• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan yang dijadikan milik diri manusia dengan proses belajar (Koentjaraningrat, 1980:193). Kesenian merupakan salah satu unsur dari kebudayaan.

Kesenian Nandong dapat dikatakan sebagai hasil karya manusia. Untuk menjadikan sebagai suatu hasil karya manusia diperlukan adanya proses penyampaian hasil karya tersebut kepada orang lain serta diteruskan kepada generasi selanjutnya. Proses transmisi ini meliputi cara pandang, cara pembuatan maupun penggunaan yang dapat diperoleh melalui kebudayaan.

Berbicara masalah kebudayaan secara luas, pengertian yang paling dekat dapat kita ambil adat kebiasaan dan norma-norma yang berlaku pada suatu masyarakat yang mengatur tata cara dan tata krama serta nilai-nilai kehidupan bermasyarakat selanjutnya hal itu berlaku bagi siapapun yang menjadi anggota masyarakat tersebut secara turun-temurun. Jika di lihat pengertian secara luas, kebudayaan itu bukan hanya adat kebiasaan yang berlaku, akan tetapi dapat kita tinjau dari berbagai sudut pandang yang mungkin saja dapat mengarahkan kita kepada pengertian yang lebih tepat mengartikan sesungguhnya.

Pengertian tentang kebudayaan menurut peneliti hampir sama halnya yang dikemukakan oleh Talcott Parson, kebudayaan itu merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari cara – cara dan aspek – aspek pemberian arti pada laku ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis tingkah laku lain dari sejumlah manusia yang mengadakan tindakan antara satu dengan yang lain. Unsur terkecil dari sistem ini yang biasanya dinamakan sebagai sistem budaya adalah simbol. Sehingga kebudayaan sering ditanggapi sebagai sebuah sistem simbol. Suatu simbol sebagaimana diketahui, mempunyai arti penting bagi orang-orang yang

menggunakannya. Sehingga dengan demikian kesenian tradisional yang merupakan juga sebuah simbol terkait dengan identitas budaya, memiliki arti penting bagi suatu masyarakat dalam kebudayaannya.

Kebudayaan juga sangat berperan dalam perkembangan sebuah bangsa dan daerah karena dapat mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial masyarakat dalam setiap proses tahapan kehidupan manusia dari generasi ke generasi. Kehidupan manusia selalu dinamis perkembangannya dalam setiap waktu ke waktu hingga dapat saja memunculkan menghilangnya sebagian dari suatu identitas budaya terpola selama ini yang dapat juga dipengaruhi oleh gaya hidup (life style) generasi-generasi baru pada masa sekarang. Namun pada bagian lain, identitas budaya tersebut dapat hilang begitu saja tanpa ada pelestarian dan pengembangan yang diwariskan ke generasi berikutnya. Pada kondisi lainnya, identitas budaya tersebut dapat juga bertahan di tengah-tengah masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini. Sehingga, adanya dinamika proses perkembangan dari kebudayaan itu mempengaruhi setiap tindakan aktivitas manusia yang ada pada masa saat sekarang ini (Kartamihardja, 1948:58).

Setiap tindakan dan aktivitas manusia, gagasan serta pola pikir masyarakat, dan benda-benda hasil karya manusia adalah merupakan wujud-wujud kebudayaan suatu masyarakat. Wujud kebudayaan tersebut hadir, baik ditengah-tengah masyarakat rural maupun pada masyarakat urban. masyarakat majemuk maupun monokultur, dalam proses perkembangannya selalu berubah-ubah atau dinamis.

Dalam kebudayaan suatu masyarakat juga memiliki unsur-unsur di dalamnya salah satunya adalah dapat merupakan bagian identitas budaya lokal masyarakat setempat. Unsur kebudayaan itu baik berupa; sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan dan teknologi, sistem religi, sistem bahasa, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, serta sistem kesenian. Dari semua unsur budaya tersebut, dapat merupakan ciri khas suatu masyarakat ataupun identitas budaya suatu bangsa yang menandai jati diri suatu masyarakat Indonesia. Pada akhirnya unsur budaya tersebut juga dapat menjadi bagian dari kebudayaan nasional.

Suatu kebudayaan yang didalamnya terdapat system budaya biasanya sangat rumit dan dapat dijelaskan bahwa terbagi-bagi dalam empat perangkat symbol yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri bagi manusia yang bersangkutan dalam aktivitas dan tindakan antar mereka. Keempat perangkat symbol atau perlambang ini adalah symbol konstitutif yang terbentuk sebagai kepercayaan atau religi, biasanya merupakan inti dari agama atau religi; symbol kognitif yang membentuk ilmu pengetahuan; symbol penilaian moral yang membentuk nilai-nilai dan aturan-aturan; dan symbol pengungkapan perasaan atau symbol ekspresif yang membentuk kesenian. Kebudayaan juga dapat merupakan kebudayaan nasional yang menandai jati diri sebuah bangsa berdasarkan pemahaman dan perilaku masyarakat terhadap budaya mereka (Kartamihardja, 1948:67).

