• Tidak ada hasil yang ditemukan

L A P O R A N K I N E R J A 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "L A P O R A N K I N E R J A 2017"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pengarah:

Farida Dwi Cahyarini

Sekretaris Jenderal

Penanggung Jawab:

Arifin Saleh Lubis

Kepala Biro Perencanaan

Editor:

Ismail

Sinthia Fridaningrum

Hary Aryfiyanto

Penulis:

Astri Nur Afidah

Marshel Doom

Ratu Nabila Saras Putri

Desain Grafis:

(3)

Perkembangan teknologi digital telah mendorong

pertumbuhan perekonomian Indonesia

dari konvensional ke digital

Ekonomi Indonesia juga mengalami pergeseran dari ekonomi yang titik beratnya berbasis komoditas ke aktivitas ekonomi berbasis layanan. Dinamika dari era digital ini juga telah menyebabkan terjadinya cara baru yang memanfaatkan perubahan teknologi, khususnya digital di beberapa sektor yang timbul sebagai salah satu solusi untuk mengatasi ketidakefisienan dengan antara lain mengadopsi model bisnis “sharing economy”. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peluang besar untuk mengembangkan sharing economy tersebut. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital, pemerintah dituntut untuk melakukan transformasi dalam memberikan layanan publik yang lebih baik kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.

Dalam rangka memperkuat ekonomi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) fokus pada reformasi kebijakan di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terutama yang terkait dengan DNA (Device/perangkat, Network/jaringan, Application/aplikasi). Berbagai affirmative policy dilakukan dengan pendekatan light touched regulation untuk mempermudah proses perizinan, penyediaan internet dengan kecepatan tinggi, serta dukungan terhadap startup, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), petani serta nelayan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan memanfaatkan TIK sebagai enabler. Hasil capaian pelaksanaan program-program tersebut, disampaikan dalam Laporan Kinerja (LKj) Kemkominfo. Selain membuat kebijakan sektor TIK, Kemkominfo juga melaksanakan fungsi edukasi khusus dalam melaksanakan program kebijakan keberpihakan bagi masyarakat di daerah 3T dengan menggelar program aksi literasi digital berbasis komunitas di 17 Kabupaten, 8 Provinsi dan 45 Komunitas kawasan perdesaan dalam rangka penguatan budaya digital untuk pengelolaan media informasi di daerah 3T. Selain itu, Kemkominfo juga berperan sebagai Government Public Relations dalam mendiseminasikan program-program pemerintah dengan menyajikan informasi resmi dan akurat dari lintas sektor pemerintah dalam bentuk grafis sehingga masyarakat dapat lebih mudah memahami program-program pemerintah tersebut beserta hasil-hasilnya.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj) Kemkominfo Tahun 2017 ini, diharapkan dapat menjadi perwujudan dari upaya Kemkominfo dalam menjaga akuntabilitas kinerja dan menjadi media komunikasi bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi terkait kinerja Kemkominfo. Melalui laporan kinerja ini pula, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi peningkatan kinerja di lingkungan internal Kemkominfo.

Jakarta, Maret 2018

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

Kata

(4)

4

PROGRAM

PRIORITAS

Broadband 4G dan Efisiensi Industri

Cyber Security dan Governance, E-Government dan E-Commerce Government Public Relations (GPR) Digitalisasi Realisasi 2017 triliun

Rp4.410

triliun Pagu DIPA 2017

Rp4.951

atau

89,06%

dari PAGU DIPA 2017

dari tahun sebelumnya

69,95

(5)

Pembangunan bidang komunikasi dan informatika lima tahun ke depan diprioritaskan pada upaya mendukung pencapaian kedaulatan pangan, kecukupan energi, pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan, pembangunan infrastruktur, percepatan pembangunan daerah perbatasan, dan peningkatan sektor pariwisata dan industri, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai leading sektor di bidang komunikasi dan informatika

Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis yang ditetapkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK) Kemkominfo Tahun 2017 yang merupakan implementasi dari 4 (empat) program prioritas yaitu:

Broadband 4G dan Efisiensi Industri Digitalisasi

Cyber Security dan Governance, E-Goverment, dan E-Commerce

Goverment Public Relations (GPR)

Untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara, Kementerian

Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

komunikasi dan informatika

Ringkasan

Eksekutif

(6)

Laporan Kinerja Kominfo Tahun 2017 disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang diperjanjikan Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada para pimpinan dan stakeholders selama Tahun 2017. Laporan Kinerja ini disusun dengan mengacu kepada ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah serta berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015 – 2019 serta dokumen perencanaan turunannya.

CaPaIan KInERJa

Perjanjian Kinerja ini ditetapkan kedalam 3 (tiga) sasaran strategis dan 16 (enam belas) indikator kinerja. Ikhtisar hasil evaluasi capaian kinerja terhadap 16 (enam belas) indikator kinerja tersebut diuraikan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Ikhtisar Capaian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN TAHUN 2017 TAHUN 2017

TARGET REALISASI CAPAIAN

Tersedianya Infrastruktur TIK serta Pengembangan Ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia

1. Persentase (%) Kab/Kota

terhubung jaringan backbone serat optik Nasional (Jumlah Kab/kota: 514) 86% (442 kab/kota dari 514 kab/ Kota) 86,38% (444 kab/kota dari 514 Kab/Kota) 100,44% 2. Persentase (%) Kab/Kota terlayani

akses broadband 4G LTE (Jumlah Kab/kota: 514) 60% (308 kab/kota dari 514 kab/ kota) 64,40% (331 kab/kota dari 514 kab/kota) 107,33% 3. Persentase (%) desa di wilayah

tertinggal termasuk lokpri terlayani jasa akses telekomunikasi melalui penyediaan Base Transceiver Station (BTS)

4,5%

(250 desa) (393 desa)7,11% 158% 4. Persentase (%) kawasan

perbatasan terlayani jasa akses telekomunikasi (BTS Perbatasan)

(Jumlah kawasan perbatasan: 187 Kecamatan) 60% (112 lokasi) 25,67% (48 kecamatan dari 187 kecamatan) 42,67%

5. Persentase (%) harga layanan pita lebar terhadap PDB per kapita

7,3% (fixed broadband) 1,44% (untuk mobile broadband) 7,1% (untuk fixed broadband) 97,26% 6. Persentase (%) implementasi

digitalisasi penyiaran/Analog

Switch Off (ASO) 70% 98% 140%

7. Persentase (%) nelayan dan petani

go digital (Jumlah petani + nelayan per Tahun 2013: 28,7 Juta)

300.000 petani dan nelayan

333.515 petani dan nelayan yang

ter-register di aplikasi 111,17% 8. Persentase (%) UMKM go digital

(Jumlah UMKM per Tahun 2012: 56 juta) 0,05% (29.000 UMKM dari 56.000.000 UMKM) 0,02% (12.507 UMKM dari 56.000.000 UMKM) 40%

9. Persentase (%) desa di wilayah perbatasan, daerah tertinggal termasuk lokpri tersedia layanan digital ((Jumlah desa di wilayah tertinggal termasuk lokpri: 5.520

2,7% (150 DBT)

4,02% (222 lokasi) + 3

(7)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN TAHUN 2017 TAHUN 2017

TARGET REALISASI CAPAIAN

10. Jumlah anak-anak, wanita, disabilitas dan pelajar yang

memperoleh literasi TIK 5.300 Orang 7.291 Orang 137,56% 11. Jumlah masyarakat umum yang

memperoleh literasi TIK 500.000 Orang 1.494.097 Orang 298,82% 12. Jumlah angkatan kerja yang

tersertifikasi keahlian dan

kompetensi sektor TIK 10.650 Orang 9.407 Orang 88,33% Tersedianya akses dan

kualitas informasi public terkait kebijakan dan program Prioritas Pemerintah yang baik, cepat, tepat dan obyektif kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia

