• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Jurnal Visi Vol.1 No.1 Maret 2012 (Halaman 56-67)

(Diklat Spama) Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur Pemerintah di Kabupaten Aceh Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh suatu instansi untuk memperbaiki mutu, pengembangan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan

Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 53 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...

pegawai sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam suatu organisasi bersangkutan. (Syuhadak, M. 1995: 124)

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja. (Simanjuntak, 1998: 69).

Pembinaan yang paling tepat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (Suradinata, Ermaya 1996: 200). Pendidikan dan pelatihan yang dimaksudkan juga berguna untuk meningkatkan kemampuan untuk memadukan antara teori ilmiah dengan pengalaman yang diperoleh dilapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. (Siagian, P. 1997: 185).

Pendidikan dan pelatihan yang diadakan dalam suatu organisasi merupakan salah satu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, sebagai suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena suatu organisasi harus terus berkembang, untuk mengantisipasi perubahan di luar organisai. Untuk itu maka kemampuan sumber daya manusia dalam suatu organisai harus terus menerus ditingkatkan seirama dengan kemajuan dan perkembangan organisasi (Sedarmayanti, 2001: 29).

Pengertian Pendidikan

Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar mampu mengetahui, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Hal tersebut nantinya akan nampak pada kinerjanya, yang pada akhirnya akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat. (Sedarmayanti, 2001: 32).

Pengertian pendidikan, menurut Instruksi

Presiden No. 15 Tahun 1974. adalah:

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rokhaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila”.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/ atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah kegiatan untuk menambah pengetahuan dan kecakapan pegawai guna melaksanakan suatu jabatan tertentu (Moekijat. 1991: 77). Menurut Nasution, Mulia (2000: 71), memberikan devinisi pelatihan sebagai suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Mukaram dan Marwansyah 2000, Pelatihan meliputi aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk meningkatkan kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau terkait dengan pekerjaan yang sedang ditekuni pada waktu itu.

Pelatihan merupakan salah satu fungsi administrasi kepegawaian yang penting. Pelatihan merupakan suatu proses yang terus - menerus, karena adanya perubahan - perubahan dalam organisasi, perubahan -perubahan jabatan, perubahan - perubahan dalam volume usaha, perubahan - perubahan dalam pegawai - pegawai perseorangan, perubahan - perubahan metode semuanya ini memerlukan peruhahan pengertian, sikap dan kecakapan pada pihak pegawai.

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Tujuan nasional seperti termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ialah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

J a m a l u d d i n

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (UUD 1945).

Adapun sosok Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan dalam rangka upaya mencapai tujuan nasional adalah Pegawai Negeri Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, ber- wibawa, kuat, berdayaguna, berhasilguna, bersih, berkualitas tinggi, sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat.

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) mempunyai tiga dimensi, yaitu: metode, Instruktur dan kurikulum. Hal tersebut di dasari oleh teorinya Sondang P. Siagian (1997: 179).

“Bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu.

Dengan demikian jelas terlihat bahwa sebagai suatu proses, pendidikan dan pelatihan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung relatif lama dan diselenggarakan dengan pendekatan yang “structured”. “Structured” artinya pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diserahkan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan yang bersangkutan.

Melalui serangkaian kegiatan, baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstra kurikuler, yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya, standar pengetahuan tertentu ingin dialihkan kepada yang diajar oleh yang mengajar. Artinya, sesuatu program pendidikan dan pelatihan diarahkan kepada pemenuhan standar pengetahuan tertentu.

Metode Diklat.

Di dalam pedoman penyelenggaraan Diklat Spama dijelaskan bahwa metode yang dipakai adalah dengan pendekatan proses belajar mengajar andragogi/ ilmu tentang cara orang dewasa belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1988: 34). Melalui pendekatan andragogi para peserta Diklat dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dengan jalan saling asih, saling asah, dan saling asuh di antara para peserta. Dalam penerapan pendekatan andragogi perlu dipahami hal-hal sebagai berikut :

1. Para peserta sebagai orang dewasa diperlaku- kan sebagai seorang dewasa, tidak sebagai anak-anak.

2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar men- gajar melalui komunikasi dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan pikiran dan pemahamannya serta menunjukkan kemampuan penganal- isaan masalah.

