billion.

d. Equity in Net Income of Associates and Jointly Controlled Entities

The Company recorded a significant increase of 49.3 %in the Equity in Net Income of Associates and Jointly Controlled Entities from Rp 509.8 billion in the previous year to Rp 761.1 billion in 2010. The income among others mostly originated from affiliated companies that produce shock absorbers, clutch discs/ clutch covers, door frame, door lock, brake systems (disc and drum), rear axles, propeller shafts, automotive & motorcycle batteries, air conditioners, compressors, spark plug, radiators, alternators, stick coils, gaskets, and engine valves.

The Increase in Equity in Net Income of Associates and Jointly Controlled Entities also triggered from automotive industry growth, and together with the efficiency program thereby reducing Cost Of Revenue and Operating Expenses in these Companies.

pada tahun sebelumnya senilai Rp 2,1 triliun. Kenaikan ini terutama pada piutang usaha, persediaan,dan pembayaran dimuka lainnya, yang seluruhnya meningkat sebesar Rp 356,8 miliar tetapi di sisi lain terjadi penurunan kas dan setara kas sebesar Rp 288,4 miliar yang diakibatkan oleh peningkatan investasi.

b. Aset Tidak Lancar

Perseroan mencatat kenaikan Aset Tidak Lancar sebesar Rp 872,5 miliar atau 34,7% dari Rp 2,5 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp 3,4 triliun pada tahun 2010. Kenaikan ini dipengaruhi terutama oleh kenaikan investasi pada

perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities senilai Rp 538,7 miliar dan kenaikan aset tetap senilai Rp 288,3 miliar.

3. Kewajiban dan Ekuitas

Kewajiban Perseroan terdiri dari Kewajiban Jangka Panjang dan Kewajiban Jangka Pendek. Pada tahun 2010, jumlah Kewajiban Jangka Pendek naik sebesar sebesar 27,7% menjadi Rp 1.251,7 miliar dari tahun sebelumnya senilai Rp 980,4 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pinjaman jangka pendek dan beban yang masih harus dibayar. Sementara, Kewajiban Jangka Panjang mengalami penurunan sebesar 18,1% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 281,9 miliar menjadi Rp 231 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh dilakukannya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang. Hak Minoritas meningkat sebesar 39.4% dibandingkan tahun 2009, yakni dari Rp 173,9 miliar menjadi Rp 242,3 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan Laba dari anak perusahaan konsolidasi.

Sementara jumlah Ekuitas Perseroan juga meningkat sebesar 20,3% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp 3,2 triliun menjadi Rp 3,9 triliun. Peningkatan Ekuitas tersebut disebabkan oleh kenaikan laba bersih Perseroan pada tahun 2010.

4. Arus Kas

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Perseroan membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 374,7 miliar, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 578,7 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pembayaran ke pemasok untuk pembelian persediaan sebagai persiapan mengantisipasi kenaikan harga di tahun depan, sehingga kas yang dihasilkan dari operasi lebih rendah.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi mengalami kenaikan menjadi Rp 206,6 miliar dari Rp 34,3 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan sebesar Rp 172,3 miliar ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengeluaran kas yang digunakan untuk perolehan aset tetap.

c. Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Pengeluaran kas untuk aktivitas pendanaan juga mengalami kenaikan dari Rp 300,7 miliar menjadi Rp 450,4 miliar, yang disebabkan terutama oleh peningkatan pengeluaran kas untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham.

2. Assets

The total Assets of the Company in 2010 reached Rp 5.6 trillion, consisting of Current Assets of Rp 2.2 trillion and Non-Current Assets of Rp 3.4 trillion. The total Asset jumpedby 20.3 % in 2010 compared to the 2009 Assets of Rp 4.6 trillion.

a. Current Assets

The Company recorded a rise in the Current Assets 3.2% from Rp 2.1 trillion in previous year to Rp 2.2 trillion in 2010. This increase mainly increas of trade receivables, inventories, and other prepaid expenses totally by Rp 356.8 billion. On the other hand, the Company also recorded a lower cash and cash equivalent by Rp 288.4 billion due to increase in investments.

b. Non-Current Asset

The Company booked an increase of the Non-Current Assets Rp 3.4 trilion or 34.7% from Rp 2.5 trilion in 2010. This was mainly due to the rising amount of the investments by Associates and jointly controlled entities amounting to Rp 538.7 billion, and the increase of fixed assets by Rp 288.3 billion.

3. Liabilities and Equity

Liabilities consist of Long-Term and Short-Term Liabilities. In 2010, the total Short-Term liabilities rose by 27.7 % to Rp 1,251.7 billion from Rp 980.4 billion in the previous year. The increase was due to the rise in Short-Term Loans and accrued expenses. On the other hand, long-term liabilities were lower by 18.1 % from Rp 281.9 billion in the previous year to Rp 231 billion. The decrease was due to partial payments of Long-Term Loans.

The Minority Interest jumped by 39.4 % compared to 2009, from Rp 173.9 billion to Rp 242.3 billion. The increase was due to the rising Incomeof the consolidated subsidiaries.

Meanwhile, the amount of the Equity was also increase by 20.3% compared to previous year, from Rp 3.2 trillion to Rp 3.9 trillion. The increase of Equity was due to the Company’s Net Income rise in 2010.

4. Cash Flow

a. Cash Flow from Operational Activities

The Company booked Rp 374.7 billion in net cash flow from operational activities, lower compared to Rp 578.7 billion in the previous year. The decrease was due to increase of payments to suppliers to purchase inventory to anticipate higher prices next year, thus resulting in lower cash flow from operational activities.

b. Cash Flow from Investment Activities

The cash expenditure for investment activities rose to Rp 206.6 billion from Rp 34.4 billion in the previous year. The Rp 172.3 billion increase was mainly due to higher cash expenditure for acquiring fixed asset.

c. Cash Flow from Funding Activity

Laporan Tahunan 2010 | Annual Report 2010 | PT Astra Otoparts Tbk.

Rp 300.7 billion in 2009 to Rp 450.4 billion 2010 mainly due to higher cash dividend payments to shareholders

5. Extraordinary Financial Information

Throughout 2010, there was no reported extraordinary financial information.

6. Dividend Policy

The Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) on May 20, 2010 decided that the Company will pay Rp 598 per share or Rp 461.1 billion as dividends, approximately 60% of Company Net Income, with the following details:

• Rp 120 (one hundred twenty rupiah) per share has been

paid as interim dividends on November 11, 2009 • Rp 478 (four hundred seventy eight rupiah) per share is a

final dividend paid on June 31, 2010.

The Annual GMoS on May 20, 2010 authorized the Board of Directors to execute cash dividend disbursement and the Board of Directors had executed the mandate accordingly.

On October 7, 2010, the Company declared an interim cash dividend for book year 2010 amounting Rp 121.8 billion or Rp 158 (one hundred fifty eight rupiah) per share. The dividend was paid on November 4, 2010.

The following table shows dividend policies in the past 5(five) years:

Dalam dokumen Reaching a New Height: (Halaman 47-50)

Dokumen terkait