13. Persentase (%) Kepuasan masyarakat terhadap akses dan kualitas informasi publik (Survei Responden Publik) 50% (1-49% = distrusters; 50-59% = neutral; 60-100% = trusters) 73% (1-49% = distrusters; 50-59% = neutral; 60-100% = trusters) 160,42%

Terwujudnya Tata Kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bersih, efisien, dan efektif

14. Opini Laporan Keuangan WTP *) Penilaian Tahun WTP*

2016 100%

15. Indeks Reformasi Birokrasi 80 (A) *) Penilaian Tahun 73,13 (BB)

2016 91,41% 16. Nilai Akuntabilitas Kinerja 80 (A)

66,44 (B) *) Berdasarkan penilaian SAKIP

oleh Itjen

83% *) Penilaian Kem. PAN & RB Tahun 2017

KInERJa anGGaRan Tahun 2017

Realisasi Belanja Kementerian Komunikasi dan Informatika pada TA 2017 adalah sebesar Rp.4.409.473.919.346,- atau 89,06% dari Pagu DIPA sebesar Rp.4.951.278.581.000,-. Adapun di Tahun 2017, persentase realisasi ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 69,95%.

Grafik 1. Realisasi Penyerapan Anggaran Kemkominfo Tahun 2017

Sumber: Biro Keuangan, Kemkominfo

6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 3.663 2.127 58.07% 54.10% 69.95% 89.06% 4.939 2.672 5.121 3.583 4.951 4.410

APBN dan Realisasi (dalam Rp miliar)

2015

2014 2016 2017

(8)

Kinerja capaian target PNBP Tahun 2012-2017 menunjukkan grafik yang terus naik. Persentase capaian target PNBP pada Tahun 2017 yaitu sebesar 127,4%, secara terperinci dapat dilihat pada Grafik 1.2 berikut ini:

Grafik 2. Kinerja Capaian Target PNBP Tahun 2012 – 2017

18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 -9.057 10.861 12.719 13.560 13.685 16.560 3.318 3.209 2.760 2.309 1.945 1.743 662 740 787 962 984 967 273 224 138 122 125 123

BHP Frekuensi PNBP USO BHP Telekomunikasi PNBP Lainnya1)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

(dalam Rp miliar)

(dalam Rp miliar)

No. Jenis PnbpSumber & 2012 2013 2014 2015 2016 2017

2)

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % 1. BHP Frekuensi 8,934 9,057 101.4 9,495 10,861 114.4 9,881 12,719 128.7 11,390 13,560 119.1 12,970 13,685 105.5 12,952 16,560 127.9 2. PNBP USO 1,497 1,497 116.4 2,020 1,945 96.3 2,291 2,309 100.8 2,230 2,760 123.8 2,567 3,209 125.0 2,567 3,318 129.3

3. BHP Telekomunikasi 599 662 110.5 650 740 113.8 734 787 107.2 893 962 107.7 923 984 106.6 932 967 103.8

4. PNBP Lainnya1) 68 123 180.9 86 125 145.3 94 122 129.8 100 138 138.0 107 224 209.3 120 273 228.2

Total PNBP 11,098 11,585 104.4 12,251 13,671 111.6 13,000 15,937 122.6 14,613 17,420 119.2 16,567 18,102 109.3 16,571 21,119 127.4

1) PNBP Lainnya terdiri dari antara lain; Biaya Sertifikasi Perangkat, Sewa Rumah Dinas; IAR dan KRAP; REOR dan SKOR; Izin Penyelenggaraan Pos; Izin Penyelenggaraan Penyiaran, STMM Yogyakarta, Pusdiklat Pegawai, Penerimaan Pemanfaatan BMN; dan Penerimaan Lainnya.

2) Realisasi PNBP Per Des 2017

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

16

Latar Belakang

16

Maksud & Tujuan

17

Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kementerian Komunikasi dan

Informatika

18

Permasalahan Strategis Bidang Komunikasi dan Informatika

21

Broadband/4G dan Efisiensi Industri

21

Digitalisasi

22

Cyber Security dan Governance, E-Goverment, dan E-Commerce

23

Government Public Relations (GPR)

26

Sistematika Pelaporan

29

BAB 2

PERENCANAAN KINERJA

32

Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015-2019

32

Perjanjian Kinerja

37

Broadband/4G dan Efisiensi Industri

38

Digitalisasi

38

Cyber Security dan Governance, E-Government, dan E-Commerce

39

Government Public Relation (GPR)

39

KATA PENGANTAR

1

RINGKASAN EKSEKUTIf

3

DAfTAR ISI

7

DAfTAR TABEL

10

DAfTAR GAMBAR

12

DAfTAR GRAfIK

13

(10)

AKUNTABILITAS KINERJA

42

Capaian Kinerja Organisasi

42

Sasaran Strategis 1:

Tersedianya Infrastruktur TIK serta Pengembangan Ekosistem TIK yang Merata dan Efisien di Seluruh Wilayah Indonesia

42

1 . 1 Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik Nasional

(Palapa Ring)

44

1 . 2 Persentase (%) Kab/Kota Terlayani Akses Broadband 4G LTE

48

1 . 3 Persentase (%) Desa di Wilayah Tertinggal Termasuk Lokpri Terlayani Jasa

Akses Telekomunikasi Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)

52

1 . 4 Persentase (%) Kawasan Perbatasan Terlayani Jasa Akses Telekomunikasi

Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)

54

1 . 5 Persentase (%) Harga Layanan Pitalebar Terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) per Kapita

55

1 . 6 Persentase (%) Implementasi Digitalisasi Penyiaran/Analog Switched Off (ASO)

59

1 . 7 Persentase (%) Nelayan dan Petani Go Digital

79

1 . 8 Persentase (%) UMKM Go Online

86

1 . 9 Persentase (%) Desa di Wilayah Perbatasan, Daerah Tertinggal termasuk Lokpri

Tersedia Layanan Digital

91

1.10 Jumlah Anak-anak, Wanita, Disabilitas dan Pelajar yang Memperoleh

Literasi TIK

96

1 .1 1 Jumlah Masyarakat Umum yang Memperoleh Literasi TIK

98

1.12 Jumlah Angkatan Kerja yang Tersertifikasi Keahlian dan Kompetensi Sektor TIK

107

Sasaran Strategis 2:

Tersedianya Akses dan Kualitas Informasi Publik terkait Kebijakan dan Program Prioritas Pemerintah yang Baik, Cepat, Tepat dan Obyektif kepada Seluruh Lapisan Masyarakat Indonesia

109

2 . 1 Persentase (%) Kepuasan Masyarakat Terhadap Akses dan Kualitas Informasi

Publik

109

Sasaran Strategis 3:

Terwujudnya Tata Kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang Bersih, Efisien dan Efektif

113

3 . 1 Opini Laporan Keuangan

113

3.2 Indeks Reformasi Birokrasi

115

3.3 Nilai Akuntabilitas Kinerja

120

Capaian Kinerja Lainnya

121

Sistem Verifikasi Identitas Online (SiVION)

121

Penyelesaian Sengketa Informasi

123

(11)

LAMPIRAN

138

Hasil Reviu Inspektorat Jenderal Kementerian Kominfo atas Laporan Kinerja Kementerian

Kominfo Tahun 2017

138

(12)

1 . 1 Ikhtisar Capaian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017

4

2 . 1 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019

(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015)

34

2 . 2 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019

(Berdasarkan PM Kominfo No. 21/2016)