3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada masalah- masalah aktual yang dihadapi peserta selaku staf dan pimpinan dalam organisasi untuk di- carikan pemecahannya.

Atas dasar pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam proses Diklat Spama adalah sebagai berikut:

1. Ceramah yang dikombinasikan dengan den- gan kesempatan tanya jawab, diskusi dan lati- han.

2. Pendalaman materi.

a. Peserta melakukan komunikasi antar peserta secara terorganisasi, dan agar ter- bentuk pola pikir dan pola tindak secara organisasional (team-learning).

b. Peserta diberikan pelatihan untuk saling bekerjasama secara aktif dalam berpikir, menyumbangkan ide, mengidentiikasi, membahas dan memecahkan masalah yang menjadi topik pembahasan kelom- pok.

3. Studi Kasus.

a. Peserta dihadapkan pada suatu peristiwa nyata atau masalah yang pernah terjadi dengan terus dipacu dan dimotivasi untuk melakukan kajian, mencari faktor penye- bab terjadinya kasus, dan cara pemecahan yang setepat-tepatnya.

b. Peserta diharapkan dapat megembangkan keterampilan dan kecakapan untuk mem-

Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 55 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...

ecahkan berbagai masalah dalam kondisi yang nyata dengan menggunakan materi dan referensi yang dipelajari.

4. Diskusi

Diskusi untuk membahas tema dan topik- topik permasalahan dalam suatu kelompok dengan sasaran antara lain untuk pengemban- gan kemampuan dalam mengidentiikasi dan menganalisis masalah, tukar menukar infor- masi serta memperkaya gagasan.

5. Penulisan kertas kerja.

a. Peserta baik secara kelompok maupun secara perorangan diwajibkan menulis kertas kerja mengenai suatu topik tertentu yang merupakan pelatihan unutk meru- muskan, menganalisis, menyimpulkan, menyarankan dan menyampaikan hasil konsep pemikirannya secara meyakinkan. b. Baik secara kelompok maupun perseoran- gan, peserta diwajibkan mempertahankan kertas kerjanya dalam sebuah forum pen- dalaman materi antar peserta.

Instruktur Diklat

Istruktur adalah jabatan fungsional yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang bertugas mendidik, mengajar dan atau melatih secara penuh pada unit pendidikan dan pelatihandari instansi pemerintah.

Instruktur diambil atau diangkat dari pegawai intern (instansi sendiri), dan ditambah dari wilayah, namun bisa juga diambilkan dari igur perguruan tinggi apabila dianggap perlu.

Dalam kerangka mencapai tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan Diklat Spama, ditetapkan kreteria penugasan pejabat fungsional widyaiswara sebagai berikut :

a. Kreteria utama;

1. Menguasai materi yang akan diajarkan. 2. Terampil mengajar secara sistematis,

efektif, dan efesien.

3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus mata pelajarannya.

b. Kreteria penunjang;

1. Mempunyai pendidikan formal yang se- tara atau lebih tinggi dari persyaratan pen-

didikan minimal pesarta.

2. Mempunyai pangkat / golongan yang se- tara atau lebih tinggi dari persyaratan pan- gkat/ golongan minimal dari peserta. 3. Telah mengikuti Diklat widyaiswara

dalam mata pelajaran yang diajarkan atau telah biasa mengajarkannya dengan baik. 4. Telah mengikuti Diklat Spama atau lebih

tinggi dari Diklat Spama, atau telah men- duduki jabatan yang setara atau lebih tinggi dari eselon III.

