• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM PERDATA

C. Tinjauan Tentang Pengalihan Hak Atas Tanah

75 Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Pelaksanaan Hukum Kewarisan Perdata Barat (Burgerlijk Wetboek), Sinar Grafika, Jakarta, 1993,h.46

menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah atau cara lain yang disepakatu dengan pihak lain selain Pemerintah guna pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak memerluhkan persyaratan khusus.

Ada 3 (tiga) cara dalam mendapatkan ataupun memperoleh hak milik, yakni : 1. Dengan pengalihan, yang meliputi beralih dan dialihkan. Dalam hal ini berarti

ada pihak yang kehilangan yaitu pemilik semula dan pihak lain yang mendapatkan suatu hak milik.

2. Terjadinya hak milik sesuai dengan Undang-undang KUHPerdata Pasal 584 dan Pasal 832, yaitu:76

Pasal 584: “Hak milik atas suatu benda tidak dapat diperoleh dengan cara lain melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat dan karena penunjukkan atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas terhadap benda itu”

Pasal 832 : “ menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang diluar perkawinan, dan suami atau isteri yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan suami atau isteri yang hidup

76 Lihat Pasal 584 dan Pasal 832 KUHPerdata

terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh harga hart peninggalan mencukupi untuk itu.”

3. Terjadinya hak milik sesuai undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 pada Pasal 22, yaitu :77

1) Terjadinya hak milik menurut hukum adat yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam hal ini berarti terjadinya hak milik tersebut, diawali dengan hak seorang warga untuk membuka hutan dalam lingkungan wilayah masyarakat hukum adat dengan persetujuan Kepala Desa. Dengan dibukanya tanah tersebut, belum berarti orang tersebut langsung memperoleh hak milik.

Hak milik dapat tercipta jika orang tersbut memanfaatkan tanah yang telah dibukanya, menanami dan memelihara tanah tersebut secara terus menerus dalam waktu yang lama. Dari sinilah hak milik dapat tercipta, yang sekarang diakui sebagai hak milik menurut UUPA. Terjadinya hak milik dengan cara ini memerluhkan waktu yang cukup lama dan tentunya memerluhkan penegasan yang berupa pengakuan dari pemerintah.

2) Terjadinya hak milik karena penetapan pemerintah yaitu, yang diberikan oleh pemerintah dengan suatu penetapan menurut cara dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah. Dalam hak ini berarti pemerintah memberikan hak milik yang baru sama sekali. Pemerintah juga dapat memberikan hak milik berdasarkan hak milik Guna Usaha menjadi Hak

77 Lihat Pasal 22 UUUPA

Milik.

Peralihan hak atas tanah adalah perbuatan hukum untuk memindahkan hak atas tanah kepada pihak lain. Pemindahan dilakukan apabila status hukum pihak yang akan menguasai tanah memenuhi persyaratan sebagai pemegang hak atas tanah yang tersedia, dan pemegang hak atas tanah tersebut untuk memindahkan haknya.

Tata cara memperoleh hak atas tanah menurut Hukum Tanah Nasional adalah sebagai berikut :

1. Pemohon dan pemberian hak atas tanah, jika tanah yang diperluhkan berstatus Tanah Negara

2. Pemindahan Hak, jika :

a. Tanah yang diperluhkan berstatus tanah hak;

b. Pihak yang memerluhkan tanah boleh memiliki hak yang sudah ada ; c. Pemilik bersedia menyerahkan tanah.

3. Pelepasan hak yang dilanjutkan dapat permohonan dan pemberian hak atas tanah, jika :

a. Tanah yang diperluhkan berstatus tanah hak atau tanah hak ulayat suatu masyarakat hukum adat;

b. Pihak yang memerluhkan tanah tidak boleh memiliki hak yang sudah ada c. Pemilik bersedia menyerahkan tanahnya.

4. Pencabutan hak yang dilanjutkan dengan permohonan dan pemebrian hak atas tanah, jika :

a. Tanah yang diperluhkan berstatus tanah hak;

b. Pemilik tanah tidak bersedia melepaskan haknya;

c. Tanah tersebut diperuntukkan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.

Dalam sistem KUHPerdata maupun dalam sistem UUPA kita kenal adanya pengalihan sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak milik. Pengalihan ini adalah suatu satu kewajiban para pihak dalam suatu peristiwa hukum yang bertujuan untuk mengalihkan hak milik atas suatu barang yang dilakukan diantara mereka.

Seperti yang telah dikemukan bahwa di dalam KUHPerdata yaitu Pada Pasal 584KUHPerdatayaitu :

“hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan pengambilan untuk dimiliki, dengan perlekatan, dengan lewat waktu, dengan pewarisan, baik menurut undang-undang maupun wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat terhadap barang itu.”78

Dinyatakan bahwa ada lima cara untuk memperoleh hak milik atas suatu kebendaan.

Kelima cara tersebut anatara lain adalah : 1. Pendakuan (toeegening)

Pendakuan ini dilakukan terhadap barang-barang yang bergerak yang belum ada pemiliknya (res nullius).Contoh dari pendakuan ini yaitu yang terdapat di dalam Pasal 585 KUHPerdata yaitu pendakuan dari ikan-ikan di sungai, binatang-binantang liar di hutan dan lain-lain.

2. Ikutan (natrekking)

78Lihat Pasal 584 KUHPerdata

memperoleh benda karena benda itu mengikuti benda yang lain. Contoh dari natrekkingini adalah : hak-hak atas tanaman, hak itu mengikuti tanah yang sudah menjadi hak milik orang lain.

3. Lampaunya Waktu ( verjaring)

Yaitu cara memperoleh hak milik atas suatu kebendaan karena lampaunya waktu. Artinya pemilik yang lama dari benda tersebut tidak berhak lagi atas benda tersebut karena jangka waktu kepemilikannya telah lewat waktu oleh hukum.

4. Pewarisan (erfopvolging)

Yaitu cara memperoleh hak milik atas suatu benda tidak bergerak karena terluangnya atau jatunya warisan terhadap seseorang sehingga ia berhak atas benda tersebut.

5. Pengalihan dan Penyerahan (levering)

Ini adalah cara untuk memperoleh hak milik yang paling penting dan paling sering terjadi di masyarakat. Yaitu cara memperoleh hak milik atas suatu kebendaan dengan cara mengalihkan hak milik atas suatu kebendaan dari pemilik yang lama kepemilik yang baru.