36

2 . 3 Perjanjian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017

37

3 . 1 Indikator Pencapaian Sasaran Strategis 1

43

3 . 2 Capaian Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik

Nasional

46

3 . 3 Capaian Persentase (%) Kabupaten/Kota Terlayani Akses Broadband 4G LTE

49

3 . 4 Rencana Strategis Penambahan Spektrum Frekuensi Radio Sebesar 350 MHz

untuk Mobile Broadband Tahun 2015 – 2019

50

3 . 5 Capaian Persentase (%) Tersedianya Tambahan Spektrum Frekuensi Sebesar 350

MHz untuk Mobile Broadband

51

3 . 6 Capaian Persentase (%) Desa di Wilayah Tertinggal Termasuk Lokpri Terlayani

Jasa Akses Telekomunikasi Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)

54

3 . 7 Capaian Persentase (%) Kawasan Perbatasan Terlayani Jasa Akses Telekomunikasi

(BTS Perbatasan)

55

3 . 8 Target Infrastruktur dan Harga Layanan

56

3 . 9 Capaian Persentase (%) Harga Layanan Pitalebar Terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) per Kapita

56

3.10 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016

(Berdasarkan Koordinasi dengan Badan Litbang SDM Kominfo, BPS dan Tenaga Ahli)

57

3.11 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016

(Berdasarkan LKO) 

57

3.12 Data Capaian Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2017

(Berdasarkan Data Kompilasi Tarif yang Dipublikasi)

58

3.13 Capaian Persentase (%) Implementasi Digitalisasi Penyiaran / Analog Switched Off

(ASO)

59

3.14 Capaian Penyusunan Revisi Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002

66

3.15 Target dan Capaian Uji Coba Siaran TV Digital

73

3.16 Keikutsertaan LPS Penyedia Konten dalam Uji Coba TV digital

75

3.17 Capaian Sosialisasi TV Digital

79

3.18 Capaian Persentase (%) Nelayan dan Petani Go Digital

80

3.19 Timeline Implementasi Program Nelayan Go Online

85

3.20 Capaian Edukasi Petani dan Nelayan Go Online Tahun 2017

85

3.21 Capaian Persentase (%) UMKM Go Digital

90

(13)

Literasi TIK

3.26 Data Realisasi Jumlah Anak-Anak, Wanita, Disabilitas dan Pelajar yang Memperoleh

Literasi TIK Tahun 2015 – 2017

98

3.27 Kegiatan Literasi TIK Kemkominfo

99

3.28 Capaian Jumlah Masyarakat Umum yang Memperoleh Literasi TIK

99

3.29 Kegiatan Roadshow Born to Protect Tahun 2017

103

3.30 Kegiatan Bimtek Indeks Keamanan

104

3.31 Capaian Jumlah Angkatan Kerja yang Tersertifikasi Keahlian dan Kompetensi

Sektor TIK

108

3.32 Hasil Pelaksanaan Sertifikasi SKKNI Bagi Angkatan Kerja Muda Indonesia

108

3.33 Capaian Persentase (%) Kepuasan Masyarakat Terhadap Akses dan Kualitas

Informasi Publik

110

3.34 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah, Media, Bisnis, dan Organisasi

Non Pemerintah

111

3.35 Capaian Opini Laporan Keuangan

114

3.36 Capaian Indeks Reformasi Birokrasi

118

3.37 Hasil Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemkominfo Tahun 2015 – 2016

118

3.38 Upaya Perbaikan yang Dilakukan oleh Masing-Masing Pokja

119

3.39 Capaian Nilai Akuntabilitas Kinerja

120

3.40 Hasil Penilaian Tingkat Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 – 2016

120

3.41 Target Pelaksanaan SiVION Tahun 2017 – 2019

122

3.42 Capaian Program SiVION Tahun 2016 – 2017

123

3.43 Rekapitulasi Jumlah Permohonan Penyelesaian Sengketa dan Rekapitulasi

Penyelesaian Sengketa Informasi Tahun 2017

124

3.44 Klasifikasi Penyelesaian Sengketa

124

3.45 Jumlah Pengaduan Isi Siaran Berdasarkan Sumber Pengaduan Tahun 2017

125

3.46 Perbandingan Target dan Realisasi Atas Penyelesaian Pengaduan Kasus

Tahun 2015 – 2017

126

3.47 Manfaat Pengembangan Sistem E-Licensing di Bidang Pos dan Telekomunikasi

128

3.48 Rekapitulasi Penyelesaian Perizinan Melalui E-Licensing

130

3.49 Integrasi dan Pertukaran Data Perizinan pada Sistem E-Licensing

130

(14)

1 . 1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika

18

1 . 2 Jumlah Pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika per 31 Desember 2017

20

1 . 3 Penetrasi Media di 11 Kota di Indonesia

26

1 . 4 Alur Proses Government Public Relations (GPR)

28

2 . 1 Program Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika

33

3 . 1 Rencana Implementasi Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Serat Optik

Nasional (Palapa Ring)

45

3 . 2 Peta Pembangunan Jaringan Serat Optik Nasional “Palapa Ring”

47

3 . 3 Presensi Layanan 4G LTE Berdasarkan Jumlah Wilayah Administrasi

yang Ter-cover

48

3 . 4 Pihak-Pihak yang Terkena Dampak Program Digitalisasi Penyiaran Televisi

60

3 . 5 Aspek Utama Pendukung Digitalisasi Penyiaran TV

61

3 . 6 Peta 42 Lokasi Pemancar Digital LPP TVRI

68

3 . 7 Perbedaan Teknologi Penyiaran Analog vs Digital

70

3 . 8 Efisiensi Kanal Frekuensi Radio Akibat Implementasi Televisi Digital (Digital

Dividend)

70

3 . 9 Peta Jangkauan Siaran dan Lokasi Uji Coba Siaran TV Digital

74

3.10 Peta Rumah Tangga Usaha Pertanian

81

3.11 Jumlah Kelompok Tani dan Penyuluh Menurut Provinsi

81

3.12 Kepadatan Rumah Tangga Usaha Perikanan vs Produksi Perikanan Tangkap

di Laut (Ton)

82

3.13 Jumlah Perahu yang Terdapat di Provinsi vs Produksi Perikanan Tangkap

di Laut (Ton)

83

3.14 Lanskap UMKM Indonesia

87

3.15 Lokasi Desa Piloting Program Desa Broadband Terpadu (DBT)

92

3.16 Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT)

94

3.17 Peta Sebaran Pelaksanaan Kegiatan INCAKAP dan Sistem Whitelist Nusantara

Tahun 2017

100

3.18 Komoditas Unggulan dan Jejaring Antar 45 Komunitas Kerjasama Desa dalam

Aplikasi Kodikadi.com

106

3.19 Hasil Survei Edelman Trust Barometer tentang Tingkat Kepercayaan

terhadap Pemerintah

110

3.20 Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun

2015–2019

116

3.21 Rencana Strategis Implementasi SiVION

122

(15)

2 Kinerja Capaian Target PNBP Tahun 2012 – 2017

6

1 . 1 Komposisi Pegawai Kemkominfo Per 31 Desember 2017

20

1 . 2 Nilai Transaksi E-Commerce Global Tahun 2014 – 2021 (Dalam US$)

23

1 . 3 Pangsa Pasar E-Commerce Terhadap Penjualan Ritel Tahun 2015

24

1 . 4 Nilai Transaksi E-Commerce Indonesia Tahun 2011 – 2015

24

1 . 5 Populasi Dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia Per September 2017

25

1 . 6 Akses petani dan Nelayan terhadap Televisi dan Selular

26

3 . 1 Jumlah LPS Peserta Uji Coba Siaran TV Digital Tahap I s/d III

75

3 . 2 Kontribusi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015

82

3 . 3 Populasi Perahu Di Fokus Area

83

3 . 4 Posisi UMKM pada Visi Ekonomi Digital Indonesia 2020

88

3 . 5 Komunitas Kerjasama Antar Desa Berdasarkan Kuadran Kemampuan Literasi Digital (Digital Literacy Capability Index) dan Kemampuan Bisnis/Usaha dari Komunitas Kerjasama Antar Desa (Business Capability Index)