Kurikulum Diklat

Kurikulum menurut Firth dan Kimpton (dalam Oliver, 1977: 64) diartikan sebagai:

“A sequance of content units arranged in such a way that the learning of each unit maybe accomplished as a single act provided the capabilities describbed by speciic prior units (in the sequence) have ready been learned by learner”.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau materi pelajaran yang harus diajarkan pengajar atau yang harus diajarkan atau yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Menurut Pedoman penyelenggaraan Diklat SPAMA, kurikulum Diklat SPAMA menekankan pada kesamaptaan isik, disiplin dan kemampuan pengelolaan pekerjaan dalam koordinasi dengan pihak lain.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan

pendekatan survey dengan jenis penelitian survey eksplanatory yaitu, penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data lalu menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesa. (Singaribun dan Efendi, 1999: 3-5).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah tepatnya di Kabupaten Aceh Utara. Adapun jumlah pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan data tahun 2009 yang ada adalah sebanyak 2.436 pegawai.

J a m a l u d d i n

Tehnik sampling atau tehnik pengambilan sampel dalam penelitian (Sugiono, 2001: 73) ini adalah menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini disesuaikan dengan rancangan analisis yang digunakan, analis data yang akan digunakan adalah regresi.

Sampel respoden yang akan diteliti harus mancapai jumlah sampel yang dianggap mewakili populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang dianggap memenuhi syarat, dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane. (Rahmad Djalaludin, 2000: 82), yaitu:

N Nd2 + 1

Dimana

N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel

d = Tingkat kepercayaan (diihat dari tabel). 1 = Nilai konstan

Berdasarkan rumus di atas ukuran sampel yang diangap sudah dapat mewakili populasi dengan menggunakan derajat kepercayaan 0,10 (90%) adalah:

2.436 (2.436 (0,10)2 + 1

Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu berupa: 1. Field Research, salah satu cara penelitian

yang langsung dilakukan ke objek penelitian untuk memperoleh data primer dan informasi lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan per- masalahan yang akan dibahas termasuk dalam penelitian ini adalah observasi dan kuisioner. a. Observasi yaitu pengumpulan data den- gan melihat dan meneliti secara langsung dokumen – atau data-data yang berhubun- gan dengan penulisan skripsi ini.

b. Kuisioner yaitu pengumpulan data den-

gan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi sensus penelitian.

2. Library Research yaitu tehnik mengumpulkan informasi dengan mempelajari sumber-sum- ber data tertulis berupa buku, majalah brosur dan literatur-literatur lainnya yang berhubun- gan dengan objek penelitian.

Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat ) Spama sebagai variabel bebas (X) dan Produktivitas kerja aparatur pemerintah sebagai variabel terikat (Y). Secara metodologis Diklat Spama dan produktivitas kerja aparatur pemerintah merupakan variabel penelitian yaitu, suatu simbol/ lambang yang memiliki nilai. (Kerlinger, 1990: 49).

Berdasarkan kerangka pikiran yang telah dikemukakan diatas, maka deinisi operasional variabel penelitian ini adalah :

1. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) Spama merupakan kegiatan yang diadakan oleh in- stansi / lembaga organisasi pemerintahan dae- rah untuk membentuk kepribadian dan sikap, memberikan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan kepemimpinan, mempun- yai kemampuan dalam memberikan bimbin- gan dalam pelaksanaan pekerjaan, pengelo- laan kegiatan serta mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan program secara terkoordi- nasi, tertib, efektif dan eisien. Diklat Spama mengandung dimensi-dimensi antara lain metode, instruktur dan kurikulum. (Siagian P. 1997: 179).

2. Produktivitas menurut pendapat Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1994: 248) adalah, berasal dari bahasa Inggris, dengan kata dasar product atau result atau outcome. Kata dasar tersebut berkembang menjadi pro- ductive yang berarti menghasilkan, dan kata productivity yang artinya “having the ability to make or create, creative”. Perkataan pro- ductivity ini masuk ke dalam bahasa Indone- sia menjadi produktivitas yang diartikan seb- agai “kekuatan atau kemampuan mengasilkan sesuatu”.

n =

Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 57 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...

Menurut (Paul Mali, 1978: 6-7) mengatakan

bahwa produktivitas adalah bagaimana

menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara eisien dan efektif. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.

