• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total pengunjung website

Dalam dokumen L A P O R A N K I N E R J A 2017 (Halaman 103-108)

Selain melaksanakan literasi TIK secara tatap muka, dilakukan juga literasi melalui website www.incakap.id yang dibangun pada Tahun 2017. Website tersebut berfungsi sebagai portal literasi internet cerdas kreatif dan produktif yang berisi materi-materi dan video tutorial terkait pemanfaatan TIK. Dengan total pengunjung

website sejumlah 23.364 orang.

3. Mudamudi Digital

Pemerintah juga terus berupaya untuk mengurangi penyebaran hoax atau berita palsu dengan cara menyusun undang-undang yang didalamnya mengatur sanksi bagi pengguna internet yang turut menyebarkan konten negatif. Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika turut mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, salah satunya melalui Mudamudigital. Mudamudigital merupakan wadah bagi para generasi muda untuk berbagi ilmu dengan para pakar literasi digital Indonesia. Para peserta juga dapat “curhat” kepada para pakar tentang apa saja yang mereka hadapi di dunia digital pada era zaman now.

Tujuan utama Mudamudigital adalah membentuk generasi muda Indonesia agar mempunyai kecerdasan literasi digital yang tinggi. Dengan cara itulah anak-anak muda tidak gampang dipengaruhi oleh berita-berita hoax yang dapat melunturkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kegiatan dilaksanakan di 8 lokasi yaitu: Yogyakarta, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Aceh, Mataram, Bandung, dan Jakarta dengan total peserta setiap kota adalah 956 orang. Selain kegiatan tatap muka, dalam melakukan Literasi Digital, Mudamudi Digital menggunakan kanal Youtube dengan total viewer sebanyak 1.377.336 viewer.

4. Sosialisasi dan Bimtek Indonesia Game Rating System (IGRS) Kegiatan IGRS menyediakan panduan dan pemahaman kepada penyelenggara Permainan Interaktif Elektronik, Masyarakat Pengguna dan Pemerintah untuk menghasilkan produk Permainan Interaktif Elektronik yang dipasarkan sesuai dengan klasifikasi konten dan usia pengguna, panduan dalam menggunakan produk Permainan Interaktif Elektronik serta mendorong penguatan produk Permainan Interaktif Elektronik lokal di Indonesia. Pada Tahun 2017 telah dilaksanakan Literasi TIK kepada 6.060 orang di berbagai daerah di Indonesia.

ada, agar dapat mengatasi permasalahan kemajuan teknologi informatika saat ini. Kegiatan Born to Protect merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Hacking Contest, Seminar,

Training of Trainers, dan diakhiri dengan Digital Camp untuk

peserta yang terpilih. Launching dan Pers Conference kegiatan diadakan pada 30 Januari 2017 bertempat di Aula Serbaguna Kementerian Kominfo oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Rudiantara. Turut hadir dalam launching ini yaitu CEO dan Tim dari PT Xynexis International, Perwakilan APTIKOM dan Perwakilan Universitas Gunadarma.

Tahun 2017 kegiatan BTP dilaksanakan di 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Palembang, Malang, Makassar dan Samarinda. Pada Tahun 2018 diharapkan akan didapatkan 100 peserta terbaik yang akan diberikan pelatihan khusus dari mentor-mentor handal di bidangnya, sekaligus mendapat akses ke industri di bidang keamanan siber serta industri yang bekerjasama dalam program Born to Protect. Kegiatan Born to Protect diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda yang ingin mendapatkan ilmu mengenai Cyber Security sekaligus menghimpun SDM Cyber

Security yang potensial di Indonesia yang nantinya dapat membantu

NKRI dan dunia industri dalam cyber security. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Kominfo, PT Xynexis International, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (APTIKOM) dan Universitas Gunadarma.

Tabel 3.29 Kegiatan Roadshow Born to Protect Tahun 2017

No Lokasi Waktu Pelaksanaan Jumlah Peserta Top 3 Hacking Contest

1 Jakarta 18 – 19 Agustus ToT = 65Seminar = 1000

Hacking Contest = 663

Gladiator 024 Reintakura Gladiator 062

2 Bandung 30 September ToT = 50Seminar = 1300

Hacking Contest = 502

UM - ITB

Darksiders001 – ITB

Iamnubs – Telkom University

3 Malang 20 – 21 Oktober ToT = 21Seminar = 321

Hacking Contest = 400

Gladiator 153 – STMIK PPKIA Pradnya Paramita

Nepska Nayeon – Callestasia Laztname – Surabaya Hackerlink

4 Palembang 10 – 11 November ToT = 40Seminar = 508

Hacking Contest = 369

Johan Wahyudi – Univ. Sriwijaya Ibnu Batutah Zarizal – Univ. Bina Darma

Ilham Rizkanda – Univ. Bina Darma

5 Makassar 24 – 25 November ToT = 91 Workshop = 87 Seminar = 1500 Hacking Contest = 378 Pupper – UMI

Tri Reski Anugraha – UMI ./LastNinjas – UMI

6 Samarinda 16 Desember ToT = 31Seminar = 605

Hacking Contest = 250

Valdhie Setiawan – STMIK SPB BL – STMIK SPB Airlangga Azishexacrew

6. Bimtek Indeks Keamanan Informasi (KAMI)

Maksud dari kegiatan Bimtek Indeks KAMI adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan informasi dalam penyelenggaraan tata kelola TIK. Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan kajian keamanan informasi kepada instansi penyelenggara pelayanan publik menggunakan alat bantu evaluasi Indeks KAMI. Instansi yang dapat mengikuti kegiatan kajian keamanan informasi ini hanya instansi yang sebelumnya telah mengikuti Bimtek Indeks KAMI. Pemeringkatan Indeks KAMI ini terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu:

1. Desktop Assessment: proses verifikasi yang dilakukan

terbatas pada dokumen-dokumen yang ada dan dibawa ketika verifikasi berlangsung;

2. Onsite Assessment: verifikasi dilakukan dengan melakukan

tinjauan langsung ke lokasi.