107

3 . 6 Jumlah Responden dan Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Layanan

Informasi Mengenai Kebijakan dan Program Prioritas Pemerintah

111

3 . 7 Akses Publik Terhadap Saluran Komunikasi Kebijakan Pemerintah

112

3 . 8 Penyelesaian Permohonan Sengketa Informasi Dari Tahun 2010 – 2017

124

3 . 9 Jumlah Pengaduan Kasus Pers Yang Masuk ke Dewan Pers Tahun 2014 – 2017

126

3.10 Rekapitulasi Perizinan E-Licensing bulan Juli – Desember 2017

129

3.11 Perbandingan Realisasi Belanja Kemkominfo Tahun 2014 – 2017

132

(16)
(17)

Laporan Kinerja

|

15

|

1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Maksud & Tujuan

3. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kementerian

Komunikasi dan Informatika

4. Permasalahan Strategis Bidang Komunikasi dan Informatika

5. Sistematika Pelaporan

(18)

LaTaR BELaKanG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, memandatkan Presiden untuk menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas Perencanaan Pembangunan Nasional serta menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk periode 5 tahunan sesuai masa jabatannya. RPJMN merupakan penjabaran visi, misi dan program presiden yang berfungsi sebagai:

a. Pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga;

b. Bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJMN;

c. Pedoman bagi pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah;

d. Acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJM Nasional.

Presiden dalam menjalankan pemerintahan umum dan pembangunan dibantu oleh menteri-menteri negara yang membidangi urusan tertentu di bidang pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mempunyai tugas menyelenggarakan

Program dan kegiatan pembangunan

di bidang komunikasi dan informatika berjalan sesuai

dengan yang direncanakan dan dituangkan dalam

bentuk Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan

Eselon I dan Eselon II secara berjenjang

(19)

tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik;

3) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik;

4) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di bidang komunikasi dan informatika;

5) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika;

6) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika;

7) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan 8) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Komunikasi dan Informatika.

Agar keseluruhan program dan kegiatan pembangunan di bidang komunikasi dan informatika tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja antara Menteri dan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai dengan tingkat Eselon II.

MaKsuD & TuJuan

Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2017 ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja dari Menteri Komunikasi dan Informatika kepada Presiden dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan selama Tahun 2017.

Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2017 ini adalah untuk melakukan penilaian dan evaluasi atas pencapaian kinerja dan sasaran pembangunan di bidang komunikasi dan informatika selama Tahun 2017, sekaligus sebagai alat kendali dan pemicu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan

(20)

struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.

SEKRETARIAT ITJEN INSPEKTORAT

JENDERAL

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INfORMATIKA

DIREKTORAT PENATAAN SUMBER

DAYA DIREKTORAT POS

DIREKTORAT OPERASI

SUMBER DAYA DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI

DIREKTORAT PENGENDALIAN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT

POS DAN INfORMATIKA DIREKTORAT PENYIARAN DIREKTORAT STANDARDISASI PERANGKAT POS DAN INfORMATIKA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PITA LEBAR SEKRETARIAT

DITJEN SEKRETARIAT DITJEN

DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INfORMATIKA

MENTERI

INSPEKTORAT

I INSPEKTORATII INSPEKTORATIII INSPEKTORATIV

STAf AHLI

1. SAM BID. HUKUM

2. SAM BID. SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA 3. SAM BID. KOMUNIKASI DAN MEDIA MASSA 4. SAM BID. TEKNOLOGI

(21)

BIRO PERENCANAAN BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI SEKRETARIAT DITJEN DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI

INfORMATIKA DIREKTORAT e-GOVERNMENT DIREKTORAT PEMBERDAYAAN INDUSTRI INfORMATIKA DIREKTORAT PEMBERDAYAAN INfORMATIKA DIREKTORAT e-BUSINESS SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN SARANA INfORMATIKA BIRO KEUANGAN BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT BIRO

HUKUM UMUMBIRO

PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN

SEKRETARIAT

DITJEN SEKRETARIAT BADAN

DIREKTORAT KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT KEMITRAAN KOMUNIKASI DIREKTORAT PENGELOLAAN MEDIA PUBLIK DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PENYEDIAAN INfORMASI

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA, PERANGKAT DAN PENYELENGGARAAN POS DAN

INfORMATIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI INfORMATIKA DAN INfORMASI

DAN KOMUNIKASI PUBLIK PUSAT PENGEMBANGAN

LITERASI SUMBER DAYA MANUSIA KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL

INfORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA MANUSIA PUSAT

KELEMBAGAAN INTERNASIONAL

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, susunan organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika terdiri atas:

1) Sekretariat Jenderal (Setjen);

2) Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI); 3) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI);

4) Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen APTIKA);

5) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP); 6) Inspektorat Jenderal (Itjen);

7) Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM); 8) Staf Ahli Bidang Hukum;

9) Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya; 10) Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa; dan 11) Staf Ahli Bidang Teknologi

(22)

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika didukung oleh 3.201 orang pegawai dari berbagai satuan kerja (data per 31 Desember 2017) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.070 orang dan perempuan sebanyak 1.131 orang (Gambar 1.2).

Pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut tersebar pada 7 (tujuh) unit Eselon I (Grafik 1.1) dengan komposisi sebagai berikut: (1) Setjen (431 orang), (2) Ditjen SDPPI (1.299 orang), (3) Ditjen PPI (324 orang), (4) Ditjen Aptika (211 orang), (5) Ditjen IKP (296 orang), (6) Itjen (77 orang), dan (7) Balitbang SDM (556 orang) serta 4 orang staf ahli dan 3 orang staf khusus.

2.070

1.131

3.201

Total Karyawan Gambar 1.2

Jumlah Pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika per 31

Desember 2017

Sumber: Biro Kepegawaian dan Organisasi, Kemkominfo, Tahun 2017

Grafik 1.1 Komposisi Pegawai Kemkominfo per 31 Desember 2017

32 141 727 264 1.427 568 16 26

sD sMP sMaDiploma s1 s2 s3 Lainnya

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Unit Kerja

1.299 324 211 296 556 438 77

sDPPI PPI aPTIKa IKP BLsDM sETJEn ITJEn

Berdasarkan Usia Berdasarkan Golongan

697 876 1,033 595 20 346 430 12 2.393 non Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I

(23)

Grafik 1.1 tersebut menunjukkan, berdasarkan tingkat pendidikan, komposisi pegawai di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut: (1) SD sebanyak 32 orang, (2) SMP sebanyak 141 orang, (3) SMA sebanyak 727 orang, (4) Diploma sebanyak 264 orang, (5) S1 sebanyak 1.427 orang, (6) S2 sebanyak 568 orang, (7) S3 sebanyak 16 orang, dan (8) lainnya sebanyak 26 orang.

Jika dilihat berdasarkan golongan, maka komposisi pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut: (1) Golongan I sebanyak 20 orang, (2) Golongan II sebanyak 346 orang, (3) Golongan III sebanyak 2.393 orang, (4) Golongan IV sebanyak 430 orang, dan (5) Non Golongan sebanyak 12 orang.

PERMasaLahan sTRaTEGIs BIDanG

KOMunIKasI Dan InfORMaTIKa

Tantangan dan permasalahan strategis di bidang komunikasi dan informatika terbagi menjadi 4 (empat) permasalahan utama yang menjadi prioritas Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai leading sector di bidang komunikasi dan informatika dalam mendukung fokus pembangunan pemerintah. Keempat permasalahan utama tersebut antara lain adalah:

1.