Ada juga pendapat yang berpendapat bahwa produktivitas adalah pendayagunaan sumber daya manusia secara efektif dan efesien. Ketepatan atau keserasian penggunaan metode atau cara kerja dibandingkan dengan alat atau waktu yang tersedia, dalam rangka mencapai tujuan. Ukuran pokoknya adalah penyelesaian volume dan beban kerja yang tepat pada waktunya, dengan mempergunakan sumber daya manusia secara minimal.

Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2001: 57). Yang dimaksud dengan input, ialah semua sumber (resources), yaitu sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Sarana atau sumber-sumber yang digunakan, misalnya: tenaga kerja (man), biaya (money), peralatan atau mesin (machine), cara kerja (method), pemasaran atau pelayanan (market atau service), termasuk dalam hal ini ialah waktu (time). Di samping itu juga penggunaan daripada prasarana mialnya: gedung, alat transpot. Yang dimaksud dengan output ialah hasil produksi yang berwujud barang atau jasa. (Handayaningrat, 1996: 15).

Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditan/

kesahihan instrumen (Arikunto 1997:160). Sedangkan menurut Ghozali (2001:135) menyatakan uji validitas adalah uji yang dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji signiikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument penelitian cukup dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 1997:170). Sedangkan menurut Ghozali (2001:132) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan ke- mudian dilihat apakah ia tetap konsisten den- gan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik. Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel di- katakan reliabel jika memberikan nilai Cron- bach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2001:133).

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika inferensial. Teknik ini digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji sifat signiikansi pengaruh variabel tersebut digunakan uji t dan uji F. pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan statistika berupa regresi linear berganda dan pengujian data dilakukan dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) Versi 16.0. Untuk menguji besarnya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Spama Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan menggunakan model statistika berupa regresi linear berganda guna melihat sejauhmana pengaruh variabel bebas

J a m a l u d d i n

terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan mengunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 14.0.

Kegunaan persamaan regresi berganda adalah hubungan memperkirakan/meramalkan antara satu variabel tidak bebas dengan beberapa variable bebas, dengan formulasinya sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2+X2 + β3X3 + ε

Dimana :

Y = Produktivitas kerja aparatur pemerintah di Kabupaten Aceh Utara

βo = Intersep ( konstanta )

βi = Koeisien regresi atas masing-masing

variabel X1 = Metode

X2 = Instruktur

X3 = Kurikulum

HASIL PENELITIAN

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik , yaitu dengan

menggunakan uji person product moment

coeficient of correlation dengan bantuan SPSS. Berdasarkan output komputer, seluruh pernyataan dikatakan valid karena memiliki tingkat signiikan dibawah 5% (0,05). Sedangkan jika dilakukan secara manual, maka nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment, dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5% (0,05) yaitu 0,344. Sehingga pernyataan tersebut adalah signiikan dan berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid.

Pengujian Reliabilitas Alat Ukur

Untuk meniali kehandalan kuisioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan

uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha

yang lazim digunakan untuk penelitian dengan menggunakan kuisioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisa ini digunakan untuk menafsir korelasi antara skala yang dibuat dengan skala

variabel yang ada.

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Pengujian ini dilakukan secara statistik,

yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach

Alpha dengan bantuan program SPSS version 14.0. Hasilnya seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini, yang menunjukkan bahwa instrument dalam penelitian ini reliabel (handal) karena nilai alphanya > 0,5 (Malhotra, 1996: 305)

Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel telah memenuhi kehandalan, dimana variabel Metode (X1) diperoleh nilai alpha sebesar 0,708 atau 70,8%, variabel instruktur (X2) diperoleh nilai alpha sebesar 0,714 atau 71,4%, kurikulum (X3) diperoleh niali alpha sebesar 0,682 atau 68,2%, dan variabel produktivitas kerja aparatur pemerintah (Y) diperoleh nilai alpha sebesar 0,748 atau 74,8%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel diatas 5% (0,05) yang berarti bahwa data yang diperoleh dari hasil kuisioner tersebut dapat diandalkan atau bersifat reliabel serta dapat dipercaya.

Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

Y = 1,823+ 0,165x1 + 0,141x2 + 0,289x3

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut :

Koeisien korelasi (R) = 0,623; yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 62,3%. Artinya produktivitas kerja aparatur pemerintah mempunyai hubungan yang erat dengan metode, instruktur dan kurikulum.

Koeisien determinasi (R²) = 0,388; artinya sebesar 38,8% perubahan-perubahan pada variabel terikat (produktivitas kerja aparatur pemerintah) dapat dijelaskan oleh perubahan- perubahan variabel bebas (metode, instruktur dan kurikulum). Sedangkan selebihnya, yaitu sebesar

Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 59 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...

Tabel 1

Hasil Uji Validitas

No. Pertanyaan Koeisien Korelasi Nilai Kritis 5% (n=33)

1. A1 0,380 0,344 2. A2 0,478 0,344 3. A3 0,397 0,344 4. A4 0,616 0,344 5. B1 0,390 0,344 6. B2 0,855 0,344 7. B3 0,346 0,344 8. B4 0,866 0,344 9. C1 0,370 0,344 10. C2 0,639 0,344 11. C3 0,796 0,344 12. C3 0,839 0,344 13. D1 0,874 0,344 14. D2 0,739 0,344 15. D3 0,561 0,344 16. D4 0,628 0,344 17. D5 0,358 0,344

Sumber: Output SPSS versi 16.0

Tabel 2

Reliabilitas Variabel Penelitian (Alpha)

No. Variabel Rata-Rata Jumlah Variabel Nilai Alpha

1. Metode (X1) 3,92 4 0,708

2. Instruktur(X2) 3,64 4 0,714

3. Kurikulum (X3) 4,10 4 0,682

4. Produktivitas kerja Apratur

Pemerintah (Y) 4,01 5 0,748

Sumber: Output SPSS versi 16.0

Tabel 3

Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Nama Variabel B Standar Error T-hitung T-tabel Sig

Konstanta (a) 1,823 0,344 5,292 1,264 0,000 Metode (X1) 0,165 0,113 1.464 1,264 0,147 Instruktur (X2) 0,141 0,108 1,308 1,264 0,194 Kurikulum (X3) 0,289 0,089 0,336 1,264 0,002 Koeisien Korelasi (R) = 0,623ª Koeisien Determinasi (R²) = 0,388 Adjusted (R²) = 0,368 Fhitung = 19,420 Ftabel = 2,934 Fsig = 0,000ª a. Prediktor (constant) : Metode, instruktur, kurikulum b. Dependent Variabel :

Produktivitas kerja aparatur pemerintah.

J a m a l u d d i n

61,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar dari penelitian ini.

Konstanta sebesar 1,823; artinya jika faktor- faktor metode, instruktur dan kurikulum dianggap konstan, maka besarnya produktivitas kerja aparatur pemerintah adalah sebesar 1,823 pada satuan skala likert, atau dianggap masih rendah.

Koeisien regresi metode sebesar 0,165. artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel metode, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 16,5%.

Koeisien regresi instruktur sebesar 0,141; artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel instruktur, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 14,1%.

Koeisien regresi kurikulum sebesar 0,289; artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel kurikulum, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 28,9%.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, ternyata variabel kurikulum mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintah, disusul kemudian variabel metode, dan instruktur.

Pengujian Hipotesis

Seperti yang dikemukakan pada perumusan masalah dan hipotesis, bahwa penelitian ini menganalisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Staf Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama) Terhadap Produktivitas Aparat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (masing-masing).

Hasil Uji F (Secara Simultan)

Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 19,420 sedangkan Ftabel pada

tingkat signiikansi alpha = 5% (0,05) adalah sebesar 2,934. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan tingkat probabilitas 0,000.

Dengan demikian, dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis

nol (Ho); artinya bahwa secara bersama- sama variabel pendidikan dan pelatihan staf pimpinan yang terdiri dari metode, instruktur

Dalam dokumen Jurnal Visi Vol.1 No.1 Maret 2012 (Halaman 56-67)