Pada Tahun 2017 telah dilakukan Bimtek Indeks Keamanan Informasi sebagai berikut:

Tabel 3.30 Kegiatan Bimtek Indeks Keamanan

Aktifitas Keamanan Informasi Keterangan

1. Bimtek Indeks

Keamanan Informasi 339 peserta dari K/L, Pemda dan Instansi pada sektor strategis

Bimtek diadakan 2 (dua) kali di Bandung, pada Mei dan September 2017

2. Pemeringkatan Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI)

46 Instansi dengan rincian:

• 9 K/L Pusat

• 29 Pemerintah Daerah

• 9 Instansi pada Sektor Strategis

Tahun 2017 hanya dilaksanakan Desktop Assessment, tidak dilaksanakan Onsite Assessment

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja yaitu keterbatasan waktu dan kurangnya kerjasama serta koordinasi dengan stakeholder yang berakibat tidak terinformasi dan terintegrasi kegiatan literasi TIK bagi masyarakat.

7. Aksi Literasi Digital Berbasis Komunitas Kerjasama Antar Desa di Daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal)

Aksi Literasi Digital Berbasis Komunitas adalah suatu program aksi pemerintah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam kerangka “membangun dari pinggiran” NAWACITA pemerintahan Jokowi-JK. Bertujuan mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan melalui: (1)

komunitas melalui pendekatan kerjasama antardesa di daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) agar tetap memelihara dan menguatkan budaya lokal dalam menerima kemajuan prasarana teknologi informasi dan komunikasi; dan (2) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam memilah dan memilih informasi agar menjadi produktif dan memiliki nilai tambah, sehingga mampu menentukan sikap terhadap informasi yang mereka terima. Aksi Literasi Digital berbasis Komunitas Kerjasama Antar Desa di daerah 3T yang dilaksanakan pada periode 7 Juli hingga 7 Desember 2017 di 17 Kabupaten, 8 Provinsi, dan 45 Komunitas merupakan upaya pengembangan desa dengan menguatkan Komunitas Kerjasama Antar Desa dalam satuan kawasan perdesaan di sebuah kabupaten untuk mewujudkan perdesaan berkelanjutan melalui peningkatan skala ekonomi dari usaha masyarakat dalam satuan kawasan agar mendukung industrialisasi perdesaan, menguatkan kohesi dan solidaritas sosial, dan membentuk upaya kerjasama antar desa dalam melakukan konservasi dan rehabilitasi atau restorasi ekosistem yang rusak.

Keluaran (output) dari aksi literasi digital ini adalah: 1) Terciptanya metode aksi literasi digital berbasis komunitas melalui pendekatan kerjasama antar-desa; 2) Masyarakat memiliki kapasitas memilah dan memilih informasi produktif dan memiliki nilai lebih, serta bersikap terhadap informasi yang diterima yang diantaranya dengan memanfaatkan hoax analyzer; 3) Sumberdaya manusia perdesaan di daerah 3T memiliki kompetensi memelihara dan mengembangkan sistem informasi membangun desa bersama pemimpin pendapat media (internet opinion leader); 4) Terbentuk dan Melembaganya komunitas kerjasama antardesa dalam kerangka koordinasi dan sinergi pemerintah kabupaten dengan para pemangku kepentingan lainnya; dan 5) Berkembangnya

e-commerce dan e-business dalam aktivitas usaha-usaha ekonomi

produktif (kegiatan bisnis) komunitas kerjasama antardesa yang difokuskan kepada pengembangan komoditas pertanian dan sektor unggulan untuk menciptakan nilai tambah.

Kegiatan Aksi Literasi Digital terdiri dari 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu:

a. Mengembangkan Kesamaan Pemahaman

Untuk membangun kesamaan pemahaman gagasan dan komitmen melakukan aksi literasi digital berbasis komunitas kerjasama antar desa, dilaksanakan dialog dengan mengundang Dinas-dinas Kominfo di 17 kabupaten dan 8 provinsi serta berbagai Kementerian/Lembaga (K/L)

untuk membangun konsensus dan komitmen bekerjasama melakukan aksi nyata. Konsensus dan komitmen bekerjasama tersebut dituangkan dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani seluruh Kepala Dinas Kominfo 17 kabupaten dan K/L yang ikut bekerjasama melakukan aksi.

b. Mengembangkan Prototype Aplikasi dalam Bentuk Laman dan Platform Android

Prototype Aplikasi yang dihasilkan dalam bentuk laman adalah kodikadi.com dan platform android yang dapat diunduh melalui google playstore, berisikan 5 kanal, yaitu: Informasi Komunitas, Berita Komunitas, Bisnis Komunitas,

Hoax Analyzer, dan Diskusi Konvergen.

AKUN

AKSI

Dalam dokumen L A P O R A N K I N E R J A 2017 (Halaman 103-108)

Dokumen terkait