Broadband

/4G dan Efisiensi Industri

Luas wilayah dan kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan, penyebaran penduduk yang tidak merata, serta penyediaan infrastruktur komunikasi dan informatika yang hampir seluruhnya mengandalkan peran dunia usaha yang masih berpusat di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan sehingga menyisakan

blank spot di wilayah non-komersial. Hal ini menyebabkan timbulnya permasalahan kesenjangan digital dan konektivitas antar wilayah. Akibatnya, akses masyarakat yang berada di wilayah non-komersial tersebut terhadap informasi masih sangat kurang, tingginya biaya komunikasi yang harus dibayarkan, dan gangguan sinyal telekomunikasi dari negara tetangga yang lebih kuat dari sinyal telekomunkasi operator lokal sering terjadi. Jika tidak segera diatasi, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan rentannya nasionalisme dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat akibat tidak berkembangnya ekonomi, khususnya bagi masyarakat di wilayah perbatasan.

Saat ini industri telekomunikasi di Indonesia sudah jenuh dengan tingkat persaingan yang tinggi, terlebih terjadi persaingan harga antar operator dalam menentukan tarif layanan telekomunikasi. Namun,

(24)

baik, dimana harga layanan pitalebar masih di atas 5% dari UMR. Tingginya biaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan belum efisiennya infrastruktur telekomunikasi nasional juga menyebabkan penetrasi pitalebar berjalan lambat karena fokus pembangunan penyelenggara telekomunikasi yang hanya membangun di wilayah yang layak secara komersial saja, sehingga pendapatan sektor telekomunikasi tidak terdistribusi merata ke daerah-daerah lainnya di wilayah Indonesia.

2. Digitalisasi

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas. Dan diperkirakan pada Tahun 2019, Indonesia akan membutuhkan 350 MHz spektrum frekuensi radio untuk penerapan pitalebar. Oleh karena itu, perlu dilakukan digitalisasi terhadap penyiaran Televisi (TV) agar dapat meningkatkan efisiensi penggunaan spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur industri penyiaran, dan membuka peluang usaha baru bagi industri konten.

Dari sisi kualitas siaran, pemancar TV Digital juga memiliki kualitas gambar dan warna yang jauh lebih bagus daripada televisi analog. Selain itu, televisi digital dapat dioperasikan dengan daya yang rendah (less power), dibandingkan dengan televisi analog. Ketahanan sinyal digital terhadap gangguan suara (noise) lebih baik dan lebih mudah untuk diperbaiki dengan kode koreksi error (error correction code).

Dengan teknologi analog, pembawa satu frekuensi (one-frequency carrier) hanya dapat membawa satu program siaran, sedangkan

dengan teknologi digital one-frequency-carrier dapat membawa

beberapa program siaran pada waktu yang bersamaan melalui pembagian kanal. (Ditjen PPI, Kemkominfo, 2017).

Namun, dalam mendorong penerapan digitalisasi penyiaran TV, Kementerian Komunikasi dan Informatika masih menemui kendala antara lain:

a. Implementasi digitalisasi sistem penyiaran harus didasari regulasi yang kuat di level undang-undang sedangkan Indonesia belum memilikinya;

b. Implementasi migrasi siaran TV Analog ke Digital (digitalisasi) memerlukan biaya tinggi bagi lembaga penyiaran lokal, komunitas, dan juga masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya bagi lembaga penyiaran yang sudah berinvestasi tinggi dalam penyelenggaraan siaran analog. Karena dengan diberlakukannya digitalisasi menyebabkan infrastruktur analog tidak dapat digunakan lagi dan semua materi siaran akan disiarkan oleh Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multiplexing (LPPPM);

Di Tahun 2019 Indonesia membutuhkan

350

MHz MHz spektrum frekuensi

Harga layanan

pitalebar masih

di atas UMR

5%

(25)

3.

Cyber Security

& Governance, E-Goverment,

dan

E-Commerce

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia Tahun 2017 diproyeksikan ada sekitar 261,891 juta jiwa. Dengan jumlah populasi yang besar tersebut, Indonesia menyimpan potensi ekonomi digital di masa yang akan datang seiring berkembangnya teknologi dan media sosial.

Dari jumlah populasi masyarakat tersebut, 54,68% atau sebanyak 143,26 juta jiwa telah menggunakan internet (Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet, APJII, 2017). Penggunaan internet oleh individu ini mengalami peningkatan sebesar 10,56 juta jiwa dari jumlah pengguna internet individu di Tahun 2016 yang semula 132,7 juta jiwa menjadi 143,26 juta jiwa (Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet, APJII, 2017). Dari 54,68% pengguna internet di Tahun 2017 tersebut, sebanyak 16,83% masyarakat menggunakan internet untuk jual online, sedangkan 32,18% masyarakat memanfaatkan internet untuk belanja online. (Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet, APJII, 2017).

Penjualan eceran e-commerce global menunjukkan perkembangan

yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari nilai transaksi e-commerce yang diperkirakan akan naik lebih dari 230% pada 2021 menjadi US$ 4,48 Triliun atau setara Rp. 60,467 Triliun dari posisi 2014 yang baru mencapai US$ 1,8 Triliun. Sedangkan di Tahun 2017, nilai transaksi e-commerce

global adalah sebesar 2,3 Triliun US$.

Grafik 1.2 Nilai Transaksi E-Commerce Global Tahun 2014 – 2021 (dalam US$)

Transaksi e-Commerce Global (dalam US$)

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/12/2021-transaksi-e-commerce-global-mencapai-rp-60467-triliun 5 triliun 4.5 triliun 4 triliun 3.5 triliun 3 triliun 2.5 triliun 2 triliun 1.5 triliun 1 triliun 2014 2017 2020 US$

16,83%

menggunakan internet untuk jual online

32,18%

memanfaatkan internet untuk belanja online

(26)

Pangsa pasar e-commerce Indonesia pada 2015 mencapai US$ 1,68 Milyar atau baru sekitar 1,2% dari penjualan ritel senilai US$ 145,83 Milyar. Pasar e-commerce lokal tersebut jauh tertinggal dari Tiongkok yang telah mencapai 13,8% dari total penjualan ritelnya senilai US$ 2,12 Triliun maupun Jepang yang mencapai 7,2% dari penjualan ritelnya sebesar US$ 960 Milyar. Namun, unggul dibandingkan dengan Malaysia maupun Vietnam.

Pangsa Pasar e-Commerce di beberapa Negara terhadap Penjual Ritel (%)

Grafik 1.3 Pangsa Pasar E-Commerce Terhadap Penjualan Ritel Tahun 2015

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/13/berapa-pangsa-pasar-e-commerce-indonesia 16 14 12 10 8 6 4 2 0 16 14 12 10 8 6 4 2 0

Jepang Singapura Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Philiphina Amerika Tiongkok 9.2 13.8 7.2 4.1 1.6 1.2 1.0 0.8 0.5

Grafik 1.4 Nilai Transaksi E-Commerce Indonesia Tahun 2011 – 2015 4 miliar 3.5 miliar 3 miliar 2.5 miliar 2 miliar 1.5 miliar 1 miliar 1 miliar 1.8 miliar 2.6 miliar 3.5 miliar US $

(27)

(Jiwa)

264 juta

133 juta

Pengguna Medsos via Ponsel Pengguna Medsos Aktif Pengguna Internet Populasi Pengguna Ponsel 115 juta 371 juta 106 juta 400 juta 350 juta 300 juta 250 juta 200 juta 150 juta 100 juta 50 juta 0 Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/09/inilah-potensi-ekonomi-digital-indonesia

Data-data tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas

e-commerce di Indonesia merupakan sektor strategis yang perlu didorong oleh pemerintah melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas Kementerian/Lembaga. Dan untuk mendukung keamanan serta memberikan perlindungan terhadap konsumen dalam melakukan aktivitas e-commerce, maka perlu disusun pedoman yang dapat menjadi acuan terkait keamanan informasi dan keamanan siber (cyber security) sektor e-commerce dan sektor-sektor strategis lainnya.