Kebudayaan nasional berdasarkan fungsinya yang berbeda dalam kehidupan masyarakat, ada dua kriteria. Pertama, berfungsi sebagai suatu sistem gagasan dan

pralambang yang memberikan identitas kepada warga negara Indonesia, Kedua, berfungsi sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian dapat memperkuat solidaritas. Suatu unsur budaya akan menjadi unsur kebudayaan nasional Indonesia dan merupakan jati diri bangsa Indonesia harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia, atau hasil karya-karya orang zaman dahulu yang berasal dari daerah-daerah yang sekarang merupakan wilayah negara Indonesia.

2. Unsur itu harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikiran atau wujudnya mengandung ciri-ciri khas Indonesia.

3. Harus juga merupakan hasil karya warga negara Indonesia yang oleh sebanyak mungkin warga negara Indonesia lainnya dinilai sedemikian tingginya sehingga dapat menjadi kebanggaan mereka semua, dan dengan demikian mereka mau mengidentitasikan dirinya dengan unsur kebudayaan itu (Kartamihardja, 1948 : 190).

Unsur budaya itu harus memiliki ketiga syarat-syarat di atas untuk menjadi bagian kebudayaan nasional Indonesia dan menjadi jati diri bangsa. Dengan demikian unsur-unsur itu harus merupakan hasil karya dan tingkah laku warga negara yang dapat dipahami oleh sebagian besar orang Indonesia yang berasal dari suku-suku bangsa lainnya, umat agama, dan ciri-ciri keturunan ras yang beraneka warna,

sehingga dapat menjadi “gagasan kolektif”. Unsur-unsurnya juga dapat berfungsi sebagai wahana komunikasi dan alat untuk menumbuhkan saling pengertian diantara aneka warna orang Indonesia dan karena itu dapat mempertinggi rasa solidaritas masyarakat dan memperkuat jati diri sebagai bangsa (Kartamihardja, 1948:113).

Kesenian yang merupakan unsur kebudayaan dapat melahirkan pemujaan, cinta kasih sayang, kemesraan baik kepada Tuhan, orangtua, saudara, maupun sesama makhluk hidup. Pengungkapan rasa seni itu dapat melalui media musik, tari, lukis, dan sastra sebagai hasil hak cipta karya manusia dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini. Sebagian dari budaya terwujud melalui kesenian. Kesenian itu merupakan ekspresi perasaan manusia, maka selama itu pula budaya tetap bertahan (Posman, 2000:113).

Kesenian dapat menjadi media, bahkan sangat potensial menjadi pembelajaran nilai-nilai. Kesenian tidak sekedar media pencapaian nilai estetika atau keindahan, dari sisi kontekstual kesenian mempunyai muatan nilai-nilai yang akan membantu pembentukan kepribadian selaras dengan yang dikatakan oleh Prof. Pudentea MPSS1

1

“Ketika orang berkesenian, sebetulnya orang tersebut tengah mempelajari banyak nilai seperti kedisplinan melalui kepatuhan terhadap jam berlatih, ketaatan terhadap pakem kesenian tertentu dan kerjasama dalam tim. Kesenian di daerah dan seni tradisi dapat menjadi sumber pembelajaran yang sangat baik. Terlebih lagi, kesenian tradisional yang masih terus hadir dalam masyarakatnya berarti telah mengalami seleksi alami dalam arti masih dipandang berfungsi, dipandang indah, bernilai, sebagai symbol-simbol ekspresi masyarakatnya, dan mengandung nilai-nilai baik. Dalam kesenian biasanya juga tergambar kearifan lokal yang terbukti berfungsi untuk mengatur hidup komunitas” (Sumber elektronik, http://www.debataraja.net/?=pengetahuan–dasar/pentingnya-pens/didikan-kesenian-untuk-segala-usia.)

Pada penjelasan lainnya, kesenian tradisional lahir dari tradisi masyarakat sebagai berikut:

Kesenian tradisional adalah sebuah kesenian yang tumbuh di lingkungan masyarakat perdesaan berlatarbelakang tradisi yang ada dan budaya yang diwariskan secara

turun-temurun. Kesenian tradisional pada umumnya diproduksi secara kolektif oleh komunitas daerah tersebut, meskipun para anggotanya bisa dari yang heterogen (dari berbagai orang dengan asal daerah-daerah bermacam-macam). Banyak cerita kesenian tradisional berasal dari mitos, cerita agama, kisah nabi, kisah wali, kerajaan, legenda tentang sungai, dan pitutur bagi generasi kemudian.

Nandong sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat Simeulue. Menurut Sejarah kesenian nandong berarti senandung yakni nyanyian yang didendangkan pada waktu melakukan sesuatu pekerjaan yang disenangi atau untuk menghibur hati yang sedang gundah (agur, 1993:5).

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia (Daryianto, 1998:522) senandung berarti nyanyian dengan suara lembut atau lantunan lagu dengan suara lembut untuk menghibur hati. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991:909) senandung ialah nyanyian kecil dengan suara lembut atau alunan lagu dengan suara lembut (untuk menghibur diri atau menidurkan bayi).