Pemanfaatan TIK tidak terbatas pada sektor e-commerce saja, namun dapat juga digunakan untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat melalui implementasi e-government yang

bertujuan untuk menyediakan pelayanan yang lebih nyaman dan efisien kepada masyarakat atas layanan pemerintah.

Namun, penerapan layanan e-government secara nasional

masih terkendala karena belum terintegrasinya database dan layanan e-government antar instansi pemerintah pusat dan daerah.

(28)

800 700 600 500 400 300 200 100 0 56,5% Televisi Selular 63,8% 69,4% 66,4%

4.

Government Public Relations

(GPR)

Saat ini, masyarakat Indonesia mendapatkan informasi melalui berbagai cara, yaitu: media televisi (96%), media luar ruang (52%), internet (43%), radio (37%), koran (8%), dan media lainnya (13%).

WATCH TV

96%

SEE OUTDOOR

ADS

52%

USE INTERNET

43%

LISTEN

RADIO

37%

READS PRINT

NEWS

8%

WATCH PAY TV

8%

GO TO CINEMA

5%

Gambar 1.3 Penetrasi Media di 11 Kota di Indonesia

Sumber: Nielsen Consumer & Media View, Q3 2017

Namun demikian, penyebaran informasi saat ini masih dianggap kurang efektif, karena belum menyentuh masyarakat secara menyeluruh. Sebagai contoh, dalam komunitas petani dan nelayan, sebagian besar dari mereka memiliki televisi dan telepon selular. Akses petani terhadap televisi mencapai 56,5%, sedangkan nelayan 63,8%. Sedangkan sebanyak 66,4% nelayan dan 69,4% petani memiliki telepon selular.Namun demikian, kepemilikan televisi dan telepon selular bagi petani dan nelayan belum digunakan secara optimal untuk mengakses informasi mengenai program prioritas terkait pertanian dan perikanan yang pada dasarnya mereka butuhkan.

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan ketimpangan informasi dan persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterbitkanlah Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik dalam rangka menunjang keberhasilan Kabinet Kerja, menyerap aspirasi publik, dan mempercepat penyampaian informasi tentang kebijakan dan Grafik 1.6 Akses petani

dan Nelayan terhadap Televisi dan Selular

Televisi Nelayan

Sumber: Indikator TIK, Puslitbang Aptika dan IKP, BLSDM, Kemkominfo, 2016

(29)

Pemerintah menunjuk Kemkominfo untuk:

1. Mengkoordinasikan perencanaan, penyiapan, dan

pelaksanaan komunikasi publik terkait kebijakan

dan program pemerintah;

2. Melakukan kajian terhadap data dan informasi

yang disampaikan kementerian dan lembaga

pemerintah non kementerian;

3. Melakukan media monitoring dan analisis konten

media terkait kebijakan dan program pemerintah;

4. Menyusun narasi tunggal terkait dengan kebijakan

dan program pemerintah kepada publik sesuai

arahan Presiden;

5.

Melaksanakan diseminasi dan edukasi terkait

kebijakan dan program pemerintah melalui seluruh

saluran komunikasi yang tersedia;

6. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

komunikasi publik;

7. Dapat mengundang dan mengikutsertakan Menteri,

Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian

dan/atau pihak lain dalam merumuskan materi

informasi yang akan dikomunikasikan kepada

publik.

Instruksi Presiden (Inpres)

No. 9 Tahun 2015

(30)

Verifikasi Data

dan Informasi Pimpinan InstansiPersetujuan

MONEV

DISE-MINASI KONTEN

Alur Kerja Pengelolaan

Komunikasi Publik

Gambar 1.4 Alur Proses Government Public Relations (GPR)

Manajemen Isu Framing Signing Priming Produksi Pesan Briefing Notes Siaran Pers Infografis Artikel Advertorial Kominfo, dan K/L/D (Kementerian/ Lembaga/Daerah) Distribusi Pesan [media massa, media sosial, humas K/L/D, kelompok strategis, dan relawan] Kominfo, dan K/L/D (Kementerian/ Lembaga/Daerah) Pemantauan, Evaluasi, dan Audit

Komunikasi Kominfo Kominfo, KSP (Kantor Staf Presiden), dan TKP (Tim Komunikasi Presiden) $ Pengumpulan Data dan Analisis

Informasi

[K/L/D, Organisasi riset, kantor berita,

media massa, media sosial, dan

relawan]

K/L/D (Kementerian/ Lembaga/Daerah)

Sumber: Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo, Tahun 2016

AGENDA SETTING DATA DAN

INFORMASI

Dengan adanya Inpres Nomor 9 Tahun 2015 ini, Kemkominfo diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi

kehumasan pemerintah (Government Public Relations “GPR”).

Sehingga, penyampaian informasi kepada masyarakat diharapkan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan berkualitas baik. Selain itu, penyusunan narasi tunggal sebagai agenda setting akan memberikan

(31)

sIsTEMaTIKa PELaPORan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

Bab 1

Pendahuluan

Bagian ini menyajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab 2

Perencanaan

Kinerja

Bagian ini menguraikan tentang Rencana Strategis Tahun 2015—2019 beserta perubahan terhadap rencana strategis tersebut berdasarkan hasil reviu dan ringkasan/ ikhtisar Perjanjian Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017.

Bab 4

Penutup

Bagian ini menguraikan tentang kesimpulan umum atas capaian kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika selama Tahun 2017 dan rekomendasi untuk perbaikan kinerja di tahun-tahun selanjutnya.

Bab 3

Akuntabilitas Kinerja

Bagian ini dibagi menjadi 3 (sub bab), yaitu:

1. Sub Bab Capaian

Kinerja Organisasi, yang menguraikan capaian kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017 sesuai dengan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi terhadap capaian kinerja tersebut, dan

1. Sub Bab Realisasi Anggaran, yang menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017, dan

1. Sub Bab Capaian Kinerja Lainnya.

(32)

|

30

|

Laporan Kinerja

2

1. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015-2019

2. PERJANJIAN KINERJA

3. BROADBAND 4G DAN EFISIENSI INDUSTRI 4. DIGITALISASI

5. CYBER SECURITY & GOVERNANCE, E-GOVERNMENT DAN E-COMMERCE

6. GOVERNMENT PUBLIC RELATIONS (GPR) 7. KINERJA LAINNYA

PERENCANAAN

(33)

Laporan Kinerja

|

31

|

2

PROGRAM UTAMA KEMENTERIAN

KOMUNIKASI DAN INfORMATIKA

A

B

C2

C1

(34)

Berpayung kepada UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025 dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015—2019.

Acuan peraturan diatas kemudian diterjemahkan kedalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015—2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016. Dalam Renstra tersebut memuat penjabaran visi, misi dan Nawacita Presiden dan Wakil Presiden.

REnCana sTRaTEGIs KEMEnTERIan

KOMunIKasI Dan InfORMaTIKa

Tahun 2015-2019

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 21 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015—2019, dokumen Renstra

Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara, di bidang komunikasi dan

informatika di bantu oleh Kementerian Komunikasi

dan Informatika.

Perencanaan

Kinerja

(35)

Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika disusun berdasarkan Nawacita dan agenda pembangunan nasional yang memberikan manfaat signifikan bagi rakyat dan negara. Selain itu, Renstra juga harus bisa menjawab tantangan dan permasalahan strategis terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seperti masih tingginya kesenjangan digital di wilayah Indonesia, kendala geografis dan demografis yang menyebabkan pembangunan infrastruktur dan akses masyarakat terhadap informasi terhambat, hingga pada kendala peningkatan citra pemerintah di mata masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di masyarakat Indonesia sangat dinamis sehingga pada Tahun 2016 telah dilakukan reviu terhadap Renstra Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 agar kebijakan yang diambil dapat diaplikasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Reviu Renstra ini juga dilandasi oleh beberapa alasan, seperti hasil evaluasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa indikator dalam Renstra Kemkominfo Tahun 2015—2019 yang masih mencerminkan proses dan belum memperlihatkan dampak dari proses yang akan dikerjakan. Selain itu, dinamika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi dalam setahun terakhir membutuhkan intervensi pemerintah sebagai regulator untuk dapat memberikan solusi terbaik bagi masyarakat Indonesia di bidang komunikasi dan informatika.