Nandong berarti nyanyian kecil yang biasanya didendangkan oleh sekelompok laki-laki dan terdiri atas karangan-karangan didalamnya dan diiringi dengan alat musik kedang (gendang) dan bisa diiringi dengan biola atau seruling (Wawancara dengan Kepala Desa Samsuir 62 Tahun).

Nandong adalah seni bertutur yang telah menjadi kesenian daerah masyarakat Simeulue dalam mengungkapkan perasannya. Kesenian nandong biasa dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan ditingkah/diselingi pukulan gendang yang ditabuh diantara selanya bait-bait pantun dilantunkan (Wikipedia, kesenian Simeulue).

Nandong adalah seni tradisi bertutur yang terdapat di Kabupaten Simeulue. Nandong ini berkembang dan turun temurun hingga saat ini. Nandong biasanya dibawakan oleh sekelompok laki-laki dengan dinyanyikan secara bergantian serta biasanya diiringi dengan alat musik (wawancara dengan anggota penandong/Naska 45 tahun).

Kesenian Nandong termasuk ke dalam salah satu folklore lisan yakni puisi rakyat seperti pantun, gurindam, dan syair. Bentuk-bentuk folklore lisan yang termasuk didalamnya adalah:

1. Bahasa rakyat seperti logat, julukan, dan titel kebangsawanan. 2. Ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah dan pameo. 3. Pertanyaan tradisional seperti teka teki.

5. Cerita prosa rakyat, seperti Mite, legenda, dongeng, dan 6. Nyanyian rakyat.

Sementara itu, fungsi folklore menurut Wiliam R. Ebascom (Danandjaja, 1994:87) ada empat yaitu:

1. Sebagai system proyeksi yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif

2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan

3. Sebagai alat pendidikan anak

4. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektif.

Dalam kamus bahasa Indonesia (Daryanto, 1998:509) sejarah berarti asal-usul, silsilah, kisah, riwayat peristiwa. Sejarah akan menerangkan bagaimana sebuah kejadian dapat terjadi, atau riwayat kejadian yang sudah lampau. Sedangkan menurut Alfian (2006:1) sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah asal-usul, perkembangan dan penerangan masyarakat lampau.

Sedangkan perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi terhadap seseorang yang memahami tahap-tahap tertentu untuk menuju kematangan (Riyadh, 2009:9).

Perkembangan suatu kesenian tentunya mengalami proses yang panjang serta melalui banyak hal seiring dengan berkembangnya kebudayaan. Menurut Setiadi

(2007:157) dalam perkembangan kebudayaan akan mengalami perubahan-perubahan yang dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu yang terjadi dalam kehidupan social budaya antara lain:

1. Akulturasi

Yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur dan menyatu kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian.

2. Difusi

Adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lainnya, sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan terjadinya perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. 3. Penetrasi

Adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa penetrasi tersebut.

4. Asimilasi

Adalah merupakan kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.

5. Invansi

Adalah masuknya unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan). Penaklukan itu biasanya dilanjutkan

dengan penjajahan, dan selama penjajahan tersebut masuknya kebudayaan asing kedalam kebudayaan daerah yang dijajah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan asal-usul atau riwayat suatu kejadian yang terjadi di masa lampau dan masih terjadi sampai sekarang.

Sejarah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah asal usul terciptanya kesenian Nandong dan bagaimana proses perkembangan Nandong hingga saat ini. Hal ini bertujuan agar terhimpun data-data mengenai peristiwa terciptanya seni tradisi kesenian Nandong di Kabupaten Simeulue, serta dapat diketahui bagaimana perkembangan kesenian Nandong tersebut di Kabupaten Simeulue.

Selain sejarah perkembangan, fungsi kesenian tradisonal tersebut juga menjadi hal menarik dalam penelitian ini. Fungsi seni tradisi dalam masyarakat diketahui berupa fungsi religious, fungsi peneguhan integrasi sosial, edukatif, dan hiburan. Yang berubah dari zaman ke zaman adalah penekanan pada fungsi tertentu dan pernyataannya. Misalnya seni pertunjukkan atau seni tradisi sebagai saluran dakwah yang dikenal dalam masa Islam. Selain itu dijelaskan sebagai sarana pendidikan memperkuat dan melengkapi kekuatan kepribadian (Sedyawati, 2006:293).

Dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Simeulue, Nandong sangat dikenal tidak hanya memiliki fungsi sebagai media hiburan saja, akan tetapi nandong juga memiliki makna religious dan juga pendidikan (Andri, 2009:4).

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi seni tradisi adalah sebagai fungsi peneguhan integrasi sosial, edukatif, hiburan, dan sebagai sarana religious. Berdasarkan uraian tersebut sebenarnya fungsi yang dimaksudkan adalah fungsi sosial yaitu kegunaan atau kedudukan pentingnya nandong dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Simeulue.

Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia terutama fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum fungsi seni dapat dibagi menajdi 2 yakni fungsi individual dan fungsisosial.

Dokumen terkait