A

B

C2

C1

(36)

Tahun 2017 menjadi tahun ketiga bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mengimplementasikan Renstra Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015 – 2019, yang kemudian direviu dan disusun perubahannya dengan turut mengadopsi tantangan dan masalah strategis terkini. Perubahan atas Renstra Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 akhirnya ditetapkan tanggal 2 Desember 2016, dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 21 Tahun 2016. Perubahan terhadap sasaran dan indikator dalam Renstra Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 antara sebelum dan sesudah perubahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan 2.2 berikut: Tabel 2.1 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019

(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015)

sasaRan sTRaTEGIs (ss)

(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015) InDIKaTOR KInERJa sasaRan sTRaTEGIs (IKss)(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015)

SS.1

Terwujudnya ketersediaan dan meningkatnya kualitas layanan komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan pemerintah sebagai wujud kehadiran negara dalam menyatakan kedaulatan dan pemerataan pembangunan

IKSS 1.1 Jumlah pembangunan sarana/tugu berkode pos di wilayah perbatasan dan pulau terdepan di Indonesia

IKSS 1.2 Persentase (%) penyelesaian Redesain USO

IKSS 1.3 Jumlah BTS yang dibangun di daerah blankspot layanan telekomunikasi (tertinggal, terluar, terpencil)

IKSS 1.4 Jumlah penyediaan akses pitalebar internet

IKSS 1.5 Persentase (%) tersedianya satelit pitalebar nasional

SS.2

Tersedianya akses pitalebar nasional, internet dan penyiaran digital yang merata dan terjangkau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan

IKSS 2.1 Persentase (%) ketersediaan spektrum frekuensi radio untuk mendukung layanan akses bergerak pitalebar

IKSS 2.2 Persentase (%) Kab/Kota yang terhubung jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring

IKSS 2.3 Persentase (%) selesainya migrasi sistem penyiaran televisi dari analog ke digital

IKSS 2.4 Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan nomor panggilan tunggal darurat nasional (single public emergency number)

IKSS 2.5 Persentase (%) Kab/Kota yang memiliki infrastruktur pasif telekomunikasi melalui supervisi Kemenkominfo

IKSS 2.6 Persentase (%) penetapan dan implementasi Permen Kominfo tentang TKDN 4G LTE

IKSS 2.7 Persentase (%) Instansi Pemerintah yang terintegrasi layanan e-government nasional

IKSS 2.8 Jumlah penyelenggara jaringan telekomunikasi yang mengimplementasikan DNS Nasional

IKSS 2.9

Persentase (%) peningkatan pelindungan keamanan kepada penyelenggara serta kualitas dan keamanan informasi kepada pengguna layanan komunikasi dan informatika (ID-SIRTII dan KAMINFO)

(37)

sasaRan sTRaTEGIs (ss)

(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015) InDIKaTOR KInERJa sasaRan sTRaTEGIs (IKss)(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015)

SS.3 Terselenggaranya Tata Kelola Komunikasi dan Informatika yang efisien, berdaya saing, dan aman

IKSS 3.1 Jumlah dokumen regulasi dan kebijakan bidang telekomunikasi

IKSS 3.2 Jumlah Peraturan Menteri terkait penyelenggaraan Information Officer (NCIO) National Chief

IKSS 3.3 Jumlah Peraturan Menteri terkait penyelenggaraan sertifikasi elektronik dan penyelenggaraan sertifikasi keandalan

IKSS 3.4 Jumlah regulasi untuk penyebaran dan pemerataan informasi publik

IKSS 3.5 Jumlah regulasi terkait implementasi Government Public Relations (GPR)

IKSS 3.6 Jumlah kebijakan terkait diseminasi Kampanye Nasional Revolusi Mental

SS.4

Terciptanya budaya pelayanan, revolusi mental, reformasi birokrasi dan tata kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berintegritas, bersih, efektif, dan efisien

IKSS 4.1 Persentase (%) rekomendasi kebijakan berbasis penelitian/kajian (termasuk studi dampak sosial ekonomi implementasi pitalebar, internet, dan digitalisasi penyiaran)

IKSS 4.2 Jumlah peserta sertfikasi, pelatihan, bimtek, dan ToT SKKNI bagi angkatan kerja muda

IKSS 4.3 Jumlah rancangan regulasi SKKNI bidang Kominfo

IKSS 4.4 Jumlah peserta bimlek literasi bagi kalangan wanita, anak-anak, dan disabilitas

IKSS 4.5 Opini BPK-RI atas laporan Keuangan Kementerian Komunikasi dan Informatika

IKSS 4.6 Persentase (%) penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan lingkungan Kemenkominfo

IKSS 4.7 Persentase (%) terselesaikannya pelaksanaan kebijakan Management Change

IKSS 4.8 Persentase (%) tersedianya sistem dan mekanisme Partisipasi Publik (planning, design, execution dan monitoring) anggaran dan kebijakan

(38)

Tabel 2.2 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 (Berdasarkan PM Kominfo No. 21/2016)

sasaRan sTRaTEGIs (ss)

(Berdasarkan PM Kominfo No. 21/2016) InDIKaTOR KInERJa sasaRan sTRaTEGIs (IKss)(Berdasarkan PM Kominfo No. 21/2016)

SS.1

Tersedianya infrastruktur TIK serta pengembangan ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia

IKSS 1.1 Persentase (%) Kab/Kota terhubung jaringan backbone serat optik Nasional (Jumlah Kab/Kota : 514)

IKSS 1.2 Persentase (%) Kab/Kota terlayani akses Kab/Kota : 514) broadband 4G LTE (Jumlah

IKSS 1.3 Persentase (%) desa di wilayah tertinggal termasuk Lokpri terlayani jasa akses telekomunikasi (Jumlah desa di wilayah tertinggal termasuk Lokpri : 5.520 desa)

IKSS 1.4 Persentase (%) Kawasan perbatasan terlayani jasa akses telekomunikasi (Jumlah kawasan perbatasan : 187 Kecamatan)

IKSS 1.5 Persentase (%) Harga layanan pita lebar terhadap PDB per kapita

IKSS 1.6 Persentase (%) Implementasi digitalisasi penyiaran/Off (ASO) Analog Switched

IKSS 1.7 Persentase (%) nelayan dan petani go digital (Jumlah Nelayan dan Petani per tahun 2013 : 28,7 juta)

IKSS 1.8 Persentase (%) UMKM go digital (Jumlah per tahun 2012 : 56 juta)

IKSS 1.9 Persentase (%) Desa di wilayah perbatasan, daerah tertinggal termasuk Lokpri tersedia layanan digital (Jumlah desa di wilayah tertinggal termasuk Lokpri : 5.520 Desa)

IKSS 1.10 Jumlah anak-anak, wanita, disabilitas dan pelajar yang memperoleh literasi TIK

IKSS 1.11 Jumlah masyarakat umum yang memperoleh literasi TIK

IKSS 1.12 Jumlah angkatan kerja yang terserifikasi keahlian dan kompetensi sektor TIK

SS.2

Tersedianya akses dan kualitas informasi publik terkait kebijakan dan program prioritas pemerintah yang baik, cepat, tepat dan obyektif kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia

IKSS 2.1 Persentase (%) Kepuasan masyarakat terhadap akses dan kualitas informasi publik (Survei Responden/Publik)

SS.3 Terwujudnya tata kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bersih, efesien dan efektif

IKSS 3.1 Opini laporan keuangan

IKSS 3.2 Indeks Reformasi Birokrasi

IKSS 3.3 Nilai Akuntabiltas Kinerja

Sumber: Permenkominfo No. 21/2016 tentang Perubahan atas PM Kominfo No. 22/2015 tentang Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015-2019

(39)

PERJanJIan KInERJa

Perjanjian Kinerja merupakan instrumen pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

Dalam Perjanjian Kinerja berisi penyataan kesepakatan kinerja yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/ tanggung jawab dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab. Perjanjian Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017, secara rinci adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017

sasaRan sTRaTEGIs INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN TARGET PK 2017

SS.1

Tersedianya Infrastruktur TIK serta pengembangan ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia

IKSS 1.1 Persentase (%) Kab/Kota terhubung jaringan serat optik Nasional backbone

(Jumlah Kab/Kota : 514 86%

IKSS 1.2 Persentase (%) Kab/Kota terlayani akses 4G LTE (Jumlah Kab/Kota : 514 broadband 60%

IKSS 1.3 Persentase (%) desa di wilayah tertinggal termasuk Lokpri terlayani jasa akses telekomunikasi (Jumlah desa

di wilayah tertinggal termasuk lokpri : 5.520 desa) 4,5% (250 desa)

IKSS 1.4 Persentase (%) kawasan perbatasan terlayani/jasa akses telekomunikasi (Jumlah kawasan perbatasan : 187

Kecamatan 60% (112 lokasi)

IKSS 1.5 Persentase (%) harga layanan pita lebar terhadap PDB per kapita 7,3%

IKSS 1.6 Persentase (%) implementasi digitalisasi penyiaran/Analog Switched Off (ASO) 70%

IKSS 1.7 Persentase (%) nelayan dan petani petani + nelayan per Tahun 2013 : 28,7 jutago-digital (Jumlah petani+nelayan Go 1% (300.000 Digital)

IKSS 1.8 Persentase (%) UMKM Tahun 2012 : 56 juta go digital (Jumlah UMKM per (29.000 UMKM Go 0,05% Digital)

IKSS 1.9

Persentase (%) desa di wilayah perbatasan, daerah tertinggal termasuk Lokpri tersedia layanan digital (Jumlah desa di wilayah tertinggal termasuk Lokpri : 5.520 Desa)

2,7% (150 Desa

Broadband

Terpadu)

IKSS 1.10 Jumlah anak-anak, wanita, disabilitas dan pelajar yang memperoleh literasi TIK 5.300

IKSS 1.11 Jumlah masyarakat umum yang memperoleh literasi TIK 500.000

IKSS 1.12 Jumlah angkatan kerja yang tersertifikasi keahlian kompetensi sektor TIK 10.650

SS.2

Tersedianya akses dan kualitas informasi publik terkait kebijakan dan program prioritas pemerintah yang baik, cepat, tepat dan obyektif kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia

IKSS 2.1 Persentase (%) kepuasan masyarakat terhadap akses dan kualitas informasi publik (Survei Responden/

Publik) 50%

SS.3

Terwujudnya tata kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bersih, efisien dan efektif

IKSS 3.1 Opini laporan keuangan WTP

(40)

Perjanjian kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017 diimplementasikan melalui 4 (empat) program utama yang

merupakan program prioritas bagi Kementerian Komunikasi dan

Informatika sebagai berikut:

Broadband

/4G dan Efisiensi Industri

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan Pemerintah Indonesia. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

• Penataan frekuensi (refarming);

• Pembangunan jaringan tulang punggung (serat optik) nasional

Palapa Ring;

• Penyediaan Base Transceiver Station (BTS) di daerah blankspot, khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman (lokasi prioritas, tertinggal, terluar dan terdepan/3T) yang belum terlayani akses telekomunikasi seluler;

• Penyediaan akses broadband internet bagi masyarakat,

Kementerian/Lembaga dan Pemda tingkat Kabupaten/Kota yang mengusulkan di wilayah.

Digitalisasi

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efisiensi spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur industri penyiaran,

mempertahanan diversity of ownership, menumbuhkan industri

konten (diversity of contents), memperoleh digital dividend

yang dapat digunakan untuk broadband kebencanaan (Public

Protection and Disaster Relief), pendidikan,dll., menghemat biaya listrik sebesar 94%, biaya modal (Capital Expenditure) sebesar 79% dan biaya operasional (Operational Expenditure) sebesar 57% dibandingkan dengan tetap menggunakan pemancar TV Analog, serta meningkatkan kualitas penerimaan siaran TV.

(41)

Cyber Security

dan

Governance, E-Government,

dan

E-Commerce

Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan ekosistem yang memanfaatkan jaringan pitalebar yang merata dan terjangkau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

Revisi UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE);

Peta Jalan e-Commerce Nasional; Peta Jalan e-Government Nasional; Peta Jalan Cyber Security;

Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital; Pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI.

Government Public Relations

(GPR)

Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk agenda setting

pemerintah yang dapat meningkatkan partisipasi publik dan citra positif pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan meliputi produksi dan penyebaran konten, baik melalui koordinasi dengan Kementerian/Lembaga/Pemda, GPR Widget, Media Center, dan kanal komunikasi lainnya.

KInERJa LaInnya

Pada bagian ini dijelaskan mengenai capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun tidak dimasukkan ke dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017, antara lain:

SiVION (Sistem Verifikasi Identitas Online) Penyelesaian Sengketa Informasi;

Pengaduan Masyarakat Terhadap Konten Siaran;

Pengaduan Bidang Pers.

PPSE (Pendaftaran Penyelenggaraan Sistem Elektronik) Otomatisasi Layanan Perizinan

(42)
(43)

Laporan Kinerja

|

41

|

3

AKUNTABILITAS

Kinerja

1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

2. CAPAIAN KINERJA LAINNYA

(44)

CaPaIan KInERJa ORGanIsasI

Capaian kinerja akan memberikan jawaban terhadap keberhasilan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam melakukan pembangunan di bidang komunikasi dan informatika dalam mendukung fokus pembangunan nasional. Untuk mendukung agenda pembangunan di bidang komunikasi dan informatika tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menetapkan 3 (tiga) Sasaran Strategis.

Elaborasi capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis secara lebih detil menurut indikator kinerjanya dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Tersedianya Infrastruktur TIK serta

Pengembangan Ekosistem TIK yang Merata dan

Efisien di Seluruh Wilayah Indonesia

AKUNTABILITAS

Kinerja

Capaian kinerja organisasi diukur

dengan cara membandingkan antara kinerja yang

dicapai dengan kinerja yang diharapkan berdasarkan

target yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian

Kinerja selama satu tahun

Gambar

Gambar 1.1  Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika
Grafik 1.2 Nilai Transaksi E-Commerce Global Tahun 2014 – 2021 (dalam US$) Transaksi e-Commerce Global (dalam US$)
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017
Tabel 3.2 Capaian Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perekaan bentuk instrumen saringan ini telah memastikan semua konstruk (perkara yang ditaksir) dijelmakan sejajar dengan definisi yang telah ditetapkan oleh pihak

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penerapan E-CRM dalam penjualan alat elektronik pada Duta Elektronik, dimana sistem yang dikembangkan

Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini.. Berat senjata

Tujuan ditetapkannya pembelaja- ran berbasis teks pada Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia tentunya untuk menuntut para siswa agar mampu

Dalam pelaksanaan Praktek di bengkel maintenance and repair Politeknik Negeri Padang, khususnya perbaikan sistem bahan bakar pada Engine Trainer Diesel Hyundai HD

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memaksimalkan kerja bakteri anaerob pada proses penanganan limbah cair kopi dengan menggunakan alat pengontrol suhu

• Pengelolaan Semenanjung Kampar harus dilakukan oleh suatu badan khusus (board of trustee) yang didukung oleh dan melibatkan para pihak, sumberdaya manusia yang handal